“REVENUE”
Kelompok 2
Hardi Prabowo 1711031119
Rani Karina 1711031120
Elza Prestanti 1711031122
Atika Anggraini 1711031124
Putri Mirinda Dwi D 1711031126
Benazir Aldera 1711031128
Nanda Mahardika Putri 1711031129
Evi yana Hasmi 1711031130
Indah Suci Lestari
Suntoro
i
DAFTAR ISI
ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
BAB II
PEMBAHASAN
Definisi pendapatan dikatakan penting karena pendapatan adalah elemen kunci dan
akuntansi mendasar untuk melaporkan kegiatan perusahaan. Terdapat dua unsur utama
untuk mengidentifikasi definisi pendapatan. Yang pertama yaitu aliran fisik (physical
flows), merupakan proses memproduksi dan menjual output/produk perusahaan. Dan
yang kedua yaitu aliran moneter (monetary flows), merupakan proses meningkatkan
nilai perusahaan melalui penjualan output perusahaan. Jadi, dengan kata lain pendapatan
merupakan peningkatan nilai perusahaan secara moneter melalui produksi maupun
penjualan output perusahaan.
“Pendapatan merupakan aliran masuk bruto manfaat ekonomi selama satu peiode
yang berasal dari kegiatan rutin suatu entitas yang menyebabkan peningkatan
ekuitas selain dari kontribusi pemilik”.
FASB
2
Behavioral View of Revenue
Pendapatan bukan hanya diukur dengan rupiah. Paton dan Littleton mengatakan,
pendapatan menunjukkan pencapaian bruto atau kinerja bruto perusahaan, sementara
beban (expense) mewakili usaha perusahaan. Penyandingan pendapatan dan beban
menghasilkan profit yang merupakan pencapaian neto perusahaan/perilaku pendapatan.
Myers, Paton dan Littleton berpendapat bahwa pendapatan dan laba akrual
adalah seluruh proses produktif yaitu, terdapat perubahan yang terus-menerus terhadap
3
nilai dari jumlah aktiva dan modal dalam proses pelaksanaan kegiatan yang ditetapkan
perusahaan. Pandangan perilaku pendapatan menunjukkan bahwa pendapatan (dan
keuntungan) muncul karena sesuatu yang dilakukan oleh perusahaan. Semua kegiatan
perusahaan merupakan bagian dari proses produktif. Dalam proses ini, sebuah titik
untuk pengakuan pendapatan harus ditentukan.
Historical Perspektif
Pada abad ke-19, income atau profit ditentukan berdasarkan kenaikan dari
kekayaan perusahaan, yang dilakukan baik melalui kebijakan akuntansi penggantian
atau dengan penilaian aset secara periodik (Chatfield). Namun konsep ini dianggap
berkontribusi atas terjadinya bencana ekonomi yang mengarah pada depresi besar-
besaran tahun 1930-an karena penilaian aset yang berlebihan. Konsep ini kemudian
digantikan secara bertahap dengan konsep bahwa income harus terealisasi.
4
1) Pada point 5 dilakukan oleh industri konstruksi pada kontrak log-term
constructions.
2) Pada point 7 ketika tanggung jawab pembeli untuk mengumpulkan barang.
3) Pada point 8 hampir disemua kasus.
4) Pada point 9 oleh para praktisi profesional dan untuk kredit angsuran penjualan.
Pendapatan dapat menunjukkan aliran masuk yang meningkatkan nilai dari total
aset perusahaan, bersamaan dengan kenaikan ekuitas. Oleh karena itu nilai aset yang
dapat diukur merupakan salah satu kriteria utama pendapatan. Jika tidak terdapat aliran
masuk aset yang nilainya dapat ditentukan secara objektif, maka revenue tidak dapat
dihitung secara objektif pula.
5
Must The Asset be Liquid ?
FASB menyatakan bahwa pendapatan dan gains tidak dapat diakui sebelum dapat
terealisasi atau dapat direalisasi. Istilah realised berarti bahwa aset yang diterima adalah
cash atau dapat diklaim sebagai cash dan realisable berarti aset yang diterima dapat
ditukar dengan sejumlah kas yang dapat diketahui nilainya atau dapat diklaim menjadi
kas.
