Anda di halaman 1dari 12

KELOMPOK 5

1. Fakhrian Bagus S : (142190131)


2. Thariq Daris Ramadhan : (142190133)
3. Tasta Nurvitasari : (142190136)
4. Kautsar Ageng S : (142190138)
5. Youhanif Nurhabibah : (142190140)
6. Yodan Ariem Maulana : (142190142)

CHAPTER 9
REVENUE

Pendapatan berasal dari kata dasar “dapat”. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia,

pengertian pendapatan adalah hasil kerja (usaha dan sebagainya). Pengertian pendapatan

menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia merupakan definisi pendapatan secara umum. Pada

perkembangannya, pengertian pendapatan memiliki penafsiran yang berbeda-beda tergantung

dari latar belakang disiplin ilmu yang digunakan untuk menyusun konsep pendapatan bagi pihak-

pihak tertentu.

Setidaknya terdapat dua disiplin ilmu yang memiliki penafsiran tersendiri mengenai

pengertian pendapatan. Disiplin ilmu yang pertama adalah Ilmu Ekonomi sedangkan yang kedua

adalah disiplin Ilmu Akuntansi. Pengertian pendapatan menurut Ilmu Ekonomi adalah nilai

maksimum yang dapat dikonsumsi seseorang dalam suatu periode dengan mengharapkan

keadaan yang sama pada akhir periode seperti keadaan semula. Pengertian pendapatan menurut

Ilmu Ekonomi menitikberatkan pada total kuantitatif pengeluaran terhadap konsumsi selama satu

periode. Dengan kata lain, pengertian pendapatan menurut Ilmu Ekonomi adalah jumlah harta
kekayaan awal periode ditambah keseluruhan hasil yang diperoleh selama satu periode, bukan

hanya yang dikonsumsi.

Pengertian pendapatan menurut Ilmu Ekonomi menutup kemungkinan perubahan lebih

dari total harta kekayaan badan usaha pada awal periode dan menekankan pada jumlah nilai

statis pada akhir periode. Secara sederhana, pengertian pendapatan menurut Ilmu Ekonomi

adalah jumlah harta kekayaan awal periode ditambah perubahan penilaian yang bukan

diakibatkan perubahan modal dan hutang.

Pendapatan merupakan elemen kunci dalam laporan keuangan dan cukup penting untuk

penyusun dan pengguna laporan keuangan. Laporan pendapatan mencerminkan operasi masa

lalu perusahaan dan digunakan untuk memprediksi kinerja masa depan. Meskipun menentukan

pendapatan adalah bagian penting dari pengukuran kinerja, pengukuran tersebut tidak selalu

mudah karena terdapat banyak model bisnis yang berbeda. Dalam bab ini akan dilihat mengenai

sifat pendapatan yang berkaitan dengan definisi, pengakuan dan pengukuran.

LO.1 REVENUE DEFINED

Pendapatan adalah hubungan antara kegiatan moneter yang menaikkan nilai perusahaan yang

berasal dari kegiatan produksi dan penjualan output yang dihasilkan perusahaan. Pengertian

tentang pendapatan itu sendiri ada beberapa macam, berikut ini ada beberapa pandangan yang

menegaskan arti konseptual dari pendapatan:

1. IAS 18/ AASB 118 – Revenue Pendapatan merupakan aliran masuk bruto manfaat

ekonomi selama satu periode yang berasal dari kegiatan rutin suatu entitas yang

menyebabkan peningkatan ekuitas selain dari kontribusi pemilik.


2. IASB Framework – Revenue forms part of income Pendapatan merupakan bagian dari

penerimaan (income) yang merupakan peningkatan manfaat ekonomi selama periode

akuntansi dalam bentuk peningkatan aset atau penurunan liabilitas yang berasal dari

peningkatan ekuitas selain dari kontribusi pemilik.

3. FASB Pendapatan merupakan aliran masuk atau peningkatan aset atau penurunan

liabilitas (atau kombinasi keduanya) dalam suatu periode yang berasal dari penyerahan

atau produksi barang atau jasa atau aktivitas lain yang merupakan kegiatan utama entitas.

Behavioural view of revenue

Paton dan Littleton: Pendapatan menunjukkan pencapaian bruto atau kinerja bruto perusahaan,

sementara beban (expense) mewakili usaha perusahaan. Penyandingan pendapatan dan beban

menghasilkan profit yang merupakan pencapaian neto perusahaan (Perilaku Pendapatan).

