Anda di halaman 1dari 4

NAMA : IMELDA APRILIA

NIM : 201105030036
KELAS : AKS 1
MATA KULIAH : TEORI AKUNTANSI
PENDAPATAN
A. Definisi Pendapatan
Ikatan akuntan Indonesia dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan PSAK) No.
23 mendefinisikan pendapata sebagai berikut:“Pendapatan adalah arus masuk bruto dari
manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas normal perusahaan selama suatu periode bila arus
masuk iti mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanam modal.
Menurut Eldon S. Hendriksen ( 2000 : 374 ) dalam Teori Akuntansi menjelaskan bahwa
pendapatan adalah:“Pendapatan (revenue) dapat mendefinisikan secara umum sebagai hasil
dari suatu perusahaan. Hal itu biasanya diukur dalam satuan harga pertukaran yang berlaku.
Pendapatan diakui setelah kejadian penting atau setelah proses penjualan pada dasarnya telah
diselesaikan. Dalam praktek ini biasanya pendapatan diakui pada saat penjualan.”
Sofyan Syafri Harahap (2001:236) mengemukakan bahwa pendapatan adalah
:“Pendapatan adalah hasil penjualan barang dan jasa yang dibebankan kepada
langganan/mereka yang menerima”
Definisi-definisi diatas memperlihatkan bahwa ada 2 konsep tentang pendapatan yaitu
sebagai berikut:
1. Konsep Pendapatan yang meusatkan pada arus masuk (inflow) aktiva sebagai hasil dari
kegiatan operasi perusahaan. Pendekatan ini menganggap pendapatan sebagai inflow
of net asset.
2. Konsep Pendapatan yang memusatkan perhatian kepada penciptaan barang dan jasa
serta penyaluran konsumen atau produsen lainnya, jadi pendekatan ini menganggap
pendapatan sebagai outflow of good and services.
1. Kenaikan Aset
Paton dan Litleton (1970:47) menyebutkan bahwa aset dapat bertambah karena
berbagai transaksi, kejadian, atau keadaan sebagai berikut:
Transaksi pendanaan yang berasal dari kreditor dan investor.
A. Laba yang berasal dari kegiatan investasi, misalnya penjualan aset tetap, surat berharga,
segmen bisnis, dan anak perusahaan.
B. Hadiah, donasi atau temuan
C. Revaluasi aset yang telah ada.
D. Penyediaan dan/atau penyerahan produk (barang dan jasa)

2. Operasi Utama Berlanjut

Pengertian ‘operasi utama’ dalam hal ini lebih dikaitkan dengan tujuan utama
perusahaan yaitu menghasilkan produk / jasa untuk mendatangkan laba dan bukan untuk
membatasi jenis produk utama dan produk samping.Pengertian operasi utama menunjukkan
kegiatan sebagaimana pengertian operasi dalam klasifikasi kegiatan yang membentuk statemen
aliran kas yaitu, operasi, investasi, dan pendanaan.

