Hutang lancar adalah hutang yang di harapkan akan di bayarkan dalam jangka waktu
satu tahun atau satu siklus operasi normal perusahaan dan dengan menggunakan aktiva lancar
yang ada atau hasil dari pembentukan hutang lancar yang lain.
2. Wesel bayar
Wesel bayar biasanya mengharuskan pihak yang berutang untuk membayar bynga, dan
utang semacam ini biasanya diambil untuk memenuhi kebutuhan dan jangka pendek.
Wesel biasanya dibuat dengan jangka waktu yang berbeda-beda. Apabila jangka waktu
wesel kurang dari satu tahun, maka wesel tersebut digolongkan sebagai kewajiban lancar atau
kewajiban jangka pendek. Wesel bisa berbunga atau tidak berbunga.
A. Wesel berbunga
Merupakan utang wesel yang pada tanggal jatuh tempo pelunasannya sebesar nilai nominal
wesel ditambah dengan bunga.
Misalkan Bank duta Pertiwi menyetujui untuk member pinjaman sebesar Rp10.000.000
pada tanggal 1 oktober 1992. Untuk itu Bank minta kepada CV Progo untuk menandatangani
perjanjian dengan bunga 12%, dan berjangka waktu 4 bulan. Apabila wesel berbunga, maka
jumlang uang yang diterima CV Progo setelah wesel ditandatangani adalah sebesar nilai
nimonal wesel tersebut. Jurnal yang dibuat oleh CV Progo pada tanggal 1 Oktober 1992 adalah
sebagai berikut:
Okt. 1 Kas 10.000.000
Utang wesel 10.000.000
(untuk mencatat penerimaan kas dan penarikan wesel, 12%,4 bulan)
Seandainya tahun buku CV Progo berakhir tanggal 31 Desember, dan pada tanggal
tersebut perusahaan menyusun neraca, maka pada tanggal 31 Desember perlu dibuat jurnal
penyesuaian untuk mencatat hutang bunga sebesar Rp300.000 (Rp10.000.000 x 12% x 3/12)
yaitu untuk periode bulan oktober sampai dengan Desember 1992. Jurnal penyesuaian yang
harus dibuat pada tanggal 31 Desember adalah sebagai berikut:
Des. 31 Biaya Bunga 300.000
Utang Bunga 300.000
(untuk mencatat biaya bunga wesel selama 3 bulan)
Jurnal untuk mencatat pembayaran nilai nominaldan bunga wesel pada tanggal 1 febuari 1993
(tanggal jatuh tempo wesel) adalah sebagai berikut:
Feb. 1 Utang wesel 10.000.000
Utang bunga 300.000
Biaya bunga 100.000
Kas 10.400.00
(untuk mencatat biaya bunga 1 bulan dan pelunasan wesel)
Pada tanggal jatuh tempo, CV Progo harus membayar terdiri dari nilai nominal wesel
Rp10.000.000 ditambah biaya bunga Rp 400.000 (Rp10.000.000x12%x4/12). Pada saat
pelunasan biaya bunga diperhitungkan hanya satu bulan, sebab biaya bunga untuk periode
oktober sampai desember 1992 telah dibebankan sebagai biaya untuk periode tahun
lalu.
5. Hutang deviden
Merupakan jumlah yang harus dibayar oleh suatu perusahaan sebagai akibat adanya
pembagian laba yang telah diumumkan oleh direksi kepada pemegang saham.
Pada tanggal pengumuman, perusahaan menanggung kewajiban yang membuat pemegang
saham menjadi kreditor atau sejumlah deviden yang dumumkan karena deviden tunai selalu
dibayar dalam satu tahun setelah pengumuman (biasanya 3 bulan), maka hal itu diklasifikasikan
hutang lancar.
Contoh: Pada tanggal 25 maret 1992, PT Kelud menjual barang seharga 10.000. atas
penjualan tersebut PT Kelud memungut pajak pertambahan nilai (PPH) sebesar 10% sehingga
jumlah kas yang diterima dari pembeli menjadi 11.000.
