MAKALAH
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Teori Akuntansi Bisnis
Dosen Pembina:
Muhammad Ali Al Ihsan, SE, M.Si.
Oleh:
Amleia Syafitri Lubis 5211151003
Irda Ramanda Nasution 5211151017
Nadya Ayu Ramadhani 5211151025
Pengidentifikasian Transaksi
Kriteria pengakuan diterapkan secara terpisah pada setiap transaksi
dan kriteria pengakuan pendapatan diterapkan pada komponen-komponen
yang dapat diindentifikasikan secara terpisah dari transaksi tunggal agar
mencerminkan subtansi transaksi tersebut, beberapa komponen tersebut yaitu:
a. Penjualan Barang
Pendapatan dari penjualan barang diakui jika seluruh kondisi berikut
dipenuhi:
b. Penjualan Jasa
Jika hasil transaksi penjualan jasa dapat diestimasi secara andal, maka
pendapatan sehubungan dengan transaksi tersebut di akui dengan acuan pada
tingkat penyelesaian dari transaksi pada akhir acuan pada tingkat penyelesaian
dari transaksi pada akhir periode pelaporan. Hasil transaksi dapat diestimasi
secara andal jika seluruh kondisi berikut dipenuhi:
1) Jumlah pendapatan dapat diukur secara andal.
2) Kemungkinan besar manfaat ekonomi sehubungan dengan transaksi tersebut
akan mengalir ke entitas.
3) Tingkat penyelesaian dari suatu transaksi pada akhir periode pelaporan dapat
diukur secara andal; dan
4) Biaya yang timbul untuk transaksi dan biaya untuk menyelesaikan transaksi
tersebut dapat diukur secara andal.
Pengakuan pendapatan dengan mengacu pada tingkat penyelesaian dari
suatu transaksi sering disebut sebagai metode sebagai metode persentase
penyelesaian. Dengan metode ini, pendapatan diakui dalam periode akuntansi
pada saat jasa diberikan. Pengakuan pendapatan atas dasar ini memberikan
informasi yang berguna mengenai tingkat kegiatan jasa dan kinerja dalam
suatu periode. PSAK 34: Akuntansi Kontrak Kontruksi juga mensyaratkan
pengakuan pendpatan berdasarkan hal ini.
Pembayaran berkala dan uang muka yang diterima dari pelanggan sering kali
tidak mencerminkan jasa yang dilakukan. Jika hasil transaksi terkait dengan penjualan
jasa tidak dapat diestimasisecara andal, maka pendapatan diakui hanya yang berkaitan
dengan beban yang telah diakui yang dapat dipulihkan.
c. Bunga, Royalti dan Dividen
Pendapatan dari penggunaan aset entitas oleh pihak lain yang
menghasilkan bunga, royalti, dan deviden jika:
1. Kemungkinan besar manfaat ekonomi sehubungan dengan traansaksi tersebut
akan mengalir ke entitas;
2. Jumlah pendapatan dapat diukur secara andal.
Pengakuan Pendapatan diakui dengan dasar sebagai berikut:
1. Bunga diakui menggunakan suku bunga efektif sesuai PSAK 55 (revisi 2006)
paragrap 08 dan PA 17-20.
2. Royalti diakui dengan dasar akural sesuaidengan subtansi perjanjian yang
relevan.
3. Deviden diakui jika hak pemegang saham untuk menerima pembayaran
ditetapkan.
2.1.4 Pengungkapan Pendapatan
Entitas mengungkapkan:
a. Kebijakan akuntansi yang digunakan untuk pengakuan pendapatan, termasuk
metode yang digunakan untuk menentukan tingkat penyelesaian transaksi
penjualan jasa.
b. Jumlah setiap kategori signifikan dari pendapatan yang diakui selama periode
tersebut, termasuk pendapatan yang berasal dari:
Penjulan barang
Penjualan jasa
Bunga
Royalti
Dividen
c. Jumlah pendapatan yang berasal dari pertukaran barang atau jasa yang
tercakup dalam setiap kategori signifikan dari pendapatan.
