(EBA 502)
MODUL 11
PENDAPATAN DAN BIAYA
DISUSUN OLEH
ICKHSANTO WAHYUDI, S.E, M.Ak
Pendapatan dan biaya adalah dua hal tak terpisahkan dalam siklus entitas bisnis.
Pendapatan merupakan hasil yang ingin dicapai perusahaan, sedangkan biaya adalah
pengorbanan, suatu usaha yang dilakukan untuk mendapatkan hasil yang diinginkan.
Pembahasan dalam bab ini berfokus pada konsep pendapatan dan biaya guna mencapai
pemahaman yang memadai seorang akuntan dalam menyusun laporan keuangan.
Ahli lain seperti Paton dan Littleton mendefinisikan pendapatan sebagai produk
perusahaan, diukur dengan jumlah aset baru yang diterima dari pelanggan.Dilihat dari
Definisi lain dikemukakan oleh Accounting Principles Board (APB) pendapatan kotor
(revenue-gross) peningkatan aset atau penurunan bruto liabilitas yang diakui dan
diukur sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum yang dihasilkan dari jenis
kegiatan yang diarahkan pada laba perusahaan yang dapat mengubah ekuitas pemilik.
Berbagai definisi mengenai teori pendapatan yang dikemukakan oleh badan akuntansi
dan para ahli tersebut dapat dikerucutkan menjadi delapan karakteristik berikut ini :
1. Aliran Masuk Aset
Adanya transaksi atau kejadian yang menaikkan aset atau menimbulkan aliran
masuk aset merupakan syarat terjadinya pendapatan. Meskipun demikian,
tidak semua kenaikan aset dapat menimbulkan atau menjadi sumber
pendapatan. Misalnya penerimaan dana dari investor atau kreditur, hadiah
atau donasi. Kedua contoh tersebut tidak dapat digolongkan sebagai
pendapatan.
2. Operasi Utama atau Sentral
Kenaikan aset yang digolongkan sebagai pendapatan harus berasal dari
kegiatan operasi utama perusahaan, bukan dari aktivitas pendanaan maupun
investasi. Aktivitas operasi ini dapat berupa produksi dan distribusi barang
atau melakukan pelayanan dan pelaksanaan suatu jasa.
3. Penurunan Kewajiban
Ketika perusahaan menerima uang muka penjualan, perusahaan memiliki
kewajiban untuk memberikan barang atau jasa sesuai waktu yang disepakati.
Uang muka penjualan saat diterima disebut sebagai kenaikan aset, tetapi
bukan merupakan pendapatan karena perusahaan belum memberikan timbal
balik sebagai persyaratan mencapai hak penuh atas aset yang diterima. Pada
saat terjadinya penyerahan barang atau jasa, alih-alih terjadi kenaikan aset,
yang terjadi adalah penurunan kewajiban.
4. Entitas
Pendapatan didefinisikan sebagai kenaikan aset dan bukan kenaikan ekuitas.
Hubungan pemilik dengan perusahaan adalah hubungan hutang piutang, maka
ketika aset naik karena adanya pendapatan, hutang perusahaan kepada
pemilik juga naik dengan jumlah yang sama. Secara konseptual, ekuitas
adalah hutang perusahaan kepada pemilik. Kenaikan aset karena pendapatan
menyebabkan naiknya ekuitas. Kenaikan ekuitas adalah konsekuensi, bukan
sumber pendapatan.
5. Produk Perusahaan
Pendapatan merupakan produk perusahaan, pencapaian dari upaya produktif
perusahaan berupa menghasilkan produk barang atau jasa. Pendapatan
terbentuk bersamaan dengan aktivitas produktif tanpa menunggu kejadian
penyerahan kepada pelanggan.
