PENDAHULUAN
Latar Belakang
Akuntansi memang sangat dibutuhkan oleh setiap perusahaan karena
dengan akuntansi bisa memantau kinerja perusahaan dan kondisi perusahaan
yang kita jalani dalam bentuk finansial, apakah memperoleh laba atau menderita
kerugian. Dengan akuntansi kita juga dapat memperoleh informasi yang
nantinya berguna untuk pemakainya, baik itu pihak ekstern maupun intern.
Dengan adanya informasi ini kita juga bisa membayar pajak kepada pemerintah
demi kesejahteraan sosial. Semua informasi diatas terkait halnya dengan berapa
banyak pendapatan yang kita peroleh dari kegiatan perusahaan kita, karena
pendapatan adalah sesuatu yang sangat penting bagi setiap perusahaan. Tanpa
ada
pendapatan,
mustahil
perusahaan
akan
mendapat
profit/earnings.
Pendapatan adalah penghasilan yang timbul dari aktivitas perusahaan yang biasa
juga dikenal sebagai penjualan, penghasilan jasa (fees), bunga, dividen, royalti
dan sewa.
Di dalam akuntansi, konsep pendapatan merepresentasikan upaya.
Konsep upaya dan hasil mempunyai implikasi bahwa pendapatan dihasilkan
oleh biaya. Sepertimana dalam konsep aktiva dan hutang, pendapatan juga
membahas tentang pengukuran, cara pengakuannya, dan penilaiannya. Karena
sifatnya sebagai elemen nominal atau penyebab perubahan ekuitas pengertian
dan pengakuan menjadi masalah kritis dalam pembahasan pendapatan. Masalah
penilaiannya tidak begitu kritis karena saldo pendapatan merupakan sisa potensi
jasa seperti aktiva dan hutang.
Pendapatan menurut ilmu ekonomi merupakan nilai maksimum yang
dapat dikonsumsi oleh seseorang dalam suatu periode dengan mengharapkan
keadaan yang sama pada akhir periode seperti keadaan semula. Pengertian
tersebut menitikberatkan pada total kuantitatif pengeluaran terhadap konsumsi
selama satu periode. Dengan kata lain, pendapatan adalah jumlah harta kekayaan
awal periode ditambah keseluruhan hasil yang diperoleh selama satu periode,
bukan hanya yang dikonsumsi. Banyak konsep pendapatan didefinisikan dari
berbagai literatur akuntansi dan teori akuntansi. Namun pada dasarnya konsep
1
pendapatan dapat ditelusuri dari dua sudut pandang, yaitu Pandangan yang
menekankan pada pertumbuhan atau peningkat.
Urutan yang logis setelah pembahasan aset dan kewajiban adalah ekuitas
karena ketiganya merupakan elemen neraca. Pendapatan dan biaya dibahas
terlebih dahulu sebelum ekuitas karena merupakan penyebab penting perubahan
ekuitas yang berasal dari kegiatan operasi perusahaan dan pembentuk statemen
laba rugi yang menentukan laba perusahaan. Konsep dasar upaya dan hasil
menyatakan bahwa hasil dan capaian harus diperoleh dengan upaya atau bukan
sebaliknya capaian dulu baru capaian menanggung biaya.jadi, tidak adda capaian
tanpa upaya. Konsep dan hasil mempunyai implikasi bahwa pendapatan
dihasilkan oleh biaya. Artinya, hanya dengan biaya pendapatan dapat tercipta
dan bukan sebaliknya pendapatan menanggung biaya.
Dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) yang disahkan
23 Desember 2009 30 Juni 2011 berlaku untuk tahun 2011, PSAK 23
menyatakan tentang Pendapatan dalam paragraf 6: Pendapatan adalah arus
masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas normal perusahaan
selama satu periode bila arus masuk tersebut mengakibatkan kenaikan ekuitas,
yang tidak berasal dari kontribusi penanam modal.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Pendapatan
Pendapatan merupakan nilai dari seluruh barang dan jasa yang dihasilkan
oleh suatu badan usaha dalam suatu periode tertentu. Dalam akuntansi
pendapatan dan beban dijelaskan bahwa pendapatan adalah arus masuk bruto
dari manfaat ekonomi yg timbul dari aktivitas normal perusahaan selama suatu
periode, bila arus masuk itu mengakibatkan kenaikan ekuitas, yang tidak berasal
dari kontribusi penanaman modal.
