REVENUE
DISUSUN
Oleh Kelompok :
UNIVERSITAS MALIKUSSALEH
2023/2024
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. KARAKTERISTIK PENDAPATAN
Dari beberapa definisi di atas dapat didaftar karakteristik karakteristik atau kata kata
kunci yang membentuk pengertian pendapatan dan untung. Yang membentuk pengertian
pendapatan dan untung adalah :
1. Kenaikan Aset
Paton dan Litleton (1970:47) menyebutkan bahwa aset dapat bertambah karena
berbagai transaksi, kejadian, atau keadaan sebagai berikut:
a. Transaksi pendanaan yang berasal dari kreditor dan investor.
b. Laba yang berasal dari kegiatan investasi, misalnya penjualan aset tetap, surat
berharga, segmen bisnis, dan anak perusahaan.
d. Revaluasi aset yang telah ada.
e. Penyediaan dan/atau penyerahan produk (barang dan jasa)
Untuk disebut sebagai pendapatan, aliran aset masuk adalah jumlah rupiah kotor.
FASB mengisyaratkan jumlah kotor dengan menyatakan bahwa pendapatan adalah
jumlah rupiah yang datang dari penyerahan produk atau pelaksanaan jasa. (IASC)
menunjuk jumlah kotor dengan menyebutkan bahwa jumlah rupiah pendapatan dapat
berupa penjualan, imbalan jasa, bunga, dividen, royalitas, dan sewa.
Pendefinisian pendapatan sebagai kenaikan aset merupakan pendefinisian dengan
konsep aliran masuk. Konsep ini mempunyai kelemahan karena pendapatan dianggap
baru ada setelah transaksi penjualan terjadi.dengan kata lain pendapatan timbul karena
peristiwa atau transaksi pada saat tertentu dan bukan karena proses selama suatu periode.
Kelemahan lain adalah definisi ini mengacaukan pengukuran dan penentuan saat
pengakuan dengan proses penciptaan pendapatan
2. Operasi Utama Berlanjut
Kenaikan aset harus berasal dari kegiatan operasi dan bukan kegiatan investasi dan
pendanaan. Kegiatan operasi ini diwujudkan dalam bentuk memproduksi dan
mengirimkan berbagai barang kepada pelanggan atau menyerahkan atau melaksanakan
berbagai jasa.
Pengertian operasi utama menunjukkan kegiatan sebagaimana pengertian operasi
dalam klasifikasi kegiatan yang membentuk statemen aliran kas yaitu, operasi, investasi,
dan pendanaan. Akan tetapi, pendapatan atau untung yang tidak berasal dari operasi
utama dengan sendirinya lalu dapat disebut sebagai pos nonoperasi.
a. Operasi dan Non-operasi
Produk yang dihasilkan secara tidak rutin atau insidential sering dianggap
sebagai pos pendapatan “non-operasi” dan dipisahkan penyajiannya. Paton dan
Litleton (1970) berpendapat bahwa pemisahan laba atau rugi sebagai pos operasi dan
non-operasi hanya dapat dibenarkan kalau laba atau rugi sebagai pos operasi tesebut
benar benar luar biasa dan berkaitan dengan tujuan perusahaan utama hanya secara
sangat kebetulan saja. Jadi, istilah “non-operasi” kurang deskriptif untuk
mengklasifikasikan beberapa pendapatan atau untung yang sebenarnya masuk dalam
pengertian operasi dalam arti luas. Bila tidak bersifat luar biasa, pos-pos tersebut lebih
tepat dilaporkan sebagai pendapatan lain-lain dan untung (other revenue and gains).
3. Penurunan Kewajiban
Hal ini terjadi bila suatu entitas telah mengalami kenaikan aset sebelumnya
misalnya menerima pembayarn di muka dari pelanggan penerimaan ini bukan merupakan
pendapatan karena perusahaan belum melakukan prestasi yang menimbulkan hak penuh
atas aset yang diterima. Oleh karena itu, jumlah rupiah yang diterima biasanya
diperlukan sebagai pendapatan tekterhak atau pendapatan tangguhan yang statusnya
adalah kewajiban sampaiada prestasi dari perusahaan berupa pengirimkan barang atau
pelaksanaan jasa.
4. Suatu Entitas
Pendapatan didefinisikan sebagai kenaikan aset bukannya kenaikan ekuitas bersih.
Jadi, aset yang masuk itulah yang disebut pendapatan. Aset tersebut dikuasai oleh
perusahaan. Akan tetapi, karena hubungan perusahaan dengan pemilik merupakan
hubungan utang-piutang, pada saat aset naik sebagai pendapatan utang perusahaan
kepada pemilik juga naik dengan jumlah yang sama. Hal ini mengisyaratkan bahwa
konsep kesatuan usaha dianut dalam pendefinisian. Karena pendapatan didefinisikan
sebagai kenaikan aset bukan kenaikan ekuitas.
