Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkatnya sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah tentang Akuntansi Pendapatan dengan baik meskipun banyak
kekurangan di dalamnya.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan dan kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat
kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan
usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak
ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami dan berguna bagi kami sendiri maupun
orang yang membacanya. Sebelumnya mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang
kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan makalah
ini di waktu yang akan datang.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB 1 – PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 1
1.3 Tujuan Penelitian 1
BAB 2 – ISI 3
2.1 Pendapatan 3
2.1.1 Pengertian Pendapatan 3
2.2 Sumber-Sumber Pendapatan 5
2.3 Proses Pendapatan 6
2.4 Penilaian, Pengukuran, Pengakuan dan Pengungkapan Pendapatan 7
2.4.1 Penilaian Pendapatan 7
2.4.2 Pengukuran Pendapatan 8
2.4.3 Pengakuan Pendapatan 9
2.4.4 Pengungkapan Pendapatan 13
2.5 Kriteria Pengakuan Pendapatan 14
2.5.1 Metode Pencatatan Pendapatan 14
2.6 Metode Pengakuan Pendapatan Untuk Penjualan Jasa 15
2.7 Konsep Dasar Yang Diperkirakan Dalam Pengakuan Pendapatan 15
BAB 3 – KESIMPULAN 16
DAFTAR PUSTAKA 17
BAB I
PENDAHULUAN
1
4. Untuk mengetahui tentang pengakuan pendapatan
5. Untuk mengetahui metode pengukuran pengakuan pendapatan
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pendapatan
Pada bab ini kelompok akan membahas mengenai konsep pendapatan yang menguraikan
pengertian pendapatan, sumber-sumber pendapatan, proses-proses pendapatan, penilaian,
pengakuan, dan pengukuran pendapatan serta metode pengakuan pendapatan
3
Akuntansi harus menyelesaikan pengertian pendapatan dan biaya dengan memandangnya
sebagai perubahan kekayaan, bukan sebagai kenaikan atau penurunan kekayaan pemilik atau
pemegang saham.
Ikatan akuntan Indonesia dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan PSAK) No. 23
mendefinisikan pendapatan sebagai berikut:
“Pendapatan adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas normal
perusahaan selama suatu periode bila arus masuk itu mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak
berasal dari kontribusi penanam modal.”
Di samping definisi yang dinyatakan oleh Ikatan Akuntansi Indonesia. Untuk menyatakan
gambaran yang lebih lengkap mengenai pengertian pendapatan, penulis akan mengutip pendapat-
pendapat yang diambil dari berbagai macam bacaan. Menurut Zaki Baridwan dalam Buku
Intermediate Accounting merumuskan pengertian pendapatan adalah:
“Pendapatan adalah aliran masuk atau kenaikan lain aktiva suatu badan usaha atau pelunasan
utang (atau kombinasi dari keduanya) selama suatu periode yang berasal dari penyerahan atau
pembuatan barang, penyerahan jasa, atau dari kegiatan lain yang merupakan kegiatan lain yang
merupakan kegiatan utama dan usaha”
Menurut Eldon S. Hendriksen ( 2000 : 374 ) dalam Teori Akuntansi menjelaskan bahwa
pendapatan adalah:
“Pendapatan (revenue” dapat mendefinisikan secara umum sebagai hasil dari suatu perusahaan.
Hal itu biasanya diukur dalam satuan harga pertukaran yang berlaku. Pendapatan diakui setelah
kejadian penting atau setelah proses penjualan pada dasarnya telah diselesaikan. Dalam praktek
ini biasanya pendapatan diakui pada saat penjualan”
Disamping definisi yang dinyatakan di atas terdapat definisi pendapatan dari C. Rollin
Niswonger, Carl S. Warren dan Philip E. Fess (1992:56-57):
4
“Pendapatan merupakan kenaikan kotor atau garis dalam modal pemilik yang dihasilkan dari
penjualan barang dagangan, pelayanan jasa kepada klien, penyewaan harta, peminjaman uang
dan semua kegiatan yang bertujuan untuk memperoleh penghasilan”.
