Anda di halaman 1dari 9

Nama : Febri Monika

Nim : B1031181095

PENYAJIAN DAN PENGUNGKAPAN LAPORAN KEUANGAN

Prinsip Pengungkapan Penuh

Prinsip pengungkapan penuh (full disclosure principle) atau prinsip keterbukaan adalah


menyajikan semua informasi dalam laporan keuangan yang dapat memengaruhi pemahaman
pembaca. Penafsiran atas prinsip ini sangat subyektif dan berpotensi menyebabkan terlalu
banyak informasi yang disajikan. Oleh karena itu, prinsip materialitas digunakan agar hanya
mengungkapkan informasi tentang peristiwa yang mungkin berdampak material terhadap
posisi atau hasil keuangan entitas.

IASB menyatakan bahwa beberapa informasi yang bermanfaat lebih baik disajikan dalam
laporan keuangan dan beberapa lainnya lebih baik disajikan dengan menggunakan media
pelaporan keuangan selain lapiran keuangan.

Peningkatan Persyaratan Pelaporan

Alasan untuk meningkatkan persyaratan pengungkapan beragam, antara lain:

1. Kompleksitas lingkungan bisnis


2. Kebutuhan akan informasi tepat waktu
3. Akuntansi sebagai alat pengendalian dan pengawasan

Pengungkapan Diferensial

Suatu kecendrungan atau tren terhadap pengungkapan diferensial juga telah terjadi. Sebagai
contoh, SEC mensyaratkan bahwa informasi substantive tertentu harus dilaporkan kepadanya.
Walaupun informasi tersebut tidak terdapat dalam laporan tahunan kepada pemegang saham.
Dan IASB menyadari bahwa persyaratan pengungkapan tertentu adalah mahal serta tidak
diperlukan oleh perusahaan tertentu, telah menghapuskan persyaratan pelaporan untuk
perusahaan non-publik atas bidang-bidang seperti nilai wajar instrument keuangan dan
pelaporan segmen.

Catatan Atas Laporan Keuangan

Catatan merupakan alat  akuntansi untuk merinci atau menjelaskan pos-pos yang disajikan
dalam batang tubuh laporan keuangan. Informasi yang berkaitan dengan pos-pos spesifik dari
laporan keuangan dapat dijelaskan dalam istilah kualitatif, dan data-data pelengkap yang
bersifat kuantitatif dapat disediakan untuk memperluas informasi dalam laporan keuangan.

Kebijakan Akuntansi
Kebijakan akuntansi suatu entitas adalah prinsip serta metode akuntansi spesifik yang
digunakan dan dianggap paling tepat untuk menyajikan laporan keuangan entitas tersebut
secara wajar. Kebijakan itu merekomendasikan bahwa laporan yang menyebutkan kebijakan
akuntansi yang dipakai dan diikuti oleh entitas pelapor juga harus disajikan sebagai bagian
integral dari pelaporan keuangan.

Masalah Pengungkapan
Pengungkapan Transaksi atau Peristiwa Khusus
Seorang akuntan diharapkan untuk melaporkan substansi ekonomi dan bukannya format
hukum dari transaksi tersebut serta membuat pengungkapan yang memadai. IASB no 57
mengharuskan pengungkapan berikut untuk transaksi pihak terkait yang material :
1. Sifat hubungan pihak yang terlibat
2. Uraian tentang transaksi (termasuk transaksi di mana tidak ada jumlah atau jumlah
nominal yang terlibat) untuk setiap periode di mana laporan laba rugi disajikan.
3. Jumlah uang yang terlibat dalam transaksi untuk setiap periode di mana laporan laba
rugi disajikan
4. Jumlah yang terhutang dari atau kepada pihak terkait pada setiap tanggal neraca
disajikan.
Peristiwa Setelah Tanggal Neraca (Peristiwa Kemudian)
Catatan atas laporan keuangan harus menjelaskan setiap peristiwa keuangan siginifikan yang
terjadi setelah tanggal neraca formal, tetapi sebelum laporan keuangan akhir diterbitkan.
Peristiwa ini disebut peristiwa setelah tanggal neraca.
Dua jenis peristiwa atau transaksi yang terjadi setelah tanggal neraca mungkin memiliki
pengaruh yang material terhadap laporan keuangan atau mungkin perlu dipertimbangkan
untuk menginterpretasi laporan keuangan itu secara akurat :
1. Peristiwa yang memberikan bukti tambahan tentang kondisi yang ada pada tanggal
neraca, yang mempengaruhi estimasi yang digunakan dalam penyiapan laporan
keuangan, dan oleh sebab itu mengakibatkan diperlukannya penyesuaian.
2. Peristiwa yang memberikan bukti tentang kondisi yang tidak ada pada tanggal neraca
tetapi muncul sesudah tanggal neraca dan tidak membutuhkan penyesuaia laporan
keuangan.

