KONSEP PENDAPATAN
TEORI
AKUNTANSI
|2024
FAKULTAS EKONOMI
2024
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur sudah sepantasnya kita panjatkan ke hadirat Allah swt, yang
hingga saat ini masih berkenan memberikan kepercayaan-Nya kepada kita semua untuk
menikmati segala karunia-Nya penyusun dapat menyelesaikan tugas handout konsep
pendapatan.Adapun handout ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Teori Akuntansi.
Semoga dengan penyusunan handout ini dapat menambah pengetahuan dan pemahaman diri
penyusun tentang mata kuliah ini. Demi kesempurnaannya, penyusun selalu mengharapkan
adanya saran dan masukan dari berbagai pihak.
Tidak lupa penyusun mengucapkan terima kasih kepada dosen mata kuliah Teori
Akuntansi Pak Arif dan kepada semua pihak yang telah mendukung hingga terselesaikannya
handout ini. Harapan penyusun semoga handout ini dapat memberikan manfaat khususnya bagi
penyusun sendiri dan umumnya bagi siapa saja yang membacanya.
DAFTAR ISI..................................................................................................................... 2
BAB 3 KESIMPULAN................................................................................................... 17
Dengan adanya informasi ini kita juga bisa membayar pajak kepada pemerintah
demi kesejahteraan sosial. Semua informasi di atas terkait halnya dengan seberapa
banyak pendapatan yang kita peroleh dari kegiatan perusahaan kita, karena pendapatan
adalah sesuatu yang sangat penting dalam setiap perusahaan.Tanpa ada pendapatan
mustahil akan didapat penghasilan atau earnings.
Pendapatan adalah penghasilan yang timbul dari aktivitas perusahaan yang biasa
dikenal atau disebut penjualan, penghasilan jasa (fees), bunga, dividen, royalti dan
sewa. Menurut PSAK nomor 23 paragraf 6 adalah sebagai berikut: Pendapatan adalah
arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas normal perusahaan
selama suatu periode bila arus masuk itu mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak
berasal dari kontribusi penanaman modal.
2. Jenis-jenis/sumber-sumber pendapatan?
1.3 Tujuan
PEMBAHASAN
2.1. Pendapatan
Pada bab ini penulis akan membahas mengenai konsep pendapatan yang
menguraikan pengertian pendapatan, sumber-sumber pendapatan, proses-proses
pendapatan, penilaian, pengakuan, dan pengukuran pendapatan serta metode
pengakuan pendapatan
Pengertian tentang pendapatan itu sendiri ada beberapa macam, berikut ini ada
beberapa pandangan yang menegaskan arti konseptual dari pendapatan. Sebelum
penulis lebih lanjut menelaah mengenai pengertian pendapatan, maka terlebih dahulu
perlu diketahui mengenai konsep kesatuan usaha.
Konsep kesatuan usaha menurut Zaki Baridwan (1992 : 8 ) adalah sebagai berikut:
Ikatan akuntan Indonesia dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan PSAK) No.
23 mendefinisikan pendapatan sebagai berikut:
“Pendapatan adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas
normal perusahaan selama suatu periode bila arus masuk itu mengakibatkan kenaikan
ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanam modal.”
“Pendapatan adalah aliran masuk atau kenaikan lain aktiva suatu badan usaha atau
pelunasan utang (atau kombinasi dari keduanya) selama suatu periode yang berasal dari
penyerahan atau pembuatan barang, penyerahan jasa, atau dari kegiatan lain yang
merupakan kegiatan lain yang merupakan kegiatan utama dan usaha”
Menurut Eldon S. Hendriksen ( 2000 : 374 ) dalam Teori Akuntansi menjelaskan bahwa
pendapatan adalah:
“Pendapatan (revenue” dapat mendefinisikan secara umum sebagai hasil dari suatu
perusahaan. Hal itu biasanya diukur dalam satuan harga pertukaran yang berlaku.
Pendapatan diakui setelah kejadian penting atau setelah proses penjualan pada dasarnya
telah diselesaikan. Dalam praktek ini biasanya pendapatan diakui pada saat penjualan”
“Pendapatan merupakan kenaikan kotor atau garis dalam modal pemilik yang
dihasilkan dari penjualan barang dagangan, pelayanan jasa kepada klien, penyewaan
harta, peminjaman uang dan semua kegiatan yang bertujuan untuk memperoleh
penghasilan”.
1. Konsep Pendapatan yang memusatkan pada arus masuk (inflow) aktiva sebagai
hasil dari kegiatan operasi perusahaan. Pendekatan ini menganggap pendapatan sebagai
inflow of net asset.
Dari beberapa definisi yang telah disebutkan di atas, dapat dilihat karakteristik utama
yang mendefinisikan pendapatan, yaitu sebagai berikut:
V. Pertukaran
Paton dan Littleton memasukkan kata pertukaran (exchange) dalam definisinya
karena pendapatan akhirnya harus dinyatakan dalam satuan moneter untuk dicatat
dalam sistem pembukuan. Satuan moneter yang paling objektif adalah apabila jumlah
rupiah tersebut merupakan hasil transaksi atau pertukaran antar pihak yang independen.