Pendapatan merupakan pernyataan moneter mengenai barang dan jasa
yang ditransfer perusahaan kepada langganan-langganannya dalam jangka waktu
tertentu. Pendapatan dapat disebut sebagai inflow of asset ke dalam perusahaan
sebagai akibat penjualan barang dan jasa.
i.
Pengertian Pendapatan Ditinjau Dari 2 Aspek
Aspek Fisik
Pendapatan dapat dikatakan sebagai hasil akhir suatu aliran fisik
ii.
operasional
perusahaan.
Pendekatan
yang
pengurangan lainnya.
Potongan pembelian tunai purchasing discount yang diterima oleh
perusahaan karena pembelian secara tunai.
tidak berasal dari operasi utama dengan sendirinya lalu dapat disebut sebagai
pos nonoperasi.
a. Operasi dan Non-operasi
Produk yang dihasilkan secara tidak rutin atau insidential sering
dianggap sebagai pos pendapatan non-operasi dan dipisahkan penyajiannya.
Pembedaan memang perlu tetapi mengklasifikasinya sebagai non-operasi dapat
menyesatkan dalam pengukuran kinerja atau daya melaba perusahaan.
Paton dan Litleton (1970) berpendapat bahwa pemisahan laba atau rugi sebagai
pos operasi dan non-operasi hanya dapat dibenarkan kalau laba atau rugi sebagai
pos operasi tesebut benar benar luar biasa dan berkaitan dengan tujuan
perusahaan utama hanya secara sangat kebetulan saja. Jadi, istilah non-operasi
kurang deskriptif untuk mengklasifikasikan beberapa pendapatan atau untung
yang sebenarnya masuk dalam pengertian operasi dalam arti luas. Bila tidak
bersifat luar biasa, pos-pos tersebut lebih tepat dilaporkan sebagai pendapatan
lain-lain dan untung (other revenue and gains).
III.
Penurunan Kewajiban
Hal ini terjadi bila suatu entitas telah mengalami kenaikan aset
sebelumnya misalnya menerima pembayarn di muka dari pelanggan penerimaan
ini bukan merupakan pendapatan karena perusahaan belum melakukan prestasi
yang menimbulkan hak penuh atas aset yang diterima. Oleh karena itu, jumlah
rupiah yang diterima biasanya diperlukan sebagai pendapatan tekterhak atau
pendapatan tangguhan yang statusnya adalah kewajiban sampaiada prestasi dari
perusahaan berupa pengirimkan barang atau pelaksanaan jasa. Pengiriman
barang atau pelaksanaan jasa akan mengurangi kewajiban yang menimbulkan
pendapatan. Kejadian itu mengubah kewajiban menjadi pendapatan.
IV. Suatu Entitas
Dimasukkan kata entitas atau perusahaan dalam definisi mengisyaratkan
bahwa konsep kesatuan usaha dianut dalam pendefinisian. Pendapatan
didefinisikan sebagai kenaikan aset bukannya kenaikan ekuitas bersih. Jadi, aset
yang masuk itulah yang disebut pendapatan. Aset tersebut dikuasai oleh
perusahaan. Akan tetapi, karena hubungan perusahaan dengan pemilik
merupakan hubungan utang-piutang, pada saat aset naik sebagai pendapatan
utang perusahaan kepada pemilik juga naik dengan jumlah yang sama. Hal ini
digabung dalam konsep penghasilan. Kata kunci yang melekat pada untung
adalah :