Kolektibilitas (Collectibility)
6
Kriteria ini tidak secara eksplisit dinyatakan dalam kerangka konseptual,
berfokus pada keyakinan bahwa pendapatan tidak diakui/diperoleh sebelum perusahaan
melaksanakan sebagian besar aktivitas yang dilakukan perusahaan untuk memperoleh
pendapatan. Oleh karena itu, pendapatan hanya dapat diakui ketika perusahaan telah
melakukan sesuatu terlebih dahulu. Sebagai contoh, penandatanganan kontrak tidak
dapat dijadikan bukti untuk mengakui revenue karena penjual belum melakukan
apapun.
Selain tiga kriteria utama dalam pengakuan pendapatan yang telah dibahas
sebelumnya, terdapat pula dua kriteria yang disajikan The Framework, Paragraf 83
sebagai berikut.
Sale of goods
7
Paragraf 14. Pendapatan dari penjualan barang harus diakui ketika kondisi-kondisi
berikut terpnuhi:
Rendering of service
Paragraf 15. Ketika hasil suatu transaksi jasa dapat diestimasi dengan andal. Pendapatan
terkait dengan transaksi harus diakui yang mengacu pada tingkat
penyelesaian. Hasil transaksi dapat diestimasi dengan andal ketika kondisi
berikut terpenuhi:
Paragraf 29. Pendapatan yang muncul sebagai akibat dari pemakaian aset entitas oleh
pihak lain sehingga menghasilkan bunga, royalti dan dividen harus diakui
ketika memenuhi kondisi berikut:
8
b) Jumlah pendapatan dapat diukur dengan andal.
Sale of Goods
Explanation of sale
Menurut pandangan Martin, bukti yang terverifikasi dari pendapatan didapat dari
transaksi penjualan dengan pihak eksternal, sehingga pendapatan biasanya tidak dapat
diakui sebelum pendapatan itu terjual.
9
Terdapat tiga pengecualian dari prinsip pengakuan penjualan:
Pengakuan pendapatan diakhir produksi bukan pada saat pada penjualan adalah
prosedur yang bijaksana apabila produksi adalah peristiwa penting dan
penjualannya adalah transaksi rutin.
Metode instalasi dan cost recovery adalah prosedur yang cocok sehubungan dengan
pengakuan pendapatan berdasarkan kas yang diterima setelah penjualan. Uang yang
diterima adalah jumlah pendapatan. Untuk metode instalasi, biaya produksi
dialokasikan dengan rasio:
Untuk metode cash-recovery, jumlah beban sama dengan jumlah pendapatan sampai
semua biaya tertutup. Dan kas tambahan yang diterima adalah profit.
Rendering of service
10
dan performa perusahaan pada periode tersebut, yang mana tidak akan ada jika jas harus
diselesaikan sebelum pendapatan diakui. Estimasi dapat diukur secara andal,
memungkinkan pengakuan pendapatan, jika disetujui dengan pihak lain:
(a) Masing-masing hak dari para pihak mengenai jasa yang diberikan dan diterima
(b) Pertimbangan untuk pertukaran
(c) Persyaratan penyelesaian
Bunga, royalti dan dividen dapat diakui ketika diterima sehingga dapat
memenuhi ketiga kriterian umum pengakuan. Namun untuk beberapa jenis, dapat terjadi
adanya pendapatan yang ditangguhkan. Pendapatan atas bunga, royalti dan dividen
diakui ketika (IAS 18/IAASB 118 Paragraf 29):
FASB dan IASB telah melakukan penetapan terhadap prinsip pengakuan dan
pengukuran pendapatan, yaitu:
11
Pengukuran pendapatan juga dilakukan akibat dari naik dan turunnya nilai wajar
dari aset dan liabilitas.
