Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH TEORI AKUNTANSI

“REVENUE”

Kelompok 2
Hardi Prabowo 1711031119
Rani Karina 1711031120
Elza Prestanti 1711031122
Atika Anggraini 1711031124
Putri Mirinda Dwi D 1711031126
Benazir Aldera 1711031128
Nanda Mahardika Putri 1711031129
Evi yana Hasmi 1711031130
Indah Suci Lestari
Suntoro

Dosen Pengampu : Dr. Ratna Septiyanti S.E., M.Si., Akt

Program Studi S1 Akuntansi


Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung
Bandar Lampung
2019/2020

i
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang............................................................................................. 1


1.2 Rumusan Masalah ....................................................................................... 1
1.3 Tujuan Penulisan ......................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................... 2

2.1 Revenue Defined ......................................................................................... 2


2.2 Revenue Recognition ................................................................................... 4
2.3 Revenue Measurement ................................................................................ 7
2.4 Challenges for Standard Setters ................................................................. 11
2.5 Issues for Auditors ..................................................................................... 13

BAB III KESIMPULAN ..................................................................................... 16

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 17

ii
iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pendapatan merupakan elemen kunci dalam laporan keuangan dan cukup


penting untuk penyusun dan pngguna laporan keuangan. Laporan pendapatan
mencerminkan operasi masa lalu perusahaan dan digunakan untuk memprediksi kinerja
masa depan. Difinisi konsep pendapatan memang sulit untuk diungkapkan. Hal ini
disebabkan karena konsep pendapatan secara umum berhubungan dengan prosedur
akuntansi tertentu dan aturan-aturan yang bersifat anggapan dalam menentukan kapan
pendapatan harus dilaporkan dalam laporan keuangan. Pengertian pendapatan
cenderung dikaitkan dengan masalah pengukuran dan pengakuan pendapatan. Namun,
masalah tersebut harus dilihat dari sudut pandang pengertian yang luas dan tidak
dibatasi pada difinisi pendapatan yang sempit, yang hanya berhubungan dengan
pengukuran dan pengakuan. Meskipun menentukan pendapatan merupakan hal yang
penting, namun pengukurannya tidak selalu mudah dikarenakan banyaknya jenis model
industri yang ada. Pada makalah ini akan dibahas mengenai definisi, pengakuan dan
pengukuran pendapatan dan mengenai permasalahan seputar pengakuan dan
pengukuran pendapatan.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan pendapatan?


2. Apa saja kriteria pengakuan pendapatan?
3. Bagaimana cara mengukur pendapatan?
4. Bagaimana permasalahan yang dihadapi auditor terkait dengan pendapatan?

1.3 Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui definisi pendapatan


2. Untuk mengetahui macam-macam kriteria pengakuan pendapatan
3. Untuk mengetahui cara mengukur pendapatan
4. Untuk mengetahui apa saja permasalahan yang dihadapi auditor terkait pendapatan

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 REVENUE DEFINED

Definisi pendapatan dikatakan penting karena pendapatan adalah elemen kunci dan
akuntansi mendasar untuk melaporkan kegiatan perusahaan. Terdapat dua unsur utama
untuk mengidentifikasi definisi pendapatan. Yang pertama yaitu aliran fisik (physical
flows), merupakan proses memproduksi dan menjual output/produk perusahaan. Dan
yang kedua yaitu aliran moneter (monetary flows), merupakan proses meningkatkan
nilai perusahaan melalui penjualan output perusahaan. Jadi, dengan kata lain pendapatan
merupakan peningkatan nilai perusahaan secara moneter melalui produksi maupun
penjualan output perusahaan.

IAS 18/AASB 118 – Revenue

“Pendapatan merupakan aliran masuk bruto manfaat ekonomi selama satu peiode
yang berasal dari kegiatan rutin suatu entitas yang menyebabkan peningkatan
ekuitas selain dari kontribusi pemilik”.

