Anda di halaman 1dari 16

MODUL + TEORI AKUNTANSI

(EBA 502)

MODUL 11
PENDAPATAN DAN BIAYA

DISUSUN OLEH
ICKHSANTO WAHYUDI, S.E, M.Ak

UNIVERSITAS ESA UNGGUL


2020

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 0 / 16
PENDAPATAN DAN BIAYA

A. Kemampuan Akhir Yang Diharapkan


Setelah mempelajari modul ini, diharapkan mahasiswa mampu memahami :
1. Konsep Pendapatan
2. Konsep Ekuitas Biaya

B. Uraian dan Contoh

Konsep Pendapatan dan Biaya

Pendapatan dan biaya adalah dua hal tak terpisahkan dalam siklus entitas bisnis.
Pendapatan merupakan hasil yang ingin dicapai perusahaan, sedangkan biaya adalah
pengorbanan, suatu usaha yang dilakukan untuk mendapatkan hasil yang diinginkan.
Pembahasan dalam bab ini berfokus pada konsep pendapatan dan biaya guna mencapai
pemahaman yang memadai seorang akuntan dalam menyusun laporan keuangan.

A. Definisi dan Karakteristik Pendapatan


Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 23 tentang Pendapatan
mendefinisikan pendapatan sebagai penghasilan yang timbul dari pelaksanaan
aktivitas entitas yang normal dan dikenal dengan sebutan yang berbeda seperti
penjualan, penghasilan jasa, bunga, deviden, royalti dan sewa. Adapun penghasilan
didefinisikan sebagai kenaikan manfaat ekonomi selama suatu periode akuntansi
dalam bentuk pemasukan atau penambahan aset, atau penurunan liabilitas yang
mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanam modal.
PSAK 23 diterapkan dalam akuntansi pendapatan yang timbul dari transaksi dan
kejadian berikut ini :
a. Penjualan barang.
b. Penjualan jasa.
c. Penggunaan aset entitas oleh pihak lain yang menghasilkan bunga,
royalti, dan dividen.

Financial Accounting Standards Board (FASB) mendefinisikan pendapatan sebagai


arus masuk atau peningkatan aset lainnya dari suatu entitas atau penyelesaian
kewajibannya (atau kombinasi keduanya) dari penyampaian atau produksi tujuan,
pemberian layanan, atau aktivitas lain yang merupakan operasi utama atau pusat
entitas yang sedang berjalan. Adapun keuntungan (gain) adalah peningkatan ekuitas
(aset bersih) dari transaksi periferal atau insidental dari suatu entitas dan dari semua
transaksi lain dan peristiwa dan keadaan lain yang mempengaruhi entitas kecuali yang
dihasilkan dari pendapatan atau investasi oleh pemilik.

Ahli lain seperti Paton dan Littleton mendefinisikan pendapatan sebagai produk
perusahaan, diukur dengan jumlah aset baru yang diterima dari pelanggan.Dilihat dari

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 1 / 16
segi aset, pendapatan perusahaan ditunjukkan oleh aliran dana dari pelanggan untuk
ditukar dengan produk bisnis, baik komoditas maupun jasa.

Definisi lain dikemukakan oleh Accounting Principles Board (APB) pendapatan kotor
(revenue-gross) peningkatan aset atau penurunan bruto liabilitas yang diakui dan
diukur sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum yang dihasilkan dari jenis
kegiatan yang diarahkan pada laba perusahaan yang dapat mengubah ekuitas pemilik.

