Anda di halaman 1dari 5

Pengukuran dan Pengakuan Pendapatan

Part 2
April 19, 2012 by irvandesmalcpa | Leave a comment
1. Pengertian Pendapatan
Dalam ilmu akuntansi terdapatan beberapa pandangan mengenai pengertian pendapatan.
Vernon Kam berpendapat, bahwa pendapatan adalah kenaikan kotor dalam jumlah atau nilai
aktiva dan modal, dan biasanya kenaikan tersebut berwujud aliran kas masuk ke unit usaha.
Aliran kas masuk ini terjadi terutama akibat penciptaan melalui produksi dan penjualan
output perusahaan.
FASB SFAC No.6 menekankan pengertian pendapatan pada arus masuk penambahan lain
atas aktiva suatu entitas atau penyelesaian kewajiban-kewajibannya atau kombinasi keduanya
yang berasal dari penyerahan atau produksi barang, pemberian jasa atau kegiatan-kegiatan
lain yang merupakan operasi inti.
PSAK No.23 mendefinisikan pendapatan sebagai arus masuk bruto dari manfaat ekonomi
yang timbul dari aktivitas normal perusahaan selama suatu periode bila arus masuk itu
mengakibatkan ekuitas, yang tidak berasal dari kontribusi penanam modal.
2. Karakteristik Pendapatan
Ada beberapa karakteristik tertentu dari pendapatan yang menentukan atau membatasi bahwa
sejumlah rupiah yang masuk ke perusahaan merupakan pendapatan yang berasal dari operasi
perusahaan. Karakteristik ini dapat dilihat berdasarkan:
a. Sumber pendapatan
Jumlah rupiah perusahaan bertambah melalui berbagai cara tetapi tidak semua cara tersebut
mencerminkan pendapatan. Tambahan jumlah rupiah aktiva perusahaan dapat berasal dari
transaksi modal; laba dari penjualan aktiva yang bukan barang dagangan seperti aktiva tetap;
surat berharga; ataupun penjualan anak atau cabang perusahaan; hadiah, sumbangan atau
penemuan; revaluasi aktiva tetap; dan penjualan produk perusahaan.
b. Produk dan kegiatan utama perusahaan
Produk perusahaan mungkin berupa barang ataupun dalam bentuk jasa. Perusahaan tertentu
mungkin sekali menghasilkan berbagai macam produk atau baik berupa barang atau jasa atau
keduanya yang sangat berlainan jenis maupun arti pentingnya bagi perusahaan.
c. Jumlah rupiah pendapatan dan proses penandingan
Pendapatan merupakan jumlah rupiah dari harga jual per satuan kali kuantitas terjual.
Perusahaan umumnya akan mengharapkan terjadinya laba yaitu jumlah rupiah pendapatan
lebih besar dari jumlah biaya yang dibebankan.
3. Pedoman untuk Pengakuan Pendapatan
Pendapatan adalah aliran masuk (inflow) atau kenaikan aktiva perusahaan lainnya atau
pengurangan kewajiban (atau kombinasi keduanya) akibat pengiriman atau produksi barang,
pemberian/penyerahan jasa, atau kegiatan-kegiatan lainnya yang merupakan operasi pokok
perusahaan selama periode tertentu. (Kieso, Weygand) Sebagai salah satu elemen dalam
proses pengukuran laba perusahaan, pendapatan dalam suatu periode umumnya ditentukan
terpisah dengan biaya.

