Anda di halaman 1dari 21

Pengetian Hutang Lancar

Hutang lancar adalah hutang yang di harapkan akan di bayarkan dalam jangka waktu
satu tahun atau satu siklus operasi normal perusahaan dan dengan menggunakan aktiva lancar
yang ada atau hasil dari pembentukan hutang lancar yang lain.

Jenis- jenis Hutang Lancar

1. Hutang usaha atau hutang dagang


Hutang usaha adalah saldo yang terhutang kepada pihak lain atas barang, perlengkapan, atau
jasa yang dibeli dengan akun terbuka atau secara kredit. Hutang usaha muncul karena adanya
kesenjangan waktu antara penerimaan jasa atau akuisisi hak aktiva dan pembayaran atasnya.
Contoh : Pada tanggal 2 Januari 2001, Rahmat membeli barang niaga secara kredit
seharga Rp 320.000.
Jurnal:
2 Jan Pembelian 320.000
Hutang dagang 320.000

2. Wesel bayar
Wesel bayar biasanya mengharuskan pihak yang berutang untuk membayar bynga, dan
utang semacam ini biasanya diambil untuk memenuhi kebutuhan dan jangka pendek.
Wesel biasanya dibuat dengan jangka waktu yang berbeda-beda. Apabila jangka waktu
wesel kurang dari satu tahun, maka wesel tersebut digolongkan sebagai kewajiban lancar atau
kewajiban jangka pendek. Wesel bisa berbunga atau tidak berbunga.

A. Wesel berbunga
Merupakan utang wesel yang pada tanggal jatuh tempo pelunasannya sebesar nilai nominal
wesel ditambah dengan bunga.
Misalkan Bank duta Pertiwi menyetujui untuk member pinjaman sebesar Rp10.000.000
pada tanggal 1 oktober 1992. Untuk itu Bank minta kepada CV Progo untuk menandatangani
perjanjian dengan bunga 12%, dan berjangka waktu 4 bulan. Apabila wesel berbunga, maka
jumlang uang yang diterima CV Progo setelah wesel ditandatangani adalah sebesar nilai
nimonal wesel tersebut. Jurnal yang dibuat oleh CV Progo pada tanggal 1 Oktober 1992 adalah
sebagai berikut:
Okt. 1 Kas 10.000.000
Utang wesel 10.000.000
(untuk mencatat penerimaan kas dan penarikan wesel, 12%,4 bulan)
Seandainya tahun buku CV Progo berakhir tanggal 31 Desember, dan pada tanggal
tersebut perusahaan menyusun neraca, maka pada tanggal 31 Desember perlu dibuat jurnal
penyesuaian untuk mencatat hutang bunga sebesar Rp300.000 (Rp10.000.000 x 12% x 3/12)
yaitu untuk periode bulan oktober sampai dengan Desember 1992. Jurnal penyesuaian yang
harus dibuat pada tanggal 31 Desember adalah sebagai berikut:
Des. 31 Biaya Bunga 300.000
Utang Bunga 300.000
(untuk mencatat biaya bunga wesel selama 3 bulan)
Jurnal untuk mencatat pembayaran nilai nominaldan bunga wesel pada tanggal 1 febuari 1993
(tanggal jatuh tempo wesel) adalah sebagai berikut:
Feb. 1 Utang wesel 10.000.000
Utang bunga 300.000
Biaya bunga 100.000
Kas 10.400.00
(untuk mencatat biaya bunga 1 bulan dan pelunasan wesel)
Pada tanggal jatuh tempo, CV Progo harus membayar terdiri dari nilai nominal wesel
Rp10.000.000 ditambah biaya bunga Rp 400.000 (Rp10.000.000x12%x4/12). Pada saat
pelunasan biaya bunga diperhitungkan hanya satu bulan, sebab biaya bunga untuk periode
oktober sampai desember 1992 telah dibebankan sebagai biaya untuk periode tahun
lalu.

B. Wesel tak berbunga


Wesel tak berbunga adalah wesel yang tidak secara eksplisit menyebutkan tingkat bunga
tertentu dalam surat wesel yang bersangkutan.
Contoh: CV progo menandatangani wesel dengan nilai nominal Rp. 10.400.000 jangka
waktu 4 bulan, tanpa bunga untuk bank Duta pertiwi. nilai tunai wesel adalah Rp. 10.000.000
jurnal untuk mencatat transaksi tersebut adalah:
Kas 10.000.000
Diskonto utang wesel 400.000
Utang wesel 10.400.000
(untuk mencatat penerimaan kas dan penarikan wesel 4 bulan tanpa bunga)
3. Jatuh tempo berjalan hutang jangka panjang
Bagian dari obligasi, wesel hipotik dan hutang jangka jangka panjangnya yang jatuh tempo
dalam tahun fiskal berikutnya. Jatuh tempo berjalan hutang jangka panjang (current maturities
of long term debt-) dilaporkan sebagai kewajiban lancar. Apabila hanya sebagian dari hutang
jangka panjang itu yang akan dibayarkan dalam 12 bulan berikutnya, maka bagian jatuh tempo
dari hutang jangka panjang dilaporkan sebagai kewajiban lancar, sedangkan saldonya sebagai
hutang jangka panjang.

4. Kewajiban jangka pendek yang diharapkan akan didanai


Kewajiban jangka pendek adalah hutang yang dijadwalkan akan jatuh tempo dalam waktu satu
tahun setelah tanggal neraca perusahaan atau dalam siklus operasi perusahaan atau dalam
siklus operasi perusahaan, mana yang lebih lama.
Kriteria pendanaan kembali, yaitu :
a. Perusahaan memiliki rencana untuk mendanai kembali kewajiban atas dasar jangka
panjang.
b. Perusahaan menunjukkan kemampuan untuk melaksanakan pendanaan kembali.
Maksud pendanaan kembali adalah mendanai kembali kewajiban jangka pendek sehingga
penggunaan modal kerja tidak akan diperlukan lagi selama tahun fiskal atau siklus operasi.

