TEORI AKUNTANSI
Tentang
Di susun oleh :
Kelompok 12
Falsandy (1916040078)
Dosen :
2022
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami
dapat menyelesaikan masalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami
tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam
semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang
Penulis mengucapkan syukut kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik
itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan
pembuatan makalah pada mata kuliah Teori Akuntansi Laporan laba rugi – laba (income).
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak tedapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan
kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi
makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................................i
DAFTAR ISI.................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang....................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..............................................................................................1
C. Tujuan Masalah..................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Karakterisik Laba...............................................................................................3
C. Elemen laba.......................................................................................................12
E. Income Smoothing.............................................................................................15
F. Contoh Kasus.....................................................................................................17
A. Kesimpulan........................................................................................................19
B. Saran..................................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................20
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di akhir periode akuntansi perusahaan ada dua hasil yang sering terjadi, yaitu laba
dan rugi. Laporan laba rugi adalah suatu bentuk laporan keuangan yang menyajikan
informasi hasil usaha perusahaan yang isina terdiri dari pendapatan usaha dan beban usaha
Laba atau rugi sering dimanfaatkan sebagai ukuran untuk menilai prestasi perusahaan
atau sebagai dasar ukuran penilaian yang lain, seperti per lembar saham. Unsur-unsur yang
menjadi bagian pembenuk laba adalah pendapatan dan biaya. Dengan mengelompokkan
unsur-unsur pendapatan dan biaya, akan dapat diperoleh hasil pengukuran laba yang berbeda
antara lain : laba kotor, laba operasional, laba sebelum pajak, dan laba bersih.
Pengukuran laba bukan saja penting untuk menentukan presasi perusahaan tetapi
penting juga sebagai informasi bagi pembagian laba dan penentuan kebijakkan investasi.
Oleh karena itu, laba menjadi informasi yang dilihat oleh banyak seperti profesi akuntansi,
(Harahap,2001 : 259). Hal ini menyebabkan adanya berbagai defenisi untuk laba.
B. Rumusan Masalah
1
C. Tujuan Masalah
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Karakeristik Laba
laba. Karakteristik laba dapat diidentifikasi dengan ara memahami batasan pengertian
laba.
1. Pengertian Laba
Pengertian laba yang dianut oleh struktur akuntansi ini adalah akuntansi yang
merupakan selisih pengukuran, pendapatan dan biaya. Besar kecilnya laba sebagai
dan biaya. Jadi dalam hal ini laba hanya merupakan angka arkulasi dan tidak
diidentifikasi tersendiri secara ekonomik seperti halnya aktia atau hutang. Namun
demikian, IAI memiliki pengertian sendiri mengenai income. IAI justru tidak
periode akuntansi dalam bentuk pemasukan atau penambahan aktiva atau penurunan
kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas ang tidak berasal dari kontribusi
penanam modal.
3
Fisher (1912) dan Bedford (1965) menyatakan bahwa pada dasarnya ada tiga
konsep laba yang umum di bicarakan dan di gunakan dalam ekonomi, konsep laba
tersebut adalah :
1. Psychic income, yang menunjukkan konsumsi barang atau jasa yang dapat
sebagai berikut :
1. Laba akuntansi didasarkan pada transaksi dari penjualan barang atau jasa.
pendapatan.
historis.
4
2. Keuntungan dan kelemahan laba
pertanggungjawaban manajemen.
Sementara itu, kelemahan mendasar dari laba akuntansi terletak pada releansinya
direalisasi dalam satu periode karena prinsip cost historis dan prinsip
5
3. Laba akuntansi yang didasarkan prinsip realisasi, cost historis dan
relevan.
Salah satu tujuan pelaporan keuangan adalah informasi keuangan yang dapat
Dengan konsep yang selama ini digunakan diharapkan para pemakai laporan dapat
namun adanya berbagai konsep dan tujuan laba, mengakibatkan konsep laba unggal
Atas dasar pernyataan ini ada dua alternatif yang dapat digunakan yaitu
memormulasikan konsep laba tunggal unuk memenuhi berbagai tujuan secara umum
atau menggunakan berbagai konsep laba tunggal dan menyajikan secara jelas konsep
laba tersebut secara khusus. Informasi laba sebenarnya dapa digunakan untuk
memenuhi berbagai tujuan. Tujuan pelaporan laba adalah untuk menyediakan inormasi
yang bermanfaat bagi pihak yang berkepentingan. Informasi tentang laba perusahaan
dapat digunakan :
6
e. Sebagai dasar kompensasi dan pembagian bonus.
Pengukuran terhadap laba merupakan penentuan jumlah rupiah laba yang dicatat dan
disajikan dalam laporan keuangan, pengukuran besarnya laba sangat tergantung pada
besarnya pendapatan dan biaya. Karena laba adalah bagian dari pendapatan maka konsep
penghimpunan dan realisasi pendapatan juga berlaku untuk laba. Dengan demikian
perlakuan akuntansi terhadap laba tidak akan menyimpang dari perlakuan akuntansi
terhadap pendapatan. Dalam konsep dasar penyusunan dan penyajian laporan keuangan,
IAI (1994) menyebutkan bahwa : penghasilan (income) akan diakui apabila kenaikkan
manfaat ekonomi mendatang yang berkaitan dengan peningkatan aktia atau penurunan
a. Pendekatan Transaksi
eksternal timbul karena adanya transaksi yang melibatkan perubahan aktiva atau
hutang dengan pihak luar perusahaan. Transaksi internal timbul dari pemakaian
atau konversi aktiva dalam perusahaan. Konsep atau pendekatan ini sama dengan
7
b. Pendekatan Kegiatan
Laba dianggap timbul bila kegiatan tertentu telah dilaksanaka, jadi laba bisa
Atas dasar pendekatan ini, laba diukur dan diakui setelah kapital awal dapat
satu periode. Pengukuran terhadap laba sangat dipengaruhi oleh nilai (unit
pengukur), jenis kapital dan skala pengukuran. Perbedaan terhadap ketiga fakor
adanya manfaat yang diharapakan dari barang tersebut. Oleh karena itu
nilai bersifat subyektif dan sulit diukur, maka harga pasar dianggap
8
2. Jenis kapital dalam akuntansi
Kapital secara umum diartikan sebagai aktiva neto, yaitu selisih antara
jumlah aktiva dan jumlah hutang. Laba tidak akan diperoleh bila jumlah
a. Kapital finansial
dari aktiva dibanding nilai hutang. Oleh karena itu, kapital ini
fisiknya.