Definisi pendapatan menurut IFRS Pendapatan adalah arus masuk bruto atas manfaat
ekonomi selama periode tertentu yang timbul dari aktivitas biasa dari suatu
perusahaan/entitas dimana arus kas masuk tersebut menghasilkan peningkatan ekuitas, selain
dari peningkatan yang terkait kontribusi dari para pemilik modal (IAS -18 Revenue)
Perbandingan IFRS dgn PSAK :
IFRS : PSAK :
- Pendapatan diukur pada nilai wajar Ketentuan pencatatan khusus (industri) uang/imbalan
yang diterima.
- Pengaturan penjualan berbagai produk / Belum diatur secara spesifik
Jasa dalam satu paket.
- Pencatatan pemberian poin/hadiah Belum diatur secara spesifik
kepada pelanggan
- Pendapatan sebagai agen atau penjual Pendapatan sebagai agen atau penjual
utama utama tidak diatur dalam standar
ISU-ISU PENDAPATAN YANG BERKEMBANG (IFRS)
a. Penjualan berbagai produk atau jasa dalam satu paket ?
b. Pemberian hadiah /Poin kepada Pelanggan ?
c. Agen VS Perusahaan utama ?
PENJUALAN BERBAGAI PRODUK/JASA DALAM SATU PAKET ?
Dalam accounting, sering disebut Multiple Element Arrangement (MEA). Dalam penjualan
berbagai produk/jasa dalam satu paket, apabila i) masing-masing produk/jasa dapat dijual
terpisah, dan ii) perusahaan mampu memenuhi restitusi maka perusahaan harus mencatat
pendapatan atas produk/jasa secara terpisah walau dijual secara paket.
Menurut prinsip pengakuan pendapatan, pendapatan harus diakui ketika :
a. Telah direalisasi atau dapat direalisasi dan
b. Telah diperoleh
Pendapatan telah direalisasi apabila barang atau jasa telah ditukarkan dengan kas atau klaim
terhadap kas (Piutang).
Pendapatan telah diperoleh apabila perusahaan secara substansial telah menyelesaikan apa
yang seharusnya dikerjakan untuk memperoleh pendapatan tersebut, atau dengan kata lain
jika proses perolehan telah selesai atau hampIr selesai.
Sesuai dengan prinsip tersebut :
(a) Pendapatan penjualan produk diakui pada tanggal penjualan, biasanya pada tanggal
pengiriman barang kepada pelanggan;
(b) Pendapatan dari penyerahan jasa diakui pada saat kegiatan penyerahan jasa telah
dilaksanakan atau pada saat bisa ditagih;
(c) Pendapatan aktiva perusahaan yang lain, seperti: bunga, sewa, royalty, diakui setelah
waktu berlalu atau saat digunakannya aktiva yang bersangkutan
(d) Pendapatan dari penjualan aktiva selain produk, diakui pada saat penjualan

Namun demikian, dalam praktek terdapat penyimpangan dari prinsip-prinsip pengakuan


pendapatan. Sebagai contoh, masalah pengakuan pendapatan timbul karena pengumpulan
harga penjualan tidak pasti atau karena sulit untuk menentukan kapan proses perolehan
selesai/berakhir.
Dalam pembahasan ini akan dibedakan ke dalam empat transaksi yang mengakibatkan
timbulnya pendapatan, yaitu (1) penjualan produk dan (2) penyerahan jasa-keduanya
merupakan transaksi penjualan. Akuntansi untuk dua jenis transaksi lainnya (3) pendapatan
dari penjualan aktiva selain produk, tidak dibahas dalam makalah ini.
Penyimpangan dari Dasar Penjualan
Suatu studi yang dilakukan FASB menemukan beberapa alasan umum untuk menyimpang
dari dasar penjualan. Salah satu alasannya adalah keinginan untuk mengakui lebih awal
(recognize earlier) dalam proses menghasilkan laba, dan bukan pada saat penjualan.
Pengakuan pendapatan lebih awal adalah tepat jika terdapat tingkat kepastian yang tinggi
mengenai jumlah pendapatan yang dihasilkan. Beberapa alasan bisa diterima untuk
penyimpangan dari aturan pengakuan penjualan tersebut di atas.
Alasan yang kedua adalah keinginan untuk menagguhkan pengakuan pendapatan setelah saat
penjualan. Atau pengakuan bisa ditunda (delay recognize). Transaksi yang bisa diakui awal
atau ditunda pengakuannya. Penangguhan penjualan tepat jika tingkat ketidakpastian
mengenai jumlah pendapatan ataupun biaya cukup tinggi, atau jika penjualan bukan
merupakan penyelesaian yang substansial dari proses menghasilkan laba.
Dalam bab ini berfokus pada dua dari empat jenis umum transaksi pendapatan yang telah
diuraikan sebelumnya, yaitu, 1) penjualan produk dan 2) pemberian jasa. Keduanya adalah
jenis transaksi penjualan, dua jenis transaksi pendapatan lainnya yaitu pendapatan dari
mengizinkan pihak lain untuk menggunakan aktiva perusahaan dan pedapatan dari pelepasan
aktiva selain produk. Pembahasan mengenai transaksi penjualan produk disusun di seputar
topik-topik berikut :
Pengakuan Pendapatan pada saat penjualan
Jumlah penjualan atau pendapatan selalu merupakan item terbesar pada laporan laba rugi.
Pengetahuan tentang aspek-aspek penjualan sangat penting, diantaranya:
a. Diskon penjualan Potongan ini diberikan pada waktu penjualan atau pada saat pembayaran.
Metode sederhana untuk memberikan diskon adalah 2/10 n/30.
b. Pengembalian (retur) . Retur terjadi jika barang rusak selama pengiriman, busuk atau tidak
sempurna , pengiriman kuantitas tidak benar atau tipe barang tidak benar.
c. Akuntansi untuk piutang tak tertagih
d. Jaminan untuk pelayanan atau penggantian
Menurut FASB, syarat untuk mengakui pendapatan ( direalisasi atau dapat direalisasi dan
dihasilkan) terpenuhi pada saat produk atau barang dagang diserahkan atau jasa diberikan
kepada pelanggan. Perlu dicatat bahwa SEC merasa yakin bahwa pendapatan direalisasi atau
dapat direalisasi dan dihasilkan apabila criteria tersebut terpenuhi:
1. Ada bukti persuasive dari suatu perjanjian
2. Penyerahan telah terjadi atau jasa telah diberikan
3. Harga penjual kepada pembeli adalah tetap atau dapat ditentukan
4. Ketertagihan dapat dipastikan dengan layak