5. Hutang deviden
Merupakan jumlah yang harus dibayar oleh suatu perusahaan sebagai akibat adanya
pembagian laba yang telah diumumkan oleh direksi kepada pemegang saham.
Pada tanggal pengumuman, perusahaan menanggung kewajiban yang membuat pemegang
saham menjadi kreditor atau sejumlah deviden yang dumumkan karena deviden tunai selalu
dibayar dalam satu tahun setelah pengumuman (biasanya 3 bulan), maka hal itu diklasifikasikan
hutang lancar.

6. Deposito yang dapat dikembalikan


Deposito yang dapat dikembalikan adalah deposito kas yang diterima dari pelanggan dan
karyawan untuk menjamin pelaksanaan kontrak atau jasa sebagai jaminan untuk menutup
pembayaran kewajiban yang diharapkan dimasa depan. Klasifikasi deposito yang dapat
dikmbalikan sebagai hutang lancar dan tidak lancar tergantung pada waktu antara tanggal
deposito dan pemutusan hubungan yang memasyarakatkan deposito.
Contoh deposito yang dapat dikembalikan
a. Perusahaan telepon seringkali mensyaratkan sejumlah deposito untuk pemasangan
telepon.
b. Deposito juga dapat diterima dari pelanggan sebagai jaminan untuk kemungkinan
kerusakan atas properti yang ada ditanagn pelanggan.

7. Pendapatan diterima dimuka


Merupakan penerimaan kas yang terjadi sebelum barang atau jasa diserahkan kepada pembeli
dan harus diperlakukan sebagai hutang karena penjual memiliki kewajiban untuk menyerahkan
barang atau jasa diwaktu yang akan datang.
Contoh : Tanggal 1 Maret 1995 diterima sewa bangunan Rp195.000 untuk 1 tahun.

Jurnal pada tanggal 1 Maret 1995


Kas 195.000
Pendapatan diterima dimuka 195.000
Pada akhir tahun pendapatan yang telah dihasilkan selama 10 bulan sebesar Rp162.500 (
10/12 Rp195.000)

Jurnal Penyesuain tanggal 31 Desember 1995


Pendapatan diterima dimuka 162.500
Pendapatan sewa 162.500

8. Hutang pajak penjualan


Merupakan hutang atas pajak yang dipungut dari pembeli ketika penjualan terjadi. Pajak
penjualan dibebankan kepada pembeli sebesar persentase penjualan terjadi.
Contoh: Pada tanggal 11 Maret 1961, Boy melakukan penjualan computer sebesar
$200.000 dengan PPN sebesar 10% dari harga perolehan.
Jurnal:
11 Mar Kas 220.000
Penjualan 200.000
Untang Pajak Penghasilan 20.000

9. Hutang pajak propeti


Unit pemerintahan lokal biasanya bergantung pada pajak properti sebagai sumber
utama pendapatannya. Pajak seperti itu didasarkan pada nilai ditetapkan atas properti pada
nialai yang ditetapkan atas properti pribadi dan nyata serta menjadi jaminan atau hak gadai
terhadap properti pada tanggal yang ditentukan oleh hukum. Hak gadai atau jaminan ini
merupakan kewajiban bagi pemilik properti dan merupakan biaya jasa dari properti semacam
itu.
Profesi akuntansi dalam mempertimbangkan berbagai periode pembebanan pajak
properti dan bagaimana kewajiban itu harus dilaporkan, berpendapat bahwa pada umumnya
dasar yang paling dapat diterima untuk pajak properti adalah akrual bulanan pada pembukuan
wajib pajak slama periode fiskal dari otoritas pajak yang menggunakan pajak itu.

10. Hutang pajak penghasilan


Merupakan jumlah pajak yang terhutang kepada pemerintah atas besarnya gaji
karyawan yang terkena pajak penghasilan.

Contoh: Pada tanggal 25 maret 1992, PT Kelud menjual barang seharga 10.000. atas
penjualan tersebut PT Kelud memungut pajak pertambahan nilai (PPH) sebesar 10% sehingga
jumlah kas yang diterima dari pembeli menjadi 11.000.
Jurnal yang dibuat dari transaksi tersebut adalah sebagai berikut:
Maret 25 Kas 11.000
Penjualan 10.000
Utang PPN 1000

11. Kewajiban yang berhubungan dengan karyawan


Jumlah yang terhutang kepada karyawan untuk digaji atau upah pada akhir periode akuntansi
dilaporkan sebagai kewajiban lancar. Selain itu, pos- pos berikut yang berhunbungan engan
kompensasi karyawan juga sering dilaporkan sebagai kewajiban lancar.
a. Pemotongan gaji
b. Absensi yang dikompensasi
c. Bonus (akuntansi untuk bonus)

C. Kewajiban Kontinjensi
Suatu transaksi yang terjadi dimasa lampau akan menimbulkan kewajiban apabila kejadian
tertentu terjadi dimasa mendatang. Kewajiban potensial ini dinamakan sebagai kewajiban
kontinjensi, dimana kewajiban belum terjadi pada tanggal neraca. Kewajiban ini baru akan
terjadi secara aktual tergantung pada adanya kejadian dimasa mendatang.
a. Keuntungan Kontinjensi
Pengertiannya adalah klaim atau hak untuk menerima asset (atau memiliki kewajiban yang
menurun) yang keberadaannya tidak pasti tetapi pada akhirnya mungkin akan menjadi sah.
Jenis keuntungan kontinjensi :
i. Penerimaan atas uang dari hadiah, sumbangan, bonus, dan lain sebagainya.
ii. Kemungkinan pengembalian dana dari pemerintah atas kelebihan pajak.
iii. Penundaan kasus pengadilan yang hasilnya mungkin menguntungkan.
iv. Kerugian pajak yang dikompensasi ke depan.
Keuntungan kontinjensi tidak akan dicatat dan akan diungkapkan dalam catatan hanya jika
probabilitasnya tinggi bahwa suatu keuntungan kontinjensi akan menjadi kenyataan.