2.2 BEBAN
2.2.1 Pengertian Beban
Pada umumnya beban (expense) sering dijadikan sinonim kata dengan biaya
(cost), tetapi menurut Soemarso (2013:29), beban dapat didefinisikan sebagai aliran
keluar terukur dari barang atau jasa, yang kemudian ditandingkan dengan pendapatan
untuk menentukan laba atau sebagai penurunan dalam aktiva bersih sebagai akibat dari
penggunaan jasa ekonomis dalam menciptakan pendapatan atau pengenaan pajak oleh
badan pemerintah. Beban dalam arti luas termasuk semua biaya yang sudah habis masa
berlakunya yang dapat dikurangkan dari pendapatan. Beban itu sendiri terjadi karena
dua sebab, pertama yang berasal dari cost yang sudah expired (melampaui masanya)
dan yang kedua karena penggunaan maksudnya beban itu hadir kalau kita sudah
melakukan pemakaian tertentu atau utilitas. Menurut IAI dalam bukunya Standar
Akuntansi Keuangan (2007:19), mendefinisikan beban atau expenses adalah
penurunan manfaat ekonomi selama suatu periode akuntansi dalam bentuk arus keluar
atau berkurangnya aktiva atau terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan
ekuitas yang tidak menyangkut pembagian kepada penanam modal.
Sebagaimana sudah kita ketahui bahwa cost itu mempunyai pengertian bahwa
kita mempunyai sumber daya perusahaan yang terbatas dan untuk mendapatkannya
diperlukan sejumlah pengorbanan atau pengeluaran tertentu. Akuntan telah
mendefinisikan biaya sebagai nilai tukar, pengeluaran, pengorbanan untuk
memperoleh manfaat (Cartery usry, 2006:29). Sebagai contoh pembelian bahan baku
secara tunai, karena aktiva bersih tidak terpengaruh tidak ada beban yang diakui.
Sumber daya perusahaan hanya diubah dari kas menjadi persediaan bahan baku. Bahan
baku tersebut dibeli dengan biaya tertentu, tetapi belum menjadi beban. Ketika
perusahaan kemudian menjual bahan baku tersebut yang sudah diolah menjadi barang
jadi, biaya dari bahan baku dibukukan sebagai beban dilaporan Laba Rugi. Setiap
beban adalah biaya, tetapi tidak semua biaya adalah beban. Contoh : aktiva adalah
biaya, tetapi bukan (belum menjadi) beban.
2.2.2 Karakteristik Beban
Ada tiga karakteristik beban dalam akuntansi :
a. Penurunan Aktiva
Beban timbul karena terjadi transaksi yang mengakibatkan pengurangan
atau penurunan aktiva atau menimbulkan aliran keluar manfaat ekonomi.
Dalam hal ini, pemakaian aktiva mengakibatkan timbulnya beban karena telah
habis untuk pengiriman barang atau diberikan perusahaan sehingga tidak
merasakan lagi manfaat ekonomi aktiva tersebut. Pemakaian bahan baku yang
barangnya belum terjual belum lagi bisa dikatakan beban tetapi biaya, apabila
sudah terjual baru dapat dikatakan beban karena pemakaian aktiva yang
digunakan untuk segala keperluan barang tersebut.
b. Operasi utama yang berkesinambungan
Tidak semua penurunan aktiva dapat menjadi beban, agar terjadi maka
harus berkaitan dengan kegiatan utama perusahaan yang continue. Kegiatan
utama perusahaan adalah yang berkaitan dengan proses produksi dan
pengiriman barang. Sebagaimana berlaku untuk pendapatan, pengertian
operasi menunjuk kegiatan operasi yang merupakan elemen statemen aliran
kas yaitu : operasi (operating), investasi (investing), dan pendanaan
(financing). Sedangkan beban adalah penurunan aset yang berkaitan dengan
operasi dan bukan dengan investasi dan pendanaan.
c. Kenaikan kewajiban
Definisi FASB yang menyatakan beban sebagai kewajiban cukup tepat
karena secara konseptual semua hal yang dikeluarkan untuk kepentingan
proses produksi dan pengiriman perusahaan secara terus-menerus dinyatakan
sebagai beban. Kewajiban terdapat suatu keadaan perusahaan telah
memanfaatkan barang dan jasa namun sebelumnya tidak mengakuinya sebagai
aset atau belum mengakui kewajiban atas penggunaan barang dan jasa yang
dikuasai pihak lain. Hal tersebut menimbulkan keharusan perusahaan untuk
membayar atau melakukan pengorbanan ekonomik di masa datang sehingga
timbulkewajiban. Misalnya jasa pengiriman barang yang belum dibayar oleh
perusahaan namun jasa pengirimannya telah dinikmati perusahaan
danmenimbulkan pendapatan. Dengan demikian beban (untuk pengiriman)
harus timbul dengan kenaikan kewajiban.
a. Perusahaan Jasa. Pada perusahaan jasa jenis beban hanya satu yaitu beban
usaha, tetapi beban usaha ini terbagi pada beberapa jenis juga, yaitu sebagai
berikut:
1. Beban gaji : beban yang berasal dari pemakaian jasa karyawan atau
buruh yang diperkerjakan dalam perusahaan. Beban ini diakui dalam
laporan laba rugi karena terjadi penurunan aktiva akibat pembayaran
gaji pada karyawan. Selanjutnya dicatat sebesar kas yang keluar atau
yang dibayarkan pada karyawan yang bersangkutan.
