Anda di halaman 1dari 21

KELOMPOK 7

SEMINAR AKUNTANSI KEUANGAN


PENDAPATAN DAN BEBAN

DISUSUN OLEH:

INDARWATI RADIANITA 1514190044


THALIA JULIANA 1514190107
YESSICA 1514190119
IDZNI NAMIRA 1514190127
AULIA VINDARI 1514190145

FAKULTAS EKONOMI
AKUNTANSI KEUANGAN S1
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan karunia-Nya
kami diberi kelancaran dalam menyelesaikan tugas makalah Seminar Akuntansi Keuangan ini.

Sebelumnya kami ingin berterima kasih kepada Bapak Slamet Poernomo, SE., Ak. MBA
selaku dosen Seminar Akuntansi Keuangan karena telah memberikan tugas makalah ini sehingga
dapat menambah pengetahuan kami dalam memahami dan mendalami pokok bahasan mengenai
Pendapatan dan Beban dalam akuntansi.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat dalam menambah wawasan kita semua dan dapat
memenuhi kriteria tugas yang diberikan. Kami mohon maaf apabila ada kekurangan dalam
penulisan makalah ini. Oleh karena itu, kami menerima kritik positif dari pembaca sebagai
perbaikan di masa yang akan datang. Akhir kata kami ucapkan terima kasih.

Jakarta, 18 November 2018


BAB I
PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG


Pemahaman terhadap konsep pendapatan dan beban memerlukan analisis yang hati-hati
terhadap karekteristik dari transaksi yang berkaitan dengan laporan laba rugi perusahaan. Ada
elemen laporan lain yang sifatnya hampir sama dengan pendapatan dan beban namun sebaiknya
tidak dimasukkan sebagai komponen pendapatan dan beban. Karekteristik suatu komponen
laporan laba rugi dapat dipahami dengan mengenali batasan atau pengertian yang berkaian
dengan pendapatan dan beban.
Dengan pemahaman seperti ini, transaksi yang berkaitan dengan pendapatan dan beban
dapat dengan mudah diidentifikasi sehingga dapat disajikan dengan benar dalam laporan
keuangan. Dalam makalah ini akan membahas tentang pendapatan dan beban sebagai dasar
pencatatan nilai dalam akuntansi.
Pendapatan dan beban sebagai elemen penentuan laba rugi suatu perusahaan.Dalam
beberapa dasawarsa belakangan ini, perhatian pada perhitungan laba rugi semakin dirasakan
manfaatnya. Dengan adanya informasi mengenai pendapatan dan beban, maka dapat
membandingkan antara modal yang tertanam dengan penghasilan sebagai alat untuk mengukur
kinerja efisiensi perusahaan dan dapat memprediksi distribusi dividen di neraca yang akan
datang.

1.2. RUMUSAN MASALAH


Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka rumusan masalahnya adalahbagaimana
pengakuan pendapatan dan beban menurut IFRS dan SAK ETAP?

1.3. TUJUAN PENULISAN


Tujuan penulisan makalah ini selain untuk memenuhi tugas dari mata kuliah
Akuntansi Keuangan, penulis juga ingin manambah wawasan tentang Pendapatan dan Beban
khususnya, dan sebagai pengingat di kala lupa bagi pembaca pada umumnya, serta untuk
mengatasi masalah-masalah yang terjadi disekitar kita terkait pembahasan ini.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. PENGAKUAN PENDAPATAN DAN BEBAN (IFRS)

2.1.1. PENDAPATAN
Pendapatan adalah kenaikan/pertambahan laba yang berasal dari kegiatan utama
perusahaan. Biasanya dinyatakan dalam satuan moneter. Secara garis besar konsep
pendapatan dapat ditinjau dua segi, yaitu :
1. Menurut ilmu ekonomi
Pendapatan menurut ilmu ekonomi merupakan nilai maksimum yang dapat dikonsumsi oleh
seseorang dalam suatu periode dengan mengharapkan keadaan yang sama pada akhir periode
seperti keadaan semula. Pengertian tersebutmenitikberatkan pada totalkuantitatif pengeluaran
terhadap konsumsi selama satuperiode. Dengan kata lain, pendapatan adalah jumlah harta
kekayaan awal periodeditambah keseluruhan hasil yang diperoleh selama satu periode, bukan
hanya yang dikonsumsi.
2. Menurut ilmu akuntansi
Ada beberapa pandangan diantaranya:.
A. FASB No.6, Pendapatan adalah arus kas masuk /penambahan lainnya pada aktiva suatu satuan
usaha atau penyelesaian kewajiban (kombinasi dari keduanya ) dari pengiriman atau produksi
barang, pemberian jasa, atau kegiatan lain yang bukan merupakan kegiatan utama. Definisi lebih
sempit menurut FASB, Pendapatan dihasilkan dari kegiatan utama.
B. PSAK 23,Pendapatan adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari
aktivitas normal perusahaan selama satu periode bila arus masuk itu mengakibatkan kenaikan
ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanaman modal.

Terdapat 2 konsep tentang pendapatan yaitu sebagai berikut:


1. Konsep Pendapatan yang memusatkan pada arus masuk (inflow) aktiva sebagai hasil dari
kegiatan operasi perusahaan. Pendekatan ini menganggap pendapatan sebagai inflow of net asset.
2. Konsep Pendapatan yang memusatkan perhatian kepada penciptaan barang dan jasa serta
penyaluran konsumen atau produsen lainnya, jadi pendekatan ini menganggap pendapatan
sebagai outflow of good and services.
Penggolongan Pendapatan:
a. Pendapatan arti Luas
Pendapatan secara luas menitikberatkan kepada keseluruhan kegiatan perusahaan yang
menghasilkan kenaikan aktiva atau berkurangnya hutang dan dapat merubah modal pemiliknya.
Keseluruhan kegiatan perusahaan itu terdiri dari kegiatan utama dan kegiatan lain di luar
kegiatan utama. Contoh: Pendapatan bunga dan dividen, biasanya dimasukkan ke pendapatan
lain-lain.
b. Pendapatan arti sempit
Pemfokusan kegiatan perusahaan terhadap kegiatan utama yang berakibat kepada kenaikan
aktiva atau pengurangan hutang dan yang dapat merubah modal tersebut.
KARAKTERISTIK PENDAPATAN:
Ada beberapa karakteristik tertentu dari pendapatan yang menentukan atau membatasi
bahwa sejumlah rupiah yang masuk ke perusahaan merupakan pendapatanyang berasal dari
operasiperusahaan. Karakteristik ini dapat dilihat berdasarkan:
1. Sumber pendapatan
Tambahan jumlah rupiah aktiva Perusahaan dapat berasal dari transaksi modal, laba dari
penjualan aktiva yang bukan merupakan barang dagangan (seperti: aktiva tetap, surat berharga,
ataupun penjualan anak/cabang Perusahaan), hadiah, sumbangan/temuan, revaluasi aktiva tetap,
dan penjualan produk perusahaan.Penjualan Produk Perusahaan Sumber utama Pendapatan.
2. Produk dan kegiatan utama Perusahaan
Produk yang dihasilkan perusahaan dapat berupa barang/jasa.Produk perusahaan diartikan
meliputi seluruh barang/ jasa yang disediakan/diserahkan kepada konsumen tanpa memandang
jumlah rupiah relatif tiap jenis produk tersebut atau sering tidaknya produk tersebut dihasilkan.
3. Jumlah rupiah pendapatan dan proses penandingan
Pendapatan merupakan jumlah rupiah dari harga jual per satuan kali kuantitas terjual.Laba/rugi
terjadi setelah pendapatan dan biaya dibandingkan.Setelah biaya yang dibebankan dibandingkan
dengan pendapatan, maka akan tampak pendapatannetto.