1. Kenaikan ekuitas (aset bersih) dan;
2. Transaksi periferal atau insidental.
3. Selain yang berupa pendapatan atau investasi oleh pemilik.
Kesatuan Usaha
Beban
Biaya
Pendapatan
Biaya Baru
Pendapatan
baru
termasuk
setelah
terjadi
kesepakatan
atau kontrak
dengan pihak
dari landasan
konseptual. Oleh karena itu, secara konseptual pendapatan hanya dapat diakui
kalau memenuhi kualitas keterukuran (measurability), dan keterandalan
(reliability). Kualitas tersebut harus diopersionalkan dalam bentuk kriteria
pengakuan pendapatan. Sebagai produk perusahaan, kriteria keterukuran
berkaitan dengan masalah berapa jumlah rupiah produk tersebut dan kriteria
keterandalan berkaitan dengan masalah apakah jumlah tersebut objektif serta
dapat diuji kebenarannya. Kedua kriteria harus dipenuhi untuk pengakuan
pendapatan. Pendapatan yang diukur dengan jumlah penghargaan sepakatan
produk yang terjual baru akan menjadi pendapatan yang sepenuhnya setelah
produk selesai diproduksi dan penjualan benar-benar terjadi. Dengan kata lain,
pendapatan belum terealisasi sebelum terjadinya penjualan yang nyata ke pihak
usaha.
Biaya
merepresentasikan
upaya
dan
pendapatan
10
2. Terbentuk
Pendapatan baru dapat diakui setelah terbentuk. Pendapatan dapat
dikatakan terbentuk bilamana perusahaan telah melakukan secara
substansial, kegiatan yang harus dilakukan untuk dapat memiliki manfaat
atau nilai yang melekat pada pendapatan.
Syarat-syarat pengakuan pendapatan adalah :
1) Keterurukan nilai aktiva
2) Adanya suatu transaksi
3) Proses penghimpunan secara substansial telah selesai.
Gambar 1.2. Konsep Pembentuk Pendapatan
Terealisa
si
Kesatuan Usaha
Cukup Pasti
Terealisasi
Beba
Biay
Beban
Kesatuan Usaha
Biaya
Pendapatan
Pendapatan
Biaya Baru
Mudah
Dikonvers
i
Biaya Baru
Kas/aktiv Baru
12
harus memenuhi kriteria untuk mudah dikonversi dan jenisnya berbeda dengan
jenis barang yang dijual.
Cara lain untuk keterurukan nilai aktiva adalah adanya kepastian
pengumpulan kas. Masalah pengumpulan kas berkaitan erat dengan adanya
pertimbangan (judgment) yang umumnya didasarkan pada pengalaman
perusahaan sebelumnya. Makin lama periode pengumpulan, makin besar tingkat
ketidakpastian pengumpulan kas. Dengan demikian, pendapatan tidak dapat
segera diakui.
Adanya Suatu Transaksi
Pendapatan dapat diakui apabila terjadi pertukaran antara barang yang
dihasilkan perusahaan dengan aktiva baru yang diterima perusahaan.
Keterlibatan pihak luar dalam transaksi yang wajar menunjukkan adanya bukti
objektif naiknya nilai perusahaan. Transaksi pertukaran merupakan dasar yang
dapat dipertanggungjawabkan dalam menentukan waktu pengakuan pendapatan
dan jumlah pendapatan yang harus dicatat.
Proses Pembentukan Pendapatan Secara Substansial Telah Selesai
Untuk memperoleh pendapatan, perusahaan harus melakukan kegiatan
memproduksi/pengadaan barang dan jasa. Barang dan jasa ini merupakan
sumber utama pendapatan perusahaan. Pendapatan dapat dikatakan terbentuk
apabila kegiatan menghasilkan pendapatan telah berjalan dan secara substansial
telah selesai. Kegiatan menghasilkan pendapatan secara konseptual terdiri dari
tahap produksi, penjualan dan pengumpulan kas. Oleh karena itu, setiap biaya
dikeluarkan pada tahap-tahap tersebut, berarti sejumlah pendapatan telah
terbentuk.
IAI dalam PSAK no. 23 menentukan kriteria pengakuan pendapatan
yang lebih bersifat teknis. Pendapatan diakui apabila besar kemungkinan
manfaat ekonomi masa depan akan mengalir ke perusahaan dan manfaat tersebut
diukur dengan andal. Lebih lanjut, untuk memberikan pedoman praktis dalam
penerapan kriteria tersebut, IAI menjelaskan kondisi yang harus dipenuhi untuk
mengakui pendapatan.