Pelaporan untuk Perusahaan yang Terdiversifikasi (Konglomerat)


Perusahaan akan selalu ragu mengungkapkan data segmental karena alasan-alasan berikut :
1. Tanpa dilengkapi oleh pengetahuan usaha yang mendalam serta pemahaman atas
faktor-faktor penting seperti lingkungan kompetitif dan kebutuhan investasi modal,
seorang investor mungkin menganggap bahwa informasi segmentasi tidak berarti atau
bahkan menarik kesimpulan yang tidak tepat tentang laba segmen yang dilaporkan
2. Pengungkapan tambahan mungkin merugikan perusahaan pelapor karena membantu
perusahaan pesaing, serikat pekerja, pemasok dan badan-badan pemerinta tertentu.
3. Pengungkapan tambahan mungkin mencegah manajemen untuk mengambil risiko
usaha  yang cermat karena segmen yang melaporkan kerugian atau laba yang kurang
memuaskan mungkin menyebabkan rasa tidak puas pemegang saham terhadap
manajemen
4. Variasi yang luas di antara perusahaan-perusahaan dalam memilih segmen-segmen,
alokasi biaya, dam masalah akuntansi lainnya telah mematasi manfaat informasi
segmental
5. Para investor melakukan investasi pada perusahaan secara keseluruhan dan bukan
pada bebarapa segmen tertentu. Sehingga kinerja salah satu segmen bukan merupakan
masalah jika kinerja secara keseluruhan dianggap memuaskan
6. Beberapa masalah teknis tertentu, seperti klasifikasi segmen serta alokasi pendapatan
dan biaya segmen terutama biaya bersama merupakan hal yang tidak dapat dihindari.
Tujuan Pelaporan Segmental
Tujuan dari pelaporan data keuangan segmental adalah untuk memberikan informasi tentang
berbagai jenis aktivitas bisnis yang dilakukan perusahaan dan berbagai lingkungan ekonomi
di mana perusahaan beroperasi, agar membantu pemakai laporan keuangan untuk :
1. Memahami dengan lebih baik kinerja perusahaan
2. Menilai dnegan lebih baik prospek arus kas bersih di masa depan
3. Membuat lebih banyak pertimbangan yang cermat tentang perusahaan secara
keseluruhan

Prinsip-Prinsip Dasar
IASB no 131 mengharuskan bahwa laporan keuangan bertujuan umum mencakup informasi
tertentu atas dasar satu segmentasi. Metode yang dipilih disebut sebagai pendekatan
manajemen. Pendekatan Manajemen ini didasarkan pada cara manajemen memilah-milah
eprusahaan untuk membuat keputusan operasi. Akhirnya, segmen-segmen tersebut tercermin
pada struktur organisasi perusahaan.

Mengidentifikasi Segmen Operasi


Suatu segemen operasi merupakan komponen perusahaan:
1. Yang bergerak dalam kegiatan usaha yang menghasilkan pendapatan dan
menimbulkan beban
2. Yang hasil operasinya dikaji secara teraturn oleh para pembuat keputusan utama
perusahaan untuk menilai knerja segmen dan mengalokasikan sumber daya
kepada segmen tersebut
3. Yang Informasi keuangannya tersedia dan dihasilkan oleh atau didasarkan pada
sistem pelaporan keuangan internal

Informasi tentang dua atau lebihs egmen operasi dapat digabungkan hanya jika segmen-
segmen tersebut memiliki karakteristik dasar yang sama dalam setiap bidang berikut ini :
a. Sifat produk dan jasa yang disediakan
b. Sifat proses produksi
c. Jenis atau kelompok pelanggan
d. Metode distribusi produk atau jasa
e. Jika berlaku, sifat dan lingkungan peraturan
Suatu segmen operasi akan dianggap signifikan dan karenanya, diidentifikasi sebagai segmen
yang dapat dilaporkan jika memenuhi satu atau lebih batasan kuantitatif berikut :
1. Pendapatannya (termasuk penjualan kepada pelanggan eksternal dan penjualan
atau transfer antarsegmen) mencapai 10% atau lebih dari total pendapatan seluruh
segmen operasi perusahaan
2. Jumlah absolute dari laba rugi mencapai 10% atau lebih dari jumlah absolute  (a)
laba operasi gabungan dari seluruh segmen operasi yang mengalami laba, atau  (b)
kerugian gabungan dari seluruh kegiatan segmen operasi yang melaporkan
kerugian
3. Aktiva yang dapat diidentifikasikannya mencapai 10% atau lebih dari aktiva
gabungan seluruh segmen operasi

Prinsip-Prinsip Pengukuran
Prinsip-prinsip akuntansi yang digunakan untuk pengungkapan segmen tidak harus sama
dengan prinsip-prinsip yang digunakan untuk membuat laporan konsolidasi. Fleksibilitas ini
mungkin akan tampak seperti inkonsistensi. Namun, menyiapkan informasi segmen sesuai
dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum merupakan hal yang sulit karena beberapa
prinsip tersebut diperkirakan tidak berlaku pada tingkatan segmen.