3. Operasi dan Non-operasi


Produk yang dihasilkan secara tidak rutin atau insidential sering dianggap sebagai pos
pendapatan “non-operasi” dan dipisahkan penyajiannya. Pembedaan memang perlu tetapi
mengklasifikasinya sebagai non-operasi dapat menyesatkan dalam pengukuran kinerja atau
daya melaba perusahaan.
4. Penurunan Kewajiban
Hal ini terjadi bila suatu entitas telah mengalami kenaikan aset sebelumnya misalnya
menerima pembayarn di muka dari pelanggan penerimaan ini bukan merupakan pendapatan
karena perusahaan belum melakukan prestasi yang menimbulkan hak penuh atas aset yang
diterima. Oleh karena itu, jumlah rupiah yang diterima biasanya diperlukan sebagai pendapatan
tak terhak atau pendapatan tangguhan yang statusnya adalah kewajiban sampai ada prestasi
dari perusahaan berupa pengirimkan barang atau pelaksanaan jasa. Pengiriman barang atau
pelaksanaan jasa akan mengurangi kewajiban yang menimbulkan pendapatan. Kejadian itu
mengubah kewajiban menjadi pendapatan.
5. Suatu Entitas
Dimasukkan kata entitas atau perusahaan dalam definisi mengisyaratkan bahwa konsep
kesatuan usaha dianut dalam pendefinisian. Pendapatan didefinisikan sebagai kenaikan aset
bukannya kenaikan ekuitas bersih. Jadi, aset yang masuk itulah yang disebut
pendapatan. Aset tersebut dikuasai oleh perusahaan. Akan tetapi, karena hubungan
perusahaan dengan pemilik merupakan hubungan utang-piutang, pada saat aset naik sebagai
pendapatan utang perusahaan kepada pemilik juga naik dengan jumlah yang sama. Hal ini
mengisyaratkan bahwa konsep kesatuan usaha dianut dalam pendefinisian. Karena pendapatan
didefinisikan sebagai kenaikan aset bukan kenaikan ekuitas.
6. Produk Perusahaan
Paton dan Littleton menyatakan bahwa pendapatan adalah produk perusahaan. Di sini
pendapatan didefinisikan secara fisis bukan moneter. Definisi ini juga netral terhadap saat
pengakuan. Aliran aset dari pelanggan berfungsi hanya sebagai pengukur tetapi bukan
pendapatan itu sendiri produk fisis yang dihasilkan oleh kegiatan usaha itulah pendapatan.
Pengertian semacam ini sesuai dengan konsep upaya dan capaian (efford and
accomplishment) yaitu pendapatan merupakan capaian upaya produktif perusahaan.
7. Pertukaran
Patan dan littleton memasukan kat apertukaran (exchange) dalam definisinya karena
pendapatan akhirnya harus dinyatakan dalam satuan moneter untuk dicatat dalam sistem
pembukuan. Satuan moneter yang paling objektif adalah kalau jumlah rupiah tersebut
merupakan hasil transaksi atau pertukaran antara pihak independen. Pendapatan untuk suatu
periode merupakan akumulasi pendapatan yang diukur secara objektif tsb.
8. Berbagai bentuk dan Nama
Pendapatan adalah konsep yang bersifat generik dan mencakupi semua pos dengan
berbagai bentuk dan nama apapun. Pendapatan untuk perusahaan perdagangan misalnya
disebut dengan penjualan.
9. Untung
Seperti pendapatan, kata – kata kunci yang melekat pada pengertian untung adalah :
1. Kenaikan ekuitas ( aset bersih )
2. Transaksi periferal atau insidental
3. Selain yang berupa pendapatan atau investasi oleh pemilik

B. Pengakuan Pendapatan
Pengakuan adalah pencatatan jumlah rupiah secara resmi ke dalam sistem akuntansi
sehingga jumlah tersebut terefleksi dalam statement keuangan. Secara konseptual pendapatan
hanya dapat diakui kalau memenuhi kualitas keterukuran (measurability) dan keterandalan
(reliability).Untuk menjabarkan kriteria kualitas informasi menjadi kriteria pengakuan
pendapatan, perlu dipahami dua konsep penting yaitu pembentukan pendapatan dan realisasi
pendapatan.
a. Pembentukan Pendapatan (Earning Process)
Proses pembentukkan pendapatan adalah suatu konsep tentang terjadinya pendapatan.
Konsep ini berdasarkan pada asumsi bahwa semua kegiatan opoerasi yang diperlukan dalam
rangka mencapai hasil, yang meliputi semua tahap kegiatan produksi, pemasaran, maupun
pengumpulan piutang, memberikan kontribusi terhadap hasil akhir pendapatan berdasarkan
perbandingan biaya yang terjadi sebelum perusahaan tersebut melakukan kegiatan produksi.
b. Realisasi Pendapatan (Realization Process)
Proses realisasi pendapatan adalah proses pendapatan yang terhimpun atau terbentuk
sesudah produk selesai dikerjakan dan terjual atas dkontrak penjualan. Jadi, pendapatan
dimulai dengan tahap terakhir kegiatan produksi, yaitu pada saat barang atau jasa dikirimkan
atau diserahkan kepada pelanggan. Jika, kontrak penjualan mendahului produksi barang atau
jasa maka pendapatan belum dapat dikatakan terjadi, karena belum terjadi proses
penghimpunan pendapatan.
c. Kriteria Pengakuan Pendapatan
Pendapatan baru dapat diakui setelah suatu produk selesei diproduksi dan penjualan
benar-benar telah terjadi yang ditandai dengan penyerahan barang. Dengan kata lain,
pendapatan belum dapat dikatakan ada dan diakui sebelum ada penjualan yang nyata. Hal ini
didasarkan pada gagasan bahwa pengakuan suatu jumlah rupiah dalam akuntansi harus
didasarkan pada konsep dasar keterukuran dan reliabilitas jumlah rupiah harus cukup pasti dan
ditentukan secara objektif oleh pihak independen.