6. Pertukaran (Exchange)
Pendapatan harus dicatat dalam satuan moneter untuk dicatat dalam
pembukuan. Pendapatan dapat dicatat dalam satuan mata uang rupiah sesuai
mata uang utama yang digunakan dalam pembukuan perusahaan. Satuan
B. Pengakuan Pendapatan
Permasalahan utama dalam akuntansi pendapatan adalah menentukan saat pengakuan
pendapatan. Pendapatan diakui ketika kemungkinan besar manfaat ekonomik masa
depan akan mengalir ke entitas perusahaan serta manfaat yang timbul dapat diukur
secara andal. Seringkali tingkat keterjadiannya sangat kecil hingga imbalan diterima
atau faktor ketidakpastian dapat dihilangkan. Misalnya tentang peraturan perizinan
dalam perdagangan internasional. Jika ketidakpastian timbul dari kolektabilitas jumlah
tertentu yang telah termasuk dalam pendapatan, maka jumlah yang tidak tertagih atau
jumlah pemulihan yang kemungkinannya tidak besar lagi diakui sebagai beban bukan
sebagai penyesuaian terhadap jumlah pendapatan yang diakui semula.
Pendapatan yang timbul dari penggunaan aset entitas oleh pihak lain yang
menghasilkan bunga, royalti, dan dividen diakui dengan dasar berikut ini :
1. Bunga diakui menggunakan metode suku bunga efektif.
2. Royalti diakui dengan dasar akrual sesuai dengan substansi perjanjian yang
relevan.
3. Dividen diakui jika hak pemegang saham untuk menerima pembayaran
ditetapkan.
C. Pengukuran Pendapatan
PSAK 23 tentang Pendapatan dalam paragraf 09 menyatakan bahwa pendapatan
diukur dengan nilai wajar yang diterima atau dapat diterima. Jumlah pendapatan yang
timbul dari transaksi biasanya ditentukan melalui persetujuan antara entitas dengan
pembeli atau pengguna aset. Jumlah tersebut diukur pada nilai wajar imbalan yang
diterima atau dapat diterima. Biasanya imbalan berbentuk kas atau setara kas dan
jumlah pendapatan adalah jumlah kas atau setara kas yang diterima atau dapat
diterima. Tetapi jika arus kas atau setara kas ditangguhkan, maka nilai wajar imbalan
mungkin kurang dari jumlah kas yang diterima atau dapat diterima.
Para ahli seperti Sprouse dan Moonits membedakan definisi biaya dan beban.
Menurut Sprouse dan Moonits, biaya adalah pengorbanan yang dilakukan untuk
mengamankan keuntungan, dan diukur dengan harga pertukaran, sedangkan beban
adalah penurunan kekayaan bersih sebagai akibat dari penggunaan jasa ekonomi
dalam penciptaan pendapatan atau pengenaan pajak oleh unit pemerintah.Adapun
Hilton membedakan pengertian biaya, beban, dan harga pokok penjualan. Menurut
Hilton, biaya adalah pengorbanan yang biasanya diukur dengan sumber daya yang
diberikan, untuk mencapai tujuan tertentu, beban adalah konsumsi aset untuk tujuan
Akan tetapi, FASB memisahkan biaya dan rugi sebagai elemen yang berdiri
sendiri. Hal tersebut dilakukan karena menurut FASB biaya dan rugi perlu
dibedakan terkait sumber rugi berbeda dengan operasi utama perusahaan. Adapun
makna yang terkandung dalam definisi rugi ialah :
1. Penurunan ekuitas bersih.
2. Periferal atau insidental.
3. Selain yang dicakupi biaya.
4. Selain distribusi ke pemilik atau transaksi yang berkaitan dengan
pemilik.
Pengakuan biaya mengikuti kriteria pengakuan, yaitu terkait hal-hal yang harus
dipenuhi agar penurunan nilai asset yang sesuai dengan definisi biaya atau rugi
dapat diakui. Berbeda dengan pendapatan atau keuntungan, biaya atau rugi tidak
mengalami persoalan berkenaan dengan masalah pembentukan dan realisasi.
Sehingga, masalah pengakuan biaya dan rugi ialah mengenai kapan penurunan
nilai aset dapat dikatakan telah terjadi. Atau dapat juga berkaitan dengan waktu,
kapan biaya dan rugi timbul sehingga jumlahnya dapat diakui. Kriteria biaya
terdiri dari tiga hal berikut ini, dan dapat diakui apabila salah satu kriteria
terpenuhi :
1. Konsumsi Manfaat (Consumption of Benefits)
Apabila suatu manfaat ekonomi yang dikuasai suatu entitas telah
dimanfaatkan atau dikonsumsi maka biaya atau rugi dapat diakui.
