Anda di halaman 1dari 20

PENDAPATAN DAN BEBAN

MAKALAH
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Teori Akuntansi Bisnis

Dosen Pembina:
Muhammad Ali Al Ihsan, SE, M.Si.

Oleh:
Amleia Syafitri Lubis 5211151003
Irda Ramanda Nasution 5211151017
Nadya Ayu Ramadhani 5211151025

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS LABUHANBATU
2023
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pemahaman terhadap konsep pendapatan dan beban memerlukan analisis yang
hati-hati terhadap karekteristik dari transaksi yang berkaitan dengan laporan laba rugi
perusahaan. Ada elemen laporan lain yang sifatnya hampir sama dengan pendapatan
dan beban namun sebaiknya tidak dimasukkan sebagai komponen pendapatan dan
beban. Karekteristik suatu komponen laporan laba rugi dapat dipahami dengan
mengenali batasan atau pengertian yang berkaian dengan pendapatan dan beban.
Dengan pemahaman seperti ini, transaksi yang berkaitan dengan pendapatan dan
beban dapat dengan mudah diidentifikasi sehingga dapat disajikan dengan benar
dalam laporan keuangan. Dalam makalah ini akan membahas tentang pendapatan dan
beban sebagai dasar pencatatan nilai dalam akuntansi.
Sebagian besar transaksi pendapatan dan beban menimbulkan beberapa
masalah dalam pengakuannya. Hal ini karena dalam banyak kasus, transaksi tersebut
adalah dimulai dan selesai pada waktu yang sama. Namun tidak semua transaksi
sesederhana itu.
Pengakuan pendapatan dan beban merupakan aktivitas yang paling berisiko
dimanipulasi (top fraud risk) dan apapun standar akuntansi yang digunakan, baik
IFRS maupun GAAP, risiko atau kesalahan dan ketidakakuratan dalam pelaporan
pendapatan dan beban jumlahnya sangat besar.
Pendapatan dan beban sebagai elemen penentuan laba rugi suatu perusahaan.
Dalam beberapa dasawarsa belakangan ini, perhatian pada perhitungan laba rugi
semakin dirasakan manfaatnya. Dengan adanya informasi mengenai pendapatan dan
beban, maka dapat membandingkan antara modal yang tertanam dengan penghasilan
sebagai alat untuk mengukur kinerja efisiensi perusahaan dan dapat memprediksi
distribusi dividen di neraca yang akan datang.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud pendapatan?
2. Apa yang dimaksud beban ?
3. Bagaimana pengukuran pada pendapatan dan beban ?
4. Bagaimana pengungkapan pada pendapatan dan beban ?
5. Bagaimana penyajian pada pendapatan dan beban ?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan pendapatan.
2. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan beban.
3. Untuk mengetahui pengukuran pada pendapatan dan beban.
4. Untuk mengetahui pengungkapan pada pendapatan dan beban.
5.Untuk mengetahui penyajian pada pendapatan dan beban.
BAB II
PEMBAHASAAN

2.1. PENDAPATAN DAN BEBAN


2.1.1. PENGERTIAN PENDAPATAN
Pendapatan adalah kenaikan/pertambahan laba yang berasal dari
kegiatan utama perusahaan. Biasanya dinyatakan dalam satuan moneter.
Secara garis besar konsep pendapatan dapat ditinjau dua segi, yaitu :
1. Menurut ilmu ekonomi
Pendapatan menurut ilmu ekonomi merupakan nilai maksimum yang
dapat dikonsumsi oleh seseorang dalam suatu periode dengan mengharapkan
keadaan yang sama pada akhir periode seperti keadaan semula. Pengertian
tersebut menitik beratkan pada total kuantitatif pengeluaran terhadap konsumsi
selama satu periode. Dengan kata lain, pendapatan adalah jumlah harta
kekayaan awal periode ditambah keseluruhan hasil yang diperoleh selama satu
periode, bukan hanya yang dikonsumsi.
2. Menurut ilmu akuntansi
Ada beberapa pandangan diantaranya:
a. Paton, pendapatan merupakan produk dari suatu perusahaan.
b. Committee on Accounting Concept and Standart of the American
Accounting Association, Pendapatan adalah pernyataan moneter dari
keseluruhan produk dan jasa yang ditransfer oleh suatu perusahaan
kepada pelanggannya selama periode tertentu.
c. FASB No.6, Pendapatan adalah arus kas masuk /penambahan lainnya
pada aktiva suatu satuan usaha atau penyelesaian kewajiban
(kombinasi dari keduanya ) dari pengiriman atau produksi barang,
pemberian jasa, atau kegiatan lain yang bukan merupakan kegiatan
utama. Definisi lebih sempit menurut FASB, Pendapatan dihasilkan
dari kegiatan utama.

d. APB statement No.4, Pendapatan adalah kenaikan bruto dalam aktiva


atau penurunan bruto dalam kewajiban yang diakui dan diukur sesuai
dengan PABU yang dihasilkan dari jenis-jenis kegiatan yang mencari
laba dari suatu perusahaan yang dapat merubah ekuitas pemilik.
e. PSAK 23,Pendapatan adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomi
yang timbul dari aktivitas normal perusahaan selama satu periode bila
arus masuk itu mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari
kontribusi penanaman modal.

