Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

REVENUE

DISUSUN

Oleh Kelompok :

1. Fitri Zahara (200420152)


2. Syarifah Tsaniah Al Habsyie (200420247)
3. Raihan Nia Putri (200420255)
4. Rohana Lubis (200420257)
5. Zuhra Chairunnisa (200420125)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN


BISNIS

UNIVERSITAS MALIKUSSALEH

2023/2024
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG

Akuntasi memang sangat dibutuhkan oleh setiap perusahaan karena dengan


Akuntansi kita bisa memantau kinerja perusahaan dan kondisi perusahaan yang kita
jalani, apakah memperoleh laba atau menderita kerugian.dengan akuntansi kitapun
dapat memperoleh informasi yang nantinya berguna untuk pemakainya,baik itu pihak
ekstern maupun intern. Dengan adanya informasi ini kita juga bisa membayar pajak
kepada pemerintah demi kesejahteraan sosial. Semua informasi dia tas terkait halnya
dengan sebareba banyak pendapatan yang kita peroleh dari kegiatan perusahaan kita,
ker]ana pendapatan adalah sesuatu yang sangat penting dalam setiap perusahaan.
Tanpa ada pendapatan mustahil akan didapat penghasilan atau earnings . Pendapatan
adalah penghasilan yang timbul dari aktivitas perusahaan yang biasa dikenal atau disebut
penjualan, penghasilan jasa(fees ), bunga, dividen, royalti dan sewa.
Menurut PSAK nomor 23 paragraf 6 adalah sebagai berikut: Pendapatan adalah
arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas normal perusahaan
selama suatu periode bila arus masuk itu mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal
dari kontribusi penanaman modal. Namun demikian, Konsep mengenai pendapatan belum
dapat dirumuskan dengan jelas dalam literatur akuntansi, karenapendapatan ini sangat erat
kaitannya dengan pengukuran, penetapan waktu dalam konteks sistem pembukuan
berpasangan. Sehubungan dengan hal diatas, pengertian pendapatan dapat berbeda-beda
tergantung dari sudut mana pendapatan ini dipandang.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan pendapatan?
2. Jelaskan karakteristik-karakteristik pendapatan!
3. Bagaimana pembentukan dan realisasi pendapatan?
4. Jelaskan pengakuan untuk pendapatan!
C. TUJUAN
1. Memahami dengan jelas apa yang dimaksud dengan pendapatan
2. Dapat mengetahui karakteristik-karakteristik yang ada pada pendapatan
3. Memahami bagaimana pembentukan dan realisasi pendapatan
4. Dapat mengetahui bagaimana pendapatan itu diakui dalam akuntansi
A. DEFINISI PENDAPATAN
Dalam SFAC No. 6 FASB mendefinisikan pendapatan dan untung sebagai berikut :
Pendapatan adalah arus masuk atau perangkat tambahan lain aset dari suatu entitas
atau penyelesaian kewajiban (atau kombinasi keduanya) dari pengiriman atau produksi
barang, jasa render, atau kegiatan lainnya yang merupakan operasi yang sedang berlangsung
oleh entitas besar atau pusat (prg. 78)
Keuntungan adalah kenaikan ekuitas (aktiva bersih) dari transaksi perifer atau
insidental dari suatu entitas dan dari semua transaksi lain dan peristiwa lain dan keadaan
yang mempengaruhi entitas kecuali yang dihasilkan dari pendapatan atau investasi oleh
pemilik (prg 82).
Dalam Standar Akuntansi Keuangan (2002), IAI mengadopsi definisi pendapatan
dari IASC yang menempatkan pendapatan (revenue) sebagai unsur penghasilan (income)
sebagai berikut :
Penghasilan adalah kenaikan manfaat ekonomi selama periode akuntansi dalam
bentuk arus masuk atau perangkat tambahan aset atau penurunan kewajiban yang
mengakibatkan kenaikan ekuitas, selain yang berkaitan dengan peserta ekuitas (hlm. 17)
Keuntungan merupakan item lainnya yang memenuhi definisi penghasilan dan
mungkin, atau tidak mungkin, timbul dalam perjalanan dari aktivitas normal perusahaan.
Keuntungan merupakan kenaikan manfaat ekonomi dan dengan demikian tidak berbeda di
alam dari pendapatan. Oleh karena itu, mereka tidak dianggap sebagai merupakan elemen
yang terpisah dalam kerangka kerja ini (hlm. 18)