Pemanfaatan dan pengkonsumsian dilakukan dalam :
a. Pengiriman atau pembuatan barang.
b. Penyerahan atau pelaksanaan jasa.
c. Kegiatan lain yang merepresentasikan operasi utama atau
sentral entitas tersebut.
2. Lenyapnya Manfaat (Loss or Lack of Benefits)
Apabila suatu asset yang sebelumnya telah diakui kemudian
diperkirakan telah berkurang manfaat ekonominya atau bahkan
tidak memiliki manfaat ekonomi lagi, maka biaya atau rugi dapat
diakui.
3. Keterhabisan Kos (Cost Expiration)
Cost merupakan pengukur biaya. Secara teknis dan kepraktisan,
biaya hanya disebut cost saja, karena biaya direpresentasikan
dengan cost. Hal ini tidak berlaku sebaliknya karena cost dapat
juga merepresentasikan asset. Cost expiration merupakan kriteria
konsumsi manfaat dan kelenyapan manfaat dengan cost sebagai
pengukur. Apabila dipecah lagi, kriteria konsumsi berkaitan
dengan pengakuan biaya dan disebut sebagai keterhabisan cost
Pada konsep penandingan, terdapat empat hal yang berkaitan dengan saat
pengakuan biaya yaitu :
1. Adanya hubungan dengan pendapatan.
2. Diakui pada periode yang sama dengan periode diakuinya pendapatan.
3. Penandingan didasarkan pada kelayakan ekonomi. Penandingan
hendaknya didasarkan pada kelayakan ekonomi dan bukan kelayakan
fisik untuk mendapatkan dasar yang memuaskan dalam menyatukan
pendapatan dan biaya.
G. Pengukuran Biaya
Pengukuran biaya dilakukan melalui tiga hal berikut ini :
1. Cost historis, yaitu jumlah kas atau setara kas yang dikorbankan untuk
memperoleh aktiva.
2. Cost pengganti atau cost masukan terkini (replacement cost / current input
cost), yaitu jumlah rupiah (mata uang entitas) harga pertukaran yang harus
dikorbankan saat ini oleh suatu entitas.
3. Setara kas (cash equivalent), yaitu sejumlah rupiah (mata uang entitas) kas
yang dapat direalisasikan dengan setiap jenis aktiva di pasar bebas dalam
kondisi normal entitas.
Pada dasarnya cost terbagi menjadi dua yaitu sebagai aktiva dan sebagai beban
pendapatan (biaya). Sehubungan dengan pemisahan cost, dua masalah berikut ini
harus diperhatikan :
1. Cost tertentu dibebankan pada pendapatan periode berjalan.
2. Cost tertentu ditangguhkan pembebanannya apabila memenuhi :
a. Memenuhi definisi aktiva (memiliki manfaat ekonomi masa
mendatang, dikendalikan perusahaan, berasal dari transaksi masa
lalu).
b. Terdapat kemungkinan bahwa manfaat ekonomi masa depan yang
melekat pada aktiva dapat digunakan (dinikmati) oleh perusahaan atau
entitas yang menguasai.
c. Besaran manfaat dapat diukur secara handal.
1. PSAK 23 diterapkan dalam akuntansi pendapatan yang timbul dari transaksi dan
kejadian berikut ini, kecuali :
A. Penjualan barang.
B. Penjualan jasa.
C. Penggunaan aset entitas oleh pihak lain yang menghasilkan bunga, royalti, dan
dividen
D. Pemasukan atau Penambahan Aset
A. Hanya 1
B. 1 dan2
C. 1, 2, 3 dan 4
D. 1, 2 dan 3
A. 1, 2 dan 3
B. 1 dan 2
C. 2 dan 3
D. Hanya 1
D. KUNCI JAWABAN
1. D
2. C
3. D
4. B
5. A
E. DAFTAR PUSTAKA
Ikhsan, Suprasto. 2008. Teori Akuntansi & Riset Multiparadigma. Graha Ilmu,
Yogyakarta.
Wolk, Dodd, Tearney. 2004. Accounting Theory. Conceptual Issues in a political and
economic Environment. Thomson – South western, United States of America.