Contoh :Membayar gaji karyawan selama bulan Maret sebesar Rp
10.000.000,00 Merupakan pengeluaran perusahaan atau beban yang
dicatat dilaporan laba rugi dengan saldo normal di debet,
jurnal: Beban Gaji Rp 10.000.000,00
Kas Rp 10.000.000,00
2. Beban Sewa : beban yang timbul karena terjadi sewa atau pemakaian
sesuatu yang bersifat sewa.
3. Beban perlengkapan : beban yang timbul karena pemakaian
perlengkapan atau bahan pembantu dalam operasional perusahaan.
4. Beban bunga (interest expenses) : beban yang timbul karena
peminjaman uang pada Bank yang dikenai bunga.
5. Beban serba-serbi (miscellaneous expenses): beban yang terdiri dari
bermacam-macam transaksi yang jumlahya kecil, tidak sering terjadi
dan tidak tertampung dalam salah satu akun beban yang ada dalam
bagian akun.
b. Perusahaan dagang
a. Beban Akrual (accrued expense). Beban yang masih harus dibayar (beban-
beban tertentu mungkin telah terjadi) tetapi pembayarannya belum
dilakukan sampai pada periode berikutnya. Pada akhir periode akuntansi
perlu untuk menentukan dan mencatat beban-beban yang telah terjadi ini
meskipun belum dibayarkan.
b. Beban kredit macet (bad debt expense). Beban yang timbul atas tindakan
tertagihnya piutang usaha. Contoh : beban piutang ragu-ragu (doubhtful
account expense), beban piutang yang tidak dapat ditagih.
c. Beban Operasional. Beban yang terdiri atas beban penjualan dan beban
umum administrasi. Keseluruhan beban yang terlibat dalam aktivitas
operasional perusahaan. Dalam laporan laba/rugi, labaoperasi dihitung
dengan mengurangkan pendapatan dengan beban operasional.
d. Beban Penyusutan. Pengakuan atas penggunaan manfaat potensial dari
suatu aktiva. Beban yang timbul karena pemakaian aktiva berwujud.
e. Beban yang ditangguhkan. Dapat juga dikatakan beban dibayar dimuka
atau pengeluaran yang telah dibayarkan tapi belum dirasakan manfaat
ekonomisnya.
f. Beban yang masih harus dibayar (accrued expenses). Disebut juga
dengan accrued liabilities yaitu biaya - biaya yang sudah merupakan
beban walaupun utang yang bersangkutan belum saatnya merupakan
kewajiban.
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Pendapatan adalah arus kas masuk /penambahan lainnya pada aktiva suatu
satuan usaha atau penyelesaian kewajiban (kombinasi dari keduanya ) dari pengiriman
atau produksi barang, pemberian jasa, atau kegiatan lain yang bukan merupakan
kegiatan utama. Definisi lebih sempit menurut FASB, Pendapatan dihasilkan dari
kegiatan utama. Pada umumnya beban (expense) sering dijadikan sinonim kata
dengan biaya (cost), tetapi menurut Soemarso (2013:29), beban dapat didefinisikan
sebagai aliran keluar terukur dari barang atau jasa, yang kemudian ditandingkan
dengan pendapatan untuk menentukan laba atau sebagai penurunan dalam aktiva
bersih sebagai akibat dari penggunaan jasa ekonomis dalam menciptakan pendapatan
atau pengenaan pajak oleh badan pemerintah. Konsep beban dalam akuntansi selalu
mengarah pada pendapatan, karena hasil pendapatan bersih yang diterima oleh
perusahaan tergantung berapa banya beban yang dikeluarkan. Beberapa ahli telah
menyatakan beban itu penurunan manfaat ekonomis suatu perusahaan karena ada
sesuatu yang dikorbankan dalam mendapatkan aktiva tersebut yang disebut dengan
beban. Setiap perusahaan memiliki beban yang berbeda tergantung apa yang
dibutuhkanya, tetapi dari segi kolektif, beban-beban dalam setiap perusahaan itu
sama.Oleh karena itu, konsep beban dalam akuntansi itu penting karena menyangkut
laba ruginya suatu perusahaan dalam menjalankan kegiatan atau usahanya. Semakin
tinggi beban semakin rendah laba yang diterima, sebaliknya semakin rendah beban
yang dikeluarkan oleh perusahaan semakin tinggi laba yang diterima.