Anda di halaman 1dari 17

Makalah Akuntansi Keuangan Menengah

Pendapatan
makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Akuntansi Keuangan
Menengah
Dosen Pengampu : Adeng, M.Pd.

Disusun Oleh:

Restu Ragil P (09403241042)


Ratama Karya Cita (09403241045)
Yudha Mahardika (09403241047)
Hanifah Noviandari (09403241049)
Ervi Dwi Patma (09403241051)

PENDIDIKAN AKUNTANSI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2011
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur marilah kita haturkan kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang
telah melimpahkan rahmat, taufik, hidayah, dan inayah-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan tugas makalah Akuntansi keuangan menengah ini. Makalah Akuntansi
Keuangan menengah ini berisi mengenai pengertian pendapatan yang diterima pada saat ini.
Makalah ini dapat kami selesaikan berkat bantuan beberapa pihak, di antaranya Adeng
, M.pd selaku dosen pengampu mata kuliah Akuntansi keuangan menengah serta teman-teman
yang telah membantu, yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu,
penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi perbaikan pembuatan
makalah di kemudian hari. Semoga makalah ini dapat memberi manfaat bagi para pembaca.
Amin.

Yogyakarta, januari 2011

Penulis
BAB 1 PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Akuntasi memang sangat dibutuhkan oleh setiap perusahaan karena dengan


Akuntansi kita bisa memantau kinerja perusahaan dan kondisi perusahaan yang kita
jalani, apakah memperoleh laba atau menderita kerugian.dengan akuntansi kitapun
dapat memperoleh informasi yang nantinya berguna untuk pemakainya,baik itu pihak
ekstern maupun intern. Dengan adanya informasi ini kita juga bisa membayar pajak
kepada pemerintah demi kesejahteraan sosial.
Semua informasi dia tas terkait halnya dengan sebareba banyak pendapatan
yang kita peroleh dari kegiatan perusahaan kita, kerana pendapatan adalah sesuatu
yang sangat penting dalam setiap perusahaan. Tanpa ada pendapatan mustahil akan
didapat penghasilan atau earnings . Pendapatan adalah penghasilan yang timbul dari
aktivitas perusahaan yang biasa dikenal atau disebut penjualan, penghasilan jasa(fees
), bunga, dividen, royalti dan sewa.
Menurut PSAK nomor 23 paragraf 6 adalah sebagai berikut: Pendapatan
adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas normal
perusahaan selama suatu periode bila arus masuk itu mengakibatkan kenaikan ekuitas
yang tidak berasal dari kontribusi penanaman modal.

B. Rumusan masalah
1. Apa yang dimaksud dengan pendapatan?
2. Jenis-jenis Pendapatan?
3. Apa pedoman untuk pengakuan pendapatan?
4. Penyimpangan dari dasar penjualan?
5. Pengakuan Pendapatan pada saat penjualan ?
6. Trade loading dan channel stuffing?
7. Pendapatan Menurut PSAK no. 24 dan no .34

C. Tujuan.
1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan pendapatan.
2. Mengetahui jenis-jenis Pendapatan.
3. Mengetahui pedoman pengakuan pendapatan.
4. Mengetahui Penyimpangan dari dasar penjualan.
5. Mengetahui Pengakuan Pendapatan pada saat penjualan
6. Mengetahui bagaimana proses Trade loading dan channel stuffing.
BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Pendapatan
Untuk memahami arti dari pendapatan, maka akan diuraikan pengertian dari
pendapatan itu sendiri. Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia (1999:233) dalam buku
Standart Akuntansi Keuangan menyebutkan bahwa pendapatan adalah: “Arus masuk
bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas normal perusahaan selama satu
periode, bila arus masuk itu mengakibatkan kenaikan ekuitas, yang tidak berasal dari
kontribusi penanaman modal”.
Sedangkan menurut Accounting Principle Board dikutip oleh Theodorus
Tuanakotta (1984:153) dalam buku Teori Akuntansi pengertian pendapatan adalah”
Pendapatan sebagai inflow of asset kedalam perusahaan sebagai akibat penjualan
barang dan jasa”.
Selain itu menurut Commite On Accounting Concept and Standart dari AAA
dikutip oleh Theodorus Tuonakotta (1984:144) dalam buku teori Akuntansi
memberikan definisi pendapatan adalah” Pernyataan moneter mengenai barang dan
jasa yang ditransfer perusahaan kepada langganan-langganannya dalam jangka waktu
tertentu”.
Paton dan Littleton mengemukakan bahwa pengertian pendapatan dapat
ditinjau dari aspek fisik dan moneter. Hal ini juga dikemukakan Suwardjono
(1984:167) dalam buku teori Akuntansi Perekayasaan Akuntansi Keuangan bahwa
dari aspek fisik pendapatan dapat dikatakan sebagai hasil akhir suatu aliran fisik dalam
proses menghasilkan laba. Aspek moneter memberikan pengertian bahwa pendapatan
dihubungkan dengan aliran masuk aktiva yang berasal dari kegiatan operasi
perusahaan dalam arti luas.

