Laporan Laba-Rugi
Laporan laba-rugi merupakan salah satu bentuk laporan keuangan utama yang
menyajikan informasi tentang kinerja entitas pada periode tertentu. Unsur laporan
tersebut adalah pendapatan (revenue), biaya (expenses), dan laba (income). Laporan
ini akan tetap dibutuhkan sebagai laporan keuangan utama yang sangat penting dalam
memprediksi aliran kas dimasa yang akan datang serta untuk menilai kinerja
manajemen.
Definisi yang ke-1 dan ke-2 mengacu pada pendekatan revenue expense.
Penekanannya terletak pada pentingnya standar yang mendefinisikan elemen-elemen
laba-rugi serta spesifikasi pengakuan dan pengukurannya. Definisi yang ke 3
mengacu pada pendekatan sumber daya ekonomi, klaim atas sumber daya dan definisi
tersebut menjadi arah yang diambil oleh FASB saat ini dan yang akan datang.
Transaksi Non-operating
Menurut APB opinion No.9, berbagai transaksi non-operating (non-operating
transactions) terdiri atas berbaagai komponen berikut yaitu:
a. Perkiraan-perkiraan extraordinary
Pelaporan perkiraan extraordinary telah menjadi kontroversi dalam beberapa
tahun ini. Dasar kontroversi terdapat pada pengaruh perkiraan extraordinary yang
mungkin ada pada laporan keuangan terhadap opersepsi para pemakai informasi atas
hasil operasi dan proyeksi dalam future operation untuk laporan suatu entitas.
Kontroversi yang muncul tersebut merupakan contoh yang baik untuk memberikan
batas finite uniformity menuju rigid uniformity.
b. Perubahan metode akuntansi
Perubahan dalam metode akuntansi berpengaruh secara signifikan pada
laporan keuangan baik current reporting period dan setiap trend yang ditunjukkan
oleh perkiraan/kelompok perkiraan dalam laporan keuangan komparatif serta
historical summaries dari laporan suatu entitas bisnis. Perubahan metode akuntansi
diklasifikasikan dalam 3 kategori yaitu:
1. Perubahan prinsip akuntansi.
2. Perubahan dalam estimasi akuntansi.
3. Perubahan dalam laporan entitas.
c. Operasi yang terhenti
Satu perlakuan khusus terhadap perkiraan non-operating yang mengharuskan
pelaporan akuntansi yang bersifat khusus yaitu pada saat kegiatan operasi suatu
entitas terhenti. Operasi yang terhenti akan memunculkan keuntungan maupun
kerugian karena penghapusan sebagian dari usaha yang mengharuskan perlakuan
akuntansi khusus.