b. Kerugian Kontinjensi
Pengertiannya adalah situasi yang melibatkan ketidak-pastian atas kemungkinan terjadinya
kerugian. Kewajiban yang terjadi sebagai akibat dari kerugian kontinjensi menurut definisinya
disebut sebagai kewajiban kontinjen / contingent liabilities (kewajiban yang bergantung pada
terjadinya atau tidak terjadinya satu atau lebih kejadian di masa depan untuk mengkonfirmasi
jumlah hutang, pihak yang dibayar, tanggal pembayaran, atau keberadaannya).
Jenis kerugian kontinjensi, yaitu :
i. Perkara Pengadilan, Klaim, dan Pengenaan ; seperti :
§ Periode waktu penyebab dasar tindakan.
§ Probabilitas hasil yang tidak menguntungkan.
§ Estimasi layak mengenai jumlah kerugian
ii. Biaya Garansi dan Jaminan; jaminan (garansi produk) adalah janji yang dibuat oleh
penjual kepada pembeli untuk memperbaiki defisiensi kuantitas, kualitas, atau kinerja suatu
produk. Jaminan ini umumnya digunakan oleh manufaktur sebagai teknik promosi penjualan.
Metode dasar akuntansi yang digunakan untuk biaya jaminan adalah metode dasar kas dan
metode akrual.
iii. Premi dan kupon ; premi adalah peralatan dari perak, pirung, alat rumah tangga kecil,
mainan, barang lainnya, atau transportasi gratis. Kupon adalah sesuatu yang ditebus untuk
potongan tunai atas barang yang dibeli.
Untuk mengilustrasikan kewajiban garansi, asumsi bahwa perusahaan sepanjang bulan
agustus 2008 telah melakukan penjualan produk senilai 120.000.000. dalam hal ini, perusahaan
memberikan jaminan atau garansi selama satu tahun penuh kepada pembeli atas kemungkinan
terjadinya kerusakan produk yang bukan diakibatkan oleh kesalahan pembeli. Berdasarkan
pengalaman masa lampau, diketahui bahwa besarnya rata – rata biaya yang dikelurkan untuk
memperbaiki kerusakan produk selama masa garansi adalah 6% dar nilai jual.

Jurnal dari transaksi tersebut yaitu :


31 Agustus 2008
Beban garansi produk 7.200.000
Utang garansi produk 7.200.000
(6% x 120 juta )

D. Penggajian dan Pajak Gaji


Istilah gaji biasanya digunakan untuk pembayaran atas pemakaian jasa karyawan
bagian manajerial dan administrasi. Besarnya gaji yang diterima oleh karyawan dihitung
berdasarkan tarif bulanan, bukan jam-jaman atau harian. Sedangkan untuk upah biasanya
dibayarkan berdasarkan hitungan jam, harian, mingguan, atau kesatuan pekerjaan (borongan).
Contoh : Jika besarnya iuran yang dipotong dari gaji tiap bulan adalah 5000/karyawan, pada
saat menjelang hari raya karyawan yang bersangkutan akan menerima bingkisan senilai lebih
dari 60.000 (12 bulan x 5000), katakanlah 90.000, dalam hal ini 30.000 merupakan manfaat
yang diterima langsung oleh karyawan dari perusahaan.

Contoh lain, seorang karyawan memilik penghasilan kena pajak (1 tahun) sebesar
118.000.000. besarnya tarif pajak progresif yang berlaku saat ini adalah
10 % untuk penghasilan kena pajak sampai dengan 40 juta
15% untuk penghasilan kena pajak diatas 40 juta sampai dengan 100 juta
25% untuk penghasilan kena pajak diatas 100 juta.
Besarnya pajak penghasilan yaitu:
[(10% x 40 juta) + (15% x 60 juta) + (25% x 18 juta)]
.

Al.Haryono Jusup, 2001, Dasar- Dasar Akuntansi, Yogyakarta : Bagian Penerbitan Sekolah
Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN, hlm. 230
Donald E. Kieso, dkk, 2002, Akuntansi Intermediate, Jakarta : Erlangga, hlm.180
Al.Haryono Jusup, Op.Cit, hlm. 231- 234
Donald E. Kieso, dkk, Op.Cit, hlm. 182- 184
Ainun Na’im,1992, Akuntansi Keuangan 2, Yogyakarta : BPFE Yogyakarta, hlm. 121
Donald E. Kieso, dkk, Op.Cit, hlm. 187- 189
Hery, Akuntansi Aset, Liabilitas, dan Ekuitas, Jakarta : Raja Grafindo, hlm. 174- 177
http://aleciaelvina.blogspot.co.id/2015/12/makalah-hutang-lancar.html
A. Pengertian utang jangka panjang