Dalam pengertian umum pendapatan adalah hasil pencaharian usaha. Budiono


(1992 : 180) mengemukkan bahwa pendapatan adalah hasil dari penjualan faktor-
faktor produksi yang dimilikinya kepada sektor produksi. Sedangkan menurut Winardi
(1992 : 171) pendapatan adalah hasil berupa uang atau materi lainnya yang dapat
dicapai dari pada penggunaan faktor-faktor produksi.
Berdasarkan kedua pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pendapatan
merupakan nilai dari seluruh barang dan jasa yang dihasilkan oleh suatu badan usaha
dalam suatu periode tertentu. Dengan demikian maka yang dimaksud dengan
pendapatan jasa adalah nilai dari seluruh jasa yang dihasilkan suatu badan usaha
dalam suatu periode tertentu.

B. Jenis Pendapatan
Jenis-Jenis Pendapatan Bank diantaranya :

• Pendapatan Operasional

 Pendapatan bunga debitur


 Pendapatan komisi dan provisi
 Pendapatan atas transaksi valuta asing

 Pendapatan Operasional lain ( mis. Deviden, L/R penjualan surat berharga)

• Pendapatan Non Operasional

 Pendapatan dari penjualan aktiva tetap


 Pendapatan dari penyewaan fasilitas gedung yang dimiliki oleh bank

• Pendapatan Luar Biasa


Pendapatan yang memenuhi kriteria bersifat tidak normal dan tidak sering terjadi

C. PEDOMAN PENGAKUAN PENDAPATAN


Prinsip pengakuan pendapatam menetapkan bahwa pendapatan diakui pada saat:
1. Direalisasikan bila barang-barang dan jasa-jasa dipertukarkan dengan kas atau
klaim atas kas (piutang).
2. Dapat direalisasikan bila aktiva yang diterima segera dapat dikonversikan pada
jumlah kas atau klaim atas kas yang diketahui.
3. Dihasilkan , bila kesatuan itu sebagian besar telah menyelesaikan apa yang
seharusnya telah dilakukan agar berhak atas manfaat yang diberikan pendapatan.
Sesuai dengan prinsip ini:
1. Pendapatan pada penjualan produk diakui pada saat penjualan atau pengiriman
barang kepada pembeli.
2. Pendapatan dari jasa, diakui pada saat jasa-jasa telah dilaksanakan dan dapat
ditagih.
3. Pendapatan dari menyewakan aset, diakui saat aset telah digunakan, atau pada saat
berlalunya waktu sewa.
4. Pendapatan dari penjualan aset selain produk, diakui saat penjualan.

Penjualan produk Pemberian jasa Penyewan aktifa Penjualan aktiva

Pendapatan dari Pembayaran atas jasa Pendapatan sewa Keuntungan atau kerugian
disposisi
penjualan