Jurnal yang dibuat dari transaksi tersebut adalah sebagai berikut:
Maret 25 Kas 11.000
Penjualan 10.000
Utang PPN 1000
C. Kewajiban Kontinjensi
Suatu transaksi yang terjadi dimasa lampau akan menimbulkan kewajiban apabila kejadian
tertentu terjadi dimasa mendatang. Kewajiban potensial ini dinamakan sebagai kewajiban
kontinjensi, dimana kewajiban belum terjadi pada tanggal neraca. Kewajiban ini baru akan
terjadi secara aktual tergantung pada adanya kejadian dimasa mendatang.
a. Keuntungan Kontinjensi
Pengertiannya adalah klaim atau hak untuk menerima asset (atau memiliki kewajiban yang
menurun) yang keberadaannya tidak pasti tetapi pada akhirnya mungkin akan menjadi sah.
Jenis keuntungan kontinjensi :
i. Penerimaan atas uang dari hadiah, sumbangan, bonus, dan lain sebagainya.
ii. Kemungkinan pengembalian dana dari pemerintah atas kelebihan pajak.
iii. Penundaan kasus pengadilan yang hasilnya mungkin menguntungkan.
iv. Kerugian pajak yang dikompensasi ke depan.
Keuntungan kontinjensi tidak akan dicatat dan akan diungkapkan dalam catatan hanya jika
probabilitasnya tinggi bahwa suatu keuntungan kontinjensi akan menjadi kenyataan.
b. Kerugian Kontinjensi
Pengertiannya adalah situasi yang melibatkan ketidak-pastian atas kemungkinan terjadinya
kerugian. Kewajiban yang terjadi sebagai akibat dari kerugian kontinjensi menurut definisinya
disebut sebagai kewajiban kontinjen / contingent liabilities (kewajiban yang bergantung pada
terjadinya atau tidak terjadinya satu atau lebih kejadian di masa depan untuk mengkonfirmasi
jumlah hutang, pihak yang dibayar, tanggal pembayaran, atau keberadaannya).
Jenis kerugian kontinjensi, yaitu :
i. Perkara Pengadilan, Klaim, dan Pengenaan ; seperti :
§ Periode waktu penyebab dasar tindakan.
§ Probabilitas hasil yang tidak menguntungkan.
§ Estimasi layak mengenai jumlah kerugian
ii. Biaya Garansi dan Jaminan; jaminan (garansi produk) adalah janji yang dibuat oleh
penjual kepada pembeli untuk memperbaiki defisiensi kuantitas, kualitas, atau kinerja suatu
produk. Jaminan ini umumnya digunakan oleh manufaktur sebagai teknik promosi penjualan.
Metode dasar akuntansi yang digunakan untuk biaya jaminan adalah metode dasar kas dan
metode akrual.
iii. Premi dan kupon ; premi adalah peralatan dari perak, pirung, alat rumah tangga kecil,
mainan, barang lainnya, atau transportasi gratis. Kupon adalah sesuatu yang ditebus untuk
potongan tunai atas barang yang dibeli.
Untuk mengilustrasikan kewajiban garansi, asumsi bahwa perusahaan sepanjang bulan
agustus 2008 telah melakukan penjualan produk senilai 120.000.000. dalam hal ini, perusahaan
memberikan jaminan atau garansi selama satu tahun penuh kepada pembeli atas kemungkinan
terjadinya kerusakan produk yang bukan diakibatkan oleh kesalahan pembeli. Berdasarkan
pengalaman masa lampau, diketahui bahwa besarnya rata – rata biaya yang dikelurkan untuk
memperbaiki kerusakan produk selama masa garansi adalah 6% dar nilai jual.