Berbagai definisi mengenai teori pendapatan yang dikemukakan oleh badan akuntansi
dan para ahli tersebut dapat dikerucutkan menjadi delapan karakteristik berikut ini :
1. Aliran Masuk Aset
Adanya transaksi atau kejadian yang menaikkan aset atau menimbulkan aliran
masuk aset merupakan syarat terjadinya pendapatan. Meskipun demikian,
tidak semua kenaikan aset dapat menimbulkan atau menjadi sumber
pendapatan. Misalnya penerimaan dana dari investor atau kreditur, hadiah
atau donasi. Kedua contoh tersebut tidak dapat digolongkan sebagai
pendapatan.
2. Operasi Utama atau Sentral
Kenaikan aset yang digolongkan sebagai pendapatan harus berasal dari
kegiatan operasi utama perusahaan, bukan dari aktivitas pendanaan maupun
investasi. Aktivitas operasi ini dapat berupa produksi dan distribusi barang
atau melakukan pelayanan dan pelaksanaan suatu jasa.
3. Penurunan Kewajiban
Ketika perusahaan menerima uang muka penjualan, perusahaan memiliki
kewajiban untuk memberikan barang atau jasa sesuai waktu yang disepakati.
Uang muka penjualan saat diterima disebut sebagai kenaikan aset, tetapi
bukan merupakan pendapatan karena perusahaan belum memberikan timbal
balik sebagai persyaratan mencapai hak penuh atas aset yang diterima. Pada
saat terjadinya penyerahan barang atau jasa, alih-alih terjadi kenaikan aset,
yang terjadi adalah penurunan kewajiban.
4. Entitas
Pendapatan didefinisikan sebagai kenaikan aset dan bukan kenaikan ekuitas.
Hubungan pemilik dengan perusahaan adalah hubungan hutang piutang, maka
ketika aset naik karena adanya pendapatan, hutang perusahaan kepada
pemilik juga naik dengan jumlah yang sama. Secara konseptual, ekuitas
adalah hutang perusahaan kepada pemilik. Kenaikan aset karena pendapatan
menyebabkan naiknya ekuitas. Kenaikan ekuitas adalah konsekuensi, bukan
sumber pendapatan.
5. Produk Perusahaan
Pendapatan merupakan produk perusahaan, pencapaian dari upaya produktif
perusahaan berupa menghasilkan produk barang atau jasa. Pendapatan
terbentuk bersamaan dengan aktivitas produktif tanpa menunggu kejadian
penyerahan kepada pelanggan.
6. Pertukaran (Exchange)
Pendapatan harus dicatat dalam satuan moneter untuk dicatat dalam
pembukuan. Pendapatan dapat dicatat dalam satuan mata uang rupiah sesuai
mata uang utama yang digunakan dalam pembukuan perusahaan. Satuan

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 2 / 16
moneter yang paling obyektif adalah jika jumlah rupiah dihasilkan dari
transaksi atau pertukaran (exchange) antara pihak independen.
7. Berbagai Nama
Konsep pendapatan bersifat umum dan mencakup semua pos dengan berbagai
bentuk dan nama apapun. Misalnya pada perusahaan dagang pendapatan
disebut sebagai penjualan, pada perusahaan jasa sewa mobil disebut sebagai
pendapatan sewa.
8. Kenaikan Ekuitas
Secara tidak langsung, kenaikan aset yang disebabkan oleh pendapatan
mengakibatkan kenaikan ekuitas. Meskipun bukan sumber pendapatan,
kenaikan ekuitas merupakan konsekuensi yang tak terhindarkan dari adanya
kenaikan aset karena pendapatan.

Definisi pendapatan (revenue) dan keuntungan (gains) seringkali menimbulkan


kebingungan. Menurut IAI/IASC, pendapatan (revenue) dan keuntungan (gains) tidak
dibedakan secara formal. Adapun FASB memisahkan pendapatan (revenue) dan
keuntungan (gains) sebagai elemen yang berdiri sendiri. FASB membedakan
pendapatan dan keuntungan karena sumber keuntungan berbeda dengan operasi utama.
Makna definisi keuntungan mencakup empat hal berikut ini :
1. Kenaikan ekuitas bersih.
2. Periferal atau insidental.
3. Selain yang dicakupi pendapatan.
4. Selain investasi oleh pemilik atau transaksi yang berkaitan dengan pemilik.

Pembedaan pendapatan dan keuntungan lebih diarahkan kepada tujuan penyajian


daripada pembedaan secara makna atau definis. Adapun karakteristik sumber
keuntungan ialah :
1. Periferal atau insidental.
2. Transfer non timbal balik.
3. Penahanan aset.
4. Faktor lingkungan.

B. Pengakuan Pendapatan
Permasalahan utama dalam akuntansi pendapatan adalah menentukan saat pengakuan
pendapatan. Pendapatan diakui ketika kemungkinan besar manfaat ekonomik masa
depan akan mengalir ke entitas perusahaan serta manfaat yang timbul dapat diukur
secara andal. Seringkali tingkat keterjadiannya sangat kecil hingga imbalan diterima
atau faktor ketidakpastian dapat dihilangkan. Misalnya tentang peraturan perizinan
dalam perdagangan internasional. Jika ketidakpastian timbul dari kolektabilitas jumlah
tertentu yang telah termasuk dalam pendapatan, maka jumlah yang tidak tertagih atau
jumlah pemulihan yang kemungkinannya tidak besar lagi diakui sebagai beban bukan
sebagai penyesuaian terhadap jumlah pendapatan yang diakui semula.

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK 23) tentang Pendapatan memberikan


kondisi-kondisi tertentu mengenai pengakuan pendapatan dari penjualan barang,
penjualan jasa, serta pendapatan yang timbul dari penggunaan aset entitas.