5
membedakan kenaikan aktiva yang menunjukkan dan mengukur pendapatan kenaikan jumlah
nilai nominal aktiva dapat terjadi dari:
1. Transaksi modal atau pendapatan yang mengakibatkan adanya tambahan dana yang
ditanamkan oleh pemegang saham.
2. Laba dari penjualan aktiva yang bukan berupa “barang dagangan” seperti aktiva tetap,
surat-surat berharga, atau penjualan anak atau cabang perusahaan.
3. Hadiah, sumbangan, atau penemuan.
4. Revaluasi aktiva.
5. Penyerahan produk perusahaan, yaitu aliran penjualan produk.
Dari kelima sumber tambahan aktiva di atas hanya butir kelima yang harus diakui sebagai
sumber pendapatan walaupun laba atau rugi mungkin timbul dalam hubungannya dengan
penjualan aktiva selain produk sebagaimana yang disebutkan dalam butir kedua.
6
Proses realisasi pendapatan ditandai oleh dua kejadian berikut ini:
Kepastian perubahan produk menjadi potensi jasa yang lain melalui proses penjualan
yang sah atau semacamnya.
Pengesahan atau validasi transaksi penjualan tersebut dengan aktiva lancar.
7
“Pendapatan harus diukur dengan nilai wajar imbalan yang dapat diterima, jumlah pendapatan
yang timbul dari suatu transaksi biasanya ditentukan oleh persetujuan antara perusahaan pembeli
atau pemakai perusahaan tersebut. Jumlah tersebut, dapat diukur dengan nilai wajar imbalan
yang diterima atau yang dapat diterima perusahaan dikurangi jumlah diskon dagang dan rabat
volume yang diperbolehkan perusahaan”.
Pendapatan dapat diukur dengan nilai tukar, ada dua hal yang perlu diperhatikan dalam
nilai tukar ini yaitu sebagai berikut:
1. Potongan pembayaran dan pengurangan lain dari harga seperti rugi piutang ragu-ragu
perlu disesuaikan untuk menghitung net cash yang sebenarnya.
2. Untuk transaksi bukan dengan kas, apabila nilai dari barang yang diserahkan dianggap
sama dengan nilai pasar wajar dari barang yang akan diterima maka nilai tukarnya adalah
nilai buku barang yang akan diterima lebih atau kurang dari nilai buku barang yang akan
diserahkan maka selisihnya nilai pasar barang yang diterima dengan nilai buku barang
yang diserahkan merupakan keuntungan.
Berikut ini ada berbagai macam dasar pengukuran pendapatan antara lain:
1. Cash Equivalent
Jumlah rupiah kas penghargaan produk yang terjual baru akan menjadi pendapatan yang
sepenuhnya setelah produk yang terjual baru akan diproduksi dan penjualan benar-benar terjadi.
2. Nilai setara kas
Jumlah rupiah kas yang diperkirakan atau diterima atau dibayarkan pada masa mendatang
dari hasil, penjualan aktiva dalam kegiatan normal perusahaan.
3. Harga dibawah harga pasar
Harga pasar yang berlaku sekarang tetap, nilainya dibawah harga semula.
4. Harga pasar
Harga jual bersih yang diperkirakan dikurangi biaya simpanan, biaya penjualan, dan
biaya penyerahan produk.
5. Harga kesepakatan
Harga dimana yang merupakan kesepakatan dengan pelanggan dari setiap jumlah rupiah
penjualan yang disepakati dengan pelanggan.
8
2.4.3. Pengakuan Pendapatan
Tujuan dari semua usaha pada akhirnya adalah untuk mendapatkan pendapatan yang bisa
meningkatkan nilai perusahaan. Secara umum, pendapatan diakui pada saat realisasinya atau
sepanjang tahap (siklus) operasi.