Pengukuran Pendapatan
a) Pendapatan diukur dengan nilai wajar imbalan yang diterima atau dapat diterima.
b) Jumlah pendapatan yang timbul dari transaksi biasanya ditentukan oleh persetujuan antara
perusahaan dan pembeli atau pengguna aset tersebut. Jumlah tersebut diukur dengan nilai wajar
imbalan yang diterima atau dapat diterima oleh perusahaan dikurangi jumlah diskon dagang dan
rabat volume yang diperbolehkan oleh perusahaan.
c) Pada umumnya, imbalan tersebut berbentuk kas atau setara kas dan jumlah pendapatan adalah
jumlah kas atau setara kas yang diterima atau yang dapat diterima. Namun, bila arus masuk dari
kas atau setara kas ditangguhkan, maka nilai wajar dari imbalan tersebut mungkin kurang dari
jumlah nominal dari kas yang diterima atau dapat diterima. Misalnya, suatu perusahaan dapat
memberikan kredit bebas bunga kepada pembeli atau menerima wesel tagih dari pembeli dengan
tingkat bunga dibawah pasar sebagai imbalan dari penjualan barang. Jika perjanjian tersebut
secara efektif merupakan transaksi keuangan, maka nilai wajar imbalan ditentukan dengan
pendiskontoan seluruh penerimaan di masa depan dengan menggunakan tingkat bunga tersirat
(imputed). Tingkat bunga tersirat yang digunakan adalah yang paling mudah ditentukan antara:
a. tingkat bunga yang berlaku bagi instrumen yang serupa dari suatu penerbit
(issuer) dengan penilaian kredit (credit rating) yang sama; atau
b. suatu tingkat bunga untuk mengurangi (discount) nilai nominal instrumen tersebut
ke harga jual tunai pada saat ini dari barang atau jasa.
d) Bila barang atau jasa dipertukarkan (barter) untuk barang atau jasa dengan sifat dan nilai yang
sama, maka pertukaran tersebut tidak dianggap sebagai transaksi yang mengakibatkan
pendapatan. Hal ini sering terjadi dengan komoditas seperti minyak atau susu di mana penyalur
menukarkan (swap) persediaan di berbagai lokasi untuk memenuhi permintaan dengan dasar
tepat waktu dalam suatu lokasi. Jika barang dijual dan jasa diberikan untuk dipertukarkan dengan
barang dan jasa yang tidak serupa, pertukaran tersebut dianggap sebagai transaksi yang
mengakibatkan pendapatan. Pendapatan tersebut diukur pada nilai wajar dari barang atau jasa
yang diserahkan, disesuaikan dengan jumlah kas atau setara kas yang ditransfer.

Pengidentifikasian Transaksi
Kriteria pengakuan diterapkan secara terpisah pada setiap transaksi dan kriteria
pengakuan pendapatan diterapkan pada komponen-komponen yang dapat diindentifikasikan
secara terpisah dari transaksi tunggal agar mencerminkan subtansi transaksi tersebut, beberapa
komponen tersebut yaitu:
a. Penjualan Barang
Pendapatan dari penjualan barang diakui jika seluruh kondisi berikut dipenuhi:
1) Entitas telah memindahkan risiko dan manfaat kepemilikan barang secara signifikan kepada
pembeli, artinya penjual tidak lagi tau menahu mengenai manfaat dan resiko atas barang yang
dijual hal ini melalui kesepakaantan dengan pembeli.
2) Entitas tidak lagi melanjutkan pengolaan yang biasanya terkait dengan kepemilikan atas
barang ataupun melakukan pengendalian efektif atas barang yang dijual. Maksudnya penjual
tidak lagi merawat mengatur dan tindakkan lainnya terhadap barang yang telah dijual.
3) Jumlah pendapatan dapat diukur secara andal.
4) Besar kemungkinan manfaat ekonomi yang dihubungkan dengan transaksi akan mengalir
kepada entitas tersebut.
5) Biaya yang terjadi atau akan terjadi sehubungan dengan trasaksi penjualan dapat diukur
dengan andal.

Untuk mengetahui pada saat kapan penjualan sudah dapat mengakui tergantung dari
perjanjian jual beli yang sudah disepakati antara kedua belah pihak. Contoh Jurnal bagi si
pembeli:
D : Persedian xxxxx
D : Ppn masukan xxxxx
K : Hutang usaha xxxxx
K : Discount pembelian xxxxx

Bila salah satu kriteria diatas tidak dipenuhi, maka pengakuan pendapatan harus
ditangguhkan.pendapatan tidak diakui apabila entitas tersebut menahan resiko dan manfaat
kepemilikan secara signifikan dalam berbagai cara, misalnya:
1) Jika perusahaan menahan kewajibannya sehubungan dengan pelaksanaan suatu hal yang tidak
memuaskan yang tidak dijamin oleh ketentuan jaminan normal.
2) Jika penerimaan pendapatan dari penjualan bergantung pada pendapatan pembelian dari
penjualan barang yang bersangkutan.
3) Jika pengiriman barang bergantung pada intalasinya dan instalasi tersebut merupakan bagian
signifikan dari kontrak yang belum diselesaikan oleh entitas; dan
4) Jika pembeli berhak membatalkan pembelian berdasarkan alasan yang ditentukan dalam
kontrak dan entitas tidak dapat memastikan apakah akan jadi retur.
b. Penjualan Jasa
Jika hasil transaksi penjualan jasa dapat diestimasi secara andal, maka pendapatan
sehubungan dengan transaksi tersebut di akui dengan acuan pada tingkat penyelesaian dari
transaksi pada akhir acuan pada tingkat penyelesaian dari transaksi pada akhir periode pelaporan.
Hasil transaksi dapat diestimasi secara andal jika seluruh kondisi berikut dipenuhi:
1) Jumlah pendaptan dapat diukur secara andal.
2) Kemungkinan besar manfaat ekonomi sehubungan dengan transaksi tersebut akan mengalir ke
entitas.
3) Tingkat penyelesaian dari suatu transaksi pada akhir periode pelaporan dapat diukur secara
andal; dan
4) Biaya yang timbul untuk transaksi dan biaya untuk menyelesaikan transaksi tersebut dapat
diukur secara andal.

