Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

TEORI & SEMINAR AKUNTANSI


(Pendapatan)

DISUSUN OLEH KELOMPOK 8


 Briliandi Rorimpandey 17 043 134
 Monica G. Rottie 17 043 043

VII D / Akuntansi Keuangan (D4)

POLITEKNIK NEGERI MANADO


JURUSAN AKUNTANSI
PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN AKUNTANSI KEUANGAN
NOVEMBER 2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkatnya sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah tentang Akuntansi Pendapatan dengan baik meskipun banyak
kekurangan di dalamnya.

Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan dan kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat
kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan
usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak
ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.

Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami dan berguna bagi kami sendiri maupun
orang yang membacanya. Sebelumnya mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang
kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan makalah
ini di waktu yang akan datang.

Manado, November 2020

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB 1 – PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 1
1.3 Tujuan Penelitian 1
BAB 2 – ISI 3
2.1 Pendapatan 3
2.1.1 Pengertian Pendapatan 3
2.2 Sumber-Sumber Pendapatan 5
2.3 Proses Pendapatan 6
2.4 Penilaian, Pengukuran, Pengakuan dan Pengungkapan Pendapatan 7
2.4.1 Penilaian Pendapatan 7
2.4.2 Pengukuran Pendapatan 8
2.4.3 Pengakuan Pendapatan 9
2.4.4 Pengungkapan Pendapatan 13
2.5 Kriteria Pengakuan Pendapatan 14
2.5.1 Metode Pencatatan Pendapatan 14
2.6 Metode Pengakuan Pendapatan Untuk Penjualan Jasa 15
2.7 Konsep Dasar Yang Diperkirakan Dalam Pengakuan Pendapatan 15
BAB 3 – KESIMPULAN 16
DAFTAR PUSTAKA 17
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang


Akuntasi memang sangat dibutuhkan oleh setiap perusahaan karena dengan Akuntansi
kita bisa memantau kinerja perusahaan dan kondisi perusahaan yang kita jalani, apakah
memperoleh laba atau menderita kerugian. Dengan akuntansi kitapun dapat memperoleh
informasi yang nantinya berguna untuk pemakainya, baik itu pihak ekstern maupun intern.
Dengan adanya informasi ini kita juga bisa membayar pajak kepada pemerintah demi
kesejahteraan sosial. Semua informasi di atas terkait halnya dengan seberapa banyak pendapatan
yang kita peroleh dari kegiatan perusahaan kita, karena pendapatan adalah sesuatu yang sangat
penting dalam setiap perusahaan.Tanpa ada pendapatan mustahil akan didapat penghasilan atau
earnings.
Pendapatan adalah penghasilan yang timbul dari aktivitas perusahaan yang biasa dikenal
atau disebut penjualan, penghasilan jasa (fees), bunga, dividen, royalti dan sewa. Menurut PSAK
nomor 23 paragraf 6 adalah sebagai berikut: Pendapatan adalah arus masuk bruto dari manfaat
ekonomi yang timbul dari aktivitas normal perusahaan selama suatu periode bila arus masuk itu
mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanaman modal.

1.2. Rumusan masalah


1. Apa yang dimaksud dengan pendapatan?
2. Jenis-jenis/sumber-sumber pendapatan?
3. Apa itu proses pendapatan?
4. Apa yang dimaksud pengakuan pendapatan?
5. Bagaimana metode pengukuran pengakuan pendapatan?

1.3 Tujuan Penelitian


1. Untuk mengetahui pengertian pendapatan
2. Untuk mengetahui sumber-sumber pendapatan
3. Untuk mengetahui proses pendapatan

1
4. Untuk mengetahui tentang pengakuan pendapatan
5. Untuk mengetahui metode pengukuran pengakuan pendapatan

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pendapatan
Pada bab ini kelompok akan membahas mengenai konsep pendapatan yang menguraikan
pengertian pendapatan, sumber-sumber pendapatan, proses-proses pendapatan, penilaian,
pengakuan, dan pengukuran pendapatan serta metode pengakuan pendapatan