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 3 / 16
Pendapatan dari penjualan barang dan atau jasa diakui jika seluruh kondisi berikut
terpenuhi :
1. Entitas telah memindahkan risiko dan manfaat kepemilikan barang secara
signifikan kepada pembeli (untuk penjualan barang).
2. Entitas tidak lagi melanjutkan pengelolaan yang biasanya terkait dengan
kepemilikan atas barang ataupun melakukan pengendalian efektif atas barang
yang dijual. Pada perusahaan jasa, tingkat penyelesaian dari suatu transaksi
pada akhir periode pelaporan dapat diukur secara andal.
3. Jumlah pendapatan dapat diukur secara andal.
4. Kemungkinan besar manfaat ekonomik yang terkait dengan transaksi tersebut
akan mengalir ke entitas.
5. Biaya yang terjadi atau akan terjadi sehubungan transaksi penjualan tersebut
dapat diukur secara andal.

Pendapatan yang timbul dari penggunaan aset entitas oleh pihak lain yang
menghasilkan bunga, royalti, dan dividen diakui dengan dasar berikut ini :
1. Bunga diakui menggunakan metode suku bunga efektif.
2. Royalti diakui dengan dasar akrual sesuai dengan substansi perjanjian yang
relevan.
3. Dividen diakui jika hak pemegang saham untuk menerima pembayaran
ditetapkan.

Menurut Suwardjono, terdapat dua kriteria pengakuan pendapatan yang harus


terpenuhi meski bobot atau kekritisan untuk kedua kriteria diterapkan berbeda untuk
situasi yang berbeda. Kedua kriteria tersebut adalah :
1. Telah terealisasi atau cukup pasti terealisasi (realized atau realizable).
2. Telah cukup terbentuk atau menjadi hak (earned).

Pendapatan sebagai definisi atau pengertian harus dibedakan dengan pengakuannya.


Tidak seluruh jumlah yang memenuhi definisi pendapatan dapat diakui sebagai
pendapatan jika tidak memenuhi unsur keterukuran (measurability) dan keterandalan
(reliability). Kriteria pengakuan pendapatan terbagi dalam dua konsep berikut ini :
1. Pembentukan Pendapatan (Earning of Revenue)
Konsep pembentukan pendapatan berkaitan dengan kapan dan bagaimana
pendapatan timbul dan menjadi ada, hal ini tak lepas dari sumber-sumber
pendapatan. Sebelum penjualan terjadi, pendapatan dianggap sudah terbentuk
bersamaan dengan berjalannya operasi perusahaan, yaitu proses produksi,
penjualan, serta pengumpulan piutang. Pendapatan terbentuk dan terhimpun
bersamaan dengan dengan seluruh proses operasi perusahaan dan bukan
sebagai hasil transaksi tertentu.
2. Realisasi Pendapatan (Realization of Revenue)
Konsep realisasi menyatakan bahwa pendapatan dapat dikatakan terjadi atau
terbentuk pada saat terjadi kesepakatan. Kesepakatan ini dapat berupa kontrak
dengan pihak independen (pembeli) untuk membayar produk, walapun produk
belum diserahkan, belum selesai, atau bahkan belum dibuat sama sekali. Pada
konsep ini pendapatan terbentuk saat produk selesai dikerjakan dan terjual
langsung atau ketika produk belum selesai dikerjakan tetapi telah terjual

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 4 / 16
melalui kontrak. Konsep realisasi pendapatan disebut juga pendekatan
transaksi (transaction approach).