Contoh lain, seorang karyawan memilik penghasilan kena pajak (1 tahun) sebesar
118.000.000. besarnya tarif pajak progresif yang berlaku saat ini adalah
10 % untuk penghasilan kena pajak sampai dengan 40 juta
15% untuk penghasilan kena pajak diatas 40 juta sampai dengan 100 juta
25% untuk penghasilan kena pajak diatas 100 juta.
Besarnya pajak penghasilan yaitu:
[(10% x 40 juta) + (15% x 60 juta) + (25% x 18 juta)]
.
Al.Haryono Jusup, 2001, Dasar- Dasar Akuntansi, Yogyakarta : Bagian Penerbitan Sekolah
Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN, hlm. 230
Donald E. Kieso, dkk, 2002, Akuntansi Intermediate, Jakarta : Erlangga, hlm.180
Al.Haryono Jusup, Op.Cit, hlm. 231- 234
Donald E. Kieso, dkk, Op.Cit, hlm. 182- 184
Ainun Na’im,1992, Akuntansi Keuangan 2, Yogyakarta : BPFE Yogyakarta, hlm. 121
Donald E. Kieso, dkk, Op.Cit, hlm. 187- 189
Hery, Akuntansi Aset, Liabilitas, dan Ekuitas, Jakarta : Raja Grafindo, hlm. 174- 177
http://aleciaelvina.blogspot.co.id/2015/12/makalah-hutang-lancar.html
A. Pengertian utang jangka panjang
Hutang merupakan instrumen yang sangat sensitif terhadap nilai perusahaan. Nilai
perusahaan ditentukan oleh struktur modal. Semakin tinggi proporsi hutang, maka semakin
tinggi harga saham. Namun pada titik tertentu peningkatan hutang akan menurunkan nilai
perusahaan karena manfaat yang diperoleh dari penggunaan hutang lebih kecil dari pada biaya
yang ditimbulkan. Para pemilik perusahaan lebih suka menciptakan hutang pada tingkat
tertentu yang menaikkan nilai perusahaan.
Hutang jangka panjang adalah kewajiban kepada pihak tertentu yang harus dilunasi dalam
jangka waktu lebih dari satu perioda akuntansi (1 th) dihitung dari tanggal pembuatan neraca
per 31 Desember. Perusahaan untuk memperoleh sumber ekonomi yang akan digunakan
membelanjai kegitan khususnya yang bersifat jangka panjang, perusahaan dapat mengeluarkan
sertifikat berarti membuat perjanjian hutang, menyatakan pembuat bersedia membayar bunga
atas pinjaman tersebut secara periodik selama jangka waktunya.
Pembayaran dilakukan dengan kas namun dapat diganti dengan asset tertentu. Dalam
operasional normal perusahaan, rekening hutang jangka panjang tidak pernah dikenai oleh
transaksi pengeluaran kas. Pada akhir perioda akuntansi bagian tertentu dari hutang jangka
panjang berubah menjadi hutang jangka pendek. Untuk itu harus dilakukan penyesuaian untuk
memindahkan bagian hutang jangka panjang yang jatuh tempo menjadi hutang jangka pendek.
1. Utang Hipotik
Hutang yang timbul berkaitan dengan perolehan dana dari pinjaman yang dijaminkan
dengan harta tetap. Dalam penjanjian disebutkan harta peminjam yang dijadikan jaminan
berupa tanah atau gedung. Jika peminjam tidak melunasi pada waktunya, pemberi pinjaman
dapat menjual jaminan tersebut yang kemudian diperhitungkan dengan hutang. Adalah
penyerahan tertulis mengenai hak atas harta benda tak bergerak untuk mejamin pembayaran
hutang dengan ketentuan bahwa penyerahan itu akan dibatalkan setelah waktu pembayaran.
Bahwasannya hutang jangka panjang boleh membuat hipotek, dia juga bisa diansur, dan lain-
lain. Yang menjadi contoh dari kewajiban jangka panjang ini adalah sewa/rental.
Pinjaman hipotik biasanya diambil jika dana yang diperlukan dapat dipinjam dari satu
sumber, misalnya dengan mengambil pinjaman dari suatu bank tertentu. Kredit-kredit bank
dengan jaminan harta tak bergerak adalah contoh hipotik yang banyak dijumpai dalam praktik.