2.1.1 Pengertian Pendapatan


Pendapatan sangat berpengaruh bagi kelangsungan hidup perusahaan, semakin besar
pendapatan yang diperoleh maka semakin besar kemampuan perusahaan untuk membiayai segala
pengeluaran dan kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan oleh perusahaan. Selain itu pula
pendapatan juga berpengaruh terhadap laba rugi perusahaan yang tersaji dalam laporan laba rugi.
Dan yang perlu diingat lagi, pendapatan adalah darah kehidupan dari suatu perusahaan. Tanpa
pendapatan tidak ada laba, tanpa laba, maka tidak ada perusahaan. Hal ini tentu saja tidak
mungkin terlepas dari pengaruh pendapatan dari hasil operasi perusahaan.
Pengertian tentang pendapatan itu sendiri ada beberapa macam, berikut ini ada beberapa
pandangan yang menegaskan arti konseptual dari pendapatan. Sebelum penulis lebih lanjut
menelaah mengenai pengertian pendapatan, maka terlebih dahulu perlu diketahui mengenai
konsep kesatuan usaha.
Konsep kesatuan usaha menurut Zaki Baridwan (1992 : 8 ) adalah sebagai berikut:
“Konsep ini menyatakan bahwa dalam akuntansi perusahaan dipandang sebagai suatu kesatuan
usaha atau badan usaha yang berdiri sendiri, bertindak atas namanya sendiri dan terpisah dari
pemilik dan pihak lain yang menanamkan dana dalam perusahaan”.

Berdasarkan konsep kesatuan usaha di atas, konsep tersebut mempunyai konsekuensi


yaitu bahwa pendapatan dan laba harus dipandang sebagai kenaikan kekayaan perusahaan,
sedangkan biaya dan rugi sebagai pengurang kekayaan perusahaan. Oleh karena itu, Standar

3
Akuntansi harus menyelesaikan pengertian pendapatan dan biaya dengan memandangnya
sebagai perubahan kekayaan, bukan sebagai kenaikan atau penurunan kekayaan pemilik atau
pemegang saham.
Ikatan akuntan Indonesia dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan PSAK) No. 23
mendefinisikan pendapatan sebagai berikut:
“Pendapatan adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas normal
perusahaan selama suatu periode bila arus masuk itu mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak
berasal dari kontribusi penanam modal.”

Di samping definisi yang dinyatakan oleh Ikatan Akuntansi Indonesia. Untuk menyatakan
gambaran yang lebih lengkap mengenai pengertian pendapatan, penulis akan mengutip pendapat-
pendapat yang diambil dari berbagai macam bacaan. Menurut Zaki Baridwan dalam Buku
Intermediate Accounting merumuskan pengertian pendapatan adalah:
“Pendapatan adalah aliran masuk atau kenaikan lain aktiva suatu badan usaha atau pelunasan
utang (atau kombinasi dari keduanya) selama suatu periode yang berasal dari penyerahan atau
pembuatan barang, penyerahan jasa, atau dari kegiatan lain yang merupakan kegiatan lain yang
merupakan kegiatan utama dan usaha”

Menurut M. Munandar ( 1981 : 16 ) yang mengemukakan bahwa pendapatan adalah:


“Suatu pertambahan assets yang mengakibatkan bertambahnya Owner’s Equity, tetapi bukan
karena penambahan modal dari pemiliknya, dan bukan pula merupakan pertambahan assets yang
disebabkan karena bertambahnya liabilities”

Menurut Eldon S. Hendriksen ( 2000 : 374 ) dalam Teori Akuntansi menjelaskan bahwa
pendapatan adalah:
“Pendapatan (revenue” dapat mendefinisikan secara umum sebagai hasil dari suatu perusahaan.
Hal itu biasanya diukur dalam satuan harga pertukaran yang berlaku. Pendapatan diakui setelah
kejadian penting atau setelah proses penjualan pada dasarnya telah diselesaikan. Dalam praktek
ini biasanya pendapatan diakui pada saat penjualan”
Disamping definisi yang dinyatakan di atas terdapat definisi pendapatan dari C. Rollin
Niswonger, Carl S. Warren dan Philip E. Fess (1992:56-57):

4
“Pendapatan merupakan kenaikan kotor atau garis dalam modal pemilik yang dihasilkan dari
penjualan barang dagangan, pelayanan jasa kepada klien, penyewaan harta, peminjaman uang
dan semua kegiatan yang bertujuan untuk memperoleh penghasilan”.