Pendapatan dari aktivitas pabrikasi serta penjualan umumnya diakui pada saat penjualan atau
point of sale akan tetapi disini bisa timbul masalah dalam pelaksanaannya, situasi tersebut
antara lain:
a. Penjualan dengan Perjanjian Beli Kembali
Jika perusahaan menjual suatu produk dalam suatu periode dan setuju untuk membelinya
kembali dalam periode akuntansi berikutnya maka hak milik legal telah berpindah. Akan
tetapi, substansi ekonomi dalam transaksi ini adalah bahwa risiko kepemilikan tetap berada
pada penjual. Jika terdapat perjanjian beli kembali dengan harga tertentu dan harga ini dapat
menutup semua biaya persediaan ditambah biaya kepemilikan yang terkait , maka persediaan
dan kewajiban yang terkait itu tetap ada dalam pembukuan penjual. Denagn kata lain tidak
terjadi penjualan
b. Penjualan dengan Hak Retur
Melibatkan penjualan tunai atau kredit, suatu masalah khusus akan timbul dengan adanya hak
retur akan pengurangan harga. Perusahaan tertentu dapat mengalami tingkat retur yang tinggi
yaitu rasio barang dagang yang dikembalikan terhadap penjualan tinggi sehingga mereka
merasa perlu menunda pelaporan penjualan sampai hak retur secara substansial sudah habis
masa berlakunya. Jenis perusahaan yang mungkin mengalami tingkat retur yang tinggi adalah
agen makanan yang mudah rusak, distributor yang menjual ke toko-toko eceran, perusahaan
rekaman dan kaset, serta beberapa pabrikan makanan dan barang-barang olahraga. Retur
dalam industri ini sering dilaksanakan sebagai praktek yang melibatkan perjanjian penjualan
bergaransi atau konsinyasi.
Tersedia tiga metode pengakuan pendapatan alternative apabila penjual menanggung risiko
kepemilikan yang berkepanjangan karena pengembalian produk, yaitu:
1. Tidak mencatat penjualan sampai seluruh hak retur habis masa berlakunya;
2. Mencatat penjualan tetapi mengurangi penjualan dengan estimasi retur di masa depan;
3. Mencatat penjualan serta memperhitungkan retur pada saat terjadi.
FASB menyimpulkan bahwa jika suatu perusahaan menjual produknya tetapi memberikan
pembeli hak untuk mengembalikan produk itu, maka pendapatan dari transaksi penjualan
akan diakui pada saat penjualan jika kondisi berikut terpenuhi:
1. Harga penjual kepada pembeli pada hakikatnya tetap atau dapat ditentukan pada tanggal
penjualan;
2. Pembeli sudah membayar penjual , atau pembeli berkewajiban membayar penjual, dan
kewajiban itu tidak tergantung pada penjualan kembali produk tersebut;
3. Kewajiaban pembeli kepada penjual tidak akan berubah apabila terjadi pencurian atau
kerusakan atau rusaknya fisik produk;
4. Pembeli yang memperoleh produk untuk dijual kembali memiliki substansi ekonomi yang
terpisah dari yang diberikan oleh penjual;
5. Penjual tidak memiliki kewajiabn yang signifikan atas kinerja masa depan yang secara
langsung menyebabkan penjualan kembali produk itu oleh pembeli.
6. Jumlah retur di masa depan dapat diestimasi penjual secara layak.
Jika keenam kondisi tersebut tidak terpenuhi maka pendapatan penjualan dan harga pokok
penjualan harus diakui ketika hak retur secara substansial telah habis masa berlakunya.
Apabila penjualan yang dilaporkan dalam laporan laba rugi harus dikurangi untuk
melaporkan estimasi retur.