2. Utang obligasi
Hutang yang timbul berkaitan dengan dana yang diperoleh melalui pengeluaran surat-
surat obligasi. Pembeli obligasi disebut pemegang obligasi. Apabila perusaahaan membutuhkan
tambahan modal kerja tetapi tidak dapat melakukan emisi saham baru, dapat dipenuhi dengan
cara mencari utang jangka panjang. Dalam hal sulit mencari utang yang jumlahnya besar dari
satu sumber perusahaan dapat mengeluarkan surat obligasi. Surat obligasi ini akan dapat di
jual bila reputasi perusahaan cukup baik dan dipandang akan tetap berdiri selama jangka waktu
beredarnya obligasi tersebut.
Harga jual obligasi tergantung pada tarif bunga obligasi. Semakin besar bunganya,
harga jual obligasi tersebut akan semakin tinggi dan sebaliknya semakin rendah tingkat bunga
obligasi harga jualnya akan semakin rendah. Pengeluaran obligasi dari suatu perusahaan dapat
dilakukan dengan cara penjualan langsung atau melalui lembaga-lembaga keuangan.Dalam
surat obligasi dicantumkan nilai nominal obligasi, bunga pertahun, tanggal pelunasan obligasi
dan ketentuan lain sesuai jenis obligasi tersebut biasanya meliputi bond, wesel jangka panjang,
dan obligasi sewa. Bond biasanya berasal dari bunga hutang wesel ditahan yang pada
umumnya dikeluarkan oleh sebuah perusahaan, lembaga tinggi, maupun agen pemerintahan
sehingga banyak menarik investor seperti halnya saham biasa yang dijual dengan jumlah kecil
(biasanya dalam ribuan dollar). Bond dalam perusahaan menadatangkan keuntungan datau
tidak. Di antara keuntungan bond adalah tidak adanya pengaruh dari kontrol pemegang saham,
penyimpanan pajak, dan pendapatan/keuntungan yang diperoleh akan lebih besar sedangkan
kerugiannya adalah bunga harus dibayar sesuai periode yang dipakai dan prinsip nilai akan
dibayar ulang waktu jatuh tempo.
1. Government Bond
Seperti T-Bills, US Treasury Notes dan US Teasury Bond adalah sekuritas pemerintah yang
digunakan untuk pendanaan dalam utang pemerintah. Pembayaran kuponnya bersifat semi-
annual. Ketika diterbitkan, US Treasury Notes memiliki masa jatuh tempo 2 (dua) sampai 10
(sepuluh) tahun dan US Treasury-Bond memiliki masa jatuh temponya lebih dari 10 (sepuluh)
tahun. Jenis-jenis obligasi pemerintah yaitu pertama, Callable Bond yang biasanya dibeli
kembali oleh penerbitnya pada harga tertentu di masa yang akan datang. Kedua, Federal
Agency Bond. Ketiga, Municipal Bond, yang diterbitkan oleh pemerintah lokal untuk mendanai
highways, sistem perairan pendidikan dan capital project lainya. Ada 2 (dua) tipe Multicipal
Bond yaitu General Obligation Bond dan Revenue Bond.
2. CorporateBond
Corporate Bond adalah sekuritas yang mencerminkan janji dari perusahaan yang menerbitkan
untuk memberikan sejumlah pembayaran berupa pembayaran kupon dan pokok pinjaman
kepada pemlik obligasi, selama jangka waktu tertentu. Perusahaan yang menerbitkan obligasi
disebut debitur, sedangkan investor yang membeli obligasi disebut kreditur.
3. Registered Bond
Registered Bonds adalah obligasi yang nama pemiliknya tercantum dalam sertifikat.
5. . Term Bonds
Term Bonds adalah obligasi yang seluruhnya jatuh tempo pada suatu tanggal tertentu.