IASB sementara menyetujui adanya dua kriteria yang harus dipenuhi dalam
pengakuan pendapatan, diantaranya:
1) Kriteria elemen, dibutuhkan adanya perubahan aset atas liabilitas yang terjadi
2) Kriteria pengukuran, perubahan terhadap aset atau liabilitas kurang lebih dapat
diukur
Dalam IASB telah dijelaskan bahwa pendapatan dapat berasal dari perubahan
nilai aset. Beberapa juga membutuhkan adanya remeasurement (pengukuran kembali)
terhadap aset yang naik-turunnya nilai tersebut nantinya akan masuk ke dalam laporan
laba rugi maupun laba rugi komprehensif. Penggunaan nilai wajar memberikan
perubahan dalam pengakuan pendapatan, dimana pendapatan diakui ketika transaksi
benar-benar terjadi di periode tersebut, baik itu bersifat realised atau unrealised.
12
Kerjasama antara IASB dan FASB dalam menetapkan pengakuan terhadap
pendapatan telah menghasilkan kesimpulan sebagai berikut.
All inclusive, single income statement. Pada perubahan ini semua perubahan
nilai aset dan liabilitas disajikan dalam laporan laba rugi, dimana sebelumnya
hanya beberapa hal saja yang dimasukkan.
Realisation is not the basis for inclusion of items. Dalam pengambilan
keputusan, hal yang bersifat unrealised juga akan dimasukkan dalam
pertimbangan pengambilan keputusan akibat dari adanya prinsip nilai wajar.
Separate disclosure on performance and remeasurement. Laporan laba rugi
akan dipisah antara arus pendapatan dan penyesuaian nilai. Perubahan nilai
wajar aset dan liabilitas akan dijelaskan penyebabnya, seperti performa
perusahaan, kondisi ekonomi, ekspektasi pasar dan lain-lain.
Masalah utama bagi auditor terkait dengan pendapatan adalah risiko lebih catat
yang dilakukan oleh manajer. Lebih catat pendapatan dapat terjadi apabila transaksi atau
peristiwa terkait pencatatan pendapatan belum terjadi, jumlah pendapatan tidak dicatat
secara benar, atau pendapatan yang terjadi terkait transaksi pada periode berikutnya.
Selain itu, terdapat juga resiko terkait pengungkapan pendapatan, misalnya penjualan ke
pihak berelasi tidak dicatat secara akurat. Lebih catat pendapatan dianggap sebagai
masalah yang lebih besar dibandingkan dengan kurang catat. Ini dilakukan oleh
manager untuk menutupi kejadian sesungguhnya terjadi dan sulit untuk dideteksi.
Dalam kenyataannya, auditor lebih banyak ditanyakan oleh regulator tentang kegagalan
mendeteksi lebih catat daripada kurang catat.
Bukti bahwa pentingnya masalah pencatatan pendapatan ditemukan pada
laporan Public Company Accounting Oversight Board (PCAOB) berdasarkan hasil
pemeriksaan terhadap auditor selama periode 2004-06. Laporan itu menyebutkan
adanya misstatement material disebabkan kecurangan dalam laporan keuangan yang
seringkali dikasilkan oleh kesalahan pencatatan pendapatan. Karenanya, auditor harus
mencari bukti yang lebih untuk mendukung opininya ketimbang hanya mempercayai
hasil prosedur analitis atau melakukan pengujian di sejumlah akun seperti piutang dan
inventory.
13
Hurtt, Kreuze dan Langsam mereview benerapa kecurangan besar dan
pandangan SEC dalam mengaplikasikan prinsip akuntansi dan standar dalam pengakuan
pendapatan. Hasilnya adalah setengah dari seluruh bentuk kecurangan dalam pelaporan
keuangan melibatkan lebih catat pada pendapatan. Umumnya kecurangan tersebut
berisiko untuk terjadi pada perusahaan yang manajernya mendapatkan kompensasi
berupa bonus apabila terdapat kenaikan pendapatan. Baik PCAOB dan Hurtt dkk
menyatakan pengakuan pendapatan merupakan masalah yang sulit ketika transaksinya
kompleks dan atau ada ketidakpastian dalam menentukan susbstansi penyelesaian suatu
transaksi. Auditor bertanggung jawab dalam menilai dasar dari keputusan manajer
tentang keberadaan dan nilai pendapatan yang diakui pada periode tersebut.