Ikatan Akuntan Indonesia dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.
23 menjelaskan kapan suatu pendapatan diakui adalah sebagai berikut:
1. Pendapatan dari transaksi penjualan produk diakui pada saat tanggal penjualan, biasanya
merupakan tanggal penyerahan produk kepada pelanggan.
2. Pendapatan atas jasa yang diberikan oleh perusahaan jasa diakui pada saat jasa tersebut
telah dilakukan dapat dibuat fakturnya.
3. Imbalan yang diperoleh atas penggunaan aktiva sumber-sumber ekonomi perusahaan oleh
pihak lain, seperti” pendapatan bunga, dan royalty diakui sejalan dengan berlakunya
waktu atau pada saat digunakan aktiva yang bersangkutan.
4. Pendapatan dari penjualan aktiva di luar barang dagangan seperti penjualan aktiva tetap
atau surat berharga diakui pada saat tanggal penjualan.
Pendapatan harus diukur dengan nilai wajar imbalan yang diterima atau yang dapat
diterima. Pada umumnya imbalan tersebut berbentuk kas atau setara kas. Bila arus masuk dari
kas atau setara kas ditangguhkan, nilai wajar dari imbalan tersebut mungkin kurang dari jumlah
nominal dari kas yang diterima atau yang dapat diterima.
Berkaitan dengan masalah pendapatan tersebut, ada beberapa hal yang perlu diketahui
tentang prinsip pengakuan pendapatan yang menyatakan bahwa pendapatan harus diakui dalam
laporan keuangan ketika:
1. Pendapatan dihasilkan, dan
2. Pendapatan direalisasi atau dapat direalisasi.
Pengakuan pendapatan mendapat kendala yaitu proses penentuan kapan pendapatan dapat
diakui dan dilaporkan untuk suatu periode tertentu dan berapa jumlahnya, proses penentuan
waktu dan besarnya pendapatan yang diakui ini berkaitan dengan konsep realisasi pendapatan
(Revenue Realization) Eldon S HEndriksen mengutip pernyataan American Accounting
Association Committee on Concept and Standard External reporting mengenai realisasi ini yaitu:
“Realisasi bukan suatu determinan dalam konsep laba, realisasi hanya berfungsi sebagai
9
pedoman memutuskan kapan kejadian yang jika dipecahkan sebagai termasuk dalam laba
objektif yaitu apabila ketidakpastian telah sampai tingkat yang dapat diterima”.
Secara teoritik titik waktu dari pengakuan pendapatan dapat dilakukan pada berbagai
saat, yaitu :
1. Pengakuan pendapatan diakui pada saat proses produksi
2. Pengakuan pendapatan diakui pada saat selesainya produksi
3. Pengakuan pendapatan diakui pada saat penjualan
4. Pengakuan pendapatan diakui pada saat penerimaan kas
10
Metode ini didasarkan oleh ukuran dari pelaksanaan pekerjaan yang meliputi jam kerja,
upah, jam mesin, atau kuantitas bahan. Bahan penyelesaian dengan menggunakan metode
ini diperoleh dengan cara yang sama seperti metode biaya ke biaya.
Pengeluaran keluaran (output measure)
Pengukuran keluaran adalah hasil pada tanggal tertentu dibandingkan dengan total hasil
kerja proyek yang diselesaikan. Pengukuran pendapatan dengan menggunakan ukuran
keluaran didasarkan pada hasil yang dicapai dengan nilai tambah.
11
Kriteria utama untuk menggunakan metode ini adalah kemampuan realisasi yang handal
yaitu produk harus dapat dipasarkan segera pada harga tertentu yang dapat dipengaruhi produsen
tertentu.
12
ruangan atau bangunan maka terdapat perbedaan antara jumlah rupiah pendapatan yang diakui
dalam suatu periode atas dasar penerimaan uang.