IASB Framework – Revenue forms part of income

“Pendapatan merupakan bagian dari penerimaan (income) yang merupakan


peningkatan manfaat ekonomi selama periode akuntansi dalam bentuk
peningkatan aset atau penurunan liabilitas yang berasal dari peningkatan ekuitas
selain dari kontribusi pemilik”.

FASB

“Pendapatan merupakan aliran masuk atau peningkatan aset atau penurunan


liabilitas (atau kombinasi keduanya) dalam suatu periode yang berasal dari
penyerahan atau produksi barang atau jasa atau aktivitas lain yang merupakan
kegiatan utama entitas”.

2
Behavioral View of Revenue

Pendapatan bukan hanya diukur dengan rupiah. Paton dan Littleton mengatakan,
pendapatan menunjukkan pencapaian bruto atau kinerja bruto perusahaan, sementara
beban (expense) mewakili usaha perusahaan. Penyandingan pendapatan dan beban
menghasilkan profit yang merupakan pencapaian neto perusahaan/perilaku pendapatan.

Sedangkan Bedford menekankan pada pandangan operasional pendapatan dan


pusat laba, dimana laba didefinisikan dalam operasi tertentu yang dilakukan oleh entitas
dan bukan hanya hasil dari penerapan metode akuntansi. Laba timbul hanya dari
kegiatan yang berasal dari operasi bisnis. Operasi bisnis umum yang ditetapkan oleh
Badford adalah:

 Akuisisi sumber daya uang


 Akuisisi layanan
 Penggunaan layanan
 Rekombinasi jasa yang diperoleh
 Disposisi layanan
 Distribusi sumber daya uang

Proses memperoleh pendapatan:

Purchase Strorage Sale on Collection


Production Warranty
of service of product credit of cash

Myers mengungkapkan konsep pendapatan dan profit berhubungan dengan


keputusan atau kejadian kritis tertentu yng dibuat oleh manajer. Profit diperoleh ketika
pengambilan keputusan kritis atau melakukan tugas yang paling sulit dalam suatu siklus
transaksi yang lengkap. Teori Myers ini membantu akuntan dalam menentukan kapan
pengakuan pendapatan.

Myers, Paton dan Littleton berpendapat bahwa pendapatan dan laba akrual
adalah seluruh proses produktif yaitu, terdapat perubahan yang terus-menerus terhadap

3
nilai dari jumlah aktiva dan modal dalam proses pelaksanaan kegiatan yang ditetapkan
perusahaan. Pandangan perilaku pendapatan menunjukkan bahwa pendapatan (dan
keuntungan) muncul karena sesuatu yang dilakukan oleh perusahaan. Semua kegiatan
perusahaan merupakan bagian dari proses produktif. Dalam proses ini, sebuah titik
untuk pengakuan pendapatan harus ditentukan.

2.2 REVENUE RECOGNITION

Historical Perspektif

Pada abad ke-19, income atau profit ditentukan berdasarkan kenaikan dari
kekayaan perusahaan, yang dilakukan baik melalui kebijakan akuntansi penggantian
atau dengan penilaian aset secara periodik (Chatfield). Namun konsep ini dianggap
berkontribusi atas terjadinya bencana ekonomi yang mengarah pada depresi besar-
besaran tahun 1930-an karena penilaian aset yang berlebihan. Konsep ini kemudian
digantikan secara bertahap dengan konsep bahwa income harus terealisasi.

Criteria for Revenue Recognition

Pengakuan pendapatan dapat dilakukan pada tahap-tahap tertentu dalam siklus


operasi perusahaan, berikut badan siklus operasi, terdapat beberapa pendapatan yang
diakui dalam point-point tertentu pada siklus operasi.

4
1) Pada point 5 dilakukan oleh industri konstruksi pada kontrak log-term
constructions.
2) Pada point 7 ketika tanggung jawab pembeli untuk mengumpulkan barang.
3) Pada point 8 hampir disemua kasus.
4) Pada point 9 oleh para praktisi profesional dan untuk kredit angsuran penjualan.