B. KARAKTERISTIK PENDAPATAN
Dari beberapa definisi di atas dapat didaftar karakteristik karakteristik atau kata kata
kunci yang membentuk pengertian pendapatan dan untung. Yang membentuk pengertian
pendapatan dan untung adalah :

1. Kenaikan Aset
Paton dan Litleton (1970:47) menyebutkan bahwa aset dapat bertambah karena
berbagai transaksi, kejadian, atau keadaan sebagai berikut:
a. Transaksi pendanaan yang berasal dari kreditor dan investor.
b. Laba yang berasal dari kegiatan investasi, misalnya penjualan aset tetap, surat
berharga, segmen bisnis, dan anak perusahaan.
d. Revaluasi aset yang telah ada.
e. Penyediaan dan/atau penyerahan produk (barang dan jasa)
Untuk disebut sebagai pendapatan, aliran aset masuk adalah jumlah rupiah kotor.
FASB mengisyaratkan jumlah kotor dengan menyatakan bahwa pendapatan adalah
jumlah rupiah yang datang dari penyerahan produk atau pelaksanaan jasa. (IASC)
menunjuk jumlah kotor dengan menyebutkan bahwa jumlah rupiah pendapatan dapat
berupa penjualan, imbalan jasa, bunga, dividen, royalitas, dan sewa.
Pendefinisian pendapatan sebagai kenaikan aset merupakan pendefinisian dengan
konsep aliran masuk. Konsep ini mempunyai kelemahan karena pendapatan dianggap
baru ada setelah transaksi penjualan terjadi.dengan kata lain pendapatan timbul karena
peristiwa atau transaksi pada saat tertentu dan bukan karena proses selama suatu periode.
Kelemahan lain adalah definisi ini mengacaukan pengukuran dan penentuan saat
pengakuan dengan proses penciptaan pendapatan
2. Operasi Utama Berlanjut
Kenaikan aset harus berasal dari kegiatan operasi dan bukan kegiatan investasi dan
pendanaan. Kegiatan operasi ini diwujudkan dalam bentuk memproduksi dan
mengirimkan berbagai barang kepada pelanggan atau menyerahkan atau melaksanakan
berbagai jasa.
Pengertian operasi utama menunjukkan kegiatan sebagaimana pengertian operasi
dalam klasifikasi kegiatan yang membentuk statemen aliran kas yaitu, operasi, investasi,
dan pendanaan. Akan tetapi, pendapatan atau untung yang tidak berasal dari operasi
utama dengan sendirinya lalu dapat disebut sebagai pos nonoperasi.
a. Operasi dan Non-operasi
Produk yang dihasilkan secara tidak rutin atau insidential sering dianggap
sebagai pos pendapatan “non-operasi” dan dipisahkan penyajiannya. Paton dan
Litleton (1970) berpendapat bahwa pemisahan laba atau rugi sebagai pos operasi dan
non-operasi hanya dapat dibenarkan kalau laba atau rugi sebagai pos operasi tesebut
benar benar luar biasa dan berkaitan dengan tujuan perusahaan utama hanya secara
sangat kebetulan saja. Jadi, istilah “non-operasi” kurang deskriptif untuk
mengklasifikasikan beberapa pendapatan atau untung yang sebenarnya masuk dalam
pengertian operasi dalam arti luas. Bila tidak bersifat luar biasa, pos-pos tersebut lebih
tepat dilaporkan sebagai pendapatan lain-lain dan untung (other revenue and gains).
3. Penurunan Kewajiban
Hal ini terjadi bila suatu entitas telah mengalami kenaikan aset sebelumnya
misalnya menerima pembayarn di muka dari pelanggan penerimaan ini bukan merupakan
pendapatan karena perusahaan belum melakukan prestasi yang menimbulkan hak penuh
atas aset yang diterima. Oleh karena itu, jumlah rupiah yang diterima biasanya
diperlukan sebagai pendapatan tekterhak atau pendapatan tangguhan yang statusnya
adalah kewajiban sampaiada prestasi dari perusahaan berupa pengirimkan barang atau
pelaksanaan jasa.
4. Suatu Entitas
Pendapatan didefinisikan sebagai kenaikan aset bukannya kenaikan ekuitas bersih.
Jadi, aset yang masuk itulah yang disebut pendapatan. Aset tersebut dikuasai oleh
perusahaan. Akan tetapi, karena hubungan perusahaan dengan pemilik merupakan
hubungan utang-piutang, pada saat aset naik sebagai pendapatan utang perusahaan
kepada pemilik juga naik dengan jumlah yang sama. Hal ini mengisyaratkan bahwa
konsep kesatuan usaha dianut dalam pendefinisian. Karena pendapatan didefinisikan
sebagai kenaikan aset bukan kenaikan ekuitas.
5. Produk Perusahaan
Paton dan Littleton menyatakan bahwa pendapatan adalah produk perusahaan. Di
sini pendapatan didefinisikan secara fisis bukan moneter. Definisi ini juga netral terhadap
saat pengakuan. Aliran aset dari pelanggan berfungsi hanya sebagai pengukur tetapi
bukan pendapatan itu sendiri; produk fisik yang dihasilkan oleh kegiatan usaha itulah
pendapatan. Pengertian semacam ini sesuai dengan konsep upaya dan capaian (efford and
accomplishment) yaitu pendapatan merupakan capaian upaya produktif perusahaan.
Produk merupakan capaian dari tiap kegiatan produktif.
Ada dua aliran yang berkaitan dengan pendapatan yaitu aliran fisik dan
moneter.Pendapatan merupakan aliran masuk aset (unit moneter dan hal tersebut
berkaitan dengan aliran fisis berupa penyerahan produk (output) perusahaan. Dalam hal
ini, Kam (1990, hlm. 237) mempertanyakan apakah pendapatan itu objek atau kejadian.
Untuk menjawab hali tersebut, Kam merinci lebih lanjut kedua aliran tersebut yaitu:
a. Aliran fisis berupa :