Pengakuan pendapatan dengan mengacu pada tingkat penyelesaian dari suatu transaksi
sering disebut sebagai metode sebagai metode persentase penyelesaian. Dengan metode ini,
pendapatan diakui dalam periode akuntansi pada saat jasa diberikan. Pengakuan pendapatan atas
dasar ini memberikan informasi yang berguna mengenai tingkat kegiatan jasa dan kinerja dalam
suatu periode. PSAK 34: Akuntansi Kontrak Kontruksi juga mensyaratkan pengakuan pendpatan
berdasarkan hal ini.
Persyaratan PSAK 34 secara umum berlaku untuk pengakuan pendapatan dan beban
terkait untuk transaksi yang melibatkan pemeberian jasa. PSAK 34 Akuntansi Kontrak
Konstruksi (Accounting for Construction Contracts) yang berbunyi “Bila hasil (outcome)
kontrak konstruksi dapat diestimasi secara andal, pendapatan kontrak dan biaya kontrak yang
berhubungan dengan kontrak konstruksi harus diakui masing-masing sebagai pendapatan dan
beban dengan memperhatikan tahap penyelesaian aktivitas kontrak pada tanggal neraca”.

Entitas pada umumnya dapat membuat estimasi andal setelah entitas


mencapaipersetujuan dengan pihak lain mengenai hal-halberikut dalam transaksi:
1) Hak masing-masing pihak yang pelaksanaannya dapat dipaksakan secara hukum terkait dengan
jasa yang diberikan dan terima pihak tersebut;
2) Imbalan yang dipertukarkan dan
3) Cara dan persyaratan penyelesaian.

.
Pengungkapan
Entitas mengungkapkan:
a)Kebijakan akuntansi yang digunakan untuk pengakuan pendapatan, termasuk metode yang
digunakan untuk menentukan tingkat penyelesaian transaksi penjualan jasa.
b) Jumlah setiap kategori signifikan dari pendapatan yang diakui selama periode tersebut,
termasuk pendapatan yang berasal dari:
Penjulan barang
Penjualan jasa
Bunga
Royalti
Dividen
c)Jumlah pendapatan yang berasal dari pertukaran barang atau jasa yang tercakup dalam setiap
kategori signifikan dari pendapatan.

2.1.2. BEBAN
Pengertian expense menurut Hendriksen dalam buku yang berjudul Accounting
Theory dapat diuraikan sebagai berikut:
“Exspense are the using or consuming of goods and services in the proses of obtaining revenue.
They are the expiration of faclor services related either directly to producing and selling of the
product to the enter prise”. (1990:187)

Kutipan diatas dapat diartikan bahwa beban (expense) adalah penggunaan atau
pemakaian barang dan jasa dalam proses mendapatkan revenue. Biaya merupakan usaha yang
menghabiskan (expiration) barang dan jasa-jasa faktor yang berkaitan langsung ataupun tidak
langsung terhadap produksi dan penjualan produk perusahaan.Dalam hal ini tersirat dua
pengertian yaitu:
1. Adanya pemakaian atau penghabisan barang dan jasa,atau disebut juga expiration,
2. nilai-nilai barang dan jasa ini menjadi habis pada saat produk ditransfer ke pembeli.

Beban menunjukkan perubahan yang tidak menguntungkan dalam sumber daya


perusahaan, yaitu penurunan dalam laba. Beban menggunakan atau mengkonsumsikan barang
dan jasa dalam proses perolehan pendapatan. Beban diukur sebesar nilai barang atau jasa yang
digunakan. Contoh beban yaitu harga pokok penjualan barang, beban sewa, beban gaji, beban
listrik, dan sebagainya.
FASB mendefinisikan biaya sebagai:
“Arus kas keluar atau penggunaan aktiva atau terjadinya kewajiban (atau keduanya) dari
penyerahan atau produksi barang, pemberian jasa, atau pelaksanaan kegiatan lain yang
merupakan operasi terbesar atau utama yang berkelanjutan dari perusahaan tersebut.”

Sedangkan menurut SAK (1994)


“Beban adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu periode akuntansi dalam bentuk
arus keluar atau berkurangnya aktiva atau terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan
ekuitas yang tidak menyangkut pembagian kepada penanam modal”.
Dalam SFAC No. 3 dan 6 terdapat perbedaan antara biaya dan kerugian:
Expenses:
Aliran keluar atau penggunaan assets suatu entitas atau penambahan utang (kombinasi
keduanya) selama satu periode, karena entitas itu menyerahkan atau memproduksi barang,
memberikan jasa atau melakukan aktivitas lain yang merupakan operasi pokoknya.
Losses:
Penurunan equity atau net asset akibat dari transaksi tidak biasa atau insidentalyang
bukan berasal dari expenses atau distribusi kepada pemilik. Biaya berkaitan dengan operasi
utama perusahaan, sedangkan kerugian merupakan akibat dari operasi incidental perusahaan.

PSAK No. 26
Akuntansi biaya pinjaman diatur dalam PSAK No. 26 (Biaya Pinjaman) 2011, IAS
23 Borrowing cost.

Perlakuan Akuntansi Biaya Pinjaman


Biaya pinjaman yang dapat diatribusikan secara langsung dengan perolehan konstruksi
atau produksi aset kualifikasi dan dikapitalisasi sebagai bagian biaya perolehan
aset tersebut. Biaya Pinjaman lainnya diakui sebagai beban.

Aset kualifikasian:
Aset yang membutuhkan waktu yang cukup lama agar siap untuk digunakan sesuai
dengan maksudnya atau dijual. Beberapa contoh dari aset kualifikasian adalah sebagai berikut:
1. Persediaan.
2. Pabrik.
3. Fasilitas pembangkit listrik.
4. Kebun.
5. Aset yang lain yang memenuhi kriteria aset kualifikasian.

Aset keuangan dan persediaan yang dipabrikasi atau diproduksi dalam jangka waktu
pendek bukan merupakan aset kualifikasian.