Hutang merupakan instrumen yang sangat sensitif terhadap nilai perusahaan. Nilai
perusahaan ditentukan oleh struktur modal. Semakin tinggi proporsi hutang, maka semakin
tinggi harga saham. Namun pada titik tertentu peningkatan hutang akan menurunkan nilai
perusahaan karena manfaat yang diperoleh dari penggunaan hutang lebih kecil dari pada biaya
yang ditimbulkan. Para pemilik perusahaan lebih suka menciptakan hutang pada tingkat
tertentu yang menaikkan nilai perusahaan.
Hutang jangka panjang adalah kewajiban kepada pihak tertentu yang harus dilunasi dalam
jangka waktu lebih dari satu perioda akuntansi (1 th) dihitung dari tanggal pembuatan neraca
per 31 Desember. Perusahaan untuk memperoleh sumber ekonomi yang akan digunakan
membelanjai kegitan khususnya yang bersifat jangka panjang, perusahaan dapat mengeluarkan
sertifikat berarti membuat perjanjian hutang, menyatakan pembuat bersedia membayar bunga
atas pinjaman tersebut secara periodik selama jangka waktunya.
Pembayaran dilakukan dengan kas namun dapat diganti dengan asset tertentu. Dalam
operasional normal perusahaan, rekening hutang jangka panjang tidak pernah dikenai oleh
transaksi pengeluaran kas. Pada akhir perioda akuntansi bagian tertentu dari hutang jangka
panjang berubah menjadi hutang jangka pendek. Untuk itu harus dilakukan penyesuaian untuk
memindahkan bagian hutang jangka panjang yang jatuh tempo menjadi hutang jangka pendek.

B. Jenis jenis utang jangka panjang

1. Utang Hipotik
Hutang yang timbul berkaitan dengan perolehan dana dari pinjaman yang dijaminkan
dengan harta tetap. Dalam penjanjian disebutkan harta peminjam yang dijadikan jaminan
berupa tanah atau gedung. Jika peminjam tidak melunasi pada waktunya, pemberi pinjaman
dapat menjual jaminan tersebut yang kemudian diperhitungkan dengan hutang. Adalah
penyerahan tertulis mengenai hak atas harta benda tak bergerak untuk mejamin pembayaran
hutang dengan ketentuan bahwa penyerahan itu akan dibatalkan setelah waktu pembayaran.
Bahwasannya hutang jangka panjang boleh membuat hipotek, dia juga bisa diansur, dan lain-
lain. Yang menjadi contoh dari kewajiban jangka panjang ini adalah sewa/rental.
Pinjaman hipotik biasanya diambil jika dana yang diperlukan dapat dipinjam dari satu
sumber, misalnya dengan mengambil pinjaman dari suatu bank tertentu. Kredit-kredit bank
dengan jaminan harta tak bergerak adalah contoh hipotik yang banyak dijumpai dalam praktik.
2. Utang obligasi
Hutang yang timbul berkaitan dengan dana yang diperoleh melalui pengeluaran surat-
surat obligasi. Pembeli obligasi disebut pemegang obligasi. Apabila perusaahaan membutuhkan
tambahan modal kerja tetapi tidak dapat melakukan emisi saham baru, dapat dipenuhi dengan
cara mencari utang jangka panjang. Dalam hal sulit mencari utang yang jumlahnya besar dari
satu sumber perusahaan dapat mengeluarkan surat obligasi. Surat obligasi ini akan dapat di
jual bila reputasi perusahaan cukup baik dan dipandang akan tetap berdiri selama jangka waktu
beredarnya obligasi tersebut.
Harga jual obligasi tergantung pada tarif bunga obligasi. Semakin besar bunganya,
harga jual obligasi tersebut akan semakin tinggi dan sebaliknya semakin rendah tingkat bunga
obligasi harga jualnya akan semakin rendah. Pengeluaran obligasi dari suatu perusahaan dapat
dilakukan dengan cara penjualan langsung atau melalui lembaga-lembaga keuangan.Dalam
surat obligasi dicantumkan nilai nominal obligasi, bunga pertahun, tanggal pelunasan obligasi
dan ketentuan lain sesuai jenis obligasi tersebut biasanya meliputi bond, wesel jangka panjang,
dan obligasi sewa. Bond biasanya berasal dari bunga hutang wesel ditahan yang pada
umumnya dikeluarkan oleh sebuah perusahaan, lembaga tinggi, maupun agen pemerintahan
sehingga banyak menarik investor seperti halnya saham biasa yang dijual dengan jumlah kecil
(biasanya dalam ribuan dollar). Bond dalam perusahaan menadatangkan keuntungan datau
tidak. Di antara keuntungan bond adalah tidak adanya pengaruh dari kontrol pemegang saham,
penyimpanan pajak, dan pendapatan/keuntungan yang diperoleh akan lebih besar sedangkan
kerugiannya adalah bunga harus dibayar sesuai periode yang dipakai dan prinsip nilai akan
dibayar ulang waktu jatuh tempo.

C. Bentuk bentuk obligasi

1. Government Bond
Seperti T-Bills, US Treasury Notes dan US Teasury Bond adalah sekuritas pemerintah yang
digunakan untuk pendanaan dalam utang pemerintah. Pembayaran kuponnya bersifat semi-
annual. Ketika diterbitkan, US Treasury Notes memiliki masa jatuh tempo 2 (dua) sampai 10
(sepuluh) tahun dan US Treasury-Bond memiliki masa jatuh temponya lebih dari 10 (sepuluh)
tahun. Jenis-jenis obligasi pemerintah yaitu pertama, Callable Bond yang biasanya dibeli
kembali oleh penerbitnya pada harga tertentu di masa yang akan datang. Kedua, Federal
Agency Bond. Ketiga, Municipal Bond, yang diterbitkan oleh pemerintah lokal untuk mendanai
highways, sistem perairan pendidikan dan capital project lainya. Ada 2 (dua) tipe Multicipal
Bond yaitu General Obligation Bond dan Revenue Bond.

2. CorporateBond
Corporate Bond adalah sekuritas yang mencerminkan janji dari perusahaan yang menerbitkan
untuk memberikan sejumlah pembayaran berupa pembayaran kupon dan pokok pinjaman
kepada pemlik obligasi, selama jangka waktu tertentu. Perusahaan yang menerbitkan obligasi
disebut debitur, sedangkan investor yang membeli obligasi disebut kreditur.