2.1.2 Karakteristik Pendapatan


Ada beberapa karakteristik tertentu dari pendapatan yang menentukan
atau membatasi bahwa sejumlah rupiah yang masuk ke perusahaan merupakan
pendapatan yang berasal dari operasi perusahaan. Karakteristik ini dapat
dilihat berdasarkan:
a. Sumber pendapatan
Tambahan jumlah rupiah aktiva Perusahaan dapat berasal dari transaksi
modal, laba dari penjualan aktiva yang bukan merupakan barang dagangan
(seperti: aktiva tetap, surat berharga, ataupun penjualan anak/cabang
Perusahaan), hadiah, sumbangan/temuan, revaluasi aktiva tetap, dan penjualan
produk perusahaan.Penjualan Produk Perusahaan à Sumber utama Pendapatan.
b. Produk dan kegiatan utama Perusahaan
Produk yang dihasilkan perusahaan dapat berupa barang/jasa. Produk
perusahaan diartikan meliputi seluruh barang/ jasa yang disediakan/diserahkan
kepada konsumen tanpa memandang jumlah rupiah relatif tiap jenis produk
tersebut atau sering tidaknya produk tersebut dihasilkan.
c. Jumlah rupiah pendapatan dan proses penandingan
Pendapatan merupakan jumlah rupiah dari harga jual per satuan kali kuantitas
terjual. Laba/rugi terjadi setelah pendapatan dan biaya dibandingkan.Setelah
biaya yang dibebankan dibandingkan dengan pendapatan, maka akan tampak
pendapatan netto.
IAS 18 berisikan tata cara akuntansi untuk pengakuan pendapatan
perusahaan. Dalam IAS 18, pendapatan akan diakui apabila terdapat
kemungkinan manfaat ekonomis masa depan akan mengalir ke entitas dan
manfaat ini dapat diukur dengan andal (reliable).
Penghasilan didefinisikan dalam Kerangka Dasar Penyusunan dan
Penyajian Laporan keuangan sebagai peningkatan manfaat ekonomi selama
suatu periode akuntansi tertentu dalam bentuk pemasukan atau penambahan
aktiva atau penurunan kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas, yang
tidak berasal dari kontribusi penanam modal. Penghasilan (income) meliputi
baik pendapatan (revenue) maupun keuntungan (gain). Pendapatan adalah
penghasilan yang timbul dari aktivitas perusahaan yang biasa dan dikenal
dengan sebutan yang berbeda seperti penjualan, penghasilan jasa (fees),
bunga, dividen, royalti dan sewa.
Tujuan Pernyataan ini adalah untuk mengatur perlakuan akuntansi
untuk pendapatan yang timbul dari transaksi dan peristiwa ekonomi tertentu.
Permasalahan utama dalam akuntansi untuk pendapatan adalah menentukan
saat pengakuan pendapatan. Pendapatan diakui bila besar kemungkinan
manfaat ekonomi masa depan akan mengalir ke perusahaan dan manfaat ini
dapat diukur dengan andal. Pernyataan ini mengidentifikasikan keadaan yang
memenuhi kriteria tersebut agar pendapatan dapat diakui. Pernyataan ini juga
memberikan pedoman praktis dalam penerapan kriteria tersebut.
Pernyataan ini tidak mengatur tentang pendapatan yang timbul dari:
 Perjanjian sewa
 Dividen yang timbul dari investasi yang diperlakukan dengan metode ekuitas
 Kontrak asuransi
 Perubahan nilai wajar dari asset dan liabilitas keuangan atau pelepasannya
 Perubahan nilai aset lancar lain
 Ekstrasi hasil tambang
Pendapatan hanya meliputi arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang
diterima dan dapat diterima oleh entitas itu sendiri. Dalam hubungan
keagenan, arus masuk bruto manfaat ekonomi mencakup jumlah yang ditagih
untuk kepentingan principal dan tidak mengakibatkan kenaikan ekuitas entitas.
Jumlah yang ditagih atas nama principal bukan merupakan pendapatan,
sebaliknya, pendapatan adalah jumlah komisi yang diterima.
2.1.3 Pengukuran Pendapatan
a. Pendapatan diukur dengan nilai wajar imbalan yang diterima atau dapat
diterima.
b. Jumlah pendapatan yang timbul dari transaksi biasanya ditentukan oleh
persetujuan antara perusahaan dan pembeli atau pengguna aset tersebut.
Jumlah tersebut diukur dengan nilai wajar imbalan yang diterima atau dapat
diterima oleh perusahaan dikurangi jumlah diskon dagang dan rabat volume
yang diperbolehkan oleh perusahaan.
c. Pada umumnya, imbalan tersebut berbentuk kas atau setara kas dan jumlah
pendapatan adalah jumlah kas atau setara kas yang diterima atau yang dapat
diterima.
Namun, bila arus masuk dari kas atau setara kas ditangguhkan, maka nilai wajar
dari imbalan tersebut mungkin kurang dari jumlah nominal dari kas yang diterima
atau dapat diterima. Misalnya, suatu perusahaan dapat memberikan kredit bebas
bunga kepada pembeli atau menerima wesel tagih dari pembeli dengan tingkat bunga
dibawah pasar sebagai imbalan dari penjualan barang. Jika perjanjian tersebut secara
efektif merupakan transaksi keuangan, maka nilai wajar imbalan ditentukan dengan
pendiskontoan seluruh penerimaan di masa depan dengan menggunakan tingkat
bunga tersirat (imputed). Tingkat bunga tersirat yang digunakan adalah yang paling
mudah ditentukan antara:
 tingkat bunga yang berlaku bagi instrumen yang serupa dari suatu penerbit
(issuer) dengan penilaian kredit (credit rating) yang sama; atau
 suatu tingkat bunga untuk mengurangi (discount) nilai nominal instrumen
tersebut ke harga jual tunai pada saat ini dari barang atau jasa.
Bila barang atau jasa dipertukarkan (barter) untuk barang atau jasa dengan sifat dan
nilai yang sama, maka pertukaran tersebut tidak dianggap sebagai transaksi yang
mengakibatkan pendapatan. Hal ini sering terjadi dengan komoditas seperti minyak
atau susu di mana penyalur menukarkan (swap) persediaan di berbagai lokasi untuk
memenuhi permintaan dengan dasar tepat waktu dalam suatu lokasi. Jika barang
dijual dan jasa diberikan untuk dipertukarkan dengan barang dan jasa yang tidak
serupa, pertukaran tersebut dianggap sebagai transaksi yang mengakibatkan
pendapatan. Pendapatan tersebut diukur pada nilai wajar dari barang atau jasa yang
diserahkan, disesuaikan dengan jumlah kas atau setara kas yang ditransfer.