6. Serial Bonds
Serial Bonds adalah obligasi yang tanggal jatuh temponya bertahap (pada beberapa tanggal
tertentu).
Pada saat penerbitan, obligasi dinilai sebesar kas yang diterima (proceeds), yang dapat
dihitung berdasarkan nilai sekarang (present velue) dari pengeluaran-pengeluaran debitur
obligasi di masa yang akan datang yang terdiri dari nilai jatuh tempo obligasi dan beban bunga
ini dipengaruhi oleh stated rate (SR) dan market rate (MR)
Jika MR = SR, berarti obligasi tersebut dinilai sebesar nilai parinya.
Jika MR > SR, berarti obligasi tersebut dinilai kurang dari nilai parinya atau kas yang di bawah
nilai pari
Jika MR < SR, berarti obligasi tersebut dinilai diatas nilai pari.
Metode amortisasi diskonto atau premium obligasi Salah satu karateristik obligasi
adalah bahwa pada saat tanggal jatuh tempo, obligasi akan dinilai sebesar nilai premium. Oleh
karena itu diskonto atau premium yang muncul pada saat penerbitan obligasi akibat selisih
antara kas yang diterima dengan nilai nominalnya harus dihapuskan, yaitu dengan cara
diamortisasi setiap akhir periode setiap akhir periode atau setiap tanggal pembayaran bunga.
Pada saat tanggl jatuh tempo, diskonto atau premium sudah harus habis diamortisasi sehingga
nilai buku obligasi sama dengan nilai nominalnya.
Ada 2 metode amortisasi yang bisa diterapkan dalam akuntansi, yaitu :
1. Metode Garis Lurus – besarnya amortisasi setiap periode sama
2. Metode bunga efektif – nilai amortisasi diskonto atau premium setiap periode berbeda-beda.
Disposisi atau terhapusnya hutang obligasi dari neraca bisa dengan dua cara, yaitu
1. Jatuh tempo
Pada saat tanggal jatuh tempo, hutang obligasi sudah harus dilunasi sebesar nilai parinya
dan diskonto atau premium sudah harus diamortisasi sehingga tidak ada keuntungan atau
kerugian yang muncul.
a. Pembayaran bunga
Hutang bunga xxx
Kas xxx
b. Pelunasan Obligasi
Hutang obligasi xxx
Kas xxx
2. Pelunasan dini
Dimungkinkan sebuah obligasi dilunasi sebelum tanggal jatuh tempu (callable bonds).
Jika terjadi pelunasan dini atau pelunasan sebelum tanggal jatuh tempo, maka masih ada
premium atau diskonto yang belum habis diamortisasi dan ada kemungkinan besarnya
pelunasan lebih rendah atau lebih tinggi dari nilai buku obligasi sehingga muncul keuntungan
atau kerugian akibat pelunasan dini.
a. Pembayaran bunga
Beban bunga xxx
Kas xxx
Amortisasi diskonto xxx
b. Pelunasan obligasi
Hutang obligasi xxx
Keg. Akibat pel. Dini xxx
Kas xxx
Amortisasi diskonto xxx
F. Harga obligasi
Berbeda dengan harga saham yang dinyatakan dalam bentuk mata uang, harga obligasi
dinyatakan dalam persentase (%), yaitu persentase dari nilai nominal.
Ada 3 (tiga) kemungkinan harga pasar dari obligasi yang ditawarkan, yaitu:
1. Par (nilai Pari): Harga Obligasi sama dengan nilai nominal Misal: Obligasi dengan nilai
nominal Rp 50 juta dijual pada harga 100%, maka nilai obligasi tersebut adalah 100% x Rp 50
juta = Rp 50 juta.
2. at premium (dengan Premi): Harga Obligasi lebih besar dari nilai nominal Misal: Obligasi
dengan nilai nominal RP 50 juta dijual dengan harga 102%, maka nilai obligasi adalah 102% x
Rp 50 juta = Rp 51 juta.