Sehingga diperlukan kriteria untuk membantu menentukan bukti yang objektif


dalam mengakui pendapatan. Kriteria yang digunakan untuk mengakui pendapatan
yaitu:

 Terukurnya Nilai Aset (Measurability of Asset Value)


 Keberadaan Transaksi (Existance of a Transaction)
 Penyelesaian Proses Perolehan Pendapatan yang Substansial (Substansial
Completion of The Earning Process)

Analysis of Criteria for Revenue Recognition

Terukurnya Nilai Aset (Measurability of Asset Value)

Pendapatan dapat menunjukkan aliran masuk yang meningkatkan nilai dari total
aset perusahaan, bersamaan dengan kenaikan ekuitas. Oleh karena itu nilai aset yang
dapat diukur merupakan salah satu kriteria utama pendapatan. Jika tidak terdapat aliran
masuk aset yang nilainya dapat ditentukan secara objektif, maka revenue tidak dapat
dihitung secara objektif pula.

Kebutuhan akan pengukuran yang reliable dan verifiable mengarah pada


pendekatan konservatisme dalam menilai aset. Dan kondisi yang paling konservatif
adalah kenaikan dari nilai aset diakui ketika benar-benar telah terealisasi. Berdasarkan
akuntansi fair value, perubahan dari nilai aset dilaporkan sebagai beban atau pendapatan
berdasarkan dari holding asetnya. Hal ini konsisten dengan pendekatan akuntansi
akrual, namun tidak konsisten dengan konsep konservatisme dan realisasi. Pengakuan
incremental pada perubahan nilai aset cocok untuk aset-aset yang memiliki pasar aktif
seperti pada perusahaan penjualan saham. Namun, metode tersebut tidak dapat
digunakan untuk aset yang tidak memiliki pasar aktif

5
Must The Asset be Liquid ?

FASB menyatakan bahwa pendapatan dan gains tidak dapat diakui sebelum dapat
terealisasi atau dapat direalisasi. Istilah realised berarti bahwa aset yang diterima adalah
cash atau dapat diklaim sebagai cash dan realisable berarti aset yang diterima dapat
ditukar dengan sejumlah kas yang dapat diketahui nilainya atau dapat diklaim menjadi
kas.

Kolektibilitas (Collectibility)

Sebuah aspek dari kriteria terukurnya adalah apakah kolektibilitas atau


ketertagihan dari kas dapat dipastikan. Terukurnya nilai aset berkaitan dengan
kolektibilitasnya. Kolektibilitas berkaitan dengan judgement, biasanya didasarkan pada
pengalaman perusahaan di masa lalu. Semakin panjang periode penagihan, semakin
tidak pasti semua uang dapat terkumpulkan. Menentukan kolektibilitas adalah sebuah
permasalahan memecahkan ketidakpastian dihubungkan dengan realisasi pendapatan.

Keberadaan Transaksi (Existance of a Transaction)

Terdapat sebuah pertanyaan apakah dalam suatu transaksi, suatu perusahaan


harus terlibat secara langsung dengan pihak pembeli untuk dapat memperoleh bukti
objektif bahwa pendapatan akan terealisasi. Meskipun dalam kebanyakan kasus,
pendekatan itu kurang dapat memberi bukti objektif akan kolektibilitas aset, namun ada
beberapa pengecualian yang memungkinkan pencatatan pendapatan sebelum transaksi
terjadi. Hal ini mungkin terjadi karena dalam beberapa bidang tertentu, terdapat bukti
objektif yang dapat diakui sebelum terjadinya penjualan, contohnya dibidang
pertambangan yang outputnya memiliki pasar aktif dan dapat dipastikan akan terjual.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa dalam beberapa kasus, penggunaan harga
pasar tanpa perusahaan terlibat langsung dalam transaksi tidaklah andal, namun juga
tidak dapat mengharuskan seluruh perusahaan untuk terlibat langsung dalam penjualan
sebelum mengakui pendapatan, dengan catatan alasan pengakuannya memadai.