Pengakuan pendapatan harus memenuhi kriteria pembentukan dan realisasi untuk


dapat diakui sebagai pendapatan. Waktu (timing) pengakuan
pendapatandikelompokkan dalam lima kaidah waktu berikut ini :
1. Saat Kontrak Penjualan
Kontrak penjualan terjadi ketika perusahaan sudah menandatangani perjanjian
penjualan atau bahkan menerima kas (uang muka penjualan) tetapi belum
menyerahkan barang atau jasa. Tahap ini telah memenuhi konsep realisasi
tetapi belum memenuhi konsep pembentukan pendapatan. Pada saat ini
pendapatan belum dapat diakui karena hanya memenuhi satu kriteria yaitu
konsep realisasi. Pengakuan pendapatan dilakukan menunggu hingga saat
penghimpunan produk selesai. Uang muka penjualan diakui sebagai kewajiban
hingga saatnya barang atau jasa diserahkan kepada pembeli. Kasus ini
biasanya terjadi pada perusahaan yang memproduksi barang konsumsi dan
jarak antara kontrak dengan penyerahan barang terjadi dalam waktu singkat.
Misalnya perusahaan catering yang kontrak dengan event organizer untuk
penyediaan konsumsi acara.
2. Selama Proses Produksi Secara Bertahap
Industri tertentu yang memerlukan pengerjaan proyek dalam waktu lama
seperti konstruksi pembuatan jalan raya memperlakukan produk sebagai
proyek dan dilaksanakan atas dasar kontrak hingga pendapatan telah
terealisasi untuk seluruh periode kontrak. Meski terealisasi pada periode
kontrak, pendapatan mungkin belum cukup terbentuk pada tiap akhir periode
akuntansi. Sehingga, pengakuan pendapatan dilakukan secara bertahap per
periode akuntansi. Metode yang digunakan terdiri dari dua macam :
a. Metode persentase penyelesaian (percentage of completion method).
b. Metode kontrak selesai (completed contract method).
3. Saat Produksi Selesai
Pengakuan pendapatan saat produk selesai tidak menimbulkan masalah jika
sebelumnya telah ada kontrak yang disepakati. Jika sebelummya tidak ada
kontrak (tidak ada kriteria realisasi), pengakuan pendapatan didasarkan pada
keterukuran dan reliabilitas jumlah rupiah pendapatan. Pengakuan pendapatan
saat produksi selesai biasanya diterapkan pada industri pertambangan dan
pertanian. Industri pertambangan dan pertanian biasanya mempunyai harga
dan pangsa pasar yang sudah pasti sehingga memungkinkan untuk menaksir
nilai jual persediaan barang jadi yang dapat direalisasi pada tanggal tertentu.
Sehingga pada saat selesai produksi, kriteria pembentuk dapat terpenuhi.
4. Saat Penjualan
Pengakuan pendapatan saat penjualan adalah dasar waktu pengakuan yang
paling umum karena konsep pembentukan dan realisasi terbentuk bersamaan
pada saat penjualan. Akan tetapi terdapat keberatan mengenai dasar
pengakuan pada saat penjualan, yaitu mengenai biaya purna jual (after sales
cost) serta penuntasan penjualan yang menimbulkan biaya seperti aktifitas
administratif atau perbaikan barang. Meski demikian, masalah tersebut tidak
dapat menghilangkan pengakuan pendapatan saat penjualan.
5. Saat Kas Terkumpul

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 5 / 16
Pengakuan pendapatan saat kas terkumpul disebut juga pengakuan
berdasarkan kas (cash basis). Dasar kas digunakan untuk transaksi penjualan
yang barang atau jasa telah diserahkan tetapi kas baru akan diterima secara
berkala dalam waktu yang cukup panjang. Dasar ini digunakan dengan alasan
adanya ketidakpastian tentang kolektabilitas dan ketertagihan piutang.
Pendapatan diakui sejumlah kas yang diterima pada saat kas diterima atau
terkumpul dan dilakukan hingga akhir periode.

C. Pengukuran Pendapatan
PSAK 23 tentang Pendapatan dalam paragraf 09 menyatakan bahwa pendapatan
diukur dengan nilai wajar yang diterima atau dapat diterima. Jumlah pendapatan yang
timbul dari transaksi biasanya ditentukan melalui persetujuan antara entitas dengan
pembeli atau pengguna aset. Jumlah tersebut diukur pada nilai wajar imbalan yang
diterima atau dapat diterima. Biasanya imbalan berbentuk kas atau setara kas dan
jumlah pendapatan adalah jumlah kas atau setara kas yang diterima atau dapat
diterima. Tetapi jika arus kas atau setara kas ditangguhkan, maka nilai wajar imbalan
mungkin kurang dari jumlah kas yang diterima atau dapat diterima.

D. Definisi dan Karakteristik Biaya


Biaya berkaitan erat dengan penelusuran biayapada tahap pembebanan. Biaya terbagi
menjadi dua yaitu bagian yang belum habis (unexpired) dan bagian yang secara
periodik dibebankan sebagai biaya (expired). Biaya merupakan sesuatu yang
dikeluarkan untuk memperoleh pendapatan. Secara teknis tutup buku akuntansi, biaya
mengurangi pendapatan dengan dilakukannya pembebanan atau didebit dalam akun
laba rugi.

Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) dalam Kerangka Konseptual Pelaporan Keuangan


(KKPK) 2019 menyatakan bahwa beban didefinisikan sebagai penurunan aset, atau
peningkatan liabilitas , yang mengakibatkan penurunan ekuitas, selain yang berkaitan
dengan distribusi ke pemegang klaim ekuitas. Financial Accounting Standards Board
(FASB) mendefinisikan biaya sebagai arus keluar atau penggunaan aset lainnya atau
timbulnya kewajiban (atau kombinasi keduanya) dalam bentuk pengiriman atau
produksi barang, pemberian jasa, atau pelaksanaan aktivitas lain yang merupakan
operasi utama atau pusat entitas yang sedang berlangsung. Pengertian biaya yang
dikemukakan oleh FASB tersebut disebut sebagai aliran fisik yang dikemukakan oleh
FASB karena biaya terjadi akibat penyerahan barang atau jasa. Kam (1990) sebagai
aliran biaya moneter mendefinisikan biaya sebagai kejadian moneter yaitu perubahan
(penurunan) nilai asset, kewajiban, dan ekuitas. Kam memasukkan periode sebagai
takaran pengukuran biaya.

Para ahli seperti Sprouse dan Moonits membedakan definisi biaya dan beban.
Menurut Sprouse dan Moonits, biaya adalah pengorbanan yang dilakukan untuk
mengamankan keuntungan, dan diukur dengan harga pertukaran, sedangkan beban
adalah penurunan kekayaan bersih sebagai akibat dari penggunaan jasa ekonomi
dalam penciptaan pendapatan atau pengenaan pajak oleh unit pemerintah.Adapun
Hilton membedakan pengertian biaya, beban, dan harga pokok penjualan. Menurut
Hilton, biaya adalah pengorbanan yang biasanya diukur dengan sumber daya yang
diberikan, untuk mencapai tujuan tertentu, beban adalah konsumsi aset untuk tujuan

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 6 / 16
menghasilkan pendapatan dan harga pokok penjualan adalah biaya yang diukur
dengan harga pokok penjualan barang jadi selama periode waktu tertentu.

Sedangkan menurut Accounting Principles Board (APB) biaya merupakan beban


penurunan bruto aset atau peningkatan bruto liabilitas yang diakui dan diukur sesuai
dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum yang dihasilkan dari jenis kegiatan yang
diarahkan pada laba perusahaan yang dapat mengubah ekuitas pemilik. Menurut APB,
sebagaimana pendapatan, biaya timbul hanya dalam kaitannya dengan aktivitas
penciptaan laba yang mengakibatkan perubahan ekuitas.

Berdasarkan berbagai definisi yang telah dikemukakan, dapat disimpulkan beberapa


karakteristik biaya berikut ini :
1. Aliran Keluar atau Penurunan Aset
Biaya timbul karena transaksi yang mengakibatkan terjadinya penurunan aset
atau aliran kas keluar. Pada pengertian ini, yang dimaksud aset adalah seluruh
aset perusahaan sebagai satu kesatuan dan tidak secara khusus merujuk pada
aset tertentu. Konsumsi atau pemakaian aset bermakna bahwa manfaat
ekonomi aset telah habis karena melekat pada barang atau jasa yang telah
diserahkan dari entitas usaha sehingga entitas tidak dapat lagi menguasai
manfaat dari aset tersebut.
2. Operasi Utama atau Sentral
Supaya termasuk dalam definisi biaya, penurunan atau konsumsi aset harus
berkaitan dengan transaksi utama kegiatan perusahaan. Aktivitas utama
perusahaan berkaitan dengan kegiatan penciptaan pendapatan melalui
aktivitas produksi dan pengiriman barang pada perusahaan dagang ataupun
penyerahan dan pelaksanaan jasa pada perusahaan jasa.
3. Kenaikan Kewajiban
Biaya didefinisikan sebagai kenaikan kewajiban apabila barang dan jasa telah
dimanfaatkan oleh perusahaan tetapi perusahaan tidak mengakuinya sebagai
aset sebelumnya, atau atau perusahaan belum mengakui kewajiban atas
penggunaan barang dan jasa yang dikuasai pihak lain.
4. Penurunan Ekuitas
Pada konsep kesatuan usaha, penurunan aset dan kenaikan kewajiban
memiliki konsekuensi logis pada penurunan ekuitas. Akan tetapi, tidak semua
penurunan ekuitas merupakan penurunan asset mengakibatkan penurunan
ekuitas, misalnya dalam hal pembagian deviden.
5. Diukur atau Dikaitkan dengan Cost
Artinya bahwa biaya timbul dari adanya pengeluaran yang melekat pada asset
sehingga asset dapat diperoleh dan digunakan oleh perusahaan.
6. Bukan Berasal dari Transaksi dengan Pemilik
Memiliki makna bahwa biaya yang timbul berasal dari aktivitas operasi
perusahaan dan bukan merupakan transaksi dengan pemilik seperti setoran
modal atau lainnya.
7. Untuk Menghasilkan Pendapatan
Biaya timbul sebagai aktivitas untuk menghasilkan pendapatan. Misalnya
pada perusahaan manufaktur meja kursi, biaya untuk memperoleh bahan baku
kayu merupakan biaya yang timbul untuk menghasilkan produk meja sebagai
produk perusahaan.