3. at discount (dengan Diskon): Harga Obligasi lebih kecil dari nilai nominal Misal: Obligasi
dengan nilai nominal Rp 50 juta dijual dengan harga 98%, maka nilai dari obligasi adalah 98% x
Rp 50 juta = Rp 49 juta.
DAFTAR PUSTAKA
http://zulidamel.wordpress.com/2009/02/26/hutang-jangka-panjang/
http://dzaitunakhdan.blogspot.com/2012/03/hutang-jangka-panjang.html
http://goryank.blogspot.com/2011/11/makalah-hutang-jangka-panjang.html
http://goryank.blogspot.com/2011/11/makalah-hutang-jangka-panjang.html
http://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/pengantar_akuntansi_2/bab4-
investasi_dan_hutang_jangka_panjang.pdf
http://mistercela21.wordpress.com/2010/02/22/hutang-jangka-panjang-2/
http://evaoktaviagunawan.wordpress.com/2011/11/06/hutang-jangka-panjang/
http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2011/02/akuntansi-keu-menengah-2-hutang-jangka-
panjang-hipotik
http://yronegrafis.blogspot.co.id/2014/05/makalah-akutansi-ii-utang-jangka-panjang.html
PENGERTIAN LAPORAN ARUS KAS
Laporan arus kas (Inggris: cash flow statement atau statement of cash flows) adalah
bagian dari laporan keuangan suatu perusahaan yang dihasilkan pada suatu periode akuntansi
yang menunjukkan aliran masuk dan keluar uang (kas) perusahaan. Informasi ini penyajiannya
diklasifikasikan menurut jenis kegiatan yang menyebabkan terjadinya arus kas masuk dan kas
keluar tersebut. Kegiatanperusahaan umumnya terdiri dari tiga jenis yaitu, kegiatan operasional,
kegiatan investasi serta kegiatan keuangan.
Laporan Arus Kas merupakan penerimaan kas dan pembayaran kas (pengeluaran kas).
Laporan arus kas melaporkan penerimaan kas dan pengeluaran kas yang digolongkan sesuai
dengan kegiatan utama entitas : operasi,investasi, dan pembelanjaan. Laporan tersebut
melaporkan arus masuk kas bersih atau keluar kas bersih dari setiap kegiatan dan untuk semua
kegiatan usaha.
Arus kas adalah kas aktual yang keluar masuk dari dan ke dalam suatu perusahaan
(Weston dan righam, 1990 : 55). Arus kas masuk (cash inflows) merupakan penerimaan kas
yang berasal dari kegiatan rutin perusahaan, misalnya penjualan tunai, penerimaan piutang
maupun penerimaan kas yang bersifat tidak rutin misalnya penyertaan modal, penjualan
saham, penjualan aktiva perusahaan. Arus kas keluar (cash out flows) adalah pengeluaran
yang bersifat kontinyu, seperti pembayaran bunga, dividen dan pembayaran pajak. Arus kas
berlangsung terus menerus selama perusahaan menjalankan kegiatannya. Agar kas ini mudah
dibaca dan dipahami, maka informasi arus kas tersebut dibuat dalam bentuk laporan yang
disebut Laporan Arus Kas (statement of cash flows), sehingga dapat memenuhi kebutuhan
informasi para investor dan kreditur dalam menganalisa arus kas.
Aktivitas yang membagi laporan arus kas adalah kegiatan operasi, kegiatan investasi,
dan kegiatan pendanaan. Ketiga aktivitas ini memberikan informasi yang
memungkinkan para pengguna laporan untuk menilai pengaruh aktivitas tersebut
terhadap keuangan perusahaan serta terhadap jumlah kas. Manfaat utama laporan arus kas
adalah untuk menyediakan informasi yang relevan tentang penerimaan dan pengeluaran kas
perusahaan selama satu periode, serta untuk membantu investor, kreditur dan pihak lain yang
berkepentingan dalam menganalisa kas (Kieso dan Wey Grandt, 1995 : 247).