Setelah jasa Berlalunya waktu atau aset


Tanggal penjualan telah digunakan
Tanggal penjualan.
dilaksanakan

D. PENYIMPANGAN DARI DASAR PENJUALAN


Penyimpangan dari Dasar Penjualan
Suatu studi yang dilakukan FASB menemukan beberapa alasan umum untuk
menyimpang dari dasar penjualan. Salah satu alasannya adalah keinginan untuk
mengakui lebih awal (recognize earlier) dalam proses menghasilkan laba, dan bukan
pada saat penjualan. Pengakuan pendapatan lebih awal adalah tepat jika terdapat
tingkat kepastian yang tinggi mengenai jumlah pendapatan yang dihasilkan. Beberapa
alasan bisa diterima untuk penyimpangan dari aturan pengakuan penjualan tersebut di
atas.
Alasan yang kedua adalah keinginan untuk menagguhkan pengakuan
pendapatan setelah saat penjualan. Atau pengakuan bisa ditunda (delay recognize).
Transaksi yang bisa diakui awal atau ditunda pengakuannya. Penangguhan penjualan
tepat jika tingkat ketidakpastian mengenai jumlah pendapatan ataupun biaya cukup
tinggi, atau jika penjualan bukan merupakan penyelesaian yang substansial dari proses
menghasilkan laba.
Dalam bab ini berfokus pada dua dari empat jenis umum transaksi pendapatan
yang telah diuraikan sebelumnya, yaitu, 1) penjualan produk dan 2) pemberian jasa.
Keduanya adalah jenis transaksi penjualan, dua jenis transaksi pendapatan lainnya
yaitu pendapatan dari mengizinkan pihak lain untuk menggunakan aktiva perusahaan
dan pedapatan dari pelepasan aktiva selain produk. Pembahasan mengenai transaksi
penjualan produk disusun di seputar topik-topik berikut :
1. Pengakuan pendapatan saat penjualan (penyerahan)
2. Pengakuan pendapatan sebelim penyerahan
3. Pengakuan pendapatan sesudah penyerahan
4. Pengakuan pendapatan untuk transaski penjualan khusus (waralaba dan
konsinyasi)

Pada saat
Penjualan
penyerahan Sebelum penyerahan Setelah penyerahan
khusus
(saat penjualan)
Pasca
Sebelu saat
Ketika Setelah Kon
m Selama penyele Waral
"Aturan Umum" kas biaya siny
produks produksi saian aba
ditagih dipulihkan asi
i produks
i

Beberapa contoh berikut ini diberikan untuk penyimpangan pengakuan


pendapatan pada kasus yang menyimpang dari aturan umum (general rule)
a. Penjualan dengan persetujuan pembelian.
Bila sebuah perusahaan menjual produk dalam suatu periode dan setuju untuk
membelinya kembali dalam periode akuntansi, perusahaan belum bisa di katakan
menjual produk, karena bila persetujuan pembelian kembali dilakukan pada harga
tertentu dan harga tersebut menutup semua biaya persediaan di tambah biaya
penyimpanan yang berkaitan, maka persediaan dan kewajiban yang berkaitan tetap ada
di pembukuan penjual.
b. Pengakuan penjualan dimana terdapat hak retur.
Tiga metode pengakuan pendapatan dengan adanya retur produk:
1. Tidak mencatat penjualan sampai hak retur habis masa berlakunya.
2. Mencatat penjualan tetapi menguranginnya dengan taksiran retur mendatang.
3. Mencatat penjualan dan memperhitungkan retur sewaktu terjadi.
Bila suatu perusahaan menjual produkya tetapi memberikan kepada pembeli
hak retur, pendapatan dari transaksi penjualan dapat diakui pada saat penjualan hanya
jika seluruh 6 syarat berikut terpenuhi :
1. Harga penjual kepada pembeli intinya tetap atau dapat ditentukan pada waktu
penjualan .
2. Pembeli telah / berkewajiban membayar kepada penjual dan kewajiban itu bukan
merupakan konsinyasi pada penjualan kembali produk.
3. Kewajiban pembeli kepada penjual tidak berubah karena kasus pencurian atau
kehancuran secara fisik terhadap produk.
4. Pembeli memperoleh produk yang dapat dijual kembali yang memiliki substansi
ekonomi yang terpisah dari yang diberikan oleh pembeli.
5. Penjual tidak memiliki kewajiban berarti pada prestasi kerja masa depan yang
secara langsung mengakibatkan penjualan kembali produk oleh pembeli.
6. Jumlah retur masa depan dapat di taksir secara layak.
c. Penjualan Cicilan
Penjualan cicilan merupakan contoh pengakuan pendapatan untuk jenis
transaksi after delivery, yang merupakan suatu jenis penjualan dimana pembayarannya
diwajibkan didalam periode cicilan selama periode waktu yang diperpanjang. Ini
digunakan dalam perdagangan eceran dimana segala jenis peralatan dan perabotan
untuk pertanian dan rumah tangga dijual dengan dasar cicilan. Kadang-kadang ini juga
dipakai untuk industri alat-alat berat dimana instalasi mesin dibayar untuk periode
yang panjang.
Metode cicilan menekankan penagihan dari pada penjualan, metode ini
mengakui laba pada periode penagihan dan bukan pada saat periode penjualan. Dasar
akuntansi cicilan dibenarkan atas dasar bahwa tidak ada lagi dasar yang cocok untuk
menaksir tingkat yang dapat ditagih, pendapatan seharusnya tidak diakui sampai
ditagihnya kas.