Pengidentifikasian Transaksi
Kriteria pengakuan diterapkan secara terpisah pada setiap transaksi
dan kriteria pengakuan pendapatan diterapkan pada komponen-komponen
yang dapat diindentifikasikan secara terpisah dari transaksi tunggal agar
mencerminkan subtansi transaksi tersebut, beberapa komponen tersebut yaitu:
a. Penjualan Barang
Pendapatan dari penjualan barang diakui jika seluruh kondisi berikut
dipenuhi:

1) Entitas telah memindahkan risiko dan manfaat kepemilikan barang secara


signifikan kepada pembeli, artinya penjual tidak lagi tau menahu mengenai
manfaat dan resiko atas barang yang dijual hal ini melalui kesepakaantan
dengan pembeli.
2) Entitas tidak lagi melanjutkan pengolaan yang biasanya terkait dengan
kepemilikan atas barang ataupun melakukan pengendalian efektif atas barang
yang dijual. Maksudnya penjual tidak lagi merawat mengatur dan tindakkan
lainnya terhadap barang yang telah dijual.
3) Jumlah pendapatan dapat diukur secara andal.
4) Besar kemungkinan manfaat ekonomi yang dihubungkan dengan transaksi
akan mengalir kepada entitas tersebut.
5) Biaya yang terjadi atau akan terjadi sehubungan dengan trasaksi penjualan
dapat diukur dengan andal.
Untuk mengetahui pada saat kapan penjualan sudah dapat mengakui tergantung dari
perjanjian jual beli yang sudah disepakati antara kedua belah pihak. Contoh Jurnal
bagi si pembeli:
D : Persedian xxxxx

D : Ppn masukan xxxxx

K : Hutang usaha xxxxx

K : Discount pembelian xxxxx


Bila salah satu kriteria diatas tidak dipenuhi, maka pengakuan pendapatan harus
ditangguhkan.pendapatan tidak diakui apabila entitas tersebut menahan resiko dan
manfaat kepemilikan secara signifikan dalam berbagai cara, misalnya:
1) Jika perusahaan menahan kewajibannya sehubungan dengan pelaksanaan
suatu hal yang tidak memuaskan yang tidak dijamin oleh ketentuan jaminan
normal.
2) Jika penerimaan pendapatan dari penjualan bergantung pada pendapatan
pembelian dari penjualan barang yang bersangkutan.
3) Jika pengiriman barang bergantung pada intalasinya dan instalasi tersebut
merupakan bagian signifikan dari kontrak yang belum diselesaikan oleh
entitas; dan
4) Jika pembeli berhak membatalkan pembelian berdasarkan alasan yang
ditentukan dalam kontrak dan entitas tidak dapat memastikan apakah akan jadi
retur.