VII. Untung
Banyak pendapat mengenai perlu atau tidaknya pendapatan dibedakan dengan
untung (gain). FASB membatasi pengertian pendapatan hanya untuk kenaikan aset
yang berkaitan dengan operasi utama perusahaan. Sementara itu, IAI, IASC maupun
APB tidak membedakan antara untung dengan pendapatan dan keduanya digabung
dalam konsep penghasilan (income). Seperti pendapatan, kata kunci yang melekat pada
pengertian untung adalah:
1. Kenaikan ekuitas (aset bersih).
2. Transaksi periferal atau insidental.
3. Selain yang berupa pendapatan atau investasi oleh pemilik.
Dari beberapa definisi yang disebutkan di atas, definisi Paton dan Littleton
menunjukkan netralitas terhadap pengukuran dan pengakuan. Pendapatan sebagai
produk perusahaan tidak menggambarkan berapa jumlah dan kapan harus dicatat tetapi
lebih menggambarkan bahwa pendapatan memang ada atau berwujud (to exist).
Definisi tersebut lebih difokuskan pada pendapatan.
Jumlah pendapatan yang dapat diukur dengan andal pada umumnya dipenuhi
karena untuk melaksanakan jasa harus ada kontrak dengan nilai kontrak yang telah
disepakati. Maksud dari kondisi “besar kemungkinan manfaat ekonomi sehubungan
dengan transaksi tersebut akan diperoleh perusahaan sebenarnya” adalah bahwa
pembeli cukup pasti bersedia membayar apa yang dijanjikannya. Tanpa kepastian ini
pemberi jasa jelas tidak mau menandatangani kontrak. Pemberi jasa pada umumnya
tahu benar tingkat penyelesaian pekerjaan sampai akhir periode tertentu. Oleh karena
itu, tidak hanya tingkat penyelesaian yang dapat diukur, tetapi juga taksiran kegiatan
yang masih harus dilakukan untuk menyelesaikan karena hal tersebut dijadikan dasar
untuk menagih pembayaran (billing).
Sementara itu yang dimaksud dengan "biaya yang terjadi untuk transaksi tersebut"
dalam ketentuan nomor empat sebenarnya apabila pemberian jasa terdiri atas
pelaksanaan serangkaian pekerjaan, pendapatan dapat diakui pada saat seluruh
pekerjaan telah selesai walaupun belum mendapat bayaran dari pihak ketiga, bila
kondisi berikut dipenuhi:
1. Kriteria terbentuk dan terrealisasi biasanya dipenuhi pada saat produk atau barang
dagangan diserahkan atau jasa diberikan kepada pelanggan. Oleh karena itu,
pendapatan dari kegiatan produksi dan pemasaran serta untung dan rugi dari
penjualan aset lainnya pada umumnya diakui pada saat penjualan (dalam arti
pertukaran atau pengiriman barang).
2. Apabila kontrak penjualan atau penerimaan kas (atau keduanya) mendahului
produksi dan pengiriman (seperti dalam kasus berlangganan majalah dengan
pembayaran di muka), pendapatan dapat diakui pada saat terhak (earned) dan
pengiriman (delivery).
3. Apabila produk dikontrak sebelum diproduksi, pendapatan dapat diakui secara
bertahap dengan metoda persentase penyelesaian pada saat sudah terbentuk
2.7 PENYAJIAN
Masalah yang berkaitan dengan penyajian pendapatan adalah pemisahan antara
pendapatan dan untung dan pemisahan berbagai sifat untung menjadi pos biasa dan luar
biasa dan cara menuangkannya dalam laporan laba-rugi.
Maka dapat disimpulkan bahwa pendapatan adalah aliran aset masuk dalam jumlah
rupiah kotor (gross). Paton dan Littleton menyatakan bahwa pendapatan sebagai jumlah kotor
diukur dengan jumlah rupiah aset baru yang diterima dari pelanggan. Hal yang serupa juga
dinyatakan oleh FASB bahwa yang dimaksud dengan jumlah kotor dalam kaitannya dengan
pendapatan adalah jumlah rupiah yang datang dari penyerahan produk atau pelaksanaan jasa
(from delivering goods atau rendering services). IAI yang berpedoman pada IASC juga
menyatakan jumlah kotor yang dimaksud sebagai jumlah rupiah pendapatan yang berupa
penjualan, imbalan atas jasa, bunga, dividen, royalitas, dan sewa (sales, fees, interests,
dividends, royalties, dan rents).
Definisi pendapatan sebagai kenaikan aset merupakan definisi dengan konsep
aliran.masuk (inflow concept of revenue). Konsep ini memiliki kelemahan karena pendapatan
dianggap baru ada setelah transaksi penjualan terjadi. Dengan kata lain pendapatan timbul
karena peristiwa atau transaksi pada saat tertentu dan bukan karena proses selama satu periode
atau siklus operasi. Kelemahan lainnya adalah definisi ini mengacaukan pengukuran
(measurement) dan penentuan saat pengakuan (timing) dengan proses penciptaan pendapatan
(revenue generating process). Dan juga, konsep ini memerlukan justifikasi mengenai mana
aliran masuk yang merupakan pendapatan dan mana yang bukan.
Colson, R. H., et al. (2009). Response to the Financial Accounting Standards Board’s and the
International Accounting Standard Board’s Joint Discussion Paper Entitled,
“Preliminary Views on Revenue Recognition in Contracts with Customers”, American
Accounting Association’s Financial Accounting Standards.