Bedford: Profit akan naik hanya atas aktivitas yang merupakan operasi bisnis entitas, tidak

termasuk yang merupakan hasil dari penerapan metode auntansi. Operasi bisnis yang umum dari

entitas meliputi:

A. perolehan sumber daya uang

B. perolehan jasa

C. penggunaan jasa

D. penggabungan-ulang jasa-jasa yang telah diperoleh

E. penyerahan jasa

F. distribusi sumber daya uang


Proses Terjadinya Pendapatan

Terdapat dua konsep yang erat hubungannya dengan proses pendapatan, yakni konsep proses

pembentukan pendapatan (Earning Process) dan proses realisasi pendapatan (Realization

Process).

1. Proses pembentukan pendapatan (Earnings Process)

Proses pembentukan pendapatan (Earning Process) adalah suatu konsep tentang terjadinya

pendapatan. Konsep ini berdasarkan pada asumsi bahwa semua kegiatan operasi yang diperlukan

dalam rangka mencapai hasil akan selalu memberikan kontribusi terhadap hasil akhir pendapatan

berdasarkan perbandingan biaya yang terjadi sebelum perusahaan tersebut melakukan kegiatan

produksi. Kegiatan operasi yang dimaksud dalam pengertian di atas adalah kegiatan yang

meliputi semua tahap kegiatan produksi, pemasaran, maupun pengumpulan piutang.

2. Proses realisasi pendapatan (Realization Process)

Proses realisasi pendapatan (Realization Process) adalah proses pendapatan yang terhimpun atau

terbentuk sesudah produk selesai dikerjakan dan terjual atas kontrak penjualan. Proses realisasi

pendapatan (Realization Process) dimulai sejak tahap terakhir kegiatan produksi yaitu pada saat

barang atau jasa dikirimkan atau diserahkan kepada pelanggan. Jika kontrak penjualan

mendahului produksi barang atau jasa, maka pendapatan belum dapat dikatakan terjadi karena

belum terjadi proses penghimpunan pendapatan.


LO.2 REVENUE RECOGNITION

 Historical Perspective

Selama abad ke-19, income (profit) bagi entitas bisnis ditentukan berdasarkan konsep

peningkatan dalam kekayaan bersih, yang dilakukan baik melalui kebijakan akuntansi

penggantian atau dengan penilaian aset secara periodik (Chatfield). Namun, konsep ini dianggap

berkontribusi atas terjadinya bencana eknomi yang mengarah pada depresi besarbesaran tahun

1930-an karena penilain aset yang berlebihan. Konsep ini kemudian digantikan secara bertahap

dengan konsep bahwa income haruslah terealisasi.

 Criteria for revenue recognition

Menurut Coombes dan Martin, pengakuan pendapatan dapat terjadi pada satu bagian/ poin dalam

siklus operasi entitas atau proses penerimaan berikut:

1. Devinising an idea

2. making purchase

3. reciept of orders before commencing production

4. commencing production

5. progressive throughtout production

6. completing of production

7. receipt of orders after completing production

8. delivery of goods to customers

9. receipt of cash
Analysis of criteria for revenue recognition

 Measurability of asset value

Pendapatan dapat diukur secara andal, dengan prinsip konservatisme yaitu diakui pada saat

terealisasi secara aktual. Namun, pada akuntansi nilai wajar, perubahan nilai aset akan dicatat

sebagai beban dan atau pendapatan karena menahan aset. Hal ini konsisten dengan pendekatan

basis akrual tetapi tidak konsisten dengan konsep realisasi dan historical cost. Masih diperlukan

adanya dasar yang valid atas pengakuan pendapatan dalam standar yang menggunakan akuntansi

nilai wajar. Menurut FASB, pendapatan dan gain tidak akan diakui jika belum terealisasi

(realised) atau dapat terealisasi (realisable). Menurut Theory of Monograhp No.3, terealisasi

(realised) artinya bahwa aset yang diterima adalah kas atau klaim atas kas sedangkan dapat

terealisasi (realisable) adalah bahwa aset yang diterima siap dikonversi menjadi sejumlah kas

atau klaim atas kas. Menurut Paton dan Littleton, berdasarkan pandangan mayoritas, pendapatan

terealisasi ketika dibuktikan dengan kas atau cash receipt atau piutang atau aset lancar lainnya.

Perbedaan realisasi (realisation) dan pengakuan (recognition): Pengakuan: Untuk dapat dianggap

valid dan ada; memerlukan arus masuk aset atau perubahan nilai aset yang dapat diukur secara

kuantitatif Realisation: untuk mengubah menjadi kas atau uang; memerlukan arus masuk aset

lancar.