Trade Loading dan Channel Stuffing


Beberapa perusahaan mencatat pendapatan pada tanggal penyerahan tanpa membuat
penyisihan untuk pembelian kembali ataupun retur yang tak terbatas. Walaupun perusahaan
ini kelihatannya mengikuti pengakuan pada saat penjualan yang berlaku , namun sebenarnya
mereka mengakui pendapatan dan laba sebelum waktunya.
Sebagai contoh , industry rokok domestic AS pada suatu waktu melakukan praktek distribusi
yang dikenal sebagai trade loading. Trade Loading merupakan praktek yang gila , tidak
ekonomis dan licik . Melalui praktek ini pabriakan yang mencoba menunjukkan penjualan,
laba, dan pangsa pasar yang sebenarnya tidak mereka miliki , mereka membujuk para
pedagang grosir yang menjadi pelanggan mereka yang dikenal sebagai trade untuk membeli
lebih banyak produk daripada yang dapat mereka jual kembali denagn cepat. Secara
keseluruhan, industry rokok ini tampaknya dalam waktu dua tahun telah menetapkan terlalu
tinggi laba operasinya sebesar $600 juta karena mengambil laba dari tahun-tahun yang akan
datang.
Dalam industri perangkat lunak computer, praktek yang sama disebut sebagai channel
stuffing. Ketika sebuah produsen perangkat lunak ingin membuat hasil-hasil keuangannya
kelihatan bagus, mereka menawarkan diskon atau potongan yang besar kepada distributornya
agar membeli lebih banyak dan mencatat pendapatan ketika perangkat lunak tersebut
meninggalkan dermaga.Persediaan distributor akan membengkak dan saluran pemasaran
menjadi penuh sesak tetapi laporan keuangan produsen perangkat lunak terlihat baik
meskipun hal itu akan merusak hasil periode mendatang, kecuali jika proses tersebut diulang.
Trade loading dan channel stuffing menyimpangkan hasil operasi dan menghias laporan
keuangan . Jika digunakan tanpa ketentuan yang tepat untuk retur penjualan, channel stuffing
merupakan contoh klasik pembukuan hari ini atas pendapatan yang akan datang.
4. Pendapatan Menurut PSAK No 23 Dan No 34
PSAK 23
Sebagian besar perusahaan didirikan dengan tujuan untuk menghasilkan laba yang optimal
sehingga kclangsungan hidup perusahaan dapat tercapai. Laba diperoleh sebagai kelebihan
pendapatan atas beban. Untuk dapat menghasilkan laba, pendapatan yang dihasilkan oleh
perusahaan harus lebih besar dibandingkan dengan beban yang telah dikeluarkan untuk
memperoleh pendapatan tersebut Oleh karena itu. Pendapatan dapat dijadikan sebagai alat
untuk menilai kinerja suatu pemsahaan dalam menghasilkan laba yang optimal.

Anda mungkin juga menyukai