Sofyan Syafri Harahap (2001:236) mengemukakan bahwa pendapatan adalah :


“Pendapatan adalah hasil penjualan barang dan jasa yang dibebankan kepada langganan/mereka
yang menerima”.
Eldon Hendriksen mengemukakan definisi mengenai pendapatan sebagai berikut: Konsep
dasar pendapatan adalah pendapatan merupakan proses arus, yaitu penciptaan barang dan jasa
selama jarak waktu tertentu”.
Definisi-definisi di atas memperlihatkan bahwa ada 2 konsep tentang pendapatan yaitu
sebagai berikut:
1. Konsep Pendapatan yang memusatkan pada arus masuk (inflow) aktiva sebagai hasil
dari kegiatan operasi perusahaan. Pendekatan ini menganggap pendapatan sebagai inflow of net
asset.
2. Konsep Pendapatan yang memusatkan perhatian kepada penciptaan barang dan jasa
serta penyaluran konsumen atau produsen lainnya, jadi pendekatan ini menganggap pendapatan
sebagai outflow of good and services.
Jika pendapatan dirumuskan dengan cara lain maka pengecualian harus dinyatakan
dengan jelas, misalnya pendapatan diakui sebelum arus masuk aktiva benar-benar terjadi.
Konsep dasar pendapatan yang diungkapkan oleh Patton dan Littleton dinamakan sebagai
produk perusahaan yang menekankan bahwa pendapatan merupakan arus yaitu penciptaan
barang dan jasa oleh perusahaan.

2.2 Sumber-Sumber Pendapatan


Soemarso SR mengatakan pendapatan dalam perusahaan dapat diklasifikasikan sebagai
pendapatan operasi dan non operasi. Pendapatan operasi adalah pendapatan yang diperoleh dari
aktivitas uama perusahaan. Sedangkan, pendapatan non operasi adalah pendapatan yang
diperoleh bukan dari kegiatan utama perusahaan.
Jumlah nilai nominal aktiva dapat bertambah melalui berbagai transaksi tetapi tidak
semua transaksi mencerminkan timbulnya pendapatan. Dalam penentuan laba adalah

5
membedakan kenaikan aktiva yang menunjukkan dan mengukur pendapatan kenaikan jumlah
nilai nominal aktiva dapat terjadi dari:
1. Transaksi modal atau pendapatan yang mengakibatkan adanya tambahan dana yang
ditanamkan oleh pemegang saham.
2. Laba dari penjualan aktiva yang bukan berupa “barang dagangan” seperti aktiva tetap,
surat-surat berharga, atau penjualan anak atau cabang perusahaan.
3. Hadiah, sumbangan, atau penemuan.
4. Revaluasi aktiva.
5. Penyerahan produk perusahaan, yaitu aliran penjualan produk.
Dari kelima sumber tambahan aktiva di atas hanya butir kelima yang harus diakui sebagai
sumber pendapatan walaupun laba atau rugi mungkin timbul dalam hubungannya dengan
penjualan aktiva selain produk sebagaimana yang disebutkan dalam butir kedua.

2.3. Proses Pendapatan


Ada dua konsep yang sangat erat hubungannya dengan masalah proses pendapatan yaitu
konsep proses pembentukan pendapatan (Earning Process) dan proses realisasi pendapatan
(Realization Process).
1. Proses pembentukan pendapatan (Earnings Process)
Proses pembentukkan pendapatan adalah suatu konsep tentang terjadinya
pendapatan. Konsep ini berdasarkan pada asumsi bahwa semua kegiatan operasi yang
diperlukan dalam rangka mencapai hasil, yang meliputi semua tahap kegiatan produksi,
pemasaran, maupun pengumpulan piutang, memberikan kontribusi terhadap hasil akhir
pendapatan berdasarkan perbandingan biaya yang terjadi sebelum perusahaan tersebut
melakukan kegiatan produksi.
2. Proses realisasi pendapatan (realization Process)
Proses realisasi pendapatan adalah proses pendapatan yang terhimpun atau
terbentuk sesudah produk selesai dikerjakan dan terjual atas dkontrak penjualan. Jadi,
pendapatan dimulai dengan tahap terakhir kegiatan produksi, yaitu pada saat barang atau
jasa dikirimkan atau diserahkan kepada pelanggan. Jika, kontrak penjualan mendahului
produksi barang atau jasa maka pendapatan belum dapat dikatakan terjadi, karena belum
terjadi proses penghimpunan pendapatan.

6
Proses realisasi pendapatan ditandai oleh dua kejadian berikut ini:
 Kepastian perubahan produk menjadi potensi jasa yang lain melalui proses penjualan
yang sah atau semacamnya.
 Pengesahan atau validasi transaksi penjualan tersebut dengan aktiva lancar.

