Anda di halaman 1dari 12

KONSEP PENDAPATAN

DOSEN PENGAMPU :

FEBDWI SURYANI, S.PD., M.AK.

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK 3

JOHANNES CHUA ( 2161201016 )

AFRIZAL ARYA PUTRA ( 2161201013 )

RIDA DWI SAPUTRI ( 2161201028 )

ERYCA ENJJELINA ( 2161201027 )

CINDY FEBRIANI ( 2161201034 )

HENDORIS ( 2161201012 )

MANAJEMEN

FAKULTAS BISNIS

INSTITUT BISNIS & TEKNOLOGI PELITA INDONESIA

T.A 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami sampaikan kepada Tuhan Yang Maha Esa,


karena berkat segala karunia-Nya, kami dapat menyusun makalah
ini dengan baik dan dapat menyelesaikannya dengan tepat pada
waktunya.

Penyusunan makalah ini bertujuan untuk menambah


pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca maupun penulisan.
Karena itu, saya sangat berharap makalah ini bisa bermanfaat dan
praktikan dalam kehidupan sehari-hari.

Bagi saya sebagai penyusunan merasa bahwa masih


banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini karena
keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami. Untuk itu saya
sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
pembaca demi kesempuraan makalah ini.
*KARAKTERISTIK PENDAPATAN

Karakteristik Pendapatan

Dari definisi dan teori pendapatan menurut para ahli diatas, dapat diketahui

karakteristik yang membentuk pengertian pendapatan, yaitu :

1. Aliran masuk atau kenaikan aset adalah jumlah aset baru yang diterima dari

konsumen, aliran dari dana konsumen, kenaikan laba ekonomi, laba penjualan

aset.

2. Kegiatan yang mempresentasi operasi utama atau sentral yang terus menerus

adalah pendapatan dari kegiatan normal perusahaan biasanya diperoleh dari

hasil penjualan barang atau jasa yang berhubungan dengan kegiatan utama

perusahaan.

3. Pelunasan, penurunan, atau pengurangan kewajiban dimana suatu entitas

mengalami kenaikan aset sebelumnya, misalnya menerima pembayaran

dimuka dari pelanggan, pengiriman barang, atau pelaksanaan jasa akan

mengurangi kewajiban yang menimbulkan pendapatan. Jadi kenaikan aset,

pendapatan dapat diartikan sebagai penurunan kewajiban.

4. Suatu entitas maksudnya adalah pendapatan didefinisi sebagai kenaikkan aset

bukannya kenaikan ekuitas bersih meskipun kenaikkan aset tersebut akhirnya

berpengaruh terhadap kenaikan ekuitas bersih.

5. Produk perusahaan maksudnya dimana aliran aset dari pelanggan berfungsi

hanya sebagai pengukur, tetapi bukan pendapatan itu sendiri. Produk fisik

yang dihasilkan oleh kegiatan usaha itulah yang merupakan pendapatan.

Produk merupakan pencapaian dari tiap kegiatan produktif. Pendapatan

merupakan aliran masuk aset (unit moneter) dan hal tersebut berkaitan dengan

aliran fisis berupa penyerahan produk (output) perusahaan.


6. Pertukaran produk, harus dinyatakan dalam satuan moneter untuk dicatat

kedalam system pembukuan. Satuan moneter yang paling objektif adalah jika

jumlah rupiah tersebut merupakan hasil transaksi atau pertukaran antara pihak

independen.

Menyandang beberapa nama atau mengambil beberapa produk, dimana

pendapatan merupakan konsep yang bersifat generik dan mencakupi semua pos

dengan berbagai bentuk dan nama apapun.

*PENGUKURAN PENDAPATAN

Pengukuran Pendapatan

Pengukuran pendapatan merupakan unsur-unsur yang sangat penting dalam

laporan keuangan, karena dalam melakukan aktivitas usaha dan manajemen

perusahaan tentu ingin mengetahui nilai atau jumlah pendapatan yang diperoleh

dalam suatu periode akuntansi yang diakui sesuai dengan prinsip umum.

Riahi, et al (2006: 56) menyatakan bahwa “pengukuran memiliki arti pemberian

angka-angka kepada atau objek atau kejadian-kejadian menurut aturan-aturan

tertentu”.

Menurut Harahap (2011: 96) menyatakan bahwa pengukuran adalah proses

penetapan jumlah uang untuk mengakui dan memasukkan setiap unsur laporan

keuangan dalam neraca atau laporan laba rugi.