E. PENGAKUAN PENDAPATAN PADA SAAT PENJUALAN


Pengakuan Pendapatan pada saat penjualan
Jumlah penjualan atau pendapatan selalu merupakan item terbesar pada
laporan laba rugi. Pengetahuan tentang aspek-aspek penjualan sangat penting,
diantaranya:
1. Diskon penjualan
Potongan ini diberiakn pada waktu penjualan atau pada saat pembayaran. Metode
sederhana untuk memberikan diskon adalah 2/10 n/30.
2. Pengembalian (retur)
Retur terjadi jika barang rusak selama pengiriman, busuk atau tidak sempurna ,
pengiriman kuantitas tidak benar atau tipe barang tidak benar.
3. Akuntansi untuk piutang tak tertagih
4. Jaminan untuk pelayanan atau penggantian
Menurut FASB, syarat untuk mengakui pendapatan ( direalisasi atau dapat
direalisasi dan dihasilkan) terpenuhi pada saat produk atau barang dagang diserahkan
atau jasa diberikan kepada pelanggan. Perlu dicatat bahwa SEC merasa yakin bahwa
pendapatan direalisasi atau dapat direalisasi dan dihasilkan apabila criteria tersebut
terpenuhi:
1. Ada bukti persuasive dari suatu perjanjian
2. Penyerahan telah terjadi atau jasa telah diberikan
3. Harga ppenjual kepada pembeli adalah tetap atau dapat ditentukan
4. Ketertagihan dapat dipastikan dengan layak
Pendapatan dari aktivitas pabrikasi serta penjualan umumnya diakui pada saat
penjualan atau point of sale akan tetapi disini bisa timbul masalah dalam
pelaksanaannya, situasi tersebut antara lain:
a. Penjualan dengan Perjanjian Beli Kembali
Jika perusahaan menjual suatu produk dalam suatu periode dan setuju untuk
membelinya kembali dalam periode akuntansi berikutnya maka hak milik legal
telah berpindah. Akan tetapi, substansi ekonomi dalam transaksi ini adalah bahwa
risiko kepemilikan tetap berada pada penjual. Jika terdapat perjanjian beli kembali
dengan harga tertentu dan harga ini dapat menutup semua biaya persediaan
ditambah biaya kepemilikan yang terkait , maka persediaan dan kewajiban yang
terkait itu tetap ada dalam pembukuan penjual. Denagn kata lain tidak terjadi
penjualan
b. Penjualan dengan Hak Retur
Melibatkan penjualan tunai atau kredit, suatu masalah khusus akan timbul dengan
adanya hak retur akan pengurangan harga. Perusahaan tertentu dapat mengalami
tingkat retur yang tinggi yaitu rasio barang dagang yang dikembalikan terhadap
penjualan tinggi sehingga mereka merasa perlu menunda pelaporan penjualan
sampai hak retur secara substansial sudah habis masa berlakunya. Jenis perusahaan
yang mungkin mengalami tingkat retur yang tinggi adalah agen makanan yang
mudah rusak, distributor yang menjual ke toko-toko eceran, perusahaan rekaman
dan kaset, serta beberapa pabrikan makanan dan barang-barang olahraga. Retur
dalam industry ini sering dilaksanakan sebagai praktek yang melibatkan perjanjian
“penjualan bergaransi” atau konsinyasi.
Tersedia tiga metode pengakuan pendapatan alternative apabila penjual
menanggung risiko kepemilikan yang berkepanjangan karena pengembalian
produk, yaitu:
1. Tidak mencatat penjualan sampai seluruh hak retur habis masa berlakunya
2. Mencatat penjualan tetapi mengurangi penjualan dengan estimasi retur di masa
depan
3. Mencatat penjualan serta memperhitungkan retur pada saat terjadi
FASB menyimpulkan bahwa jika suatu perusahaan menjual produknya
tetapi memberikan pembeli hak untuk mengembalikan produk itu, maka
pendapatan dari transaksi penjualan akan diakui pada saat penjualan jika kondisi
berikut terpenuhi:
1. Harga penjual kepada pembeli pada hakikatnya tetap atau dapat ditentukan
pada tanggal penjualan
2. Pembeli sudah membayar penjual , atau pembeli berkewajiban membayar
penjual , dan kewajiban itu tidak tergantung pada penjualan kembali produk
tersebut
3. Kewajiaban pembeli kepada penjual tidak akan berubah apabila terjadi
pencurian atau kerusakan atau rusaknya fisik produk
4. Pembeli yang memperoleh produk untuk dijual kembali memiliki substansi
ekonomi yang terpisah dari yang diberikan oleh penjual
5. Penjual tidak memiliki kewajiabn yang signifikan atas kinerja masa depan
yang secara langsung menyebabkan penjualan kembali produk itu oleh pembeli
6. Jumlah retur di masa depan dapat diestimasi penjual secara layak
Jika keenam kondisi tersebut tidak terpenuhi maka pendapatan penjualan
dan harga pokok penjualan harus diakui ketika hak retur secara substansial telah
habis masa berlakunya. Apabila penjualan yang dilaporkan dalam laporan laba
rugi harus dikurangi untuk melaporkan estimasi retur.