Aspek kriteria measurability adalah terjaminnya collectability kas yang tergantung dari

pertimbangan manajer, biasanya berdasarkan pengalaman terdahulu. Coombes dan Martin

berpendapat bahwa measurability dan permanence merupakan kondisi yang harus dipenuhi untuk

mengatasi ketidakpastian pengakuan. Measurability berhubungan dengan kemampuan yang

objektif untuk menentukan nilai penjualan. Objektif di sini dapat diartikan tidak bias dan dapat
dibuktikan oleh investigator kompeten lainnya. Sementara permanence memiliki makna bahwa

sekali diakui, maka tidak ada alasan lagi untuk membalik akun pendapatan.

 Existence of a transaction

Ketika sebuah pihak eksternal dalam transaksi jangka panjang menyatakan kesediaan untuk

membayar harga yang diberikan untuk produk perusahaan, transaksi ini tentu merupakan bukti

obyektif dari peningkatan nilai perusahaan. Pihak luar memberikan bukti yang menguatkan nilai

output.

 Substantial completion of the earning process

Pendapatan tidak dihasilkan (diperoleh) sampai perusahaan telah melakukan sebagian besar

kegiatan yang memperoleh pendapatan. Pendapatan tidak dianggap telah diperoleh sampai

perusahaan telah melakukan sesuatu. Sebagai contoh, penandatanganan kontrak di kebanyakan

kasus tidak menciptakan pendapatan karena tidak ada kinerja yang dilakukan oleh penjual.

LO.3 REVENUE MEASUREMENT

A. Kriteria Pengakuan Pendapatan berdasarkan IASB Framework par 83:

1. Adanya kemungkinan manfaat ekonomi di masa depan akan mengalir ke atau dari

entitas;

2. Memiliki nilai yang dapat diukur dengan andal.

B. Kriteria Pengakuan dan Pengukuran Pendapatan dalam IAS 18/ AASB 118 Revenue:

A. Sale of goods, Yang dimaksud dengan penjualan adalah ketika produk telah

diserahkan ke pembeli atau jasa telah diberikan, lebih mengacu pada substansi

ekonomi transaksi dari pada aspek legal. Meskipun barang telah diserahkan ke
pembeli, jika risiko signifikan kepemilikan barang masih ditahan penjual maka hal ini

idak termasuk penjualan dan pendapatan tidak diakui (IAS 18/ AASB 118 par 16).

Pendapatan dari penjualan barang harus diakui ketika kondisi-kondisi berikut ini

terpenuhi (par 14):

 entitas telah mengalihkan/ mentransfer risiko dan manfaat signifikan atas

kepemilikan barang kepada pembeli,

 entitas tidak menahan baik terus terlibat dalam kegiatan manajerial

sepertipada tingkat kepemilikan yang biasa dan pengendalian yang efektif

atas barang yang dijual tersebut,

 jumlah pendapatan dapat diukur secara andal,

 ada kemungkinan manfaat ekonomi terkait transaksi akan mengalir ke

entitas,

 biaya yang timbul terkait transaksi dapat diukur secara andal.

Pengecualian:

 Pendapatan dapat diakui selama masa produksi, yaitu berdasarkan metode

percentage of completion (IAS 18/ AASB 118). Hal ini dianggap

memenuhi kriteria pengakuan pendapatan yaitu dapat diukur secara andal

dan adanya transaksi (yaitu kontrak). Penentuan percentage of completion

dapat dilakukan dengan cara:

a. proporsi biay akontrak dibebankan pada pekerjaan yang

dilakukan sampai periode tertentu dibandingkan dengan total

estimasi biaya kontrak;

b. survey pada pekerjaan yang dilakukan;


c. penyelesaian fisik secara proporsional dibandingkan dengan

kontrak pekerjaan.

 Pendapatan diakui di akhir masa produksi, yaitu jika peristiwa penting

adalah pada saat produksinyadan penjualan setelahnya hanyalah sesuatu

yang rutin sehingga dianggap akan selalu terjadi.

 Pendapatan diakui pada saat kas diterima setelah penjulan dilakukan, yaitu

pada penjulaan dengan metode installments dan cost recovery. Metode ini

menunjukkan bentuk konservatif pengakuan pendapatan dan penting

karena kriteria pengakuan pendapatan pertama (measurability) dan ketiga

(penyelesaian substansial) tidak terpenuhi. Pembuktiannya adalah hanya

berdasarkan kas yang diterima dari pelanggan.