13
Metode dalam pencatatan pendapatan terdiri dari dua metode, yaitu sebagai berikut:
metode berbasis kas (cash basis method) dan metode berbasis akrual (accrual basis method)
1. Metode cash basis
Suatu system dimana pendapatan belum diakui sebelum pendapatan tersebut belum
diterima. Metode ini banyak digunakan pada perusahaan kecil dan orang-orang yang
menjual jasa, pada umumnya adalah orang-orang yang memiliki keahlian tertentu.
2. Metode accrual basis
Metode pencatatan pendapatan, dimana pendapatan itu dicatat pada saat sudah terjadi hak
tanpa memperhatikan pendapatan tersebut diterima. Keuntungan metode ini adalah
karena metode ini sangat teliti dalam pengukuran keuntungan (dalam laporan laba rugi)
dan neraca selisih.
14
4. Metode Penagihan
Metode ini digunakan untuk pendapatan jasa ketika ketdakpastian penagihan sangat
tinggi atau estimasi beban yang terkait dengan pendapatan tidak dapat dipercaya sehingga
persyaratan reliabilitas tidak dipenuhi. Pendapatan diakui hanya ketika kas diperoleh.
Metode ini serupa dengan metode pemulihan biaya yang digunakan untuk penjualan
produk.
15
BAB III
KESIMPULAN
Pendapatan adalah hasil dari penjualan faktor-faktor produksi yang dimilikinya kepada
sektor produksi. Ada juga pendapatan adalah hasil berupa uang atau materi lainnya yang dapat
dicapai dari pada penggunaan faktor-faktor produksi. Prinsip pengakuan pendapatan menetapkan
bahwa pendapatan diakui pada saat:
1. Direalisasikan bila barang-barang dan jasa-jasa dipertukarkan dengan kas atau klaim
atas kas (piutang).
2. Dapat direalisasikan bila aktiva yang diterima segera dapat dikonversikan pada jumlah
kas atau klaim atas kas yang diketahui. Dihasilkan, bila kesatuan itu sebagian besar telah
menyelesaikan apa yang seharusnya telah dilakukan agar berhak atas manfaat yang
diberikan pendapatan. Sebagian besar perusahaan didirikan dengan tujuan untuk
menghasilkan laba yang optimal sehingga keangsungan hidup perusahaan dapat tercapai.
Laba diperoleh sebagai kelebihan pendapatan atas beban.
16
DAFTAR PUSTAKA
Baridwan, Zaki. Intermediate Accounting. Edisi 8. Yogyakarta: Penerbit BPFE Yogyakarta. 2004.
Kieso, dkk 2009, Intermediate Accounting Jilid Satu, Edisi Kedua Belas, Erlangga, Jakarta.
Lumingkewas, Valen A. 2013. Pengakuan Pendapatan dan Beban Atas Laporan Keuangan pada PT.
Bank Sulut. Jurnal EMBA 199 Vol.1 No.3 Juni 2013, Hal. 199-206.
Nadya, Adine K. 2014. Analisis Pengakuan Pendapatan pada PT. Timah Tbk (Online). Available
from: http://etd.repository.ugm.ac.id/ diakses, 15 November 2016.
Purba, Marisi P. International Accounting Standards: Konvergensi & Kendala Aplikasinya di Indonesia.
Yogyakarta: Penerbit Graha Ilmu. 2010.
Rismansyah. 2015. Analisis Pengakuan Pendapatan dan Beban Pada PT Wahana Bumi Riau Cabang
Palembang (Online). Available from: http://www.univpgri-palembang.ac.id/e_jurnal/index.php/
diakses, 14 November 2016.
Situmorang, Murni A.S. 2011. Transisi Menuju IFRS dan Dampaknya Terhadap Laporan Keuangan
(Perusahaan yang Listing di BEI) (Online). Available from:
http://eprints.undip.ac.id/29379/1/jurnal_skripsi.pdf/ diakses, 16 November 2016.
17