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 7 / 16
E. Pengakuan Biaya
Pengakuan biaya merupakan kegiatan mencatat jumlah rupiah biaya secara formal
ke dalam sistem pembukuan sehingga nilai biaya dapat direfleksikan dalam
laporan keuangan perusahaan. Pengakuan biaya tidak dibedakan dengan
pengakuan rugi. Apabila terdapat pembeda, hal tersebut lebih kepada tujuan
penyajian dan bukan untuk membedakan makna antara biaya dan rugi.

Akan tetapi, FASB memisahkan biaya dan rugi sebagai elemen yang berdiri
sendiri. Hal tersebut dilakukan karena menurut FASB biaya dan rugi perlu
dibedakan terkait sumber rugi berbeda dengan operasi utama perusahaan. Adapun
makna yang terkandung dalam definisi rugi ialah :
1. Penurunan ekuitas bersih.
2. Periferal atau insidental.
3. Selain yang dicakupi biaya.
4. Selain distribusi ke pemilik atau transaksi yang berkaitan dengan
pemilik.

Pengakuan biaya mengikuti kriteria pengakuan, yaitu terkait hal-hal yang harus
dipenuhi agar penurunan nilai asset yang sesuai dengan definisi biaya atau rugi
dapat diakui. Berbeda dengan pendapatan atau keuntungan, biaya atau rugi tidak
mengalami persoalan berkenaan dengan masalah pembentukan dan realisasi.
Sehingga, masalah pengakuan biaya dan rugi ialah mengenai kapan penurunan
nilai aset dapat dikatakan telah terjadi. Atau dapat juga berkaitan dengan waktu,
kapan biaya dan rugi timbul sehingga jumlahnya dapat diakui. Kriteria biaya
terdiri dari tiga hal berikut ini, dan dapat diakui apabila salah satu kriteria
terpenuhi :
1. Konsumsi Manfaat (Consumption of Benefits)
Apabila suatu manfaat ekonomi yang dikuasai suatu entitas telah
dimanfaatkan atau dikonsumsi maka biaya atau rugi dapat diakui.
Pemanfaatan dan pengkonsumsian dilakukan dalam :
a. Pengiriman atau pembuatan barang.
b. Penyerahan atau pelaksanaan jasa.
c. Kegiatan lain yang merepresentasikan operasi utama atau
sentral entitas tersebut.
2. Lenyapnya Manfaat (Loss or Lack of Benefits)
Apabila suatu asset yang sebelumnya telah diakui kemudian
diperkirakan telah berkurang manfaat ekonominya atau bahkan
tidak memiliki manfaat ekonomi lagi, maka biaya atau rugi dapat
diakui.
3. Keterhabisan Kos (Cost Expiration)
Cost merupakan pengukur biaya. Secara teknis dan kepraktisan,
biaya hanya disebut cost saja, karena biaya direpresentasikan
dengan cost. Hal ini tidak berlaku sebaliknya karena cost dapat
juga merepresentasikan asset. Cost expiration merupakan kriteria
konsumsi manfaat dan kelenyapan manfaat dengan cost sebagai
pengukur. Apabila dipecah lagi, kriteria konsumsi berkaitan
dengan pengakuan biaya dan disebut sebagai keterhabisan cost

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 8 / 16
penciptaan pendapatan (revenue-producing cost expiration).
Selanjutnya, kriteria kelenyapan berkaitan dengan rugi dan disebut
sebagai keterhabisan dan menciptakan pendapatan (non-revenue-
producing cost expiration).

Accounting Principles Board (APB) memberikan tiga kaidah pengakuan biaya.