• Kejadian memproduksi dan menjual produk

• Objek, yaitu produk fisis itu sendiri.


b. Aliran moneter berupa :

• Kejadian menaiknya nilai aset perusahaan karena produksi atau penjualan produk
• Objek, yaitu jumlah rupiah aset atau produk yang dihasilkan atau dijual.
6. Pertukaran
Ini dikarenakan pendapatan akhirnya harus dinyatakan dalam satuan moneter untuk
dicatat dalam sistem pembukuan. Satuan moneter yang paling objektif adalah kalau
jumlah rupiah tersebut merupakan hasil transaksi atau pertukaran antara pihak
independen.
7. Berbagai bentuk dan Nama
Pendapatan adalah konsep yang bersifat generik dan mencakupi semua pos dengan
berbagai bentuk dan nama apapun. Pendapatan untuk perusahaan perdagangan misalnya
disebut dengan penjualan.
FASB membedakan antara untung dan pendapatan karena adanya karakteristik
sumber yang dapat dibedakan dengan operasi utama. Karakteristik sumber dari untung
itu sendiri adalah :
a. Periferal dan insidental: misalnya penjualan investasi dalam surat-surat berharga,
penjualan aset tetap, pelunasan utang obligasi sebelum jatuh tempo.
b. Transfer nontimbal-balik (nonreciprocal transfer) dengan pihak lain : misalnya hadiah
dan donasi (bagi organisasi nonprofit) dan penerimaan ganti rugi pemenangan
tuntutan perkara hukum.
c. Penahanan aset (holding asset) : misalnya kenaikan harga sekuritas investasi, kenaikan
nilai tukar valuta asing, dan kenaikan karena penahanan sediaan (holding gains)
d. Faktor lingkungan : misalnya ganti rugi asuransii musibah alam yang melebihi kos
aset yang rusak.