Penyelesaian Proses Perolehan Pendapatan yang Substansial (Substansial Completion of


The Earning Process)

6
Kriteria ini tidak secara eksplisit dinyatakan dalam kerangka konseptual,
berfokus pada keyakinan bahwa pendapatan tidak diakui/diperoleh sebelum perusahaan
melaksanakan sebagian besar aktivitas yang dilakukan perusahaan untuk memperoleh
pendapatan. Oleh karena itu, pendapatan hanya dapat diakui ketika perusahaan telah
melakukan sesuatu terlebih dahulu. Sebagai contoh, penandatanganan kontrak tidak
dapat dijadikan bukti untuk mengakui revenue karena penjual belum melakukan
apapun.

Ketika sebagian besar operasi proses perolehan pendapatan telah dilaksanakan,


maka biaya-biaya yang berhubungan dengan operasi dapat ditentukan dengan mudah.
Bukti objektif yang dicari untuk menilai adanya kenaikan nilai perusahaan bergantung
pada penetapan biaya yang objektif.

2.3 REVENUE MEASUREMENT

Selain tiga kriteria utama dalam pengakuan pendapatan yang telah dibahas
sebelumnya, terdapat pula dua kriteria yang disajikan The Framework, Paragraf 83
sebagai berikut.

(a) Terdapat kemungkinan adanya future economic benefit, bersamaan dengan


barang yang keluar masuk dari entitas.
(b) Barang tersebut memiliki harga atau nilai yang dapat dihitung secara andal.

Meskipun kerangka konseptual memberikan pedoman dalam pengakuan


pendapatan, namun hal tersebut tidak dapat dijadikan pedoman dalam pengukurannya.
Pada IAS 18/AASB 118 Revenue disajikan secara lebih spesifik. Pendapatan diukur
secara fair value ketika pendapatn itu diterima atau masih piutang. Selanjutnya IAS juga
menyajikan aturan spesifik mengenai pengakuan dan pengukuran pada tipe-tipe
pendapatan yang berbeda, seperti penjualan barang, pemberian jasa dan bunga, royalty
dan dividen. Berikut akan disajikan pedoman dalam mengakui dan mengukur jenis-jenis
pendapatan tersebut yang terangkum pada IAS 18/AASB 118 Revenue, Paragraf 14, 20,
29 dan 30.

Sale of goods

7
Paragraf 14. Pendapatan dari penjualan barang harus diakui ketika kondisi-kondisi
berikut terpnuhi:

a) Entitas telah mentransfer risiko dan manfaat kepemilikan barang


kepada pembeli.
b) Entitas tidak lagi mengelola hal yang berhubungan dengan
kepemilikan dan tidak melakukan pengendalian secara efektif atas
barang yang dijual.
c) Jumlah pendapatan dapat diukur secara tepat/andal.
d) Memungkinkannya terdapat keuntungan ekonomis di masa depan
dari suatu barang, yang akan mengalir pada entitas.
e) Biaya yang terkait dengan transaksi penjualan dapat diukur dengan
andal

Rendering of service

Paragraf 15. Ketika hasil suatu transaksi jasa dapat diestimasi dengan andal. Pendapatan
terkait dengan transaksi harus diakui yang mengacu pada tingkat
penyelesaian. Hasil transaksi dapat diestimasi dengan andal ketika kondisi
berikut terpenuhi:

a) Jumlah pendapatan dapat diukur dengan andal.


b) Memungkinkannya terdapat keuntungan ekonomis di masa depan,
yang akan mengalir pada entitas.
c) Tahap penyelesaian transaksi diukur dengan andal.
d) Biaya yang terjadi untuk transaksi tersebut dan biaya untuk
menyelesaikan transaksi tersebut dapat diukur dengan andal.

Interest, royalties, and dividen

Paragraf 29. Pendapatan yang muncul sebagai akibat dari pemakaian aset entitas oleh
pihak lain sehingga menghasilkan bunga, royalti dan dividen harus diakui
ketika memenuhi kondisi berikut:

a) Memungkinkannya terdapat keuntungan eknomis di masa depan, yang


akan mengalir pada entitas.