Jurnal Ilmiah Akuntansi dan Ekonomi Volume .1. No. 2 Maret 2017 70

Menurut Skousen dan Stice (Akbar, 2009 :568) ada lima dasar pengukuran

yang biasanya digunakan dalam praktek yaitu :

1. Cost Historis (historical cost), yaitu harga tunai ekuivalen yang dipertukarkan

untuk barang atau jasa pada tanggal perolehan atau akuisisi. Pada dasar

pengukuran ini, aktiva dicatat sebesar pengeluaran kas (setara kas) atau sebesar
nilai wajar imbalan yang diberikan untuk memperoleh aktiva tersebut pada data

perolehan.

2. Cost Penggantian Terkini (current replacement cost), merupakan harga tunai

yang akan dibayarkan sekarang untuk membeli atau mengganti jenis barang

atau jasa yang sama yang tidak didiskontokan yang mungkin akan diperlukan

untuk menyelesaikan kewajiban.

3. Nilai Pasar Terkini (current market value), merupakan harga tunai ekuivalen

yang dapat diperoleh dengan menjual suatu aktiva dan likuidasi yang

dilaksanakan secara terarah.

4. Nilai Bersih yang Dapat Direalisasi (net realisable value), merupakan jumlah

kas yang diharapkan akan diterima atau dibayarkan dari hasil pertukaran aktiva

atau kewajiban dalam kegiatan normal perusahaan. Pada umumnya, nilai

bersih yang dapat direalisasi sama dengan harga jual dikurangi dengan biaya-

biaya penjualan normal.

5. Nilai Sekarang yang Didiskontokan (current discounted value), merupakan

aktiva yang dinyatakan sebesar arus kas masuk bersih dimasa depan yang

didiskontokan ke nilai dari pos yang diharapkan dapat memberikan hasil dalam

pelaksanaan usaha normal kewajiban dinyatakan ke nilai sekarang yang

diharapkan akan diperlukan untuk menyelesaikan kewajiban dalam

pelaksanaan usaha.

Pengakuan dan Pengukuran Pendapatan Berdasarkan PSAK No. 23

Menurut PSAK No. 23 Paragraf 19 mengenai pengakuan pendapatan atas transaksi

penjualan jasa adalah bila suatu transaksi yang meliputi penjualan jasa dapat diestimasi

dengan andal bila seluruh kondisi berikut ini dipenuhi:

1. Jumlah pendapatan dapat diukur dengan andal.


2. Besar kemungkinan manfaat ekonomi sehubungan dengan transaksi tersebut

akan diperoleh perusahaan.

3. Tingkat penyelesaian dari suatu transaksi pada tanggal neraca dapat diukur

dengan andal.

4. Biaya yang terjadi untuk transaksi tersebut dan biaya untuk menyelesaikan

transaksi tersebut dapat diukur dengan andal.

Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia dalam pernyataan Standar akuntansi keuangan

(PSAK) No.23 (2012:23.6) Menyatakan bahwa pengukuran pendapatan adalah

“Pendapatan harus diukur dengan nilai wajar imbalan yang diterima atau dapat

diterima.”

Adapun penjelasannya lebih lanjut dari pernyataan tersebut yang dikemukakan

Standar Akuntansi Keuangan (2012 :23.6) adalah jumlah pendapatan yang timbul dari

suatu nilai transaksi biasanya ditentukan oleh persetujuan antara perusahaan dengan

pembeli atau pemakai aktiva tersebut. Jumlah tersebut diukur dengan nilai wajar

Jurnal Ilmiah Akuntansi dan Ekonomi Volume .1. No. 2 Maret 2017 71

imbalan yang diterima atau yang dapat diterima perusahaan dikurangi jumlah diskon

dagang dan rabat volume yang diperoleh perusahaan. Pada umumnya imbalan tersebut

berbentuk kas atau setara kas dan jumlah pendapatan adalah jumlah kas atau setara kas

ang diterima atau dapat diterima. Namun bil arus masuk dari kas atau setara kas di

tangguhkan nilai wajar dari imbalan tersebut mungkin kurang dan jumlah nominal dari

kas yang diterima atau yang dapat diterima.

Nilai wajar yang dimaksud dalam PSAK No.23 paragraf ke 23 (Revisi 2012) adalah

jumlah suatu aset dipertukarkan atau liabilitas diselesaikan antara pihak-pihak yang

berkeinginan dan memiliki pengetahuan memadai dalam suatu transaksi yang wajar.

Selanjutnya Standar Akuntansi Keuangan dalam PSAK (2012: 23.11) menerangkan


bahwa bila barang atau jasa dipertukarkan (barter) untuk barang atau jasa dengan sifat

dan nilai yang sama, maka pertukaran tersebut tidak dianggap sebagai transaksi yang

mengakibatkan pendapatan.

*PEMBENTUKAN DAN REALISASI PENDAPATAN

1.Proses Pembentukan Pendapatan (Earning Process) Proses Pembentukan Pendapatan adalah


suatu konsep tentang terjadinya pendapatan. Proses pendapatan dimulai dari kegiatan produksi,
penjualan dan pengumpulan piutang.