b. Penjualan Jasa
Jika hasil transaksi penjualan jasa dapat diestimasi secara andal, maka
pendapatan sehubungan dengan transaksi tersebut di akui dengan acuan pada
tingkat penyelesaian dari transaksi pada akhir acuan pada tingkat penyelesaian
dari transaksi pada akhir periode pelaporan. Hasil transaksi dapat diestimasi
secara andal jika seluruh kondisi berikut dipenuhi:
1) Jumlah pendapatan dapat diukur secara andal.
2) Kemungkinan besar manfaat ekonomi sehubungan dengan transaksi tersebut
akan mengalir ke entitas.
3) Tingkat penyelesaian dari suatu transaksi pada akhir periode pelaporan dapat
diukur secara andal; dan
4) Biaya yang timbul untuk transaksi dan biaya untuk menyelesaikan transaksi
tersebut dapat diukur secara andal.
Pengakuan pendapatan dengan mengacu pada tingkat penyelesaian dari
suatu transaksi sering disebut sebagai metode sebagai metode persentase
penyelesaian. Dengan metode ini, pendapatan diakui dalam periode akuntansi
pada saat jasa diberikan. Pengakuan pendapatan atas dasar ini memberikan
informasi yang berguna mengenai tingkat kegiatan jasa dan kinerja dalam
suatu periode. PSAK 34: Akuntansi Kontrak Kontruksi juga mensyaratkan
pengakuan pendpatan berdasarkan hal ini.

Persyaratan PSAK 34 secara umum berlaku untuk pengakuan pendapatan dan


beban terkait untuk transaksi yang melibatkan pemeberian jasa. PSAK 34 Akuntansi
Kontrak Konstruksi (Accounting for Construction Contracts) yang berbunyi “Bila hasil
(outcome) kontrak konstruksi dapat diestimasi secara andal, pendapatan kontrak dan
biaya kontrak yang berhubungan dengan kontrak konstruksi harus diakui masing-
masing sebagai pendapatan dan beban dengan memperhatikan tahap penyelesaian
aktivitas kontrak pada tanggal neraca”.
Entitas pada umumnya dapat membuat estimasi andal setelah entitas
mencapaipersetujuan dengan pihak lain mengenai hal-halberikut dalam transaksi:
1) Hak masing-masing pihak yang pelaksanaannya dapat dipaksakan secara
hukum terkait dengan jasa yang diberikan dan terima pihak tersebut;
2) Imbalan yang dipertukarkan dan
3) Cara dan persyaratan penyelesaian.
Tingkat penyelesaian suatu transaksi dapat ditentukan dengan berbagai metode,
tergantung pada sifat transaksi, metode tersebut dapat meliputi:
1) Survei pekerjaan yang telah dilaksanakan.
2) Jasa yang dilakukan atau
3) Proporsi biaya yang timbul hingga tanggal tertentu dibagi estimasi total biaya
transaksi tersebut.
Hanya biaya yang mencerminkan jasa yang dilaksanankan hingga tanggal
tertentu dimasukkan dalambiaya yang terjadi hingga tanggal tersebut. Hanya biaya
yang mencerminkan jasa yang dilakukan atau akan dilakukan dimasukkan kedalam
estimasi total biaya transaksi tersebut.

Pembayaran berkala dan uang muka yang diterima dari pelanggan sering kali
tidak mencerminkan jasa yang dilakukan. Jika hasil transaksi terkait dengan penjualan
jasa tidak dapat diestimasisecara andal, maka pendapatan diakui hanya yang berkaitan
dengan beban yang telah diakui yang dapat dipulihkan.
c. Bunga, Royalti dan Dividen
Pendapatan dari penggunaan aset entitas oleh pihak lain yang
menghasilkan bunga, royalti, dan deviden jika:
1. Kemungkinan besar manfaat ekonomi sehubungan dengan traansaksi tersebut
akan mengalir ke entitas;
2. Jumlah pendapatan dapat diukur secara andal.
Pengakuan Pendapatan diakui dengan dasar sebagai berikut:
1. Bunga diakui menggunakan suku bunga efektif sesuai PSAK 55 (revisi 2006)
paragrap 08 dan PA 17-20.
2. Royalti diakui dengan dasar akural sesuaidengan subtansi perjanjian yang
relevan.
3. Deviden diakui jika hak pemegang saham untuk menerima pembayaran
ditetapkan.
2.1.4 Pengungkapan Pendapatan
Entitas mengungkapkan:
a. Kebijakan akuntansi yang digunakan untuk pengakuan pendapatan, termasuk
metode yang digunakan untuk menentukan tingkat penyelesaian transaksi
penjualan jasa.
b. Jumlah setiap kategori signifikan dari pendapatan yang diakui selama periode
tersebut, termasuk pendapatan yang berasal dari:
 Penjulan barang
 Penjualan jasa
 Bunga
 Royalti
 Dividen
c. Jumlah pendapatan yang berasal dari pertukaran barang atau jasa yang
tercakup dalam setiap kategori signifikan dari pendapatan.