Kaidah ini disebut juga sebagai prinsip pengakuan biaya pervasif atau luas. Ketiga
kaidah tersebut ialah :
1. Mengasosiasi sebab dan akibat.
Berkaitan dengan adanya hubungan atau asosiasi dengan
pendapatan tertentu, beberapa cost langsung diakui sebagai biaya.
2. Alokasi sistematik dan rasional.
Dalam kaidah ini, dilakukan proses penandingan periode (period
matching) sebagai penakar pendapatan dan biaya. Cost
dialokasikan secara sistematik dan rasional dalam beberapa periode
yang yang diperkirakan menikmati manfaat. Mengingat beberapa
biaya berkaitan erat dengan waktu seperti penyusutan, bunga, dan
sewa, kaidah ini cukup beralasan untuk digunakan.
3. Pembebanan arbitrer atau pengakuan segera.
Beberapa alasan cost diasosiasikan dengan periode berjalan sebagai
biaya karena :
a. Tidak adanya manfaat masa depan yang cukup nyata pada cost
yang terjadi dalam periode berjalan.
b. Cost yang dicatat sebagai asset dalam periode sebelumnya tidak
lagi mempunyai manfaat ekonomi yang cukup nyata.
c. Melakukan alokasi atas berbagai cost baik didasarkan atas
asosiasi dengan pendapatan ataupun didasarkan pada periode
akuntansi dianggap tidak mempunyai manfaat yang berarti.

F. Konsep Penandingan dan Penyajian Biaya


Konsep penandingan menyatakan bahwa untuk mendapatkan laba periodik,
pendapatan yang diakui pada suatu periode harus diasosiasikan dengan biaya yang
dianggap telah menghasilkan pendapatan tersebut. Pada saat penyerahan produk,
timbul pendapatan sehingga cost yang melekat pada produk yang diserahkan
merefleksikan biaya. Hal ini disebut juga penandingan langsung (direct matching)
atau penandingan produk (product matching). Asumsi atau syarat konsep
penandingan ialah semua komponen cost (produksi, pemasaran, dan administratif)
dapat dilekatkan pada produk.

Pada konsep penandingan, terdapat empat hal yang berkaitan dengan saat
pengakuan biaya yaitu :
1. Adanya hubungan dengan pendapatan.
2. Diakui pada periode yang sama dengan periode diakuinya pendapatan.
3. Penandingan didasarkan pada kelayakan ekonomi. Penandingan
hendaknya didasarkan pada kelayakan ekonomi dan bukan kelayakan
fisik untuk mendapatkan dasar yang memuaskan dalam menyatukan
pendapatan dan biaya.

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 9 / 16
4. Menandingkan tidak berarti mengkompensasi. Aliran pendapatan dan
biaya berbeda dan masing-masing mencerminkan upaya dan hasilnya
sendiri, sehingga tiap faktor harus ditunjukkan secara utuh sesuai
dengan fungsinya. Seluruh cost yang merefleksikan upaya harus
dicatat sebagai cost atau biaya jika langsung dibebankan. Demikian
pula sebaliknya, seluruh hasil penjualan dicatat sebagai pendapatan.

Beberapa masalah yang seringkali timbul berkaitan dengan penandingan produk


yaitu :
1. Identifikasi cost produk.
2. Produk usang atau musiman.
3. Barang rusak.
4. Identifikasi cost nonproduk (tersediaankan atau tidak).
5. Biaya antisipasian.
6. Imputasi pendapatan.

Pada Laporan Laba Rugi, biaya disajikan setelah ditandingkan dengan


pendapatan. Pada umumnya penandingan biaya ditakar menggunakan periode.
Pada Laporan Laba Rugi, untuk mendapatkan laba yang tepat, pendapatan ditaksir
terlebih dahulu kemudian biaya yang tepat disertakan dalam taksiran yang sama.
Penyajian biaya sebagai beban pendapatan mengikuti ketetapan tersebut dan pos-
pos biaya disajikan berdasarkan basis asosiasi. Basis asosiasi didasarkan pada
asumsi aliran cost dalam mengikuti aliran fisik barang. Penyajian semacam ini
dimaksudkan sebagai pengungkapan informatif dan bukan merupakan penentuan
peringkat tingkat kepentingan. Sesuai konsep homogenitas cost yang menyatakan
bahwa cost memiliki kedudukan yang sama dalam menghasilkan pendapatan, cost
barang dijual tidak lebih penting daripada cost administratif maupun penjualan.
Berikut disajikan bagan penandingan dan penyajian biaya.

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 10 / 16
Bagan I : Penandingan dan Penyajian Biaya
(Suwardjono, 2020)

G. Pengukuran Biaya
Pengukuran biaya dilakukan melalui tiga hal berikut ini :
1. Cost historis, yaitu jumlah kas atau setara kas yang dikorbankan untuk
memperoleh aktiva.
2. Cost pengganti atau cost masukan terkini (replacement cost / current input
cost), yaitu jumlah rupiah (mata uang entitas) harga pertukaran yang harus
dikorbankan saat ini oleh suatu entitas.
3. Setara kas (cash equivalent), yaitu sejumlah rupiah (mata uang entitas) kas
yang dapat direalisasikan dengan setiap jenis aktiva di pasar bebas dalam
kondisi normal entitas.