8
b) Jumlah pendapatan dapat diukur dengan andal.

Paragraf 30. Pendapatan harus diakui berdasarkan kondisi-kondisi berikut:

a) Bunga harus diakui dengan menggunakan metode bunga.


b) Royalti harus diakui dengan basis dasar akrual.
c) Dividen akan diakui pada saat hak pemegang saham untuk menerima
pembayaran ditetapkan.

Sale of Goods

Berdasarkan pandangan teoritis, titik penjualan terbaik memenuhi tiga kriteria


pengakuan umum, yaitu nilai aset yang dapat diukur, adanya suatu transaksi, dan
penyelesaian substansial dari proses produktif.

Explanation of sale

Menurut pandangan Martin, bukti yang terverifikasi dari pendapatan didapat dari
transaksi penjualan dengan pihak eksternal, sehingga pendapatan biasanya tidak dapat
diakui sebelum pendapatan itu terjual.

Dari beberapa kejadian, penjual tidak mengirimkan barangnya tapi hanya


dokumen-dokumennya. Apakah pertukaran barang juga disebut penjualan? Dalam
beberapa kasus, perpindahan nama dan dokumen adalah suatu bukti hukum yang
mengatakan bahwa penjualan itu ada perpindahan nama. Tapi sebenarnya hal tersebut
tidak menjadi tekanan dalam penjualan. Karena contoh Sale-type lease merupakan salah
satu contoh tidak adanya perubahan nama, tapi secara ekonomik benefit-nya berubah
untuk entitas siapa. Pengatur standar mengatakan bahwa lease yang ada transfer
kepemilikannya secara substansial seluruh benefit dan risikonya bersamaan dengan
kepemilikan dari aset tersebut harus dicatat sebagai akuisisi aset oleh lessee dan
penjualan bagi lessor. Menurut kontrak, pertukaran barang adalah suatu lease, tapi jika
dilihat dari standar setter merupakan penjualan. Jika lessor memberikan aset tersebut
kepada lessee, maka harus mencatat HPP dan sales revenue. Dan pada dasarnya,
penjualan terjadi karena ada substansi ekonomi, bukan dokumen legalnya.

Exceptions to sales basis

9
Terdapat tiga pengecualian dari prinsip pengakuan penjualan:

 Pendapatan diakui selama produksi

Pendapatan dapat diakui selama produksi, seperti halnya Percentage-of-Completion


yang digunakan daam kontrak konstruksi. Namun penggunaan Percentage-of-
Completion hanya dapat digunakan pada aset yang estimasinya dapat diandalkan,
estimasi untuk proses penyelesaian kontrak, biaya dan pendapatan kontrak. Tiga
cara untuk membantu perhitungan tahap demi tahap dalam penyelesaian kontrak,
yaitu proporsi biaya kontrak muncul apabila pekerjaan dikerjakan sampai tanggal
tertentu untuk menjadi acuan estimasi total biaya, survey pada pekerjaan yang telah
dikerjakan, atau penyelesaian proporsi secara fisik dari pekerjaan.

 Pendapatan diakui di akhir produksi

Pengakuan pendapatan diakhir produksi bukan pada saat pada penjualan adalah
prosedur yang bijaksana apabila produksi adalah peristiwa penting dan
penjualannya adalah transaksi rutin.

 Pendapatan diakui ketika uang diterima setelah penjualan kredit

Metode instalasi dan cost recovery adalah prosedur yang cocok sehubungan dengan
pengakuan pendapatan berdasarkan kas yang diterima setelah penjualan. Uang yang
diterima adalah jumlah pendapatan. Untuk metode instalasi, biaya produksi
dialokasikan dengan rasio:

Kas yang diterima selama periode


Total harga penjualan

Untuk metode cash-recovery, jumlah beban sama dengan jumlah pendapatan sampai
semua biaya tertutup. Dan kas tambahan yang diterima adalah profit.