Saat Pengakuan Pendapatan
Dengan mengacu pada gambar 1.2. pendapatan dapat terealisasi pada
saat manapun antara titik A dan titik P. Demikian juga, pendapatan dapat
terbentuk mulai dari titik A sampai titik B. Kalau demikian, dititik mana antara A
13
dan P; pendapata dapat diakui. Berikut ini dibahas berbagai kaidah pengakuan
(recognition rule) dan masalah teoritisnya.
Pada Saat Kontrak Penjualan
Dapat terjadi perusahaan telah menandatangani kontrak penjualan dan
bahkan sudah menerima kas untuk seluruh nilai kontrak tetapi perusahaan belum
mulai memproduksi barang. Pada titik ini pendapatan sudah terealisasi tetapi
belum terbentuk. Karena hanya satu kriteria yang dipenuhi, jelas pendapatan
tidak dapat diakui pada saat tersebut. Pengakuan harus menunggu sampai proses
penghimpunan cukup selesai yaitu di tahap penjualan. Sementara itu,
pembayaran dimuka harus diakui sebagai kewajiban sampai barang atau jasa
diserahkan kepada pembeli. Pada umumnya, perlakuan semacam ini berlaku
untuk perusahaan yang memproduksi barang konsumsi (consumers goods) dan
jarak antara penandatanganan kontrak dan penyerahan barang cukup pendek.
Penghematan Biaya
Dua pos yang bersangkutan dengan proses pembelian yang sering
dianggap sebagai pendapatan, yaitu potongan pembelian dan pembelian dengan
harga murah atau pembelian beruntung. Potongan pembelian tidak memenuhi
definisi pendapatan karena berkaitan dengan proses pembelian yaitu proses
pemerolehan aktiva pada tingkat awal (pengukuran). Oleh karena itu mengakui
pendapatan pada tingkat ini sama saja dengan mengantisipasi pendapatan. Kalau
potongan pembelian dianggap sebagai pendapatan maka dapat terjadi suatu
perusahaan akan memperoleh pendapatan melalui proses pembangunan dan
pembelian fasilitas fisis lantaran perusahaan memilih untuk membayar harga
tunainya pada saat pembelian daripada membayar harga brutonya beberapa
waktu kemudian.
Prinsip yang masuk akal adalah semua jenis potongan pembelian
diperlakukan sebagai pengurang (offsets) terhadap biaya nominal pembelian.
Manajemen yang bijaksana akan menentukan kebijakan untuk tidak melewatkan
potongan. Setiap tambahan pembayaran karena ketidakmampuan membayar
dalam periode potongan (discount period) merupakan rugi. Sementara itu,
potongan yang diperoleh karena membayar dalam periode potongan adalah
pengurangan atau penyesuaian biaya (adjustment cos) bukan untung.
Penjualan Jasa
Menurut AICPA, ada beberapa pedoman yang dapat digunakan untuk
mengakui pendapatan jasa :
14
15
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Dari pemaparan-pemaparan diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa pendapatan
adalah keseluruhan penerimaan dari suatu unit usaha selama satu periode tertentu
setelah dikurangi dengan penjualan retur dan potongan-potongan. Maksud penjualan
retur adalah pengembalian barang oleh pelanggan karena barang tertentu yang dikirim
rusak atau tidak sesuai pesanan. Sedangkan potongan penjualan adalah potongan yang
diberikan kepada pelanggan karena pelanggan membayar lebih cepat sesuai dengan
waktu yang telah ditentukan untuk mendapat potongan.
Maka dengan demikian pendapatan dapat diakui ketika pada saat penjualan
merupakan titik yang menentukan untuk dapat menimbulkan pendapatan yang
memenuhi pengertian atau persyaratan dari pendapatan itu sendiri. Saat penjualan dapat
dijadikan
saat
pengakuan
karena
proses
realisasi
pendapatan
telah
terjadi.
Penjualan baru dapat dikatakan terjadi bilamana telah terjadi peralihan hak milik atas
suatu barang, akan tetapi peralihan hak milik merupakan masalah yang sangat teknis
dan untuk dasar penentuan saat pengakuan dalam prosedur pembukuan pendapatan
16
disarankan untuk tidak terlalu menekankan pada aspek yuridis formal karena kegiatan
penjualan itu sendiri terdiri atas rangkaian kegiatan yaitu berupa penjualan yang
sifatnya kontinyu.
17