3. Registered Bond
Registered Bonds adalah obligasi yang nama pemiliknya tercantum dalam sertifikat.

4. Coupon Bonds atau Bearer Bonds


Coupon Bonds/Bearer Bonds adalah obligasi yang nama pemiliknya tidak dicantumkan dalam
sertifikatnya.

5. . Term Bonds
Term Bonds adalah obligasi yang seluruhnya jatuh tempo pada suatu tanggal tertentu.

6. Serial Bonds
Serial Bonds adalah obligasi yang tanggal jatuh temponya bertahap (pada beberapa tanggal
tertentu).

D. Penilaian obligasi saat diterbitkan

Pada saat penerbitan, obligasi dinilai sebesar kas yang diterima (proceeds), yang dapat
dihitung berdasarkan nilai sekarang (present velue) dari pengeluaran-pengeluaran debitur
obligasi di masa yang akan datang yang terdiri dari nilai jatuh tempo obligasi dan beban bunga
ini dipengaruhi oleh stated rate (SR) dan market rate (MR)
Jika MR = SR, berarti obligasi tersebut dinilai sebesar nilai parinya.
Jika MR > SR, berarti obligasi tersebut dinilai kurang dari nilai parinya atau kas yang di bawah
nilai pari
Jika MR < SR, berarti obligasi tersebut dinilai diatas nilai pari.
Metode amortisasi diskonto atau premium obligasi Salah satu karateristik obligasi
adalah bahwa pada saat tanggal jatuh tempo, obligasi akan dinilai sebesar nilai premium. Oleh
karena itu diskonto atau premium yang muncul pada saat penerbitan obligasi akibat selisih
antara kas yang diterima dengan nilai nominalnya harus dihapuskan, yaitu dengan cara
diamortisasi setiap akhir periode setiap akhir periode atau setiap tanggal pembayaran bunga.
Pada saat tanggl jatuh tempo, diskonto atau premium sudah harus habis diamortisasi sehingga
nilai buku obligasi sama dengan nilai nominalnya.
Ada 2 metode amortisasi yang bisa diterapkan dalam akuntansi, yaitu :
1. Metode Garis Lurus – besarnya amortisasi setiap periode sama
2. Metode bunga efektif – nilai amortisasi diskonto atau premium setiap periode berbeda-beda.

E. Disposisi hutang obligasi

Disposisi atau terhapusnya hutang obligasi dari neraca bisa dengan dua cara, yaitu
1. Jatuh tempo
Pada saat tanggal jatuh tempo, hutang obligasi sudah harus dilunasi sebesar nilai parinya
dan diskonto atau premium sudah harus diamortisasi sehingga tidak ada keuntungan atau
kerugian yang muncul.
a. Pembayaran bunga
Hutang bunga xxx
Kas xxx
b. Pelunasan Obligasi
Hutang obligasi xxx
Kas xxx

2. Pelunasan dini
Dimungkinkan sebuah obligasi dilunasi sebelum tanggal jatuh tempu (callable bonds).
Jika terjadi pelunasan dini atau pelunasan sebelum tanggal jatuh tempo, maka masih ada
premium atau diskonto yang belum habis diamortisasi dan ada kemungkinan besarnya
pelunasan lebih rendah atau lebih tinggi dari nilai buku obligasi sehingga muncul keuntungan
atau kerugian akibat pelunasan dini.
a. Pembayaran bunga
Beban bunga xxx
Kas xxx
Amortisasi diskonto xxx
b. Pelunasan obligasi
Hutang obligasi xxx
Keg. Akibat pel. Dini xxx
Kas xxx
Amortisasi diskonto xxx

F. Harga obligasi
Berbeda dengan harga saham yang dinyatakan dalam bentuk mata uang, harga obligasi
dinyatakan dalam persentase (%), yaitu persentase dari nilai nominal.
Ada 3 (tiga) kemungkinan harga pasar dari obligasi yang ditawarkan, yaitu:
1. Par (nilai Pari): Harga Obligasi sama dengan nilai nominal Misal: Obligasi dengan nilai
nominal Rp 50 juta dijual pada harga 100%, maka nilai obligasi tersebut adalah 100% x Rp 50
juta = Rp 50 juta.
2. at premium (dengan Premi): Harga Obligasi lebih besar dari nilai nominal Misal: Obligasi
dengan nilai nominal RP 50 juta dijual dengan harga 102%, maka nilai obligasi adalah 102% x
Rp 50 juta = Rp 51 juta.
3. at discount (dengan Diskon): Harga Obligasi lebih kecil dari nilai nominal Misal: Obligasi
dengan nilai nominal Rp 50 juta dijual dengan harga 98%, maka nilai dari obligasi adalah 98% x
Rp 50 juta = Rp 49 juta.