2.4. Penilaian, Pengukuran, Pengakuan, dan Pengungkapan Pendapatan.

2.4.1. Penilaian Pendapatan


Standar Akuntansi memberikan pedoman dasar penilaian yang dapat digunakan untuk
menentukan berapa rupiah yang diperhitungkan dan dicatat pertama kali dalam suatu transaksi
atau berapa jumlah rupiah yang harus diletakkan pada suatu akun dalam laporan keuangan.
Ada empat dasar dalam penilaian pendapatan antara lain sebagai berikut:
1. Biaya Historis (historical cost) : Aktiva dicatat sebesar pengeluaran kas (atau setara
kas) yang dibayar sebesar nilai wajar dari imbalan yang diberikan untuk memperoleh
aktiva tersebut pada saat perolehan.
2. Biaya Kini (current cost): aktiva dinilai dalam wujud kas (atau setara kas) yang
seharusnya dibayar bila aktiva yang sama atau setara yang diperoleh sekarang.
3. Nilai realisasi atau penyelesaian (realization/settlement value) : Aktiva dinyatakan
dalam jumlah kas (atau setara kas) yang sama atau setara aktiva yang sekarang dengan
menjual aktiva dalam pelepasan normal (orderly disposal).
4. Nilai sekarang (present value) : Aktiva dinyatakan sebesar kas masuk bersih di masa
depan yang didiskontokan ke nilai sekarang dari pos yang diharapkan dapat memberikan
hasil dalam pelaksanaan usaha normal.

2.4.2. Pengukuran Pendapatan


Ada dua hal yang perlu diperhatikan pada saat suatu pendapatan diakui, yaitu pengukuran
pendapatan dengan satuan atau ukuran moneter dan penetapan waktu bahwa pendapatan tersebut
dapat dilaporkan sebagai pendapatan.
Ikatan Akuntan Indonesia (2002:23) memberikan ketentuan mengenai pengukuran
pendapatan yang dinyatakan dalam Standar Akuntansi Keuangan yang isinya sebagai berikut:

7
“Pendapatan harus diukur dengan nilai wajar imbalan yang dapat diterima, jumlah pendapatan
yang timbul dari suatu transaksi biasanya ditentukan oleh persetujuan antara perusahaan pembeli
atau pemakai perusahaan tersebut. Jumlah tersebut, dapat diukur dengan nilai wajar imbalan
yang diterima atau yang dapat diterima perusahaan dikurangi jumlah diskon dagang dan rabat
volume yang diperbolehkan perusahaan”.

Pendapatan dapat diukur dengan nilai tukar, ada dua hal yang perlu diperhatikan dalam
nilai tukar ini yaitu sebagai berikut:
1. Potongan pembayaran dan pengurangan lain dari harga seperti rugi piutang ragu-ragu
perlu disesuaikan untuk menghitung net cash yang sebenarnya.
2. Untuk transaksi bukan dengan kas, apabila nilai dari barang yang diserahkan dianggap
sama dengan nilai pasar wajar dari barang yang akan diterima maka nilai tukarnya adalah
nilai buku barang yang akan diterima lebih atau kurang dari nilai buku barang yang akan
diserahkan maka selisihnya nilai pasar barang yang diterima dengan nilai buku barang
yang diserahkan merupakan keuntungan.

Berikut ini ada berbagai macam dasar pengukuran pendapatan antara lain:
1. Cash Equivalent
Jumlah rupiah kas penghargaan produk yang terjual baru akan menjadi pendapatan yang
sepenuhnya setelah produk yang terjual baru akan diproduksi dan penjualan benar-benar terjadi.
2. Nilai setara kas
Jumlah rupiah kas yang diperkirakan atau diterima atau dibayarkan pada masa mendatang
dari hasil, penjualan aktiva dalam kegiatan normal perusahaan.
3. Harga dibawah harga pasar
Harga pasar yang berlaku sekarang tetap, nilainya dibawah harga semula.
4. Harga pasar
Harga jual bersih yang diperkirakan dikurangi biaya simpanan, biaya penjualan, dan
biaya penyerahan produk.
5. Harga kesepakatan
Harga dimana yang merupakan kesepakatan dengan pelanggan dari setiap jumlah rupiah
penjualan yang disepakati dengan pelanggan.