2.2 BEBAN
2.2.1 Pengertian Beban
Pada umumnya beban (expense) sering dijadikan sinonim kata dengan biaya
(cost), tetapi menurut Soemarso (2013:29), beban dapat didefinisikan sebagai aliran
keluar terukur dari barang atau jasa, yang kemudian ditandingkan dengan pendapatan
untuk menentukan laba atau sebagai penurunan dalam aktiva bersih sebagai akibat dari
penggunaan jasa ekonomis dalam menciptakan pendapatan atau pengenaan pajak oleh
badan pemerintah. Beban dalam arti luas termasuk semua biaya yang sudah habis masa
berlakunya yang dapat dikurangkan dari pendapatan. Beban itu sendiri terjadi karena
dua sebab, pertama yang berasal dari cost yang sudah expired (melampaui masanya)
dan yang kedua karena penggunaan maksudnya beban itu hadir kalau kita sudah
melakukan pemakaian tertentu atau utilitas. Menurut IAI dalam bukunya Standar
Akuntansi Keuangan (2007:19), mendefinisikan beban atau expenses adalah
penurunan manfaat ekonomi selama suatu periode akuntansi dalam bentuk arus keluar
atau berkurangnya aktiva atau terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan
ekuitas yang tidak menyangkut pembagian kepada penanam modal.
Sebagaimana sudah kita ketahui bahwa cost itu mempunyai pengertian bahwa
kita mempunyai sumber daya perusahaan yang terbatas dan untuk mendapatkannya
diperlukan sejumlah pengorbanan atau pengeluaran tertentu. Akuntan telah
mendefinisikan biaya sebagai nilai tukar, pengeluaran, pengorbanan untuk
memperoleh manfaat (Cartery usry, 2006:29). Sebagai contoh pembelian bahan baku
secara tunai, karena aktiva bersih tidak terpengaruh tidak ada beban yang diakui.
Sumber daya perusahaan hanya diubah dari kas menjadi persediaan bahan baku. Bahan
baku tersebut dibeli dengan biaya tertentu, tetapi belum menjadi beban. Ketika
perusahaan kemudian menjual bahan baku tersebut yang sudah diolah menjadi barang
jadi, biaya dari bahan baku dibukukan sebagai beban dilaporan Laba Rugi. Setiap
beban adalah biaya, tetapi tidak semua biaya adalah beban. Contoh : aktiva adalah
biaya, tetapi bukan (belum menjadi) beban.
2.2.2 Karakteristik Beban
Ada tiga karakteristik beban dalam akuntansi :
a. Penurunan Aktiva
Beban timbul karena terjadi transaksi yang mengakibatkan pengurangan
atau penurunan aktiva atau menimbulkan aliran keluar manfaat ekonomi.
Dalam hal ini, pemakaian aktiva mengakibatkan timbulnya beban karena telah
habis untuk pengiriman barang atau diberikan perusahaan sehingga tidak
merasakan lagi manfaat ekonomi aktiva tersebut. Pemakaian bahan baku yang
barangnya belum terjual belum lagi bisa dikatakan beban tetapi biaya, apabila
sudah terjual baru dapat dikatakan beban karena pemakaian aktiva yang
digunakan untuk segala keperluan barang tersebut.
b. Operasi utama yang berkesinambungan
Tidak semua penurunan aktiva dapat menjadi beban, agar terjadi maka
harus berkaitan dengan kegiatan utama perusahaan yang continue. Kegiatan
utama perusahaan adalah yang berkaitan dengan proses produksi dan
pengiriman barang. Sebagaimana berlaku untuk pendapatan, pengertian
operasi menunjuk kegiatan operasi yang merupakan elemen statemen aliran
kas yaitu : operasi (operating), investasi (investing), dan pendanaan
(financing). Sedangkan beban adalah penurunan aset yang berkaitan dengan
operasi dan bukan dengan investasi dan pendanaan.
c. Kenaikan kewajiban
Definisi FASB yang menyatakan beban sebagai kewajiban cukup tepat
karena secara konseptual semua hal yang dikeluarkan untuk kepentingan
proses produksi dan pengiriman perusahaan secara terus-menerus dinyatakan
sebagai beban. Kewajiban terdapat suatu keadaan perusahaan telah
memanfaatkan barang dan jasa namun sebelumnya tidak mengakuinya sebagai
aset atau belum mengakui kewajiban atas penggunaan barang dan jasa yang
dikuasai pihak lain. Hal tersebut menimbulkan keharusan perusahaan untuk
membayar atau melakukan pengorbanan ekonomik di masa datang sehingga
timbulkewajiban. Misalnya jasa pengiriman barang yang belum dibayar oleh
perusahaan namun jasa pengirimannya telah dinikmati perusahaan
danmenimbulkan pendapatan. Dengan demikian beban (untuk pengiriman)
harus timbul dengan kenaikan kewajiban.

2.2.3 Jenis-jenis Beban


Menurut Soemarso (2013:226) beban dapat dikelompokkan menjadi
beban penjualan (selling expenses), beban administrasi dan umum (general
and administrative expenses) dan beban lain-lain (other expense).
a. Beban penjualan (Selling expenses). Beban penjualan adalah semua
beban yang terjadi dalam hubungannya dengan kegiatan menjual dan
memasarkan barang seperti kegiatan promosi, penjualan dan
pengangkutan barang-barang yang dijual. Contoh : beban iklan dan
promosi
b. Beban administrasi dan umum (General and administrative expenses).
Beban yang bersifat umum dalam perusahaan. Contoh: beban gaji dan
upah, beban LAT, beban pemeliharaan, dll
c. Beban lain-lain (Other Expense). Beban-beban yang tidak dapat
dihubungkan secara langsung dan pasti dengan kegiatan utama
perusahaan (perdagangan) dikelompokkan kedalam beban lain-lain
(other expenses) atau beban non-usaha (non operating expenses). Beban
bunga merupakan salah satu contoh dari beban ini, kadang-kadang
karena beban bunga timbul sebagai akibat dari kegiatan perusahaan
untuk memperoleh dana (pembelanjaan), maka disebut beban
pembelanjaan (financing expenses). Contoh lain: kerugian dari
penjualan aktiva tetap dalam laporan laba rugi, pendapatan dan beban
lain-lain kadang-kadang digabung.