Rendering of service

IAS 18/IAASB 118 mengatakan bahwa pendapatan yang didapatkan berdasarkan


pemberian jasa diakui dengan tahap-tahap penyelesaian dari transaksi pada saat tanggal
pencatatan. Jadi, pendapatan diakui pada periode dimana jasa diberikan. Pengakuan
pendapatan pada cara ini menghasilkan informasi yang berguna tentang aktivitas jasa

10
dan performa perusahaan pada periode tersebut, yang mana tidak akan ada jika jas harus
diselesaikan sebelum pendapatan diakui. Estimasi dapat diukur secara andal,
memungkinkan pengakuan pendapatan, jika disetujui dengan pihak lain:

(a) Masing-masing hak dari para pihak mengenai jasa yang diberikan dan diterima
(b) Pertimbangan untuk pertukaran
(c) Persyaratan penyelesaian

Interest, royalties and dividends

Bunga, royalti dan dividen dapat diakui ketika diterima sehingga dapat
memenuhi ketiga kriterian umum pengakuan. Namun untuk beberapa jenis, dapat terjadi
adanya pendapatan yang ditangguhkan. Pendapatan atas bunga, royalti dan dividen
diakui ketika (IAS 18/IAASB 118 Paragraf 29):

1) Ada kemungkinan manfaat ekonomi terkait transaksi akan mengalir ke entitas


2) Jumlah pendapatan dapat diukur secara andal
3) Dasar pengakuan (Paragraf 30):
(a) Bunga: effective interest method
(b) Royalti: basis akrual sesuai dengan isi perjanjian terkait
(c) Dividen: ketika hak pemegang saham untuk memperoleh pembayaran

2.4 CHALLENGES FOR STANDARD SETTERS

Developments in revenue recognition and measurement

Pengakuan pendapatan merupakan elemen yang sangat penting, apalagi saat


sekarang ini. Transaksi bisnis semakin kompleks dengan adanya kombinasi dari
transaksi barang, jasa dan finansial. Rumitnya transaksi mulai mendatangkan banyaknya
inkonsistensi terhadap pencatatan dan pengukuran pendapatan itu sendiri.

FASB dan IASB telah melakukan penetapan terhadap prinsip pengakuan dan
pengukuran pendapatan, yaitu:

 Pengakuan pendapatan berada pada periode akuntansi yng bersangkutan dan


diukur berdasarkan fair value pada periode akuntansi.

11
 Pengukuran pendapatan juga dilakukan akibat dari naik dan turunnya nilai wajar
dari aset dan liabilitas.

Prinsip diatas menyebabkan adanya perubahan dalam beberapa areal


pendapatan, dimana nantinya akan ada perubahan terhadap praktik pencatatan
akuntansi, misalnya:

 Pengakuan pendapatan berdasarkan waktu terjadinya transaksi pendapatan,


bukan berdasarkan pada realisasi pendapatan.
 Pengakuan pendapatan tidak hanya berasa dari nilai aset akibat dari siklus
produksi, tetapi juga adanya remeasurement terhadap aset yang bersifat holding.
 Pengakuan berdasarkan nilai wajar mempengaruhi manajemen dalam
mengambil keputusan kedepannya, padahal prinsip nilai wajar masih bersifat
kontroversial, karena tidak ada kesepakatan yang pasti mengenai nilai wajar
tersebut.
 Pengukuran pendapatan harus reliable dan konsisten berdasarkan kerangka
konsepnya.

IASB sementara menyetujui adanya dua kriteria yang harus dipenuhi dalam
pengakuan pendapatan, diantaranya:

1) Kriteria elemen, dibutuhkan adanya perubahan aset atas liabilitas yang terjadi
2) Kriteria pengukuran, perubahan terhadap aset atau liabilitas kurang lebih dapat
diukur

Fair value measurement

Dalam IASB telah dijelaskan bahwa pendapatan dapat berasal dari perubahan
nilai aset. Beberapa juga membutuhkan adanya remeasurement (pengukuran kembali)
terhadap aset yang naik-turunnya nilai tersebut nantinya akan masuk ke dalam laporan
laba rugi maupun laba rugi komprehensif. Penggunaan nilai wajar memberikan
perubahan dalam pengakuan pendapatan, dimana pendapatan diakui ketika transaksi
benar-benar terjadi di periode tersebut, baik itu bersifat realised atau unrealised.