8
2.4.3. Pengakuan Pendapatan
Tujuan dari semua usaha pada akhirnya adalah untuk mendapatkan pendapatan yang bisa
meningkatkan nilai perusahaan. Secara umum, pendapatan diakui pada saat realisasinya atau
sepanjang tahap (siklus) operasi.
Ikatan Akuntan Indonesia dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.
23 menjelaskan kapan suatu pendapatan diakui adalah sebagai berikut:
1. Pendapatan dari transaksi penjualan produk diakui pada saat tanggal penjualan, biasanya
merupakan tanggal penyerahan produk kepada pelanggan.
2. Pendapatan atas jasa yang diberikan oleh perusahaan jasa diakui pada saat jasa tersebut
telah dilakukan dapat dibuat fakturnya.
3. Imbalan yang diperoleh atas penggunaan aktiva sumber-sumber ekonomi perusahaan oleh
pihak lain, seperti” pendapatan bunga, dan royalty diakui sejalan dengan berlakunya
waktu atau pada saat digunakan aktiva yang bersangkutan.
4. Pendapatan dari penjualan aktiva di luar barang dagangan seperti penjualan aktiva tetap
atau surat berharga diakui pada saat tanggal penjualan.
Pendapatan harus diukur dengan nilai wajar imbalan yang diterima atau yang dapat
diterima. Pada umumnya imbalan tersebut berbentuk kas atau setara kas. Bila arus masuk dari
kas atau setara kas ditangguhkan, nilai wajar dari imbalan tersebut mungkin kurang dari jumlah
nominal dari kas yang diterima atau yang dapat diterima.
Berkaitan dengan masalah pendapatan tersebut, ada beberapa hal yang perlu diketahui
tentang prinsip pengakuan pendapatan yang menyatakan bahwa pendapatan harus diakui dalam
laporan keuangan ketika:
1. Pendapatan dihasilkan, dan
2. Pendapatan direalisasi atau dapat direalisasi.
Pengakuan pendapatan mendapat kendala yaitu proses penentuan kapan pendapatan dapat
diakui dan dilaporkan untuk suatu periode tertentu dan berapa jumlahnya, proses penentuan
waktu dan besarnya pendapatan yang diakui ini berkaitan dengan konsep realisasi pendapatan
(Revenue Realization) Eldon S HEndriksen mengutip pernyataan American Accounting
Association Committee on Concept and Standard External reporting mengenai realisasi ini yaitu:
“Realisasi bukan suatu determinan dalam konsep laba, realisasi hanya berfungsi sebagai

9
pedoman memutuskan kapan kejadian yang jika dipecahkan sebagai termasuk dalam laba
objektif yaitu apabila ketidakpastian telah sampai tingkat yang dapat diterima”.
Secara teoritik titik waktu dari pengakuan pendapatan dapat dilakukan pada berbagai
saat, yaitu :
1. Pengakuan pendapatan diakui pada saat proses produksi
2. Pengakuan pendapatan diakui pada saat selesainya produksi
3. Pengakuan pendapatan diakui pada saat penjualan
4. Pengakuan pendapatan diakui pada saat penerimaan kas

1. Pengakuan pendapatan diakui pada saat proses produksi


Pengakuan pendapatan diakui pada saat proses produksi biasanya dilakukan oleh
perusahaan yang menjalankan produksi untuk kontrak jangka panjang. GAAP memperbolehkan
dua metode akuntansi untuk pendapatan atas kontrak jangka panjang, yaitu sebagai berikut:
a. Metode Persentase Penyelesaian (Percentage of Completion Method)
Metode persentase penyelesaian adalah bentuk alternatif atas metode kontrak
selesai. Dalam metode ini, pengakuan pendapatan dicatat berdasarkan tingkat kemajuan
pekerjaan atau dengan kata lain jumlah pendapatan yang diakui untuk tiap periode
ditentukan berdasarkan tingkat penyelesaian, bagian pendapatan dan beban (dan juga
laba) diakui ketika dihasilkan pada setiap periode akuntansi.
Besarnya tingkat penyelesaian dari suatu kontrak harus diukur dimana pengukuran yang
biasa digunakan adalah pengukuran masukan dan pengukuran keluaran.
· Pengukuran masukan (input measure)
Pengukuran masukan adalah upaya yang dikorbankan pada suatu proyek pada tanggal tertentu
dibandingkan dengan total upaya yang diperkirakan yang dibutuhkan untuk menyelesaikan
proyek. Pengukuran ini meliputi:
 Metode biaya ke biaya (cost to cost method)
Metode ini paling sering digunakan, dimana tingkat penyelesaian ditentukan dengan
membandingkan biaya yang telah dikeluarkan dengan estimasi biaya total yang
diharapkan.
 Metode usaha yang diupayakan (effort expended method)