Infromasi Segmen yang Dilaporkan


IASB mengharuskan perusahaan untuk melaporkan :
1. Informasi umum tentang segmen-segmen operasinya
2. Laba dan rugi segmen serta informasi terkait
3. Aktiva segmen
4. Rekonsiliasi
5. Informasi tentang produk dan jasa serta lokasi geografis
6. Pelanggan utama

Laporan Interim
Laporan Interim adalah laporan yang mencakup periode kurang dari setahun. Bursa saham,
SEC dan profesi akuntansi telah berperan aktif dalam mengembangkan pedoman untuk
penyajian laporan interim. Akan tetapi, karena sifatnya yang jangka pendek, laporan ini
menciptakan kontroversi. Satu pihak (yang mempunyai pandangan terpisah) percaya bahwa
setiap periode interim harus diperlakukan sebagai periode akuntansi yang terpisah.
Pihak lainnya (yang mempunyai pandangan terpadu) percaya bahwa laporan interim
merupakan bagian integral dari laporan tahunan dan pengangguhan serta  akrual harus
mempertimbangkan apa yang akan terjadi selama satu tahun penuh.

Persyaratan Pelaporan Interim


Perusahaan harus menggunakan metode penetapan harga persediaan yang sama (FIFO, LIFO,
dan yang lainnya) untuk pelaporan interim seperti halnya pada laporan tahunan. Akan tetapi,
pengecualian-pengecualian berikut dapat diterima dalam periode pelaporan interim :
1. Perusahaan dapat menggunakan metode laba kotor untuk penetapan harga persediaan
interim, tetapi dibutuhkan pengungkapan atas metode dan penyesuaian untuk
merekonsiliasi dnegan persediaan tahunan
2. Jika persediaan LIFO dilikuidasi pada tanggal interim dan diperkirakan akan diganti
kembali sebelum akhir tahun, maka HPP harus mencakup perkiraan biaya
penggantian dasar LIFO yang dilikuidasi dan tidak mempengaruhi likuidasi interim
3. Penurunan harga pasar persediaan tidak dapat ditangguhkan setelah periode interim
kecuali dianggap bersifat sementara dan tidak ada kerugian yang diperkirakan untuk
tahun fiskanl tersebut
4. Varians yang direncanakan menurut sistem biaya standar yang diperkirakan akan
diserap sampai akhir tahun biasanya harus ditangguhkan.

Masalah Unik dari Pelaporan Interim


1. Biaya Iklan dan Biaya Sejenis (Biaya ini harus ditangguhkan dalam periode interim
jika manfaatnya melampaui periode tersebut, sebaliknya biaya-biaya itu harus
dibebankan pada saat terjadi
2. Beban yang akan Disesuaikan pada Akhir Tahun (Biaya tersebut harus diestimasi dan
dialokasikan ke periode interim dengan cara terbaik yang mungkin dilakukan)
3. Pajak Penghasilan (Perusahaan pada suatu waktu biasanya menganut pendekatan yang
terakhir dan mengakrualkan pajak yang berlaku ke masing-masing laba tambahan)
4. Pos-Pos Luar Biasa (Membebankan atau mengkredit kerugian atau keuntungan dalam
kuartal di mana hal itu terjadi dan bukannya mencoba beberapa alokasi periode
berganda yang bersifat arbitrer)
5. Laba Per Saham (Pelaporan Laba per Saham interim melibatkan semua masalah
inheren dalam menghitung dan menyajikan laba per saham tahunan serta beberapa
lainnya)
6. Faktor Musiman (Faktor Musiman terjadi apabila penjulan dilakukan dalam satu
periode yang singkat dari satu tahun sementara beberapa biaya terjadi secara merata
sepanjang tahun tersebut)
7. Kontroversi yang Berlanjut (Ketidak jelasam apakah metode terpidah, terpadu, atau
kombinasi dari keduanya yang akan digunakan sebagai standar)