Kelebihan pencatatan pendapatan dapat terjadi dalam standar akuntansi dengan
cara membuat estimasi yang terlalu optimistis. Sebagai contoh, pendapatan (dan beban)
untuk kontrak konstruksi yang dijadwalkan selesai dalam beberapa tahun kedepan dapat
diakui sebelum penyelesaian kontrak apabila outcome kontrak tersebut dapat diestimasi
secara handal. (IAS 11/AASB 111). Apabila beban yang terjadi pada setelahnya
melebihi beban yang sudah diestimasi, maka penyesuaian dilakukan pada periode
setelahnya dengan membalikan profit yang tidak lagi dapat ditagih. Oleh karena itu,
pada tahap interim, auditor harus menentukan seberapa banyak waktu ekstra yang dapat
mereka berikan kepada manajer untuk menghitung estimasi beban sampai kontak selesai
dan seberapa banyak pendapatan yang boleh diakui.
Kasus lain terkait lebih catat pada pendapatan terjadi ketika perusahaan
menggunakan jalur distribusinya untuk menaikkan jumlah pendapatan. Misalnya,
perusahaan mempengaruhi wholesaler untuk membeli lebih banyak barang daripada
permintaan yang dijamin. Prakteknya dilakukan dengan mengirim barang kepada
konsumen secara prematur, disertai dengan penundaan pembayaran dan mengakui
pendapatan tersebut ketika barangnya diantarkan. Meskipun pengakuan pendapatan
biasanya terjadi pada titik tersebut, ada kelemahan dari validitas order konsumen, yaitu
mengenai tanggal pemesanan. Prakter yang sering terjadi adalah mencatat transaksi
sebelum waktunya yang dikenal dengan istilah sales cut-off.
PCAOB juga telah menemukan kelemahan dari perusahaan audit yaitu
performance prosedur audit yang berhubungan dengan akun pendapatan. Secara khusus,
auditor tidak cukup dalam menginvestigasi hasil yang janggal dari pengujian yang
14
dilakukan. Sering kali ketika auditor meminta penjelasan dari manajer, auditor tidak
mendapatkan bukti-bukti yang kuat untuk mendukung pernyataan manajer tersebut.
Dengan kata lain, auditor menyetujui pernyataan manajer tanpa memverifikasi
pernyataan tersebut.
15
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Terdapat dua unsur utama untuk mengidentifikasi definisi pendapatan. Yaitu aliran fisik
(physical flows) dan aliran moneter (monetary flows). Dapat dikatakan bahwa
pendapatan merupakan peningkatan nilai perusahaan secara moneter melalui produksi
maupun penjualan output perusahaan.
Kriteria yang digunakan untuk mengakui pendapatan yaitu: (1) Terukurnya Nilai Aset
(Measurability of Asset Value); (2) Keberadaan Transaksi (Existance of a Transaction);
dan (3) Penyelesaian Proses Perolehan Pendapatan yang Substansial (Substansial
Completion of The Earning Process)
Kriteria pengakuan dan pengukuran pendapatan dalam IAS 18/AASB 118 Revenue
diantaranya: (1) penjualan batrang; (2) pemberian jasa; dan (3) bunga, royalti dan
dividen.
FASB dan IASB telah melakukan penetapan terhadap prinsip pengakuan dan
pengukuran pendapatan, yaitu: (1) Pengakuan pendapatan berada pada periode
akuntansi yng bersangkutan dan diukur berdasarkan fair value pada periode akuntansi;
dan (2) Pengukuran pendapatan juga dilakukan akibat dari naik dan turunnya nilai wajar
dari aset dan liabilitas.
Masalah utama bagi auditor terkait dengan pendapatan adalah risiko lebih catat yang
dilakukan oleh manajer. Lebih catat pendapatan dapat terjadi apabila transaksi atau
peristiwa terkait pencatatan pendapatan belum terjadi, jumlah pendapatan tidak dicatat
secara benar, atau pendapatan yang terjadi terkait transaksi pada periode berikutnya.
16
DAFTAR PUSTAKA
Godfrey, Jayne. Hodgon, Allan. Tarca, Ann. Hamilton, Jane. Holmes, Scott. 2010.
Accounting Theory. Australia: John Wiley & Sons Australia, Ltd
17