10
Metode ini didasarkan oleh ukuran dari pelaksanaan pekerjaan yang meliputi jam kerja,
upah, jam mesin, atau kuantitas bahan. Bahan penyelesaian dengan menggunakan metode
ini diperoleh dengan cara yang sama seperti metode biaya ke biaya.
 Pengeluaran keluaran (output measure)
Pengukuran keluaran adalah hasil pada tanggal tertentu dibandingkan dengan total hasil
kerja proyek yang diselesaikan. Pengukuran pendapatan dengan menggunakan ukuran
keluaran didasarkan pada hasil yang dicapai dengan nilai tambah.

b. Metode kontrak selesai (completed contract method)


Menurut metode ini, pendapatan diakui jika pekerjaan sudah selesai 100%. Semua biaya
selama pelaksanaan dalam pekerjaan. Tagihan atas kemajuan tidak dicatat sebagaimana
pendapatan, tetapi diakumulasikan dalam akun kontrak persediaan. Metode kotrak selesai
harus digunakan hanya:
1) Jika suatu entitas terutama mempunyai kontrak jangka pendek,
2) Jika syarat-syarat untuk menggunakan metode persentase penyelesaian tidak dapat dipenuhi,
atau
3) Jika terdapat bahaya yang melejat dalam kontrak itu di luar resiko bisnis yang normal dan
berulang.
Metode kontak selesai (completed contract method) ini hanya akan digunakan jika
metode persentase penyelesaian (percentage of completion method) tidak tepat.

2. Pengakuan pendapatan pada saat selesainya produksi


Pengakuan pendapatan atas dasar penyelesaian produksi ditujukan untuk produk dalam
kriteria;
1) Adanya harga jual yang dapat ditentukan atau harga pasar yang stabil,
2) Biaya pemasaran yang tidak besar,
3) Unit-unit yang dipertukarkan pelaporan pendapatan pada waktu penyelesaian produksi
tergantung pada tingkat kepastian dimana harga jual dan biaya tambahan dapat
diestimasi.

11
Kriteria utama untuk menggunakan metode ini adalah kemampuan realisasi yang handal
yaitu produk harus dapat dipasarkan segera pada harga tertentu yang dapat dipengaruhi produsen
tertentu.

3. Pengakuan pandapatan pada saat penjualan


Untuk tujuan pengakuan pendapatan saat terjadinya penjualan merupakan dasar yang
paling utama. Hal tersebut didukung dengan alasan antara lain:
 Harga produk sekarang sudah lebih pasti.
 Produk telah berada di luar perusahaan dan aktiva baru sudah menggantikannya, yakni
pertukaran telah terjadi.
 Untuk sebagian perusahaan, penjualan diasumsikan sebagai peristiwa keuangan yang
paling penting dalam kegiatan ekoknomi perusahaan.
 Sebagian besar biaya yang menyangkut pembuatan atau perolehan produk dan biaya
pelepasan sekarang telah terjadi atau sekarang sudah ditentukan.
Dasar pengakuan ini sangat tepat untuk diterapkan pada perusahaan yang bergerak dalam
bidang produksi atau perusahaan dagang. Kegiatan penjualan merupakan hal yang paling
menentukan dan mempunyai arti keuangan sebab transaksi penjualan mengakibatkan masuknya
aktiva baru ke dalam perusahaan yang berupa kas atau piutang.

4. Pengakuan pendapatan pada saat penerimaan kas


Penerimaan kas merupakan hal yang signifikan dalam pengukuran pendapatan.
Umumnya, tidak kritis dalam proses operasional untuk meningkatkan aktiva bersih perusahaan.
Penerapan dasar penerimaan kas paling banyak dijumpai dalam perusahaan yang melakukan
penjualan yang bayarannya secara angsuran.
Dalam perusahan jasa, kalau satuan jasa dilakukan dalam waktu relatif pendek. Misalnya,
perusahaan angkutan atau bioskop maka saat penerimaan uang dari konsumen hampir bersamaan
dengan penyerahan jasa sehingga keduanya dapat dijadikan dasar dalam pengukuran dan
pengakuan pendapatan. Untuk jangka panjang di dalam satuan jasa, misalnya penyewaan

12
ruangan atau bangunan maka terdapat perbedaan antara jumlah rupiah pendapatan yang diakui
dalam suatu periode atas dasar penerimaan uang.