Biaya Pinjaman:
Biaya pinjaman adalah bunga dan biaya lain yang ditanggung perusahaan sehubungan
dengan peminjaman dana. Biaya pinjaman dapat meliputi :
1. Beban bunga
2. Beban bunga dalam sewa pembiayaan yang diakui sesuai dengan PSAK 30: Sewa
3. Selisih kurs yang berasal dari pinjaman dalam mata uang asing sepanjang selisih kurs tersebut
diperlakukan sebagai penyesuaian atas biaya bunga.
Pengakuan
Biaya pinjaman yang dapat diatribusikan secara langsung adalah biaya pinjaman yang
dapat dihindari jika pengeluaran atas aset kualifikasian tidak dilakukan:
1. Jika perusahaan meminjam dana ke bank dengan fasilitas kredit investasi khusus untuk
membangun aset kualifikasian tertentu, maka besarnya biaya pinjaman yang dapat dikapitalisasi
adalah sebesar: Perjanjian Kredit untuk KI dapat membuat perusahaan memperoleh dana
pinjaman dan menanggung biaya pinjaman terkait sebelum dana tersebut digunakan untuk
investasi, dalam kondisi tersebut dana pinjaman seringkali diinvestasikan terlebih dahulu sambil
menunggu dana tersebut digunakan untuk investasi.
Dalam menentukan jumlah biaya pinjaman yang dapat dikapitalisasi selama suatu periode, maka
setiap penghasilan investasi yang diterima atas dana tersebut dikurangkan dari biaya pinjaman
yang terjadi.
2. Jika perusahaan meminjam dana secara umum lalu menggunakannya untuk memperoleh aset
kualifikasian, maka perusahaan menentukan biaya pinjaman yang dikapitalisasi dengan
menerapkan tarif kapitalisasi terhadap pengeluaran atas aset tersebut.
Tarif kapitalisasi adalah rata-rata tertimbang biaya pinjaman atas saldo pinjaman selama periode
diluar pinjaman spesifik untuk memperoleh aset kualifikasian. Jumlah biaya pinjaman
dikapitalisasi selama suatu periode tidak boleh melebihi jumlah biaya pinjaman yang terjadi pada
periode tersebut.

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 20 Biaya Riset dan Pengembangan:
Tujuan Pernyataan ini adalah untuk mengatur perlakuan akuntansi untuk biaya riset dan
pengembangan. Permasalahan pokok dalam akuntansi untuk biaya dari kegiatan riset dan
pengembangan adalah apakah biaya seperti itu harus diakui sebagai aktiva atau beban.
Pernyataan ini menggunakan kriteria pengakuan yang diatur dalam Kerangka Dasar Penyusunan
dan Penyajian Laporan Keuangan untuk menentukan kapan biaya riset dan pengembangan harus
diakui sebagai beban dan kapan harus diakui sebagai aset. Pernyataan ini juga menyediakan
pedoman praktis untuk penerapan kriteria-kriteria tersebut.

Definisi
Berikut adalah pengertian istilah yang digunakan dalam Pernyataan ini:
Riset adalah penelitian yang orisinal dan terencana yang dilaksanakan dengan harapan
memperoleh pengetahuan dan pemahaman teknis atau ilmiah yang baru.
Pengembangan adalah penerapan hasil riset atau pengetahuan lain ke dalam suatu rencana atau
desain untuk menghasilkan, bahan, alat, produk, proses, sistem atau jasa, sebelum dimulainya
produksi komersial atau pemakaian.

Walaupun hakekat kegiatan yang tercakup dalam riset dan pengembangan secara umum
dapat dipahami, tetapi pada prakteknya sulit untuk mengidentifikasikannya secara khusus.
Walaupun definisi tersebut di atas dapat membantu perusahaan, seringkali identifikasi kegiatan
riset dan pengembangan tergantung pada jenis bisnis, bagaimana bisnis diorganisasi dan jenis
proyek yang dilakukan.
Contoh kegiatan riset adalah:
a) Kegiatan yang bertujuan untuk menemukan pengetahuan baru;
b) Penelitian lebih lanjut terhadap kemungkinan penerapan hasil riset atau pengetahuan lainnya;
penelitian untuk menemukan alternatif produk dan proses; dan formulasi dan desain
kemungkinan alternatif-alternatif produk dan proses baru atau disempurnakan.

Contoh kegiatan pengembangan adalah:


a) Evaluasi alternatif produk atau proses produksi;
b) Rancangan, konstruksi, dan pengujian prototipe dan model sebelum diproduksi;
c) Rancangan peralatan dan cetakan yang melibatkan teknologi baru;
d) Rancangan, konstruksi dan operasi pabrik percontohan (pilot plant) yang skala ekonominya
tidak layak untuk produksi komersial.

Contoh kegiatan yang mungkin berhubungan dekat dengan kegiatan riset dan
pengembangan tetapi tidak merupakan kegiatan riset ataupun pengembangan antara lain:
a) Penerapan rekayasa sepenuhnya dalam kegiatan produksi pada tahap awal produksi komersial;
b) Kendali mutu selama produksi komersial, meliputi pengujian rutin terhadap hasil produksi;
c) Perbaikan terhadap kerusakan yang terjadi selama produksi komersial;
d) Usaha rutin untuk meningkatkan, memperkaya atau menyempurnakan kualitas produk yang
telah ada;
e) Penyesuaian dari kemampuan yang ada terhadap permintaan khusus atau kebutuhan pelanggan
sebagai bagian dari kegiatan komersial yang berkesinambungan;
f) Perubahan rancangan secara musiman ataupun periodik dari produk yang telah ada;
g) Rancangan rutin dari peralatan dan cetakan; dan
h) Kegiatan-kegiatan yang mencakup rekayasa konstruksi dan rancang bangun sehubungan
dengan konstruksi, relokasi, pengaturan kembali, atau fasilitas permulaan yang digunakan (start-
up of facilities) dan peralatan selain fasilitas dan peralatan yang digunakan semata-mata untuk
proyek riset dan pengembangan tertentu.

Komponen Biaya Riset dan Pengembangan


Biaya riset dan pengembangan harus mencakup semua biaya yang secara langsung dapat
diatribusikan ke kegiatan riset dan pengembangan atau yang dapat dialokasikan menurut dasar
yang wajar pada kegiatan tersebut.

Biaya riset dan pengembangan meliputi:


a) Upah, gaji dan biaya pegawai lainnya yang terlibat dalam kegiatan riset dan pengembangan;
b) Biaya bahan dan jasa yang dikonsumsi dalam kegiatan riset dan pengembangan;
c) Penyusutan properti, pabrik dan peralatan yang digunakan untuk kegiatan riset dan
pengembangan;
d) Biaya overhead, di luar biaya administrasi umum, yang berhubungan dengan kegiatan riset dan
pengembangan. Biaya biaya ini dialokasikan dengan menggunakan dasar yang sama dengan
yang digunakan pada persediaan (lihat pernyataan standar akuntansi keuangan no. 14 tentang
persediaan ); dan
e) Biaya-biaya lain, seperti amortisasi paten dan lisensi, bila aktiva-aktiva tersebut digunakan
dalam kegiatan riset dan pengembangan. Biaya penjualan tidak termasuk dalam biaya riset dan
pengembangan.