Pada dasarnya cost terbagi menjadi dua yaitu sebagai aktiva dan sebagai beban
pendapatan (biaya). Sehubungan dengan pemisahan cost, dua masalah berikut ini
harus diperhatikan :
1. Cost tertentu dibebankan pada pendapatan periode berjalan.
2. Cost tertentu ditangguhkan pembebanannya apabila memenuhi :
a. Memenuhi definisi aktiva (memiliki manfaat ekonomi masa
mendatang, dikendalikan perusahaan, berasal dari transaksi masa
lalu).
b. Terdapat kemungkinan bahwa manfaat ekonomi masa depan yang
melekat pada aktiva dapat digunakan (dinikmati) oleh perusahaan atau
entitas yang menguasai.
c. Besaran manfaat dapat diukur secara handal.

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 11 / 16
Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya, perlu penegasan kembali bahwa beban
merupakan pengukur biaya atau cost merepresentasikan biaya sehingga secara
praktis biaya sering disebut cost saja. Berdasarkan cost sebagai pengukur, kriteria
konsumsi manfaat dan lenyapnya manfaat dinyatakan dalam bentuk keterhabisan
cost (cost expiration).

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 12 / 16
C. LATIHAN

1. PSAK 23 diterapkan dalam akuntansi pendapatan yang timbul dari transaksi dan
kejadian berikut ini, kecuali :

A. Penjualan barang.
B. Penjualan jasa.
C. Penggunaan aset entitas oleh pihak lain yang menghasilkan bunga, royalti, dan
dividen
D. Pemasukan atau Penambahan Aset

2. Manakah dari pernyataan berikut yang benar:

1. Masalah pengakuan pendapatan tidak akan muncul jika akuntansi menerapkan


konsep ventura atau hanya setelah menerima uang tunai dari semua jumlah yang
diperoleh.
2. Penjualan barang dengan jaminan untuk mengembalikannya ke kondisi yang bisa
dikerjakan hingga satu tahun setelah penjualan dapat diakui sebagai pendapatan
jika komitmen yang terlibat dapat diukur.
3. Tidak ada pendapatan yang diakui kecuali jumlahnya ditentukan secara objektif.
4. Pertukaran barang-barang yang sifat dan nilainya serupa tidak diakui sebagai
transaksi dan pendapatannya tidak diakui.

A. Hanya 1
B. 1 dan2
C. 1, 2, 3 dan 4
D. 1, 2 dan 3

3. Biasanya toko ritel mengakui pendapatan ketika:

A. Barang telah dikirim ke tempat pelanggan


B. Barang yang akan dijual sudah sampai dari pemasok
C. Pelanggan membayar barang yang dijual
D. Pelanggan menjadi berkewajiban secara hukum untuk membayar barang
tersebut

4. Dalam menentukan apakah perusahaan mengalami laba atau rugi bisa


ditentukan melalui

A. Harga beli dengan harga jual


B. Penjualan dengan biaya
C. Harga beli saja
D. Penjualan dengan pembelian

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 13 / 16
5. Pengukuran biaya dilakukan melalui hal hal berikut ini :
1. Cost historis, yaitu jumlah kas atau setara kas yang dikorbankan untuk
memperoleh aktiva.
2. Cost pengganti atau cost masukan terkini (replacement cost / current
input cost), yaitu jumlah rupiah (mata uang entitas) harga pertukaran
yang harus dikorbankan saat ini oleh suatu entitas.
3. .Setara kas (cash equivalent), yaitu sejumlah rupiah (mata uang entitas)
kas yang dapat direalisasikan dengan setiap jenis aktiva di pasar bebas
dalam kondisi normal entitas.

A. 1, 2 dan 3
B. 1 dan 2
C. 2 dan 3
D. Hanya 1

D. KUNCI JAWABAN

1. D
2. C
3. D
4. B
5. A

E. DAFTAR PUSTAKA

Ikhsan, Suprasto. 2008. Teori Akuntansi & Riset Multiparadigma. Graha Ilmu,
Yogyakarta.

Wolk, Dodd, Tearney. 2004. Accounting Theory. Conceptual Issues in a political and
economic Environment. Thomson – South western, United States of America.

Suwardjono. 2016. Bab 1 Pengertian Teori Akuntansi. Power Point Slide.

Donleavy. 2016. An Introduction to Accounting Theory. Bookboon.com.

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 14 / 16
Universitas Esa Unggul
http://esaunggul.ac.id 15 / 16

Anda mungkin juga menyukai