2. Proses Realisasi Pendapatan (Realization Process) Proses Realisasi Pendapatan adalah proses
pendapatan yang diterima setelah produk atau jasa dikerjakan dan terealisasi melalui penjualan
langsung maupun kontrak penjualan. Jika kontrak penjualan dilakukan sebelum produksi barang
atau jasa maka pendapatan belum dapat dikatakan, karena proses perhimpunan pendapatan
belum terjadi.

*PENGAKUAN PENDAPATAN

Pengakuan pendapatan (revenue recognition) merupakan penghasilan yang timbul selama


aktivitas normal dari suatu entitas. Pendapatan itu sendiri berarti salah satu komponen dalam
persamaan dasar akuntansi, yakni modal. 

Prinsip dari pengakuan modal terletak pada pendapatan yang dianggap dapat terealisasikan atau
dianggap dapat menghasilkan. Dengan begitu, ada kemungkinan manfaat pengakuan pendapatan
ini di masa yang akan datang memengaruhi keberhasilan dari perusahaan. Sederhananya,
pengakuan pendapatan adalah kondisi pengakuan atas penjualan barang atau jasa baik sebelum
realisasi atau setelah penyerahan. 

Berdasarkan (PSAK 23) PSAK Pendapatan adalah arus masuk atas bruto yang didaparkan dari
manfaat ekonomi dan timbul dari aktivitas normal entitas selama suatu periode. Sehingga arus
kas masuk itu mengakibatkan adanya kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari penanaman
modal. 

Oleh karena itu, dalam prinsipnya, pengakuan pendapatan terbagi menjadi 2, yakni: 

1. Pendapatan yang dapat direalisasikan atas barang atau jasa yang dapat ditukar atau
dikonversikan dengan kas maupun klaim atas kas (piutang)nya.
2. Pendapatan yang menghasilkan ke dalam sebuah entitas bersangkutan, sehingga
pekerjaan yang sudah dikerjakan mendapatkan hak atas manfaat yang dimiliki oleh
pendapatannya seperti pengerjaan dan penerimaan lama yang sudah selesai. 

Dalam prinsipnya, pengakuan pendapatan pun harus dapat memenuhi kriteria pendapatan,
sehingga pendapatan tersebut dapat diakui. Berikut ini ada 4 pendapatan yang sudah diakui
dalam prinsip tersebut, di antaranya:
 Pendapatan dari penjualan produk diakui pada tanggal penjualan (tanggal penyerahan ke
pelanggan). 
 Pendapatan dari pemberian jasa diakui saat jasa sudah diberikan dan bisa ditagih. 
 Pendapatan dari memperbolehkan pihak lain untuk menerapkan aktiva perusahaan,
seperti bunga, sewa, dan royalty, diakui layak dengan berlalunya waktu atau pada saat
aktiva tersebut diterapkan. 
 Pendapatan dari penjualan aktiva kecuali produk diakui pada tanggal penjualan. 

Penyimpangan Penjualan pada Pengakuan Pendapatan

Ada kasus yang mana terjadi penyimpangan penjualan pada pengakuan pendapatan. Berikut ini
alasan yang biasanya muncul dari terjadinya penyimpangan: 

1. Pengakuan penjualan lebih awal (recognize earlier), sehingga terdapat tingkat kepastian
yang tinggi tentang jumlah pendapatan yang telah dibuat. 
2. Memberikan penangguhan pengakuan, apabila ada tingkat ketidakpastian mengenai
jumlah pendapatan. Baik itu biaya yang cukup tinggi atau penjualan yang bukan menjadi
penyelesaian utama dalam menciptakan laba.

Pengakuan Pendapatan Akuntansi ketika Penjualan/Penyerahan

Pendapatan dari kegiatan penjualan atau pabrikasi biasanya diakui pada saat penyerahan atau
penjualan (point of sale). Akan tetapi terdapat 3 kondisi yang dapat memunculkan permasalahan,
yakni: 

Penjualan dengan Perjanjian Beli Kembali

Apabila terdapat perjanjian yang berisi tentang pembelian kembali dengan harga tertentu yang
mana harga ini bisa menutup segala biaya persediaan ditambah biaya kepemilikan yang terkait,
maka persediaan dan kewajiban yang diberikan harus tetap ada pada pembukuan penjual.
Artinya, tidak terjadi transaksi penjualan.

Penjualan dengan Hak Retur

Terdapat 3 cara pengakuan pendapatan alternatif apabila penjual menanggung risiko kepemilikan
yang berkepanjangan sebab pengembalian produk dalam akuntansi, yakni: 

 Penjualan yang tidak tercatat sehingga seluruh hak retur habis masa berlakunya. 
 Penjualan tercatat, namun mengurangi penjualan dengan estimasi retur di masa depan. 
 Penjualan dicatat serta memperhitungkan retur ketika terjadinya penjualan.