2.4.4. Pengungkapan Pendapatan


Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 23 mengenai
pengungkapan pendapatan, perusahaan harus mengungkapkan sebagai berikut:
a. Kebijakan akuntansi yang dianut untuk pengakuan pendapatan termasuk metode yang
dianut untuk menentukan tingkat penyelesaian transaksi penjualan jasa.
b. Jumlah setiap kategori signifikan dari pendapatan diakui selama periode tersebut
termasuk pendapatan dari:
(1) Penjualan barang
(2) Penjualan Jasa
(3) Bunga
(4) Dividen, dan
(5) Royalty.

2.5. Kriteria Pengakuan Pendapatan


Pengakuan pendapatan yang diajukan oleh Financial Accounting Standard Board (FASB)
ada dua kriteria yaitu sebagai berikut:
1. Pendapatan baru diakui jika jumlah pendapatan terealisasi atau cukup pasti akan segera
terealisasi.
2. Pendapatan baru dapat diakui jika pendapatan tersebut sudah terbentuk atau terhimpun.

2.5.1. Metode Pencatatan Pendapatan


Di dalam laporan akuntansi dasar pencatatan pendapatan harus berdasarkan ketentuan-
ketentuan sebagai berikut:
1) Nilai ekonomis harus sudah ditambahkan perusahaan pada produknya
2) Jumlah pendapatan harus dapat diukur
3) Pengukuran yang dilakukan haruslah bebas
4) Biaya-biaya yang berkaitan harus dapat diestimasi dengan tingkat kecermatan yang
memuaskan.

13
Metode dalam pencatatan pendapatan terdiri dari dua metode, yaitu sebagai berikut:
metode berbasis kas (cash basis method) dan metode berbasis akrual (accrual basis method)
1. Metode cash basis
Suatu system dimana pendapatan belum diakui sebelum pendapatan tersebut belum
diterima. Metode ini banyak digunakan pada perusahaan kecil dan orang-orang yang
menjual jasa, pada umumnya adalah orang-orang yang memiliki keahlian tertentu.
2. Metode accrual basis
Metode pencatatan pendapatan, dimana pendapatan itu dicatat pada saat sudah terjadi hak
tanpa memperhatikan pendapatan tersebut diterima. Keuntungan metode ini adalah
karena metode ini sangat teliti dalam pengukuran keuntungan (dalam laporan laba rugi)
dan neraca selisih.

2.6. Metode pengakuan pendapatan untuk penjualan jasa


Ada empat metode pengakuan pendapatan untuk perusahaan yang kegiatannya sebagian
besar dalam penjualan jasa dibandingkan produksi yaitu sebagai berikut:
1. Metode kinerja khusus
Metode ini digunakan untuk pendapatan jasa yang dihasilkan dengan melakukan aksi
tunggal.
Sebagai contoh: seorang dokter gigi menghasilkan pendapatan atas penyelesaian
penambalan gigi.

2. Metode Kinerja Profesional


Metode ini digunakan untuk mengakui pendapatan jasa yang dihasilkan oleh lebih dari
satu aksi tunggal dan hanya ketika jasa melebihi satu periode akuntansi.

3. Metode Kinerja Selesai


Metode ini digunakan untuk mengakui pendapatan jasa yang dihasilkan dengan
melakukan serangkaian tindakan dimana yang terakhir sangat penting dalam
hubungannya dengan total transaksi jasa dimana pendapatan jasa dianggap telah
dihasilkan hanya setelah tindakan terakhir terjadi. Metode ini serupa dengan metode
kontrak selesai, yang digunakan untuk kontrak jangka panjang.

14
4. Metode Penagihan
Metode ini digunakan untuk pendapatan jasa ketika ketdakpastian penagihan sangat
tinggi atau estimasi beban yang terkait dengan pendapatan tidak dapat dipercaya sehingga
persyaratan reliabilitas tidak dipenuhi. Pendapatan diakui hanya ketika kas diperoleh.
Metode ini serupa dengan metode pemulihan biaya yang digunakan untuk penjualan
produk.