Jenis-jenis beban dapat diklasifikasikan juga berdasarkan jenis


perusahaan yang bersangkutan, seperti perusahaan jasa, dagang dan
manufaktur. Tetapi secara keseluruhan jenis beban pada setiap perusahaan itu
sama, hanya terdapat beberapa jenis beban yang yang tidak ada pada
perusahaan lain.

a. Perusahaan Jasa. Pada perusahaan jasa jenis beban hanya satu yaitu beban
usaha, tetapi beban usaha ini terbagi pada beberapa jenis juga, yaitu sebagai
berikut:
1. Beban gaji : beban yang berasal dari pemakaian jasa karyawan atau
buruh yang diperkerjakan dalam perusahaan. Beban ini diakui dalam
laporan laba rugi karena terjadi penurunan aktiva akibat pembayaran
gaji pada karyawan. Selanjutnya dicatat sebesar kas yang keluar atau
yang dibayarkan pada karyawan yang bersangkutan.
Contoh :Membayar gaji karyawan selama bulan Maret sebesar Rp
10.000.000,00 Merupakan pengeluaran perusahaan atau beban yang
dicatat dilaporan laba rugi dengan saldo normal di debet,
jurnal: Beban Gaji Rp 10.000.000,00
Kas Rp 10.000.000,00

2. Beban Sewa : beban yang timbul karena terjadi sewa atau pemakaian
sesuatu yang bersifat sewa.
3. Beban perlengkapan : beban yang timbul karena pemakaian
perlengkapan atau bahan pembantu dalam operasional perusahaan.
4. Beban bunga (interest expenses) : beban yang timbul karena
peminjaman uang pada Bank yang dikenai bunga.
5. Beban serba-serbi (miscellaneous expenses): beban yang terdiri dari
bermacam-macam transaksi yang jumlahya kecil, tidak sering terjadi
dan tidak tertampung dalam salah satu akun beban yang ada dalam
bagian akun.

Beberapa jenis beban ini pengakuan, penyajian maupun


pengukuran pada dasarnya sama yaitu beban diakui dalam laporan rugi
laba kalau penurunan manfaat ekonomi masa datang yang berkaitan
dengan penurunan aktiva atau kenaikan kewajiban telahterjadi dan dapat
diukur dengan andal.

b. Perusahaan dagang

Pada perusahaan dagang karena terjadi penjualan maka terdapat


beban yang berhubungan dengan penjualan atau kegiatan utama
perusahaan :

1. Beban penjualan (selling expenses) : beban yang terjadi dalam


hubungannya dengan kegiatan menjual dan memasarkan barang.
2. Beban administrasi dan umum : beban yang terjadi dalam
hubungannya dengan kegiatan perusahaan secara keseluruhan dan
beban yang bersifat umum yang tidak dapat diidentifikasikan ke dalam
kegiatan spesifik seperti produksi atau penjualan.
3. Beban lain-lain (other expenses) : beban yang tidak berhubungan
dengan kegiatan utama perusahaan.
c. Perusahaan Manufaktur

Pada umumya beban pada perusahaan manufaktur sama dengan


perusahaan lainnya.

1. Biaya Pokok Penjualan (Cost of Good Solds), Biaya Pokok Penjualan


merupakan biaya perolehan dari pos-pos persediaan (harga
pembelian atau biaya pabrikasi) yang dijual untuk
menghasilkan pendapatan penjualan. Biaya pokok barang yang
tersedia untuk dijual (Cost Of Good Available for Sale) adalah
persediaan awal ditambah pembelian (biaya pokok barang yang
diproduksi). Biaya pokok penjualan ditentukan dengan
mengurangkan persediaan akhir dari biaya pokok barang yang tersedia
untuk dijual.
1. Beban Operasi (Operating Expenses)

Beban operasi adalah beban berkala dan lazim yang dikeluarkan


perusahaan dalam upayanya memperoleh pendapatan. Beban- beban
ini biasanya diklasifikasikan berdasarkan kategori-kategori fungsional.
Klasifikasi yang lazim dipakai adalah dengan memisahkan beban penjualan
(selling expenses) dari beban umum dan administratif (general administrative
expenses).
Contoh beban operasi adalah beban iklan, beban pemeliharaan, beban
penyusutan, beban gaji, dan lain – lain.