Pengakuan Biaya Riset dan Pengembangan


Alokasi biaya riset dan pengembangan pada periode yang berbeda ditentukan dengan
melihat hubungan antara biaya dan manfaat keekonomian yang diharapkan perusahaan akan
diperoleh dari kegiatan riset dan pengembangan tersebut. Bila besar kemungkinan biaya tersebut
akan meningkatkan manfaat keekonomian masa depan dan biaya tersebut dapat diukur secara
andal, maka biaya-biaya tersebut memenuhi syarat untuk diakui sebagai aktiva. Sifat riset adalah
sedemikian rupa sehingga terdapat ketidakpastian (insufficient certainty) bahwa manfaat
keekonomian masa depan akan direalisasi sebagai hasil dari pengeluaran riset tertentu. Oleh
karena itu, biaya riset diakui sebagai beban dalam periode terjadinya.
Kegiatan pengembangan merupakan tindak lanjut fase riset dalam kegiatan riset dan
pengembangan. Dalam beberapa hal, perusahaan dapat menentukan probabilitas penerimaan
manfaat keekonomian di masa mendatang. Oleh karena itu biaya pengembangan diakui sebagai
aktiva bila memenuhi kriteria tertentu yang mengindikasikan bahwa besar kemungkinan biaya-
biaya tersebut akan meningkatkan manfaat keekonomian masa depan.

Biaya Riset
Biaya riset harus diakui sebagai beban dalam periode terjadinya dan tidak boleh diakui
sebagai aktiva dalam periode berikutnya.

Biaya Pengembangan
Biaya pengembangan suatu proyek diakui sebagai beban dalam periode terjadinya kecuali
apabila dipenuhi kriteria untuk pengakuan sebagai aktiva. Biaya pengembangan yang semula
telah diakui sebagai beban tidak boleh diakui sebagai aktiva dalam periode berikutnya.

Biaya pengembangan diakui sebagai aktiva bila memenuhi semua kriteria berikut:
a) Produk atau proses didefinisikan dengan jelas dan biaya-biaya yang dapat diatribusikan kepada
produk atau proses dapat diidentifikasi secara terpisah dan diukur secara andal;
b) Kelayakan teknis dari produk atau proses dapat ditunjukkan;
c) Perusahaan bermaksud untuk memproduksi dan memasarkan, atau menggunakan produk atau
proses tersebut;
d) Adanya pasar untuk produk atau proses tersebut, atau jika akan digunakan sendiri,
kegunaannya untuk perusahaan dapat ditunjukkan.
e) Terdapat sumber daya yang cukup, atau ketersediaannya dapat ditunjukkan, untuk
menyelesaikan proyek dan memasarkan atau menggunakan produk atau proses tersebut.

Biaya pengembangan suatu proyek yang diakui sebagai aktiva tidak boleh melebihi
jumlah yang mungkin dipulihkan oleh manfaat keekonomian masa depan yang berhubungan,
setelah dikurangi dengan biaya pengembangan lebih lanjut, biaya produksi yang bersangkutan,
dan biaya penjualan dan administrasi yang terjadi secara langsung dalam memasarkan produk
tersebut.
Biaya pengembangan suatu proyek dapat memenuhi definisi suatu aktiva, namun
mungkin tidak memenuhi kriteria pengakuan aktiva karena terdapat ketidakpastian (insufficient
certainty) bahwa manfaat keekonomian masa depan akan diperoleh perusahaan sebagai hasil dari
biaya pengembangan. Dalam keadaan tersebut, biaya pengembangan diakui sebagai beban dalam
periode terjadinya dan tidak diakui sebagai aktiva dalam periode berikutnya.
Manfaat keekonomian yang diharapkan diperoleh dari kegiatan pengembangan meliputi
pendapatan dari penjualan produk atau proses, dan penghematan biaya atau manfaat lain yang
diakibatkan dari penggunaan produk atau proses oleh perusahaan itu sendiri. Estimasi
pendapatan dan penghematan biaya didasarkan pada harga dan biaya masa depan jika besar
kemungkinan harga penjualan masa depan akan lebih rendah daripada yang harga yang lazim
pada akhir periode, dan harga jual yang lebih rendah itu tidak akan sepenuhnya dikompensasi
dengan tambahan penghematan biaya. Dalam hal sebaliknya, estimasi pendapatan dan
penghematan biaya didasarkan pada harga atau kondisi yang lazim pada akhir periode.
Penerapan kriteria pengakuan aktiva melibatkan penilaian ketidakpastian yang
melingkupi kegiatan pengembangan. Ketidakpastian tersebut diperhitungkan dengan hati-hati
dalam membuat pertimbangan dan keputusan (judgement) sehubungan dengan penentuan jumlah
biaya pengembangan untuk diakui sebagai aktiva. Penerapan prinsip kehati-hatian tidak boleh
menyebabkan pengakuan aktiva yang secara sengaja diperendah (understatement).

Pengungkapan
Laporan keuangan harus mengungkapkan:
a) Kebijakan akuntansi untuk biaya riset dan pengembangan;
b) Jumlah biaya riset dan pengembangan yang diakui sebagai beban dalam periode berjalan;
c) Metode amortisasi yang digunakan;
d) Masa manfaat atau tingkat amortisasi yang digunakan; dan
e) Rekonsiliasi saldo biaya pengembangan yang belum diamortisasi pada awal dan akhir periode
yang menunjukkan:
f) Biaya pengembangan yang diakui sebagai aktiva
g) Biaya pengembangan yang diakui sebagai beban
h) Biaya pengembangan yang dialokasikan ke akun aktiva lain; dan
i) Biaya pengembangan yang dipulihkan kembali.

2.2. PENGAKUAN PENDAPATAN DAN BEBAN (SAK ETAP)


2.2.1. PENDAPATAN
Pendapatan pada konsepnya merupakan adanya kemungkinan bahwa suatu manfaat
ekonomi yang akan masuk ke dalam suatu entitas. Manfaat ekonomi yang masuk ke dalam
entitas akan berdampak pada meningkatnya nilai aset, menurunnya kewajiban, dan
meningkatnya ekuitas yang tidak dipengaruhi adanya setoran modal.

Pendapatan muncul sebagai akibat dari transaksi atau kejadian berikut:


a) Penjualan barang (baik diproduksi oleh entitas untuk tujuan produksi atau dibeli untuk dijual
kembali);
b) Pemberian jasa;
c) Kontrak konstruksi;
d) Penggunaan aset entitas oleh pihak lain yang menghasilkan bunga, royalti atau dividen.
Pendapatan atau penghasilan lain yang muncul dari beberapa transaksi dan kejadian lain
berikut ini diatur dalam bab lain:
a) Perjanjian sewa (lihat Bab 17 Sewa);
b) Dividen yang timbul dari investasi yang dihitung dengan menggunakan metode ekuitas (lihat
Bab 12 Investasi pada Entitas Asosiasi dan Entitas Anak);
c) Perubahan nilai wajar investasi pada efek tertentu, atau pelepasannya (lihat Bab 10Investasi
Pada Efek Tertentu).