B. Rendering of Services (IAS 18/ AASB 118 par 20) Ketika outcome transaksi terkait

pemberian jasa dapat diestimasi dengan andal, pendapatan dapat diakui pada periode

dimana jasa disediakan berdasarkan tingkat penyelesaian transaksi di tanggal

pelaporan. Outcome transaksi dapat diestimasi secara andal jika kondisi berikut ini

terpenuhi:

 jumlah pendapatan dapat diukur secara andal,

 ada kemungkinan manfaat ekonomi terkait transaksi akan mengalir ke entitas,

 tingkat penyelesaian transaksi pada tanggal pelaporan dapat diukur secara

andal,

 biaya yang timbul terkait dan untuk menyelesaikan transaksi dapat diukur

secara andal
C. Interest, royalties, and dividends Bunga, royalti dan dividen dapat diakui pada saat

diterima sehingga memenuhi ketiga kriteria pengakuan pendapatan. Namun, untuk

beberap item, dapat terjadi adanya pendapatan yang ditangguhkan, contoh:

pendapatan bunga di akhir periode akuntansi. Pendapatan atas bunga, royalti dan

dividen diakui ketika (IAS 18/ AASB 118 par 29):

 ada kemungkinan manfaat ekonomi terkait transaksi akan mengalir ke entitas,

 jumlah pendapatan dapat diukur secara andal,

 dasar pengakuan (par 30):

i. bunga : effective interest method

ii. royalti : bais akrual sesuai dengan isi perjanjian terkait

iii. dividen : ketika hak pemegang saham untuk memperoleh

pembayaran dibuat.

LO.4 CHALLENGES FOR STANDARD SETTERS

Developments in revenue recognition and measurement

IASB dan FASB melakukan proyek kerja sama untuk membuat seperangkat prinsip-

prinsip yang komprehensif dalam hal pengakuan dan pengukuran pendapatan karena

dilatarbelakangi oleh:

 literature yang ada belum menyajikan dengan baik terkait transaksi pendapatan,

 transaksi pendapatan saat ini menjadi lebih kompleks, missal: transaksi gabung

barang, jasa dan transaksi keuangan,

 adanya inkonsistensi antara IASB Framework dan beberapa standar,


 standar yang ada tidak menguraikan dengan baik transaksi yang melibatkan

komponen (rencana pendapatan multi-elemen),

 FASB mengindikasikan tidak adanya pedoman tentang pengakuan pendapatan

dan kurangnya konsep dasar untuk mengatasi isu-isu yang relevan.

FASB dan IASB mengusulkan prinsip-prinsip dasar pengakuan dan pengukuran pendapatan

berikut ini:

 Entitas pelaporan harus mengakui pendapatan pada periode akuntansi dimana

mereka timbul dan mengukurnya dengan nilai wajar pada tanggal mereka timbul

jika keterjadian dan pengukurannya dapat ditentukan secara andal.

 Entitas pelaporan harus mengukur pendapatan yang timbul dari kenaikan aset atau

penurunan kewajiban (atau kombinasi keduanya) pada nilai wajar atas kenaikan

atau penurunan tersebut.

Poin-poin penting prinsip tersebut:

 Pendapatan diakui ketika timbul, ditekankan pada aspek waktu, bukan

terealisasinya pendapatan,

 Pendapatan timbul dari kenaikan aset atau penurunan kewajiban,

 Pengakuan dan pengukuran pendapatan menggambarkan nilai wajar,

 Pengukuran harus dapat diandalkan.

IASB sementara menyetujui bahwa dua kriteria berikut harus dipenuhi dalam pengakuan

pendapatan:
 kriteria elemen: terjadinya kenaikan aset atau penurunan liabilitas yang

meningkatkan ekuitas tanpa melibatkan investasi pemilik.

 kriteria pengukuran:

(1) aset atau liabilitas diukur dengan sifat-sifat atau atibut yang relevan, dan

(2)kenaikan aset atau penurunan liabilitas dapat diukur dengan reliabilitas yang

cukup.

Fair Value measurement

Definisi pendapatan yang diadopsi IASB adalah bahwa pendapatan dapat mencakup hasil

dari perubahan nilai bersih aset. Beberapa standar IASB mengharuskan keuntungan dan kerugian

(gain and losses) yang timbul dari pengukuran kembali aset dimasukkan dalam operating income

atau dalam comprehensive income merskipun telah terealisasi atau belum terealisasi. Sebagai

akibatnya, penyusun standar perlu memperhatikan bagaimana penyajian terbaik atas informasi

ini dalam laporan keuangan.

Financial Statement Presentation

IASB dan FASB melakukan proyek kerja terkait penyajian laporan keuangan, termasuk

pengakuan pendapatan dan bagaimana item-item pendapatan dilaporkan di laporan keuangan.

IAS 1 memperbolehkan tetapi tidak mengharuskan single comprehensive income statement.

Kesimpulan sementara:

 Laporan pendapatan tunggal mencakup semua aspek.

 Realisasi bukan merupakan satu-satunya dasar pengakuan.

 Pengungkapan yang terpisah mengenai kinerja dan pengukuran.

Anda mungkin juga menyukai