F. TRADE LOADING DAN CHANNEL STUFFING


a. Trade Loading dan Channel Stuffing
Beberapa perusahaan mencatat pendapatna pada tanggal penyerahan tanpa membuat
penyisihan untuk pembelian kembali ataupun retur yang tak terbatas. Walaupun
perusahaan ini kelihatannya mengikuti pengakuan pada saat penjualan yang berlaku ,
namun sebenarnay mereka mengakui pendapatn dan laba sebelum waktunya.
Sebagai contoh , industry rokok domestic AS pada suatu waktu melakukan
praktedistribusi yang dikenal sebagai trade loading. Trade Loading merupakan
praktek yang gila , tidak ekonomis dan licik . Melalui praktek ini pabriakan yang
mencoba menunjukkan penjualan, laba, dan pangsa pasar yang sebenarnya tidak
mereka miliki , mereka membujuk para pedagang grosir yang menjadi pelanggan
mereka yang dikenal sebagai trade untuk membeli lebih banyak produk daripada yang
dapat mereka jual kembali denagn cepat. Secara keseluruhan, industry rokok ini
tampaknya dalam waktu dua tahun telah menetapkan terlalu tinggi laba operasinya
sebesar $600juta karena mengambil laba dari tahun-tahun yang akan dating
Dalam industry perangkat lunak computer, praktek yang sama disebut sebagai channel
stuffing. Ketika sebuah produsen perangkat lunak ingin membuat hasil-hasil
keuangannya kelihatan bagus, mereka menawarkan diskon atau potongan yang besar
kepada distributornya agar membeli lebih banyak dan mencatat pendapatan ketika
perangkat lunak tersebut meninggalkan dermaga.Persediaan distributor akan
membengkak dan saluran pemasaran menjadi penuh sesak tetapi laporan keuangan
produsen perangkat lunak terlihat baik meskipun hal itu akan merusak hasil periode
mendatang, kecuali jika proses tersebut diulang.
Trade loading dan channel stuffing menyimpangkan hasil operasi dan menghias
laporan keuangan . Jika digunakan tanpa ketentuan yang tepat untuk retur penjualan,
channel stuffing merupakan contoh klasik pembukuan hari ini atas pendapatan yang
akan datang.