PENGUKURAN PENDAPATAN
Entitas harus mengukur pendapatan berdasarkan nilai wajar atas pembayaran yang
diterima atau masih harus diterima. Nilai wajar tersebut tidak termasuk jumlah diskon penjualan
dan potongan volume.
Entitas harus memasukkan dalam pendapatan manfaat ekonomi yang diterima atau masih
harus diterima secara bruto. Entitas harus mengeluarkan dari pendapatan sejumlah nilai yang
menjadi bagian pihak ketiga seperti pajak penjualan, pajak atas barang dan jasa, dan pajak
pertambahan nilai. Dalam hubungan keagenan, entitas memasukkan dalam pendapatan hanya
sebesar jumlah komisi. Jumlah yang diperoleh atas nama pihak prinsipal bukan merupakan
pendapatan entitas tersebut.

Pertukaran Barang atau Jasa


Entitas tidak dapat mengakui pendapatan jika barang atau jasa ditukar atau diganti oleh
barang atau jasa yang sejenis dan bernilai sama. Namun, entitas harus mengakui pendapatan
ketika barang telah dijual atau jasa diberikan dalam pertukaran barang atau jasa yang tidak
serupa. Dalam kasus ini, entitas harus mengukur transaksi pada nilai wajar, kecuali (a) transaksi
pertukaran tidak memiliki substansi komersial atau (b) nilai wajar dari aset yang diterima
ataupun aset yang dilepas tidak dapat diandalkan. Jika transaksi tidak bisa diukur pada nilai
wajar, maka entitas harus mengukurnya pada jumlah tercatat dari aset yang dilepas.

IDENTIFIKASI TRANSAKSI PENDAPATAN


Entitas umumnya menerapkan kriteria pengakuan pendapatan dalam Bab ini secara
terpisah untuk setiap transaksi. Namun, entitas dapat menerapkan kriteria pengakuan yang
berbeda pada tiap komponen yang dapat diidentifikasi dari suatu transaksi tunggal jika hal ini
diperlukan untuk merefleksikan substansi dari transaksi. Misalnya, entitas menerapkan kriteria
pengakuan kepada tiap komponen yang dapat diidentifikasi dari suatu transaksi tunggal ketika
harga jual suatu produk meliputi jumlah yang dapat diidentifikasi atas pemberian jasa lanjutan.
Sebaliknya, entitas menerapkan kriteria pengakuan pada dua transaksi atau lebih secara
bersama-sama ketika keduanya terhubungkan sehingga efek komersial tidak dapat dipahami
tanpa mengacu pada rangkaian transaksi secara keseluruhan. Misalnya, entitas menerapkan
kriteria pengakuan pada dua transaksi atau lebih ketika entitas tersebut menjual barang dan (pada
saat yang sama) membuat perjanjian yang terpisah untuk pembelian kembali barang pada periode
selanjutnya, maka hal tersebut meniadakan efek substantif dari transaksi.

PENJUALAN BARANG
Entitas harus mengakui pendapatan dari suatu penjualan barang jika semua kondisi
berikut terpenuhi:
a) Entitas telah mengalihkan risiko dan manfaat yang signifikan dari kepemilikan barang kepada
pembeli;
b) Entitas tidak mempertahankan atau meneruskan baik keterlibatan manajerial sampai kepada
tingkat dimana biasanya diasosiasikan dengan kepemilikan maupun kontrol efektif atas barang
yang terjual;
c) Jumlah pendapatan dapat diukur secara andal;
d) Ada kemungkinan besar manfaat ekonomi yang berhubungan dengan transaksi akan mengalir
masuk ke dalam entitas; dan
e) Biaya yang telah atau akan terjadi sehubungan dengan transaksi dapat diukur secara andal.

PENYEDIAAN JASA
Jika hasil transaksi yang melibatkan penyediaan jasa dapat diestimasi secara andal, maka
entitas harus mengakui pendapatan yang berhubungan dengan transaksi sesuai dengan tahap
penyelesaian dari transaksi pada akhir periode pelaporan (terkadang dimaksudkan sebagai
metode persentase penyelesaian). Hasil suatu transaksi dapat diestimasi secara andal jika
memenuhi semua kondisi berikut:
a) Jumlah pendapatan dapat diukur secara andal;
b) Ada kemungkinan besar bahwa manfaat ekonomis yang berhubungan dengan transaksi akan
mengalir kepada entitas;
c) Tingkat penyelesaian transaksi pada akhir periode pelaporan dapat diukur secara andal; dan
d) Biaya yang terjadi dalam transaksi dan biaya penyelesaian transaksi dapat diukur secara andal.

Jika dalam periode waktu tertentu jasa diberikan melalui beberapa pekerjaan yang tidak
ditentukan jumlahnya, maka entitas mengakui pendapatan secara garis lurus selama periode
tersebut, kecuali terdapat bukti bahwa metode lain dapat lebih baik untuk menunjukkan tingkat
penyelesaian. Jika suatu pekerjaan tertentu menjadi lebih signifikan dibandingkan dengan
pekerjaan lainnya, maka entitas menunda pengakuan pendapatan sampai pekerjaan signifikan
tersebut dilaksanakan.
Jika hasil transaksi melibatkan penyediaan jasa tidak dapat diestimasikan secara andal,
maka entitas harus mengakui pendapatan hanya sampai dengan beban yang dapat diperoleh
kembali.
METODE PERSENTASE PENYELESAIAN
Entitas melakukan penelaahan dan (jika perlu) mengubah estimasi pendapatan dan biaya
saat transaksi jasa atau kontrak konstruksi berlangsung.
Entitas harus menentukan tingkat penyelesaian dari suatu transaksi atau kontrak dengan
menggunakan metode yang dapat mengukur dengan andal sebagian besar pekerjaan yang
dilaksanakan. Metode yang mungkin meliputi:
a) Proporsi biaya yang terjadi dari pekerjaan yang telah diselesaikan sampai sekarang
dibandingkan dengan total estimasi biaya. Biaya yang terjadi dari pekerjaan yang telah
diselesaikan sampai sekarang tidak termasuk biaya yang berhubungan dengan aktivitas masa
depan, seperti bahan baku atau pembayaran di muka;
b) Survei atas pekerjaan yang telah diselesaikan; atau
c) Penyelesaian proporsi fisik dari transaksi jasa atau kontrak kerja.