2.7. Konsep dasar yang diperkirakan dalam pengakuan pendapatan


Ada beberapa konsep dasar yang melandasi laporan keuangan antara lain sebagai berikut:
1. Konsep Upaya dan Hasil (effort and accomplishment concept)
Konsep ini menyatakan bahwa kas merupakan pengukur upaya dan pendapatan
merupakan pengukur hasil.
2. Konsep Bukti Berdaya Uji dan Objektif
Laporan keuangan akan mempunyai tingkat manfaat dan tingkat keandalan yang cukup
tinggi apabila data keuangan didalamnya didukung oleh bukti-bukti yang objektif dan
dapat diuji kebenarannya,
3. Konsep Akuntansi mengakui adanya asumsi yang relevan (assumption consept)
Konsep akuntansi mengakui adanya asumsi-asumsi seperti bidang pengetahuan lain,
dalam banyak hal konsep dasar akuntansi dengan sendirinya merupakan asumsi atau
paling tidak didasarkan atas asumsi yang tidak dapat diuji validitasnya dengan
pembuktian yang tuntas tetapi dianggap mempunyai relevansi dengan tujuan pelaporan
keuangan.
4. Konsep Biaya Historical
Konsep biaya historis merupakan pengukur potensi jasa yang paling objektif untuk jasa
yang baru diperoleh. Biaya historis ini menunjukkan harga pertukaran pada saat
terjadinya salah satu keunggulan biaya historis yang terjadi dari hasil kesepakatan dua
pihak yang independent.

15
BAB III
KESIMPULAN

Pendapatan adalah hasil dari penjualan faktor-faktor produksi yang dimilikinya kepada
sektor produksi. Ada juga pendapatan adalah hasil berupa uang atau materi lainnya yang dapat
dicapai dari pada penggunaan faktor-faktor produksi. Prinsip pengakuan pendapatan menetapkan
bahwa pendapatan diakui pada saat:

1. Direalisasikan bila barang-barang dan jasa-jasa dipertukarkan dengan kas atau klaim
atas kas (piutang).
2. Dapat direalisasikan bila aktiva yang diterima segera dapat dikonversikan pada jumlah
kas atau klaim atas kas yang diketahui. Dihasilkan, bila kesatuan itu sebagian besar telah
menyelesaikan apa yang seharusnya telah dilakukan agar berhak atas manfaat yang
diberikan pendapatan. Sebagian besar perusahaan didirikan dengan tujuan untuk
menghasilkan laba yang optimal sehingga keangsungan hidup perusahaan dapat tercapai.
Laba diperoleh sebagai kelebihan pendapatan atas beban.

16
DAFTAR PUSTAKA

Baridwan, Zaki. Intermediate Accounting. Edisi 8. Yogyakarta: Penerbit BPFE Yogyakarta. 2004.

Greuning, Hennie V. 2006. International Financial Reporting Standards: A Practical


Guide. Washington: The World Bank.

Hendriksen, Eldon S. 1997. Accounting Theory. Jakarta: Erlangga.

Kieso, dkk 2009, Intermediate Accounting Jilid Satu, Edisi Kedua Belas, Erlangga, Jakarta.

Lumingkewas, Valen A. 2013. Pengakuan Pendapatan dan Beban Atas Laporan Keuangan pada PT.
Bank Sulut. Jurnal EMBA 199 Vol.1 No.3 Juni 2013, Hal. 199-206.

Nadya, Adine K. 2014. Analisis Pengakuan Pendapatan pada PT. Timah Tbk (Online). Available
from: http://etd.repository.ugm.ac.id/ diakses, 15 November 2016.

Purba, Marisi P. International Accounting Standards: Konvergensi & Kendala Aplikasinya di Indonesia.
Yogyakarta: Penerbit Graha Ilmu. 2010.

Rismansyah. 2015. Analisis Pengakuan Pendapatan dan Beban Pada PT Wahana Bumi Riau Cabang
Palembang (Online). Available from: http://www.univpgri-palembang.ac.id/e_jurnal/index.php/
diakses, 14 November 2016.

Simamora, Henry. 2002. Akuntansi Manajemen. Jakarta: Salemba Empat.

Situmorang, Murni A.S. 2011. Transisi Menuju IFRS dan Dampaknya Terhadap Laporan Keuangan
(Perusahaan yang Listing di BEI) (Online). Available from:
http://eprints.undip.ac.id/29379/1/jurnal_skripsi.pdf/ diakses, 16 November 2016.

17

Anda mungkin juga menyukai