Laporan Auditor Dan Manajemen


Dalam menyiapkan laporan ini, auditor harus megikuti standar-standar pelaporan berikut :
1. Laporan tersebut harus menyatakan apakah laporan keuangan sudah disajikan sesuai
dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum
2. Laporan tersebut harus mengidentifikasi situasi di mana prinsip-prinsip semacam itu
tidak dianut secara konsisten selama periode berjalan dibandingkan dengan periode
sebelumnya
3. Pengungkapan informative dalam laporan keuangan akan dianggap memadai kecuali
dinyatakan sebaliknya pada laporan tersebut
4. Laporan tersebut harus mencakup suatu pernyataan pendapat tentang laporan
keuangan secara keseluruhan atau suatu asersi untuk mempengaruhi bahwa pendapat
tidak dapat diberikan. Jika pendapat secara keseluruhan tidak dapat diberikan, maka
alasannya harus dinyatakan.
Situasi tertentu, walaupun tidak mempengaruhi pendapat wajar tanpa pemgecualian dari
auditor, mungkin mengharuskan auditor untuk menambah paragraph penjelas pada laporan
audit. Beberapa situasi di atas yang lebih penting adalah sebagai berikut :
1. Ketidakpastian
2. Kurangnya konsistensi
3. Penekanan Pada Suatu Hal

Laporan Manajemen
Pembahasan dan Analisis Manajemen
Bagian pembahasan dan Analisis Manajemen mencakup tiga aspek keuangan dari bisnis
perusahaan yaitu likuiditas, sumber daya modal dan hasil operasi. Bagian ini juga harus
memberikan informasi tentang pengaruh inflasi dan perubahan harga jika material terhadap
kecendrungan laporan keuangan.
Tanggung Jawab Manajemen terhadap Laporan Keuangan
SEC telah mempertimbangkan untuk mengharuskan perusahaan membuat laporan tentang
tanggung jawab manajemen termasuk tanggung jawabnya atas dan penilaian atas sistem
pengendalian internal.

Masalah Pelaporan Yang Dihadapi Saat Ini


Pelaporan Tentang Peramalan dan Proyeksi Keuangan
Pengungkapan tersebut mengambil salah satu dari dua bentuk :
1. Peramalan Keuangan (satu set laporan keuangan prospektif yang menyajikan perkiraan
posisi keuangan, hasil operasi, dan arus kas entitas sesuai dengan pengetahuan serta
keyakinan terbaik dari pihak yang bertanggung jawab atas laporan keuangan tersebut)
2. Proyeksi Keungan (laporan-laporan keungan prospektif yang menyajikan perkiraan posisi
keuangan, hasil operasi dan arus kas entitas dengan satu atau lebih asumsi hipotesis sesuai
dengan pengetahuan dan keyakinan terbaik dari pihak yang bertanggung jawab atas
laporan keuangan tersebut)

Pelaporan Keuangan dengan Internet


Penyebaran laporan melalui web dapat memungkinkan perusaha untuk berkomunikasi
dengan lebih banyak pemakai dibandingkan dengan laporan keuangan tradisional yang
menggunakan kertas. Pelaporan dengan internet dapat membantu membuat laporan keungan
lebih relevan dengan mengizinkan perusahaan melaporkan data yang lebih rinci dan lebih
tepat waktu dibandingkan pelaporan yang terbuat dari kertas.
Hambatan utama untuk mencapai pelaporan elektronik secara menyeluruh terkait dengan
kemanan akses ke pelaporan secara elektronik dan reabilitas informasi yang disebarkan
melalui internet.

Kecurangan Pelaporan Keuangan


Kecurangan Pelaporan Keuangan adalah tindakan disengaja atau lalai berupa tindakan atau
peniadaan yang menghasilkan laporan keuangan yang meneysatkan secara material.

Penyebab Kecurangan Pelaporan Keuangan


Kecurangan biasanya terjadi karena kondisi internal dan eksternal perusahaan. Kondisi
internal berkaitan dengan lemahnya sistem pengendalian internal. Faktor eksternal berkaitan
dengan kondisi indistri, lingkungan bisnis secara keseluruhan, atau pertimbangan hukum dan
peraturan. Selain itu itu ada tekanan situasional yang mencakup :
1. Penurunan yang mendadak atas pendapatan atau pangsa pasar
2. Tekanan anggaran yang tidak realistis
3. Tekanan keuangan yang berasal dari rencana bonus
Peluang untuk membuat pelaporan keuangan yang curang timbul dalam situasi di mana
kecurangan tersebut mudah dilakukan dan upaya deteksi sulit dilaksanakan. Peluang-peluang
tersebut sering timbul dari :
1. Tidak adanya Dewan Direksi atau Komite Audit
2. Pengendalian akuntansi internal yang lemah atau tidak ada
3. Transaksi yang rumit atau tidak biasa
4. Estimasi akuntansi yang memerlukan pertimbangan sybyektif yang signifikan
5. Staf audit yang tidak efektif

DAFTAR PUSTAKA

Donald E. Kieso, Jerry J, Weygandt, Terry D. Warfield. 2008. Akuntansi Intermediate. Edisi
12. Jakarta: Erlangga

http://sashaannisa18.blogspot.com/2015/03/pengungkapan-penuh-dalam-pelaporan.html

Anda mungkin juga menyukai