Pembayaran tahapan pekerjaan dan pembayaran di muka yang diterima dari pelanggan
seringkali tidak mencerminkan pekerjaan yang telah selesai.
Entitas harus mengenali biaya yang berhubungan dengan aktivitas masa depan atas
transaksi atau kontrak, misalnya bahan baku atau pembayaran di muka, sebagai suatu aset jika
biaya tersebut memiliki kemungkinan besar untuk dipulihkan. Biaya seperti itu menandakan
suatu jumlah yang terutang dari pelanggan dan tergolong sebagai pekerjaan yang sedang
berjalan.
Entitas harus secepatnya mengakui sebagai beban atas semua biaya yang tidak mungkin
dipulihkan. Jika hasil dari kontrak konstruksi tidak dapat diestimasi secara andal, maka entitas:
a) Harus mengakui pendapatan hanya sebesar nilai biaya kontrak yang memiliki kemungkinan
besar untuk dipulihkan; dan
b) Mengakui biaya kontrak sebagai beban sesuai dengan periode terjadinya.

Jika ada kemungkinan bahwa harga perolehan kontrak akan melebihi jumlah pendapatan
kontrak dalam kontrak konstruksi, maka ekspektasi kerugian harus segera diakui sebagai beban.
Jika kolektibilitas dari suatu jumlah yang telah diakui sebagai pendapatan kontrak tidak
mungkin lagi, maka entitas harus mengakui jumlah yang tidak tertagih tersebut sebagai beban
bukan melakukan suatu penyesuaian atas jumlah pendapatan kontrak.

BUNGA, ROYALTI DAN DIVIDEN


Entitas harus mengakui pendapatan yang muncul dari penggunaan aset oleh entitas yang
lain yang menghasilkan bunga, royalti, dan dividen ketika:
a) Ada kemungkinan bahwa manfaat ekonomis yang berhubungan dengan transaksi akan
mengalir kepada entitas; dan
b) Jumlah pendapatan tersebut dapat diukur secara andal.

Entitas harus mengakui pendapatan atas dasar berikut:


a) Bunga harus diakui secara akrual;
b) Royalti harus diakui dengan menggunakan dasar akrual sesuai dengan substansi dari perjanjian
yang relevan; dan
c) Dividen harus diakui ketika hak pemegang saham untuk menerima pembayaran telah terjadi.

2.2.2. BEBAN
Biaya pinjaman adalah bunga dan biaya lainnya yang timbul dari kewajiban keuangan
suatu entitas. Biaya pinjaman mencakup:
a) Bunga untuk cerukan bank dan pinjaman jangka pendek dan jangka panjang;
b) Amortisasi diskonto atau premium yang terkait dengan pinjaman;
c) Amortisasi biaya tambahan yang timbul sehubungan dengan proses perjanjian peminjaman;
d) Beban pembiayaan sesuai dengan sewa pembiayaan yang diakui sesuai dengan bab 17 sewa;
e) Perbedaan nilai tukar yang timbul dari pinjaman dalam mata uang asing dimana perbedaan ini
dianggap sebagai penyesuaian terhadap biaya bunga.

2.3. PRINSIP PENGAKUAN PENDAPATAN


Pendapatan diakui:
a) Jika kemungkinan besar bahwa manfaat ekonomi akan mengalir ke perusahaan dan
b) Jika manfaat tersebut dapat diukur secara andal.

Pengakuan lebih awal diperkenankan jika terdapat tingkat kepastian yang tinggi tentang
jumlah pendapatan yang diperoleh. Empat transaksi pendapatan telah diakui sesuai dengan
prinsip ini:
(1) Perusahaan mengakui pendapatan dari penjualan produk, diakui pada tanggal penjualan, yang
biasanya diinterpretasikan sebagai tanggal penyerahan kepada pelanggan.
(2) Perusahaan mengakui pendapatan dari pemberian jasa, diakui ketika jasa-jasa itu telah
dilaksanakan dan dapat ditagih
(3) Perusahaan mengakui pendapatan dari mengizinkan pihak lain untuk menggunakan aktiva
perusahaan, seperti bunga, sewa, dan royalty, diakui sesuai dengan berlalunya waktu atau ketika
aktiva itu digunakan.
(4) Perusahaan mengakui pendapatan dari pelepasan selain produk diakui pada tanggal penjualan.

A. Penyimpangan dari dasar penjualan


Pengakuan lebih awal diperkenankan jika terdapat tingkat kepastian yang tinggi tentang
jumlah pendapatan yang diperoleh.

Pengakuan boleh ditunda jika:


Tingkat ketidakpastian jumlah pendapatan atau biaya sangat tinggi atau
Penjualan bukan merupakan penyelesaian yang substansial dari proses menghasilkan laba.

Bagian ini fokus pada empat jenis transaksi pendapatan:


1) Pengakuan pendapatan pada saat penjualan
2) Pengakuan pendapatan untuk kontrak jangka panjang
3) Pengakuan pendapatan jasa
4) Pengakuan pendapatan angsuran
PENGAKUAN PENDAPATAN ASET PENJUALAN
Dua isu yang harus ditangani dalam akuntansi untuk transaksi penjualan:
a. Pengukuran Pendapatan Penjualan
b. Pengakuan Pendapatan Penjualan

A. Pengukuran pendapatan penjualan


Pendapatan harus diukur sebesar nilai wajar yang diperkirakan akan diterima atau piutang
dagang.
Diskon Dagang atau jumlah potongan harus mengurangi jumlah yang akan diterima atau
piutang dan pendapatan.
Jika pembayaran ditunda, penjual harus menetapkan tingkat bunga untuk selisih antara kas
atau kas ekuivalen dan jumlah yang ditunda pembayarannya.

Jika sebuah transaksi penjualan melibatkan pengaturan dana, nilai wajar ditentukan
dengan mendiskontokan pembayaran dengan menggunakan perhitungan bunga.

Perhitungan bunga dapat ditentukan lebih jelas menggunakan:


Prevailing rate untuk instrumen sejenis dengan credit rating sama, atau
Tingkat bunga yang mendiskonto nilai nominal instrumen ke harga barang atau jasa sekarang.

B. Pengakuan Pendapatan Penjualan


Pendapatan dari Penjualan Barang diakui jika kondisi berikut ini terpenuhi:
1. Perusahaan telah mentransfer kepemilikan barang kepada pembeli;
2. Perusahaan tidak lagi mempertahankan berbagai hal yang biasanya dilakukan oleh pemilik
barang;
3. Jumlah pendapatan dapat diukur secara jelas;
4. Kemungkinan besar ada manfaat ekonomi yang mengalir ke perusahaan; dan
5. Kos yang terjadi atau diperhitungkan dapat diestimasi secara jelas.