5. Produk Perusahaan
Paton dan Littleton menyatakan bahwa pendapatan adalah produk perusahaan. Di
sini pendapatan didefinisikan secara fisis bukan moneter. Definisi ini juga netral terhadap
saat pengakuan. Aliran aset dari pelanggan berfungsi hanya sebagai pengukur tetapi
bukan pendapatan itu sendiri; produk fisik yang dihasilkan oleh kegiatan usaha itulah
pendapatan. Pengertian semacam ini sesuai dengan konsep upaya dan capaian (efford and
accomplishment) yaitu pendapatan merupakan capaian upaya produktif perusahaan.
Produk merupakan capaian dari tiap kegiatan produktif.
Ada dua aliran yang berkaitan dengan pendapatan yaitu aliran fisik dan
moneter.Pendapatan merupakan aliran masuk aset (unit moneter dan hal tersebut
berkaitan dengan aliran fisis berupa penyerahan produk (output) perusahaan. Dalam hal
ini, Kam (1990, hlm. 237) mempertanyakan apakah pendapatan itu objek atau kejadian.
Untuk menjawab hali tersebut, Kam merinci lebih lanjut kedua aliran tersebut yaitu:
a. Aliran fisis berupa :
• Kejadian menaiknya nilai aset perusahaan karena produksi atau penjualan produk
• Objek, yaitu jumlah rupiah aset atau produk yang dihasilkan atau dijual.
6. Pertukaran
Ini dikarenakan pendapatan akhirnya harus dinyatakan dalam satuan moneter untuk
dicatat dalam sistem pembukuan. Satuan moneter yang paling objektif adalah kalau
jumlah rupiah tersebut merupakan hasil transaksi atau pertukaran antara pihak
independen.
7. Berbagai bentuk dan Nama
Pendapatan adalah konsep yang bersifat generik dan mencakupi semua pos dengan
berbagai bentuk dan nama apapun. Pendapatan untuk perusahaan perdagangan misalnya
disebut dengan penjualan.
FASB membedakan antara untung dan pendapatan karena adanya karakteristik
sumber yang dapat dibedakan dengan operasi utama. Karakteristik sumber dari untung
itu sendiri adalah :
a. Periferal dan insidental: misalnya penjualan investasi dalam surat-surat berharga,
penjualan aset tetap, pelunasan utang obligasi sebelum jatuh tempo.
b. Transfer nontimbal-balik (nonreciprocal transfer) dengan pihak lain : misalnya hadiah
dan donasi (bagi organisasi nonprofit) dan penerimaan ganti rugi pemenangan
tuntutan perkara hukum.
c. Penahanan aset (holding asset) : misalnya kenaikan harga sekuritas investasi, kenaikan
nilai tukar valuta asing, dan kenaikan karena penahanan sediaan (holding gains)
d. Faktor lingkungan : misalnya ganti rugi asuransii musibah alam yang melebihi kos
aset yang rusak.
PENUTUP
KESIMPULAN
Dalam SFAC No. 6 FASB mendefinisikan pendapatan dan untung sebagai berikut :
Pendapatan adalah arus masuk atau perangkat tambahan lain aset dari suatu entitas
atau penyelesaian kewajiban (atau kombinasi keduanya) dari pengiriman atau produksi
barang, jasa render, atau kegiatan lainnya yang merupakan operasi yang sedang berlangsung
oleh entitas besar atau pusat (prg. 78)
Keuntungan adalah kenaikan ekuitas (aktiva bersih) dari transaksi perifer atau
insidental dari suatu entitas dan dari semua transaksi lain dan peristiwa lain dan keadaan
yang mempengaruhi entitas kecuali yang dihasilkan dari pendapatan atau investasi oleh
pemilik (prg 82).
Dalam Standar Akuntansi Keuangan (2002), IAI mengadopsi definisi pendapatan
dari IASC yang menempatkan pendapatan (revenue) sebagai unsur penghasilan (income)
sebagai berikut :
Penghasilan adalah kenaikan manfaat ekonomi selama periode akuntansi dalam
bentuk arus masuk atau perangkat tambahan aset atau penurunan kewajiban yang
mengakibatkan kenaikan ekuitas, selain yang berkaitan dengan peserta ekuitas (hlm. 17)
Keuntungan merupakan item lainnya yang memenuhi definisi penghasilan dan
mungkin, atau tidak mungkin, timbul dalam perjalanan dari aktivitas normal perusahaan.
Keuntungan merupakan kenaikan manfaat ekonomi dan dengan demikian tidak berbeda di
alam dari pendapatan. Oleh karena itu, mereka tidak dianggap sebagai merupakan elemen
yang terpisah dalam kerangka kerja ini (hlm. 18)
DAFTAR PUSAKA
C. Rollin Niswonger, Carl S. Warren dan Philip E. Fess, (1992), Prinsip-prinsip Akuntansi
(terjemahan), Alih Bahasa : AlfonsusSirait, Jilid I, Edisi 16, PenerbitErlangga, Jakarta, Hal.
56-57.