C. PEMBENTUKAN dan REALISASI PENDAPATAN


Pengakuan adalah pencatatan jumlah rupiah secara resmi ke dalam sistem akuntansi
sehingga jumlah tersebut terefleksi dalam statemen keuangan. Pengertian atau definisi
pendapatan harus dipisahkan dengan pengakuan pendapatan bahkan pengertian pendapatan
sebenarnya juga harus dipisahkan dengan pengukuran pendapatan. Dengan demikian, suatu
jumlah yang memenuhi definisi pendapatan tidak dengan sendirinya jumlah tersebut diakui
(dicatat secara resmi) sebagai pendapatan.
Pengakuan pendapatan tidak boleh menyimpang dari landasan konseptual. Oleh
karena itu, secara konseptual pendapatan hanya dapat diakui kalau memenuhi kualitas
keterukuran (measurability), dan keterandalan (reliability). Kualitas tersebut harus
kriteria keterukuran berkaitan dengan masalah berapa jumlah rupiah produk tersebut dan
kriteria keterandalan berkaitan dengan masalah apakah jumlah tersebut objektif serta dapat
diuji kebenarannya. Untuk menjabarkan kriteria kualitas informasi menjadi kriteria
pengakuan pendapatan, perlu dipahami dua konsep penting yaitu pembentukan pendapatan
dan realisasi pendapatan.
1. Pembentukan Pendapatan (Earning Process)
Pembentukan pendapatan adalah suatu konsep yang berkaitan dengan masalah
kapan dan bagaimana sesungguhnya pendapatan itu timbul dan menjadi ada. Konsep ini
menyatakan bahwa pendapatan terbentuk, terhimpun atau terhal bersamaan dan dengan
melekat pada seluruh atau totalitas proses berlangsungnya operasi perusahaan dan bukan
sebagai hasil transaksi tertentu.
Pendekatan ini dilandasi oleh konsep dasar upaya dan hasil capaian serta kontiuitas
usaha. Biaya merepresentasikan upaya dan pendapatan merepresentasikan capaian.
Pendekatan ini juga dilandasi oleh konsep homogenesitas kos yaitu bahwa semua
tahap kegiatan atau unsur di dalamnya (direpresentasikan) mempunyai kedudukan atau
arti penting yang sama dalam menghasilkan pendapatan (Paton dan Littleton 1970 : 67
dalam Suwardjono, 2005 : 364).
Implikasi dari konsep ini adalah semua tahap kegiatan memberi sumbangan dalam
penciptaan pendapatan yang secara proporsional sama dengan besarnta kos. Jadi, begitu
kos suatu objek biaya terjadi, pendapatan dapat dianggap terbentuk sehingga laba juga
terbentuk.
2. Realisasi Pendapatan
Kosep realisasi pendapatan:
Menurut konsep ini, pendapatan baru dikatakan terjadi atau terbentuk pada saat
terjadi kesepakatan atau kontrak dengan pihak independen untuk membayar produk baik
produk telah selesai dan diserahkan atau belum dibuat sama sekali. Berdasarkan konsep,
pendapatan sebenarnya terjadi akibat transaksi tertentu yaitu transaksi penjualan atau
kontrak sehingga sebelum transaksi atau kontrak tersebut terjadi pendapatan belum
terjadi atau terbentuk.
Konsep realisasi lebih berkaitan dengan masalah pengukuran pendapatan secara
objektif dan lebih bersifat kriteria pengakuan daripada bersifat makna pendapatan.
Konsep realisasi atau pendekatan transaksi lebih menekankan kejadian yang dapat
menandai pengakuan pendapatan yaitu :
BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Dalam SFAC No. 6 FASB mendefinisikan pendapatan dan untung sebagai berikut :
Pendapatan adalah arus masuk atau perangkat tambahan lain aset dari suatu entitas
atau penyelesaian kewajiban (atau kombinasi keduanya) dari pengiriman atau produksi
barang, jasa render, atau kegiatan lainnya yang merupakan operasi yang sedang berlangsung
oleh entitas besar atau pusat (prg. 78)
Keuntungan adalah kenaikan ekuitas (aktiva bersih) dari transaksi perifer atau
insidental dari suatu entitas dan dari semua transaksi lain dan peristiwa lain dan keadaan
yang mempengaruhi entitas kecuali yang dihasilkan dari pendapatan atau investasi oleh
pemilik (prg 82).
Dalam Standar Akuntansi Keuangan (2002), IAI mengadopsi definisi pendapatan
dari IASC yang menempatkan pendapatan (revenue) sebagai unsur penghasilan (income)
sebagai berikut :
Penghasilan adalah kenaikan manfaat ekonomi selama periode akuntansi dalam
bentuk arus masuk atau perangkat tambahan aset atau penurunan kewajiban yang
mengakibatkan kenaikan ekuitas, selain yang berkaitan dengan peserta ekuitas (hlm. 17)
Keuntungan merupakan item lainnya yang memenuhi definisi penghasilan dan
mungkin, atau tidak mungkin, timbul dalam perjalanan dari aktivitas normal perusahaan.
Keuntungan merupakan kenaikan manfaat ekonomi dan dengan demikian tidak berbeda di
alam dari pendapatan. Oleh karena itu, mereka tidak dianggap sebagai merupakan elemen
yang terpisah dalam kerangka kerja ini (hlm. 18)
DAFTAR PUSAKA