G. PENDAPATAN MENURUT PSAK NO 24 DAN NO 34


Psak 23
Sebagian besar perusahaan didirikan dengan tujuan untuk menghasilkan laba
yang optimal sehingga kclangsungan hidup perusahaan dapat tercapai. Laba diperoleh
sebagai kelebihan pendapatan atas beban. Untuk dapat menghasilkan laba, pendapatan
yang dihasilkan oleh perusahaan harus lebih besar dibandingkan dengan beban yang
telah diketuarkan untuk memperoleh pendapatan tersebut Oleh karena itu. pendapatan
dapat dijadikan sebagai alat untuk menilai kinerja suatu pemsahaan dalam
menghasilkan laba yang optimal.
AKUNTANSI KONTRAK KONSTRUKSI
PSAK No. 34
Penyatuan dan Segmentasi Kontrak Konstruksi
Persyaratan Pernyataan ini biasanya diterapkan secara terpisah pada setiap kontrak
konstruksi. Namun, dalam keadaan tertentu, adalah perlu untuk menerapkan
Pernyataan ini pada komponen suatu kontrak tunggal yang dapat diidentifikasi secara
terpisah atau pada suatu kelompok kontrak secara bersama agar mencerminkan
hakikat suatu kontrak atau kelompok kontrak.
Bila suatu kontrak mencakup sejumlah aset, konstruksi dari setiap aset diperlakukan
sebagai suatu kontrak konstruksi yang terpisah jika:
(a) proposal terpisah telah diajukan untuk setiap aset;
(b) setiap aset telah dinegosiasikan secara terpisah dan kontraktor serta pemberi kerja
dapat menerima atau menolak bagian kontrak yang berhubungan dengan masing-
masing aset tersebut; dan biaya dan pendapatan masing-masing aset dapat
diidentifikasikan.
Suatu kelompok kontrak, dengan satu pemberi kerja atau beberapa pemberi kerja,
harus diperlakukan sebagai satu kontrak konstruksi jika:
(a) kelompok kontrak tersebut dinegosiasikan sebagai satu paket;
(b) kontrak tersebut berhubungan erat sekali, sebetulnya kontrak tersebut merupakan
bagian dari satu proyek tunggal dengan suatu margin laba; dan
(c) kontrak tersebut dilaksanakan secara serentak atau secara berkesinambungan
Suatu kontrak mungkin berisi klausul yang memungkinkan konstruksi asset tambahan
atas permintaan pemberi kerja atau dapat diubah sehingga konstruksi asset tambahan
dapat dimasukkan ke dalam kontrak tersebut. Konstruksi aset tambahan diperlakukan
sebagai suatu kontrak konstruksi terpisah bila:
(a) aset tambahan tersebut berbeda secara signifikan dalam rancangan, teknologi atau
fungsi dengan aset yang tercakup dalam kontrak semula; atau
(b) harga aset tambahan tersebut dinegosiasikan tanpa memperhatikan harga kontrak
semula.
Pendapatan Kontrak
Pendapatan kontrak terdiri dari:
(a) nilai pendapatan semula yang disetujui dalam kontrak dan penyimpangan dalam
pekerjaan kontrak, klaim, dan pembayaran insentif:
(b)
34.3
AKUNTANSI KONTRAK KONSTRUKSI
PSAK No. 34 34.4
(i) sepanjang hal ini memungkinkan untuk menghasilkan pendapatan; dan
(ii) dapat diukur secara andal.
Pendapatan kontrak diukur pada nilai wajar dari imbalan yang diterima atau yang akan
diterima. Pengukuran pendapatan kontrak dipengaruhi oleh bermacam-macam ketidakpastian
yang tergantung pada hasil dari peristiwa di masa yang akan datang. Estimasinya sering kali
harus direvisi sesuai dengan realisasi dan hilangnya ketidakpastian. Oleh karena itu, jumlah
pendapatan kontrak dapat meningkat atau menurun dari suatu periode ke periode berikutnya.
Contohnya:
(a) suatu kontraktor dan suatu pemberi kerja mungkin menyetujui penyimpangan atau klaim
yang meningkatkan atau menurunkan pendapatan kontrak pada periode setelah periode di
mana kontrak pertama kali disetujui;
(b) nilai pendapatan yang disetujui dalam kontrak dengan nilai tetap dapat meningkat karena
ketentuan-ketentuan kenaikan biaya;
(c) nilai pendapatan kontrak dapat menurun karena denda yang timbul akibat keterlambatan
kontraktor dalam penyelesaian kontrak tersebut; atau
(d) bila dalam kontrak harga tetap terdapat harga tetap per unit output, pendapatan kontrak
meningkat bila jumlah unit meningkat.
Suatu penyimpangan adalah suatu instruksi yang diberikan pemberi kerja mengenai
perubahan dalam lingkup pekerjaan yang akan dilaksanakan berdasarkan kontrak. Suatu
penyimpangan dapat menimbulkan peningkatan atau penurunan dalam pendapatan kontrak.
Contoh penyimpangan adalah perubahan-perubahan dalam spesifikasi atau rancangan aset
atau perubahan Iamanya kontrak. Suatu penyimpangan dimasukkan kedalam pendapatan
kontrak jika:
(a) besar kemungkinan pemberi kerja akan menyetujui penyimpangan dan jumlah pendapatan
yang timbul dari penyimpangan tersebut; dan
(b) jumlah pendapatan dapat diukur secara andal.
13 Pengukuran jumlah pendapatan yang timbul dari klaim mempunyai tingkat ketidakpastian
yang tinggi dan sering kali tergantung pada hasil negosiasi. Oleh karena itu, klaim hanya
dimasukkan dalam pendapatan kontrak jika:
(a) negosiasi telah mencapai tingkat akhir sehingga besar kemungkinan pemberi kerja akan
menerima klaim tersebut; dan
(b) nilai klaim yang besar kemungkinannya akan disetujui oleh pemberi kerja, dapat diukur
secara andal.
14 Pembayaran insentif adalah jumlah tambahan yang dibayarkan kepada kontraktor apabila
standar-standar pelaksanaan yang telah dispesifikasikan telah terpenuhi atau dilampaui.
Umpamanya, suatu kontrak mungkin mengizinkan suatu pembayaran