2. Beban Lain-lain (Other Expense)


Beban lain-lain pada pokoknya mengandung beban-beban yang
dikeluarkan dari aktivitas-aktivitas yang bukan merupakan kegiatan
pokok perusahaan sehingga nilai rupiah dari aktivitas ini biasanya terhitung
kecil.
Ada jenis-jenis beban lain yang mendukung kegiatan operasional perusahaan seperti :

a. Beban Akrual (accrued expense). Beban yang masih harus dibayar (beban-
beban tertentu mungkin telah terjadi) tetapi pembayarannya belum
dilakukan sampai pada periode berikutnya. Pada akhir periode akuntansi
perlu untuk menentukan dan mencatat beban-beban yang telah terjadi ini
meskipun belum dibayarkan.
b. Beban kredit macet (bad debt expense). Beban yang timbul atas tindakan
tertagihnya piutang usaha. Contoh : beban piutang ragu-ragu (doubhtful
account expense), beban piutang yang tidak dapat ditagih.
c. Beban Operasional. Beban yang terdiri atas beban penjualan dan beban
umum administrasi. Keseluruhan beban yang terlibat dalam aktivitas
operasional perusahaan. Dalam laporan laba/rugi, labaoperasi dihitung
dengan mengurangkan pendapatan dengan beban operasional.
d. Beban Penyusutan. Pengakuan atas penggunaan manfaat potensial dari
suatu aktiva. Beban yang timbul karena pemakaian aktiva berwujud.
e. Beban yang ditangguhkan. Dapat juga dikatakan beban dibayar dimuka
atau pengeluaran yang telah dibayarkan tapi belum dirasakan manfaat
ekonomisnya.
f. Beban yang masih harus dibayar (accrued expenses). Disebut juga
dengan accrued liabilities yaitu biaya - biaya yang sudah merupakan
beban walaupun utang yang bersangkutan belum saatnya merupakan
kewajiban.

2.2.4 Pengakuan Beban


Menurut IAI dalam bukunya “Standar Akuntansi Keuangan”, (2007:23)
pengakuan beban adalah sebagai berikut :
”Beban diakui dalam laporan laba rugi atas dasar hubungan langsung antara biaya
yang timbul dan pos penghasilan tertentu yang diperoleh. Kalau manfaat ekonomi
diharapkan timbul selama beberapa periode akuntansi dan hubungannya dengan
penghasilan hanya dapat ditentukan secara luas atau tak langsung, beban diakui dalam
laporan laba rugi atas dasar prosedur alokasi yang rasional dan sistematis. Hal ini
sering diperlukan dalam pengakuan bebanyang berkaitan dengan penggunaan aktiva
seperti aktiva tetap, goodwill, paten, merk dagang. Prosedural lokasi ini dimaksudkan
untuk mengakui beban dalam periode akuntansi yang menikmati manfaat ekonomi
aktiva yang bersangkutan”.
Dalam pernyataan di atas beban merupakan arus keluar atas penggunaan lain
dari harta selama periode dari penyerahan atas produksi barang atau kegiatan-kegiatan
lain yang merupakan operasi utama perusahaan. Beban diakui dalam laporan laba rugi
berdasarkan hal - hal sebagai berikut :
a. Adanya penurunan aktiva tetap yang digunakan oleh perusahaan misalnya
aktiva tetap.
b. Adanya proses produksi untuk menghasilkan barang-barang atau jasa.
c. Adanya kewajiban perusahaan terhadap karyawan misalnya pembayaran gaji
dan upah.
d. Adanya kewajiban perusahaan tanpa diiringi dengan perolehan aktiva,
misalnya garansi produk dan pembayaran bunga pinjaman.
Dengan demikian dapat disimpulkan beban yang berkaitan dengan proses
memperoleh pendapatan, harus diakui pada saat pendapatan tersebut
diperoleh, sedangkan beban yang berkaitan secara langsung dengan proses dan
untuk memperoleh pendapatan harus diakui pada saat beban tersebut
dimanfaatkan.
2.2.5 Pengukuran Beban
Dalam mengukur beban dalam satu periode akuntansi, dibutuhkan berbagai
keputusan atau pertimbangan untuk menentukan bagaimana beban tersebut akan
dialokasikan pada periode - periode selanjutnya yang menunjukkan adanya
pendapatan. Dalam hal tersebut, terdapat berbagai standar akuntansi yangdapat
digunakan sebagai acuan atau pedoman. Misalnya, IAS 16/AASB 116 yang
menyatakan bahwa nilai-nilai aset yang dapat di depresiasi dapat diukur dengan
beberapa cara setelah pengakuannya (seperti model biaya perolehan atau model
penilaian) dan beberapa pilihan alternatif untuk depresiasi (seperti metode garislurus,
nilai menurun dan jumlah unit). Sejalan dengan penilaian aktiva, beban dapat diukur
atas dasar jumlah rupiah yang digunakan untuk penilaian aktiva dan hutang. Oleh
karena itu,pengukuran beban dapat didasarkan pada:
a. Kos Historis. Kos historis merupakan jumlah rupiah kas atau setaranya yang
dikorbankan untuk memperoleh aktiva. Pengukuran beban atas dasar kos
historis dapat digunakan untuk jenis aktiva seperti gedung, peralatan,
dansebagainya.
b. Kos Pengganti / Kos Masukan Terkini (Replacement Cost / Curent Input Cost)
Kos masukkan terkini menunjukkan jumlah rupiah harga pertukaran yang
harus dikorbankan sekarang oleh suatu entitas untuk memperoleh aktiva yang
sejenis dalam kondisi yang sama. Contohnya, penilaian untuk persediaan.
c. Setara Kas (Cash Equivalent). Setara kas adalah jumlah rupiah kas yang dapat
direalisir dengan cara menjual setiap jenis aktiva di pasar bebas dalam kondisi
perusahaannormal. Meskipun pada prakteknya metode pengukuran yang
masih banyakdigunakan adalah historical cost, namun dengan mulai
diadopsinya IFRS diindonesia, maka pengukuran yang sesuai standar adalah
dengan menggunakan metodefair value.
Dengan demikian, untuk pencatatan beban sebagai akibat dari depresiasi
(penyusutan), nilai yang dicantumkan dalam beban adalah nilai selisih antara nilai
wajar dengan nilai buku (apabila nilai wajar lebih kecil dari nilai bukunya).
Salah satu cara untuk mengukur beban adalah dengan mengalokasikan beban -
beban tersebut ke periode - periode dimana beban tersebut dinikmati. Hal ini biasanya
disebut dengan matching concept, Konsep tersebut memperlakukan kos dengan
mengalokasikan kos yang sudah kadaluarsa (beban) ke periode-periode dimana beban
tersebut terjadi. Namun, pengalokasian tersebut hanya bersifatestimasi. Dalam
akuntansi, pencocokan antara beban dan pendapatan merupakan fungsi utama, namun
hal tersebut tetap saja sulit untuk dilakukan karena berhubungan dengan penilaian
akuntan tersebut. Akuntan harus mengidentifikasi mana aset yang telah digunakan
(kadaluarsa) dan jumlah yang harus ditulissebagai tandingan pendapatan pada periode
tersebut.
2.2.6 Penyajian Beban
Laporan laba rugi dapat disusun dalam dua langkah :
a. Single Step (langkah tunggal)
Penyajiannya semua pendapatan dijumlahkan menjadi satu dikurangi seluruh
beban yang ada pada periode laporan.
b. Multi Step (langkah ganda)
Penyajiannya ialah pendapatan dikelompokkan menjadi pendapatan usaha dan
pendapatan di luar usaha. Sedangkan beban dikelompokkan menjadi beban
usaha dan di luar usaha. Penyajian dengan langkah ganda akan dapat dilihat
laba yang diperoleh dari usaha dan laba yang diperoleh dari luar usaha.
Laporan laba rugi hendaklah memuat beberapa hal:
1. Menuliskan nama perusahaan
2. Menuliskan jenis laporannya dalam hal ini, laporan laba rugi
3. Menyajikan periode laporan
4. Menyajikan pendapatan dan beban, beban ditulis secara rinci dan lengkap.
Penulisan beban dimulai dari yang terbesar ke beban terkecil, kecuali
beban lain -lain ditulis paling bawah

BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Pendapatan adalah arus kas masuk /penambahan lainnya pada aktiva suatu
satuan usaha atau penyelesaian kewajiban (kombinasi dari keduanya ) dari pengiriman
atau produksi barang, pemberian jasa, atau kegiatan lain yang bukan merupakan
kegiatan utama. Definisi lebih sempit menurut FASB, Pendapatan dihasilkan dari
kegiatan utama. Pada umumnya beban (expense) sering dijadikan sinonim kata
dengan biaya (cost), tetapi menurut Soemarso (2013:29), beban dapat didefinisikan
sebagai aliran keluar terukur dari barang atau jasa, yang kemudian ditandingkan
dengan pendapatan untuk menentukan laba atau sebagai penurunan dalam aktiva
bersih sebagai akibat dari penggunaan jasa ekonomis dalam menciptakan pendapatan

atau pengenaan pajak oleh badan pemerintah. Konsep beban dalam akuntansi selalu
mengarah pada pendapatan, karena hasil pendapatan bersih yang diterima oleh
perusahaan tergantung berapa banya beban yang dikeluarkan. Beberapa ahli telah
menyatakan beban itu penurunan manfaat ekonomis suatu perusahaan karena ada
sesuatu yang dikorbankan dalam mendapatkan aktiva tersebut yang disebut dengan
beban. Setiap perusahaan memiliki beban yang berbeda tergantung apa yang
dibutuhkanya, tetapi dari segi kolektif, beban-beban dalam setiap perusahaan itu
sama.Oleh karena itu, konsep beban dalam akuntansi itu penting karena menyangkut
laba ruginya suatu perusahaan dalam menjalankan kegiatan atau usahanya. Semakin
tinggi beban semakin rendah laba yang diterima, sebaliknya semakin rendah beban
yang dikeluarkan oleh perusahaan semakin tinggi laba yang diterima.

Anda mungkin juga menyukai