Jadi, bila suatu perusahaan memasarkan produknya namun memberikan hak kepada pembeli
untuk mengembalikan produk tersebut, maka pendapatan dari penjualan ini akan diakui pada saat
penjualan hanya ketika seluruh 6 keadaan ini terpenuhi: 

1. Harga yang konsisten terhadap pembeli atau ditetapkan pada tanggal penjualan. 
2. Telah terjadinya pembayaran yang dilakukan pembeli kepada penjual atau adanya
kewajiban dan keharusan untuk melakukan pembayaran. Kewajiban tersebut tidak
tergantung pada penjualan kembali pada produk tersebut. 
3. Kewajiban pembeli kepada penjual tidak berubah apabila terjadi kerusakan bahkan
pencurian atas produk yang dibeli. 
4. Pembeli yang mendapatkan produk untuk dipasarkan kembali memiliki substansi
ekonomi yang terpisah dari yang diberikan oleh penjual. 
5. Penjual tidak memiliki kewajiban atas performa produk di masa yang akan datang yang
secara langsung bisa saja menyebabkan penjualan kembali produk itu oleh pembeli. 
6. Jumlah retur di masa depan sudah dapat diestimasi secara pantas.

Trade Loading & Channel Stuffing

Trade loading adalah praktik yang mencoba menampilkan penjualan, laba, dan pangsa pasar
yang sebenarnya tidak pernah mereka miliki. Perusahaan meminta kepada para pedagang besar
yang menjadi pelanggan mereka untuk membeli lebih banyak produk daripada yang bisa mereka
jual kembali dengan cepat. 

Sedangkan channel stuffing adalah praktik yang sama namun dilakukan dalam industri perangkat
lunak komputer. Jadi, hal ini dilakukan ketika sebuah produsen perangkat lunak ingin
meningkatkan pemasukan secara licik. Oleh karena itu, kedua praktik ini tidak boleh dilakukan.

Pengakuan Pendapatan Sebelum Penjualan/Penyerahan

Dalam dunia akuntansi terdapat 2 cara yang berbeda untuk kontrak konstruksi jangka panjang
yang telah diakui oleh akuntan profesional, yakni:

1. Metode Presentasi Penyelesaian

Metode yang satu ini akan diterapkan apabila estimasi progres, pendapatan, dan tarif telah sesuai
dan seluruh persyaratan berikut ini terpenuhi, di antaranya:

 Dalam kontrak tertulis dengan jelas telah memastikan hak yang bisa dipaksakan
pelegalannya mengenai barang atau jasa yang akan diberikan dan diterima oleh pihak
yang terlibat dalam kontrak tersebut, imbalan yang akan dipertukarkan, metode dan
syarat penyelesaiannya. 
 Pembeli dapat memenuhi segala kewajiban yang ada di dalam kontrak yang sudah
disepakati. 
 Kontraktor pun harus memenuhi kewajiban kontraktualnya.

2. Metode Kontrak Selesai

Metode pengakuan pendapatan dapat dilakukan ketika kondisi kontrak kerjasama telah usai
dengan syarat-syarat berikut ini:

 Memiliki kontra jangka pendek. 


 Berbagai syarat penyelesaian tidak terpenuhi. 
 Menerima risiko atau bahaya yang ada dalam kontrak yang mana di luar bisnis normal. 

Menilai Presentase Penyelesaian


Terdapat berbagai cara yang hingga saat ini diterapkan dan diaplikasikan untuk menilai
kemajuan suatu kontrak. Cara tersebut terbagi menjadi 2, di antaranya:

Ukuran Masukan

Mengakui pendapatan, biaya, dan laba kotor sesuai dengan tercapainya arah penyelesaian
kontrak jangka panjang. Untuk menggunakan cara ini, ada standar untuk menilai kemajuan ke
arah penyelesaian pada waktu interim tertentu. Metode untuk menilai tingkat kemajuan
penyelesaian adalah sebagai berikut ini: 

 Metode Biaya ke Biaya: Metode ini merupakan metode yang cukup sering digunakan
untuk mengukur suatu masukan. Berdasarkan metode ini, tingkat penyelesaian ditetapkan
dengan membandingkan biaya yang telah dikeluarkan dengan taksiran terkini mengenai
jumlah sempurna dari tarif yang diharapkan untuk bisa menyelesaikan suatu proyek.
Persentase yang dibuat adalah hasil dari perbandingan antara biaya yang telah
dikeluarkan dengan jumlah keseluruhan biaya yang diharapkan lalu dikalikan dengan
laba bersih yang diinginkan dari proyek tersebut. 

Anda mungkin juga menyukai