G. pencatatan hutang obligasi


Apabila obligasi dijual tidak tepat pada tanggal pembayaran bunga, pembeli obligasi di
samping membayar harga obligasi juga harus membayar bunga berjalan sejak tanggal bunga
terakhir sampai dengan tanggal penjualan obligasi tersebut. Bunga berjalan yang dibayar oleh
pembeli dicatat perusahaan dengan mengkredit rekening biaya bunga atau rekening utang
bunga obligasi. Sedangkan bila bunga berjalan dikreditkan ke rekening utang bunga obligasi
maka pembayaran bunga obligasi berikutnya dicatat dengan mendebit utang bunga obligasi
sebesar bunga berjalan dan sisanya didebitkan ke rekening biaya bunga. Jika bunga berjalan
dikreditkan ke rekening biaya bunga maka pembayaran bunga obligasi berikutnya dicatat
dengan mendebit rekening biaya bunga obligasi sebesar bunga yang dibayar.
Amortisasi agio atau disagio dapat dicatat setiap bulan, setiap tanggal pembayaran
bunga atau setiap akhir periode bersama dengan jurnal penyesuaian yang lain. Berikut
disajikan contoh pencatatan utang obligasi, PT Millenia Megah pada tanggal 31 Desember 2005
memutuskan untuk mengeluarkan obligasi pada tanggal 1 Mei 2006 sebesar Rpl.000.000,-,
bunga 10% per tahun dan jatuh tempo pada tanggal 1 Mei 2011. Bunga obligasi dibayarkan
setiap tanggal 1 Mei dan 1 November. Seluruh obligasi dapat dijual pada tanggal 1 Juli 2006
dengan harga Rpl.029.000,- (yaitu harga jual Rpl.030.000,- dikurangi biaya penjualan Rpl .000,-
) ditambah bunga berjalan untuk jangka waktu 1 Mei 2006 sampai dengan 1 Juli 2006. Tahun
buku PT Millenia Megah adalah tahun kalender, amortisasi agio dicatat setiap akhir periode.
Umur obligasi dihitung sebagai berikut:
2006 = 6 bulan (1 Juli sampai dengan 31 Desember)
2007 = 12 bulan
2008 = 12 bulan
2009 = 12 bulan
2010 = 12 bulan
2011 = 4 bulan
Jumlah = 58 bulan
Dalam perhitungan umur obligasi, yang diperhitungkan adalah lamanya obligasi itu
beredar, yaitu sejak tanggal dijual sampai saat jatuh tempo. Agio obligasi sebesar Rp29.000,-
(Rpl.029.000,- dikurangi Rpl.000.000,-) akan diamortisasikan selama umur obligasi yaitu 58
bulan, sehingga amortisasi agio setiap bulannya sebesar Rp29.000,- : 58 = Rp500,-.

DAFTAR PUSTAKA
http://zulidamel.wordpress.com/2009/02/26/hutang-jangka-panjang/
http://dzaitunakhdan.blogspot.com/2012/03/hutang-jangka-panjang.html
http://goryank.blogspot.com/2011/11/makalah-hutang-jangka-panjang.html
http://goryank.blogspot.com/2011/11/makalah-hutang-jangka-panjang.html
http://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/pengantar_akuntansi_2/bab4-
investasi_dan_hutang_jangka_panjang.pdf
http://mistercela21.wordpress.com/2010/02/22/hutang-jangka-panjang-2/
http://evaoktaviagunawan.wordpress.com/2011/11/06/hutang-jangka-panjang/
http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2011/02/akuntansi-keu-menengah-2-hutang-jangka-
panjang-hipotik
http://yronegrafis.blogspot.co.id/2014/05/makalah-akutansi-ii-utang-jangka-panjang.html
PENGERTIAN LAPORAN ARUS KAS

Laporan arus kas (Inggris: cash flow statement atau statement of cash flows) adalah
bagian dari laporan keuangan suatu perusahaan yang dihasilkan pada suatu periode akuntansi
yang menunjukkan aliran masuk dan keluar uang (kas) perusahaan. Informasi ini penyajiannya
diklasifikasikan menurut jenis kegiatan yang menyebabkan terjadinya arus kas masuk dan kas
keluar tersebut. Kegiatanperusahaan umumnya terdiri dari tiga jenis yaitu, kegiatan operasional,
kegiatan investasi serta kegiatan keuangan.
Laporan Arus Kas merupakan penerimaan kas dan pembayaran kas (pengeluaran kas).
Laporan arus kas melaporkan penerimaan kas dan pengeluaran kas yang digolongkan sesuai
dengan kegiatan utama entitas : operasi,investasi, dan pembelanjaan. Laporan tersebut
melaporkan arus masuk kas bersih atau keluar kas bersih dari setiap kegiatan dan untuk semua
kegiatan usaha.
Arus kas adalah kas aktual yang keluar masuk dari dan ke dalam suatu perusahaan
(Weston dan righam, 1990 : 55). Arus kas masuk (cash inflows) merupakan penerimaan kas
yang berasal dari kegiatan rutin perusahaan, misalnya penjualan tunai, penerimaan piutang
maupun penerimaan kas yang bersifat tidak rutin misalnya penyertaan modal, penjualan
saham, penjualan aktiva perusahaan. Arus kas keluar (cash out flows) adalah pengeluaran
yang bersifat kontinyu, seperti pembayaran bunga, dividen dan pembayaran pajak. Arus kas
berlangsung terus menerus selama perusahaan menjalankan kegiatannya. Agar kas ini mudah
dibaca dan dipahami, maka informasi arus kas tersebut dibuat dalam bentuk laporan yang
disebut Laporan Arus Kas (statement of cash flows), sehingga dapat memenuhi kebutuhan
informasi para investor dan kreditur dalam menganalisa arus kas.
Aktivitas yang membagi laporan arus kas adalah kegiatan operasi, kegiatan investasi,
dan kegiatan pendanaan. Ketiga aktivitas ini memberikan informasi yang
memungkinkan para pengguna laporan untuk menilai pengaruh aktivitas tersebut
terhadap keuangan perusahaan serta terhadap jumlah kas. Manfaat utama laporan arus kas
adalah untuk menyediakan informasi yang relevan tentang penerimaan dan pengeluaran kas
perusahaan selama satu periode, serta untuk membantu investor, kreditur dan pihak lain yang
berkepentingan dalam menganalisa kas (Kieso dan Wey Grandt, 1995 : 247).

PSAK 2 mensyaratkan bahwa laporan arus kas menyajikan arus kas selama periode akuntansi
yang relevan, yang diklasifikasikan menjadi tiga kategori :
- Aktivitas operasi
- Aktivitas investasi
- Aktivitas pendanaan
Entitas harus memastikan bahwa terdapat konsistensi didalam klasifikasi arus kas. Klasifikasi
menurut aktivitas membantu pengguna memahami dampak aktivitas tersebut pada posisi
keuangan dari entitas dan pada jumlah kas dan setara kas.