C. Rollin Niswonger, Carl S. Warren dan Philip E. Fess, (1992), Prinsip-prinsip Akuntansi
(terjemahan), Alih Bahasa : AlfonsusSirait, Jilid I, Edisi 16, PenerbitErlangga, Jakarta, Hal.
56-57.

Dyckman, Dukes dan Davis (1999), Akuntansi KeuanganMenengah I (terjemahan), Jilid I,


Edisi 3, Alih Bahasa : Munir Ali, Jakarta: Erlangga.

Eldon S. Hendriksen,(1997), Teori Akuntansi, (terjemahan), Alih Bahasa : Wimliyono,


Edisi 4. Jakarta,Erlangga.

Harahap, SofyanSyafri, (2001), Teori Akuntansi, Peneribit Raja GrafindoPersada. Jakarta

IkatanAkuntan Indonesia, (2002), Standar Akuntansi Keuangan, PenerbitSalembaEmpat,


Jakarta.

M. Munandar (1981), Pokok-pokok Intermediate Accounting, Penerbit Liberty, Yogyakarta.

Suwardjono, (1989), Teori Akuntansi, Penerbit BPFE Yogyakarta. Yogyakarta.

Soemarsono. SR, (2000) Akuntansi SuatuPengantar, Jilid 2, Edisi 4, Jakarta PT.


RinekaCipta.

Tuanakotta, Theodorus M., (2000), Teori Akuntansi,


LembagaPenerbitFakultasEkonomiUniversitas Indonesia, Jakarta.

ZakiBaridwan, (1997) Intermediate Accounting, BPFE. Yogyakarta, Yogyakarta.

------------- and Michael F. Van Breda, (2000), TeoriAkunting, (terjemahan) Buku I,


EdisiKelima, PenerbitInteraksara, Jakarta, hal. 374.

Anda mungkin juga menyukai