PSAK 2 mensyaratkan bahwa laporan arus kas menyajikan arus kas selama periode akuntansi
yang relevan, yang diklasifikasikan menjadi tiga kategori :
- Aktivitas operasi
- Aktivitas investasi
- Aktivitas pendanaan
Entitas harus memastikan bahwa terdapat konsistensi didalam klasifikasi arus kas. Klasifikasi
menurut aktivitas membantu pengguna memahami dampak aktivitas tersebut pada posisi
keuangan dari entitas dan pada jumlah kas dan setara kas.
Metode Langsung
PSAK mensyaratkan pengungkapan kelompok utama penerimaan kas bruto dan pengeluaran
kas bruto.
Contoh arus kas bruto :
1. Tagihan kas dari pelanggan
2. Penerimaan bunga dan deviden
3. Pembayaran kas ke karyawan dan pemasok lain
4. Pembayaran bunga dan deviden
5. Penerimaan dan pembayaran kas operasi lain.
Kelompok utama penerimaan dan pengeluaran kas bruto dapat diperoleh dari catatan akuntansi
perusahaan atau dengan menyesuaikan pos-pos dalam laporan laba rugi komprehensif dari
basis akrual menjadi basis kas.
Misalnya :
Penjualan + saldo awal piutang dagang – saldo akhir piutang
dagang = tagihan kas dari pelanggan
Metode langsung pada hakikatnya adalah menguji kembali setiap item laporan laba rugi
dengan tujuan untuk melaporkan seberapa besar kas yang diterima atau dibayarkan terkait
dengan setiap komponen laga rugi tersebut.
Contohnya,besar penjualan yang tersaji dalam laporan laba rugi akan diuji kembali dengan
menggunakan laporan arus kas untuk mengetahui berapa besarnya uang kas yang telah
diterima dari pelanggan sepanjang periode.
Metode langsung lebih dianjurkan oleh PSAK karena lebih memfokuskan pada arus kas
daripada laba bersih akrual oleh karena itu dianggap lebih informatif dan terperinci. Selanjutnya
oleh IAI (Ikatan Akuntan Indonesia) dalam PSAK No.2 menyatakan dengan metode langsung,
informasi mengenai kelompok utama penerimaan kas bruto dan pengeluaran kas bruto dapat
diperoleh dengan baik :
- dari catatan akuntansi perusahaan
- dengan menyesuaikan penjualan, beban pokok penjualan, dan pos-pos lain dalam laporan
laba rugi untuk perubahan persediaan, piutang usaha dan hutang usaha dalam periode
berjalan, pos bukan kas lainnya, dan pos lain yang berkaitan dengan arus kas investasi dan
pendanaan.
b. Metode langsung
PT.XYZ
Laporan Arus Kas
Untuk Tahun yang Berakhir 3I Desember 20I0
Arus kas dari aktivitas operasi
Penerimaan kas dari penjualan barang atau jasa............................ xxx
Penerimaan kas dari deviden........................................................... xxx
Penerimaan kas dari bunga.............................................................. xxx
Kas yang dibayarkan untuk membeli barang dagangan............. ( xxx )
Kas yang dikeluarkan untuk biaya dibayar di muka.................... ( xxx )
Kas yang dibayarkan untuk gaji/upah karyawan......................... ( xxx )
Kas yang dibayarkan atas bunga pinjaman................................ ( xxx )
Kas yang dibayarkan atas pajak penghasilan............................. ( xxx )
Arus kas bersih yang dihasilkan oleh aktivitas operasi...... ... xxx
atau
Arus kas bersih yang digunakan dalam aktivitas operasi... ... xxx
http://anwar-akuntansi-unsulbar.blogspot.co.id/2012/10/makalah-arus-kas.html
https://isramardianchabib.wordpress.com/2011/12/13/makalah-laporan-arus-kas/
http://shantycr7.blogspot.co.id/2013/06/materi-makalah-laporan-arus-kas.html