Arus Kas Dari Aktivitas Operasi


Aktivitas operasi dapat didefinisikan sebagai aktivitas utama penghasil pendapatan
perusahaan (principal revenue-producing activities) dan aktivitas lain yang bukan merupakan
aktivitas investasi dan pendanaan. Arus kas dari aktivitas operasi terkait dengan aktivitas
menghasilkan pendapatan dari entitas.
Contoh arus kas dari aktivitas operasi adalah :
1. Penerimaan kas dari penjualan barang
2. Penerimaan kas dari penjualan jasa
3. Penerimaan kas dari royalti, komisi dan pendapatan lainnya yang diterima tunai.
4. Pembayaran kas kepada pemasok barang
5. Pembayaran kas kepada karyawan
6. Pemayaran kas kepada pemasok jasa lainnya
7. Pembayaran atau restitusi pajak penghasilan kecuali secara khusus merupakan bagian
dari aktivitas pendanaan dan investasi
8. Penerimaan dan pembayaran kontrak yang dimiliki untuk tujuan diperdagangkan atau
diperjualbelikan.
Ketika dilaporkan dengan metode langsung maka penerimaan kas dan pembayaran kas
kotor diungkapkan sedangkan dengan menggunakan metode tidak langsung laba atau rugi
disesuaikan untuk dampak transaksi yang bersifat non-kas, penerimaan atau pembayaran kas
dari operasi masa depan yang ditangguhkan atau masih belum diterima, dan pos-pos
pendapatan atau beban yang berhubungan dengan arus kas investasi atau pendanaan.

Arus Kas Dari Aktivitas Investasi


Aktivitas investasi adalah perolehan (acquisition) dan pelepasan (disposal) aset jangka
panjang dan investasi non setara kas. Aktivitas investasi mencerminkan penerimaan dan
pengeluaran kas sehubungan dengan sumber daya yang diperoleh perusahaan yang ditujukan
untuk menghasilkan pendapatan dan arus kas masa depan.
Contoh arus kas dari aktivitas investasi adalah :
a. Arus kas yang diterima, misalnya :
- Penjualan aset tetap
- Penjualan surat berharga yang berupa investasi
- Penagihan pinjaman pokok jangka panjang/pinjaman (tidak termasuk bunga jika
merupakan kegiatan investasi)
- Penjualan aset lainnya yang digunakan dalam kegiatan produksi (tidak termasuk
persediaan)
b. Arus kas yang keluar, misalnya :
- Pembayaran untuk mendapatkan aset tetap
- Aktiva tak berwujud dan aktiva jangka panjang lain, termasuk pengembangan yang
dikapitalisasikan
- Pembelian investasi jangka panjang
- Perolehan saham atau instrumen keuangan perusahaan lain
- Pemberian pinjaman pada pihak lain
- Pembayaran untuk aset lain yang digunakan dalam kegiatan produktif seperti hak paten
(tidak termasuk persediaan yang merupakan persediaan operasional)

Arus Kas Dari Aktivitas Pendanaan


Aktivitas pendanaan adalah aktivitas yang mengakibatkan perubahan besaran dan
komposisi modal ekuitas dan pinjaman perusahaan.
Contoh arus kas dari aktivitas pendanaan :
1. Arus kas masuk misalnya :
- Pengeluaran saham atau instrumen modal lainnya
- Pengeluaran wesel
- Penjualan obligasi
- Pengeluaran surat hutang hipotik
- Serta pinjaman lainnya
2. Arus kas keluar misalnya :
- Pembayaran deviden dan pembagian lainnya yang diberikan kepada pemilik
- Pembelian saham perusahaan (treasury stock)
- Pelunasan pokok pinjaman
- Pembayaran kas oleh lessee untuk mengurangi kewajiban yang berkaitan dengan sewa
gedung usaha pembiayaan.
Dalam hal pelunasan pinjaman meliputi pinjaman pokok dan bunga, pelunasan yang
dilakukan mengarah pada jumlah pokok pinjaman yang diklasifikasikan sebagai aktivitas
pendanaan (financing activity) dan dibayarkan mengarah kebunga, harus diklasifikasikan
sebagai aktivitas operasi (operating activity)
Demikian juga dengan arus kas dari penjualan dan pembelian surat berharga yang
dimiliki untuk tujuan diperdagangkan oleh suatu perusahaan investasi, diklasifikasikan sebagai
aktivitas operasi. Sedangkan arus kas dari penjualan dan pembelian surat berharga yang
dimiliki untuk tujuan investasi oleh perusahan pabrikasi, diklasifikasikan sebagai aktivitas
investasi.

Metode Pelaporan Arus kas

Metode Langsung
PSAK mensyaratkan pengungkapan kelompok utama penerimaan kas bruto dan pengeluaran
kas bruto.
Contoh arus kas bruto :
1. Tagihan kas dari pelanggan
2. Penerimaan bunga dan deviden
3. Pembayaran kas ke karyawan dan pemasok lain
4. Pembayaran bunga dan deviden
5. Penerimaan dan pembayaran kas operasi lain.
Kelompok utama penerimaan dan pengeluaran kas bruto dapat diperoleh dari catatan akuntansi
perusahaan atau dengan menyesuaikan pos-pos dalam laporan laba rugi komprehensif dari
basis akrual menjadi basis kas.
Misalnya :
Penjualan + saldo awal piutang dagang – saldo akhir piutang
dagang = tagihan kas dari pelanggan

Beban operasi + saldo awal akrual beban-saldo akhir akrual beban


+ saldo akhir beban dibayar dimuka – saldo akhir beban dibayar
dimuka – beban non kas lain (misalnya penyusutan)= pembayaran
kas untuk beban operasi

Biaya penjualan + persediaan akhir – persediaan awal =


pembelian
Dan
Pembelian + saldo awal utang dagang – saldo akhir utang
dagang = pembayaran kas kepada pemasok barang

Metode langsung pada hakikatnya adalah menguji kembali setiap item laporan laba rugi
dengan tujuan untuk melaporkan seberapa besar kas yang diterima atau dibayarkan terkait
dengan setiap komponen laga rugi tersebut.
Contohnya,besar penjualan yang tersaji dalam laporan laba rugi akan diuji kembali dengan
menggunakan laporan arus kas untuk mengetahui berapa besarnya uang kas yang telah
diterima dari pelanggan sepanjang periode.