Financial statement presentation

12
Kerjasama antara IASB dan FASB dalam menetapkan pengakuan terhadap
pendapatan telah menghasilkan kesimpulan sebagai berikut.

 All inclusive, single income statement. Pada perubahan ini semua perubahan
nilai aset dan liabilitas disajikan dalam laporan laba rugi, dimana sebelumnya
hanya beberapa hal saja yang dimasukkan.
 Realisation is not the basis for inclusion of items. Dalam pengambilan
keputusan, hal yang bersifat unrealised juga akan dimasukkan dalam
pertimbangan pengambilan keputusan akibat dari adanya prinsip nilai wajar.
 Separate disclosure on performance and remeasurement. Laporan laba rugi
akan dipisah antara arus pendapatan dan penyesuaian nilai. Perubahan nilai
wajar aset dan liabilitas akan dijelaskan penyebabnya, seperti performa
perusahaan, kondisi ekonomi, ekspektasi pasar dan lain-lain.

2.5 ISSUES FOR AUDITOR

Masalah utama bagi auditor terkait dengan pendapatan adalah risiko lebih catat
yang dilakukan oleh manajer. Lebih catat pendapatan dapat terjadi apabila transaksi atau
peristiwa terkait pencatatan pendapatan belum terjadi, jumlah pendapatan tidak dicatat
secara benar, atau pendapatan yang terjadi terkait transaksi pada periode berikutnya.
Selain itu, terdapat juga resiko terkait pengungkapan pendapatan, misalnya penjualan ke
pihak berelasi tidak dicatat secara akurat. Lebih catat pendapatan dianggap sebagai
masalah yang lebih besar dibandingkan dengan kurang catat. Ini dilakukan oleh
manager untuk menutupi kejadian sesungguhnya terjadi dan sulit untuk dideteksi.
Dalam kenyataannya, auditor lebih banyak ditanyakan oleh regulator tentang kegagalan
mendeteksi lebih catat daripada kurang catat.
Bukti bahwa pentingnya masalah pencatatan pendapatan ditemukan pada
laporan Public Company Accounting Oversight Board (PCAOB) berdasarkan hasil
pemeriksaan terhadap auditor selama periode 2004-06. Laporan itu menyebutkan
adanya misstatement material disebabkan kecurangan dalam laporan keuangan yang
seringkali dikasilkan oleh kesalahan pencatatan pendapatan. Karenanya, auditor harus
mencari bukti yang lebih untuk mendukung opininya ketimbang hanya mempercayai
hasil prosedur analitis atau melakukan pengujian di sejumlah akun seperti piutang dan
inventory.