C. Saat Pengakuan Pendapatan

Masalah kapan suatu pendapatan dapat diakui berkaitan dengan saat (timing) pengakuan
pendapatan itu sendiri. Ada beberapa gagasan mengenai hal ini :
a. Pada Saat Kontrak Penjualan
Dapat terjadi ketika perusahaan telah menandatangani kontrak perusahaan dan bahkan
sudah menerima kas untuk seluruh nilai kontrak tetapi perusahaan belum mulai memproduksi
barang. Pendapatan sudah terealisasi tetapi belum terbentuk karena hanya satu kriteria yang
terpenuhi dan tidak dapat diakui sebagai pendapatan. Sementara itu, pembayaran dimuka harus
diakui sebagai kewajiban sampai barang atau jasa diserahkan kepada pembeli, biasanya dalam
jangka waktu kurang dari satu tahun. Pada umumnya, perlakuan semacam ini berlaku untuk
perusahaan yang memproduksi barang konsumsi dan jarak antara penandatangan kontrak dan
penyerahan barang cukup pendek (kurang dari satu tahun).
b. Selama proses produksi secara bertahap
Dalam industri tertentu, pembuatan produk memerlukan waktu yang cukup lama.
Misalnya dalam industri konstruksi bangunan. Biasanya produk semacam itu diperlakukan
sebagai projek dan dilaksankan atas dasar kontrak sehingga pendapatan terealisasi untuk
seluruh periode kontrak tetapi mungkin belum cukup terbentuk pada akhir tiap periode
akuntansi. Dalam hal ini, pengakuan pendapatan dapat dilakukan secara bertahap (per periode
akuntansi) sejalan dengan kemajuan proses produksi atau sekaligus pada saat projek selesai
dilakukan. Yang pertama disebut metode persentase penyelesaian, sedangkan yang terakhir
disebut metode kontrak selesai.
c. Pada saat produk selesai
Pengakuan semacam ini setara dengan pengakuan pendapatan metode kontrak selesai.
Pengakuan pendapatan atas dasar saat produk selesai diproduksi dapat dianggap layak untuk
industri ekstraktif (pertambangan) termasuk pertanian.Bahan dasar hasil produksi biasanya
memiliki harga yang sudah pasti.Kondisi ini memungkinkan untuk menaksir dengan cukup
tepat nilai jual yang dapat direalisasi suatu sediaan barang jadi ada pada tanggal tertentu,
sehingga kedua kriteria pengakuan dianggap dapat terpenuhi.
d. Pada saat penjualan
Pengakuan ini merupakan dasar yang paling umum karena pada saat penjualan kriteria
penghimpunan dan realisasi telah terpenuhi. Kriteria terealisasi telah terpenuhi karena telah
ada kesepakatan pihak lain untuk membayar jumlah rupiah pendapatan secara objektif. Dengan
demikian, saat penjualan merupakan saat yang kritis dalam operasi perusahaan.
e. Pada Saat Kas Terkumpul
Pengakuan pendapatan pada saat kas terkumpul sebenarnya merupakan pengakuan
pendapatan berdasarkan asas kas. Penerapan pengakuan berdasarkan kas paling banyak
dijumpai pada perusahaan jasa dan perusahaan yang melakukan penjualan secara angsuran.
Pengakuan dasar kas digunakan untuk transaksi penjualan yang barang atau jasanya telah
diserahkan/dilaksanakn tetapi kasnya baru akan diterima secara berkala dalam waktu yang
cukup panjang.

Alasan digunakannya dasar ini adalah adanya ketidakpastian tentang kolektabilitas atau
ketertagihan piutang
D. Saat Pengakuan Penjualan Jasa
Pengakuan pendapatan dari penjualan jasa secara umum mengikuti pemikiran yang
melandasi pengakuan pendapatan untuk penjualan barang.Masalah teoritis yang dihadapi lebih
banyak menyangkut kriteria realisasi daripada pembentukan pendapatan.Yang sering sulit
ditentukan adalah mengenali kejadian atau kegiatan yang menandai bahwa penyerahan jasa
telah terjadi dan selesai.
E. Prosedur Pengakuan
Kebijakan akuntansi perusahaan harus menetapkan kejadian atau kegiatan internal apa
yang dapat digunkan sebagai pemicu pencatatan ke dalam sistem akuntansi.
F. Penyajian
Masalah penyajian berkaitan dengan penyajian pendapatan adalah memisahkan antara
pendapatan dan untung dan pemisahan berbagai sifat untung menjadi pos biasa dan luar biasa
dan cara menuangkannya dalam statemen laba rugi.

Anda mungkin juga menyukai