Metode langsung lebih dianjurkan oleh PSAK karena lebih memfokuskan pada arus kas
daripada laba bersih akrual oleh karena itu dianggap lebih informatif dan terperinci. Selanjutnya
oleh IAI (Ikatan Akuntan Indonesia) dalam PSAK No.2 menyatakan dengan metode langsung,
informasi mengenai kelompok utama penerimaan kas bruto dan pengeluaran kas bruto dapat
diperoleh dengan baik :
- dari catatan akuntansi perusahaan
- dengan menyesuaikan penjualan, beban pokok penjualan, dan pos-pos lain dalam laporan
laba rugi untuk perubahan persediaan, piutang usaha dan hutang usaha dalam periode
berjalan, pos bukan kas lainnya, dan pos lain yang berkaitan dengan arus kas investasi dan
pendanaan.

Metode Tidak Langsung


Dengan metode ini laba atau rugi bersih disesuaikan dengan mengoreksi pengaruh dari
transaksi bukan kas, akrual dari penerimaan atau pembayaran kas untuk operasi masa lalu dan
masa depan dan unsur penghasilan atau beban yang berkaitan dengan arus kas investasi dan
pendanaan. Metode tidak langsung ini merupakan rekonsiliasi laba bersih yang diperoleh
perusahaan dengan melakukan penyesuaian sebagai berikut :
1. Pendapatan dan beban yang tidak melibatkan arus kas masuk dan kas keluar,
contohnya adalalah amortitasi premium/diskonto investasi obligasi, beban penyisihan piutang
ragu-ragu, beban penyusutan aktiva tetap, beban amortisasi aktiva tidak berwujud dan beban
amortisasi premium/diskonto utang obligasi.
2. Keuntungan dan kerugian yang terkai dengan aktivitas investasi atau pembiayaan,
contohnya adalah keuntungan dan kerugian penjualan aktiva tetap, keuntungan dan kerugian
penjualan investasi dalam saham, dan keuntungan serta kerugian atas penebusan kembali
utang obligasi.
3. Perubahan dalam aktiva lancar (selain kas) dan kewajiban lancar sebagai hasil
dari transaksi pendapatan dan beban yang tidak mempengaruhi arus kas, contohnya adalah
perubahan dalam saldo piutang usaha, persediaan barang dagang, biaya dibayar dimuka,
utang usaha, utang gaji/upah, utang bunga dan utang pajak penghasilan.

a. Metode Tidak Langsung


PT. XYZ
Laporan Arus Kas

Untuk Tahun yang Berakhir 3I Desember 20I0


Arus kas dari aktivitas operasi
Laba ( rugi ) bersih.................................................................................. .... xxx
Penyasuaian untuk merenkonsiliasi laba ( rugi )bersih
Ke arus kas bersih dari aktivitas operasi :
Amortisasi diskonto investasi obligasi.............................................. ( xxx )
Amortisasi premium investasi obligasi.................................................. xxx
Penyisihan utang ragu-ragu.................................................................... xxx
Penyusutan aktiva tetap........................................................................... xxx
Amortisasi aktiva tidak berwujud............................................................ xxx
Amortisasi diskonto utang obligasi........................................................ xxx
Amortisasi premium utang obligasi........................................................ xxx
Keuntungan penjualan aktiva tetap................................................... ( xxx )
Kerugian penjualan aktiva tetap............................................................. xxx
Kenaikan dalam aktiva lancar ( selain kas ).................................... ( xxx )
Penurunan dalam aktiva lancar ( selaian kas ).................................... xxx
Kenaikan dalam kewajiban lancar......................................................... xxx
Penurunan dalam kewajiban lancar................................................. ( xxx )
Arus kas bersih yang dihasilkan oleh aktivitas operasi............. ... xxx
Atau
Arus kas bersih yang digunakan dalam aktivitas operasi......... ( xxx )

b. Metode langsung
PT.XYZ
Laporan Arus Kas
Untuk Tahun yang Berakhir 3I Desember 20I0
Arus kas dari aktivitas operasi
Penerimaan kas dari penjualan barang atau jasa............................ xxx
Penerimaan kas dari deviden........................................................... xxx
Penerimaan kas dari bunga.............................................................. xxx
Kas yang dibayarkan untuk membeli barang dagangan............. ( xxx )
Kas yang dikeluarkan untuk biaya dibayar di muka.................... ( xxx )
Kas yang dibayarkan untuk gaji/upah karyawan......................... ( xxx )
Kas yang dibayarkan atas bunga pinjaman................................ ( xxx )
Kas yang dibayarkan atas pajak penghasilan............................. ( xxx )
Arus kas bersih yang dihasilkan oleh aktivitas operasi...... ... xxx
atau
Arus kas bersih yang digunakan dalam aktivitas operasi... ... xxx

http://anwar-akuntansi-unsulbar.blogspot.co.id/2012/10/makalah-arus-kas.html
https://isramardianchabib.wordpress.com/2011/12/13/makalah-laporan-arus-kas/
http://shantycr7.blogspot.co.id/2013/06/materi-makalah-laporan-arus-kas.html

Anda mungkin juga menyukai