13
Hurtt, Kreuze dan Langsam mereview benerapa kecurangan besar dan
pandangan SEC dalam mengaplikasikan prinsip akuntansi dan standar dalam pengakuan
pendapatan. Hasilnya adalah setengah dari seluruh bentuk kecurangan dalam pelaporan
keuangan melibatkan lebih catat pada pendapatan. Umumnya kecurangan tersebut
berisiko untuk terjadi pada perusahaan yang manajernya mendapatkan kompensasi
berupa bonus apabila terdapat kenaikan pendapatan. Baik PCAOB dan Hurtt dkk
menyatakan pengakuan pendapatan merupakan masalah yang sulit ketika transaksinya
kompleks dan atau ada ketidakpastian dalam menentukan susbstansi penyelesaian suatu
transaksi. Auditor bertanggung jawab dalam menilai dasar dari keputusan manajer
tentang keberadaan dan nilai pendapatan yang diakui pada periode tersebut.
Kelebihan pencatatan pendapatan dapat terjadi dalam standar akuntansi dengan
cara membuat estimasi yang terlalu optimistis. Sebagai contoh, pendapatan (dan beban)
untuk kontrak konstruksi yang dijadwalkan selesai dalam beberapa tahun kedepan dapat
diakui sebelum penyelesaian kontrak apabila outcome kontrak tersebut dapat diestimasi
secara handal. (IAS 11/AASB 111). Apabila beban yang terjadi pada setelahnya
melebihi beban yang sudah diestimasi, maka penyesuaian dilakukan pada periode
setelahnya dengan membalikan profit yang tidak lagi dapat ditagih. Oleh karena itu,
pada tahap interim, auditor harus menentukan seberapa banyak waktu ekstra yang dapat
mereka berikan kepada manajer untuk menghitung estimasi beban sampai kontak selesai
dan seberapa banyak pendapatan yang boleh diakui.
Kasus lain terkait lebih catat pada pendapatan terjadi ketika perusahaan
menggunakan jalur distribusinya untuk menaikkan jumlah pendapatan. Misalnya,
perusahaan mempengaruhi wholesaler untuk membeli lebih banyak barang daripada
permintaan yang dijamin. Prakteknya dilakukan dengan mengirim barang kepada
konsumen secara prematur, disertai dengan penundaan pembayaran dan mengakui
pendapatan tersebut ketika barangnya diantarkan. Meskipun pengakuan pendapatan
biasanya terjadi pada titik tersebut, ada kelemahan dari validitas order konsumen, yaitu
mengenai tanggal pemesanan. Prakter yang sering terjadi adalah mencatat transaksi
sebelum waktunya yang dikenal dengan istilah sales cut-off.
PCAOB juga telah menemukan kelemahan dari perusahaan audit yaitu
performance prosedur audit yang berhubungan dengan akun pendapatan. Secara khusus,
auditor tidak cukup dalam menginvestigasi hasil yang janggal dari pengujian yang

14
dilakukan. Sering kali ketika auditor meminta penjelasan dari manajer, auditor tidak
mendapatkan bukti-bukti yang kuat untuk mendukung pernyataan manajer tersebut.
Dengan kata lain, auditor menyetujui pernyataan manajer tanpa memverifikasi
pernyataan tersebut.

15
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Terdapat dua unsur utama untuk mengidentifikasi definisi pendapatan. Yaitu aliran fisik
(physical flows) dan aliran moneter (monetary flows). Dapat dikatakan bahwa
pendapatan merupakan peningkatan nilai perusahaan secara moneter melalui produksi
maupun penjualan output perusahaan.

Kriteria yang digunakan untuk mengakui pendapatan yaitu: (1) Terukurnya Nilai Aset
(Measurability of Asset Value); (2) Keberadaan Transaksi (Existance of a Transaction);
dan (3) Penyelesaian Proses Perolehan Pendapatan yang Substansial (Substansial
Completion of The Earning Process)

Kriteria pengakuan dan pengukuran pendapatan dalam IAS 18/AASB 118 Revenue
diantaranya: (1) penjualan batrang; (2) pemberian jasa; dan (3) bunga, royalti dan
dividen.

FASB dan IASB telah melakukan penetapan terhadap prinsip pengakuan dan
pengukuran pendapatan, yaitu: (1) Pengakuan pendapatan berada pada periode
akuntansi yng bersangkutan dan diukur berdasarkan fair value pada periode akuntansi;
dan (2) Pengukuran pendapatan juga dilakukan akibat dari naik dan turunnya nilai wajar
dari aset dan liabilitas.

Masalah utama bagi auditor terkait dengan pendapatan adalah risiko lebih catat yang
dilakukan oleh manajer. Lebih catat pendapatan dapat terjadi apabila transaksi atau
peristiwa terkait pencatatan pendapatan belum terjadi, jumlah pendapatan tidak dicatat
secara benar, atau pendapatan yang terjadi terkait transaksi pada periode berikutnya.

16
DAFTAR PUSTAKA

Godfrey, Jayne. Hodgon, Allan. Tarca, Ann. Hamilton, Jane. Holmes, Scott. 2010.
Accounting Theory. Australia: John Wiley & Sons Australia, Ltd

17

Anda mungkin juga menyukai