PENGAKUAN PENDAPATAN LAINNYA


A. Untuk kontrak pelayanan mengikuti kriteria sama seperti kontrak jangka panjang yaitu,
mengakui pendapatan:
Harus dapat diandalkan dan terukur
Kemungkinan manfaat ekonomi
Tahap penyelesaian harus dapat diandalkan dan terukur
Biaya harus dapat diandalkan dan terukur.
B. Multiple- Deliverable Arrangement
Semua unit dalam sebuah multiple-deliverable arrangement dianggap unit terpisah dari
akuntansi, asalkan:
1. Item yang disampaikan memiliki nilai kepada pelanggan secara mandiri; dan
2. Pengaturan mencakup hak umum dari return relatif terhadap item yang disampaikan; dan
3. Pengiriman atau kinerja dari item yang tidak dikirim adalah kemungkinan tidak dianggap dan
secara substansial dalam pengendalian dari penjual.
Setelah unit akuntansi ditentukan terpisah, jumlah yang dibayar untuk pengaturan
dialokasikan antara unit terpisah berdasarkan nilai wajar relatif. Sebuah perusahaan menentukan
nilai wajar berdasarkan vendor apayang bisa menjual komponen secara mandiri. Jika informasi
ini tidak tersedia, Penjual mungkin bergantung pada bukti pihak ketiga atau jika tidak tersedia,
Penjual mungkin dapat menggunakan estimasi terbaik item yang mungkin menjual sebagai unit
mandiri.

C. Situasi Pendapatan Lainnya


Interest, Royalties and Dividens
Pendapatan yang timbul dari penggunaan asset oleh sebuah perusahaan yang menghasilkan
bunga, royalti, atau dividen yang diakui sebagai berikut.
Pengakuan pendapatan bunga mengikuti konsep tradisional akuntansi akrual. Pendapatan
bunga diakui selama periode aset menyediakan layanan kepada pihak lain dan akan diakui
dengan menggunakan metode bunga efektif.
Pendapatan royalti yang diterima untuk penggunaan asset-aset perusahaan (misalnya paten,
hak cipta musik, dan film-film motion picture) biasanya diakui sesuai dengan substansi dari
perjanjian. Secara umum, ini berarti bahwa perusahaan akan menggunakan metode garis lurus
untuk mengakui pendapatan untuk jangka waktu yang ditentukan.
Dividen akan diakui ketika hak pemegang saham untuk menerima pembayaran diumumkan
(tanggal deklarasi)

2.4. PERBEDAAN BIAYA DAN BEBAN


Biaya adalah suatu nilai tukar prasyarat atau pengorbanan yang dilakukan untuk
memperoleh suatu manfaat, dimana periodenya lebih dari satu tahun.
Beban adalah penurunan manfaat ekonomi dalam suatu periode akuntansi dalam bentuk
arus keluar aktiva atau terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak
menyangkut pada pembagian kepada penanam modal.
Letak di Laporan Keuangan:
Biaya, di neraca (Belum terpakai, biaya-biaya yang dianggap akan memberi manfaat dimasa
yang akan datang, berupa aktiva) Misal: Sewa Dibayar Dimuka.
Beban, di laporan laba-rugi (Pengeluaran/Biaya yang telah terpakai dan tidak dapat
memberikan manfaat lagi dimasa yang akan datang) Misal: Beban Sewa.
Periode Akuntansi:
Biaya periodenya lebih dari satu tahun, merupakan pengeluaran modal (capital expenditure)
Beban periodenya kurang dari satu tahun, merupakan pengeluaran pendapatan (revenue
expenditure)

Contoh kasus:
Pada awal bulan tanggal 2 Januari 2009, PT. ABC membayar uang sewa kantor sebesar
Rp. 800.000 untuk dua bulan dimuka. Pengeluaran (cost) ini merupakan suatu "aktiva" yang
berupa "hak untuk menempati kantor selama dua bulan." Setiap hari berlalu dalam bulan tersebut
sebagian dari masa pakai harta tadi telah terpakai dan menjadi beban (expense). Pada tanggal 31
Januari 2009 separuhnya telah terpakai sebesar Rp. 400.000 dan harus diperlakukan sebagai
beban.
Ayat Jurnalnya:
Beban Sewa 400.000
Sewa Dibayar Dimuka 400.000
Perkiraan sewa dibayar dimuka sekarang mempunyai saldo Rp. 400.000 yang
mencerminkan pembayaran dimuka untuk selama satu bulan. Perkiraan beban sewa
mencerminkan pengeluaran Rp. 400.000 untuk bulan tersebut.
Persamaan antara biaya dan beban adalah sama-sama mengeluarkan (kredit) kas
perusahaan. Sedangkan perbedaannya, biaya (cost) adalah kas atau setara kas yang dikorbankan
(dibayarkan) untuk barang atau jasa yang diharapkan memberikan manfaat (pendapatan) pada
saat ini atau mendatang bagi organisasi. Disebut setara kas (cash equivalent) karena sumber daya
non kas dapat ditukarkan dengan barang atau jasa yang dikehendaki. Sebagai contoh : ketika
perusaahaan membeli keperluan kantor (office supplies) secara tunai atau kredit, jumlah
pembayaran untuk keperluan tersebut merupakan biaya perolehan keperluan kantor. Sebaliknya,
walaupun pembayaran deviden kpd para pemegang saham juga merupakan sebuah bentuk
pembayaran, namun pembayaran itu bukanlah biaya karena pembayaran deviden tidak
menghasilkan pendapatan bagi perusahaan. Demikian pula, suatu pembayaran kas untuk
melunasi kredit (pinjaman) bukan merupakan biaya karena pelunasan kredit tidak menghasilkan
pendapatan. (Henry Simamora; 39 – 40; 2002 Akuntansi Manajemen edisi II).
Biaya (cost) pada mulanya dapat dicatat sebagai aktiva (asset) atau sebagai beban
(expense). Biaya yang akan memberikan manfaat hanya pada periode berjalan/sekarang biasanya
dicatat sebagai beban dibandingkan aktiva. proses pencatatan ini disebut pembebanan/pelekatan
(expensing) biaya. Beban memberikan jasa kini kepada organisasi, yang pada gilirannya
menghasilkan pendapatan. Sebagai contoh: pembayaran 2.000.000 untuk sewa kantor bulan ini
biasanya akan dicatat sebagai beban (beban sewa) dibandingkan sebagai aktiva (sewa dibayar
dimuka).
BAB III
PENUTUP

3.1. KESIMPULAN
Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa pengakuan pendapatan menurut IFRS
dan SAK ETAP adalah sama yaitu mengenai penjualan barang, penjualan jasa, kontrak
konstruksi, bunga, royalti dan dividen. Pengakuan biaya pinjaman menurut IFRS mengatur
tentang komponen biaya pinjaman, pengakuan dan kapitalisasi biaya pinjaman, IFRS juga
mengatur tentang biaya riset dan pengembangan. Sedangkan pengakuan biaya pinjaman menurut
SAK ETAP adalah biaya pinjaman langsung dibebankan ke laporan laba rugi perusahaan.

Anda mungkin juga menyukai