AKUNTANSI KONTRAK KONSTRUKSI


PSAK No. 34
tambahan kepada kontraktor untuk suatu penyelesaian yang lebih awal dari suatu kontrak.
Pembayaran insentif dimasukkan dalam pendapatan kontrak jika:
(a) kontrak tersebut cukup aman sehingga besar kemungkinan pemberi kerja memenuhi
tuntutan klaim; dan
(b) jumlah klaim yang kemungkinan besar dapat disetujui pemberi kerja dapat diukur secara
andal.
BAB III PENUTUPAN

A. KESIMPULAN

Pendapatan adalah hasil dari penjualan faktor-faktor produksi yang dimilikinya kepada
sektor produksi. Ada juga pendapatan adalah hasil berupa uang atau materi lainnya yang
dapat dicapai dari pada penggunaan faktor-faktor produksi.
Prinsip pengakuan pendapatam menetapkan bahwa pendapatan diakui pada saat:
1. Direalisasikan bila barang-barang dan jasa-jasa dipertukarkan dengan kas atau klaim
atas kas (piutang).
2. Dapat direalisasikan bila aktiva yang diterima segera dapat dikonversikan pada jumlah
kas atau klaim atas kas yang diketahui.
Dihasilkan , bila kesatuan itu sebagian besar telah menyelesaikan apa yang seharusnya
telah dilakukan agar berhak atas manfaat yang diberikan pendapatan.
Sebagian besar perusahaan didirikan dengan tujuan untuk menghasilkan laba yang
optimal sehingga kclangsungan hidup perusahaan dapat tercapai. Laba diperoleh sebagai
kelebihan pendapatan atas beban.

B. PENUTUPAN

Demikianlah yang dapat penulis sampaikan pada makalah akuntansi keungan


menengah dalam materi pendapatan.semoga bermanfaat bagi para pembaca yang
membaca makalah yang kami buat ini,mohon maaf apabila ada salah kata yang
disengaja maupun tidak disengaja. Terimakasih
Daftar pustaka

Kieso Donald E. (2007). Akuntansi intermediate. Jakarta : Erlangga.


http://www.wikipedia.com

Anda mungkin juga menyukai