b. Kapital fisik
9
d. Holding Gains atau Capital Maintenance Adjustment ?
Perbedaan utama kapital fisik dan finansial terleak perlakuan terhadap perubahan
nilai aktiva dan hutang dalam penentuan laba menurut konsep kapital finansial
perubahan nilai aktiva dan hutang merupakan bagian dari laba. Pendukung kapital
perubahan tersebut bukan bagian dari laba tetapi dianggap sebagai penyesuaian
pengganti aktiva.
tetapi sebelum menjual dengan harga Rp.500.000, cost pengganti peralatan kantor
tersebut naik menjadi Rp.350.000. dari contoh tersebut, pada tahun 1 PT X akan
10
Sementara tahun II apabila digunakan cost historis, PT X akan memperoleh laba
peralatan kantor.
3. Skala pengukuran
Pengukuran harus memiliki suatu skala untuk memberi arti atas angka-
dihasilkan oleh sejumlah angka tertentu. Nilai atau unit pengukur yang
Oleh karena itu, skala pengukuran dalam akuntansi dapat dibagi menjadi
a. Skala nominal
adalah jumlah rupiah (nominal) yang telah terjadi dan dicatat dalam
dinyatakan dalam bentuk daya beli. Oleh karena itu, daya beli uang
beli konstan,
11
unit moneter diubah dengan menggunakan indeks tertentu (misalnya
indeks harga konsumen) atas dasar skala ini, semua nilai (rupiah)
C. Elemen Laba
laba tidak akan memberikan informasi yang bermanfaat bila tidak menggambarkan sebab
timbulnya laba. Sumber penyebab timbulnya laba memiliki peranan penting dalam menilai
kemajuan perusahaan. Ada dua konsep yang digunakan untuk menentukan laba
perusahaan, yaitu current operating concept (earnings) dan all inclusive concept off
membandingkan laba periode berjalan dengan laba periode sebelumnya atau dengan
laba perusahaan lain pada industri yang sama. Konsep laba memusatkan
perhatiannya pada laba operasi periode berjalan yang berasal dari kegiatan normal
perusahaan.
FASB dalam SFAC No. 3 dan 6 menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan laba
periode, yang berasal dari semua transaksi dan kegiatan lain dari sumber selain
12
D. Elemen Non Operasional
Elemen non operasional dalam laporan laba rugi mulai berkembang dikeluarkannya
APB oponion No. 4 “Reporting the result of operation” pada tahun 1966. Kemampuan
untuk membedakan elemen operasional (yang berasal dari kegiatan normal dan
berlangsung terus menerus ) dengan elemen non operasional merupakan upaya penting
yang diperlukan dalam mengevaluasi hasil kegiatan tahun berjalan dan periode masa lalu
dan untuk memprediksi hasil kegiatan dimasa yang akan datang. Elemen non operasional
adalah pos luar biasa (extraordinary item), kegiatan yang dihentikan (discontinued
a. Extraordinary items
material, dan diharapkan jarang terjadi serta tidak berasal dari faktor yang sifatnya
1966 par 21). Defenisi tersebut banyak dkritik karena bersifat ambigu. Akhirnya,
dikeluarkan APB Opinion No. 30 “Reporting the Results of Operation” pada tahun
tersebut harus memiliki tingkat abnormal yang tinggi dan tidak berkaitan
kegiatannya.
13
2. Jarang terjadi (infrequeny of ocurrence), artinya peristiwa atau transaksi
Segmen bisnis merupakan dari entitas yang kegiatannya menunjukkan lini bisnis
segmen adalah kegiatan yang secara fisik dan operasional dapat dipisahkan dari
aktia lain, hasil usaha dan kegiatan lain dari entitas pelapor. Penghentian segmen
bisnis berarti kegiatan operasional bisnis tersebut dihentikan atau dijual. APB No.
30 disajikan dalam laporan laba rugi setelah pos laba usaha ( laba dari kegiatan
c. Perubahan akuntansi
keuangan baik tahun berjalan maupun trend yang terdapat dalam laporan keuangan
digunakan sebelumnya.
taksiran umur ekonomi aktiva tetap, atau taksiran piutang tidak tertagih).
14
3. Perubahan entitas pelapor, yaitu perubahan yang berkalatan dengan status
E. Income Smoothing
Salah satu fenomena menarik dalam akuntansi ayang berkaitan dengan laba adalah
kejadian yang berkaitan dengan perataan laba (income smoothing). Ada beberapa
pendapat yang mencoba membahas fenomena tersebut dan mencoba menguji secara
empiris kebenaran praktik income smoothing yang dilakukan oleh manajer. Perataan laba
merupakan normalisasi laba yang dilakukan secara sengaja untuk mencapai trend atau
level laba tertentu (Belkaoui, 1993). Defenisi income smoothing lainnya adalah defenisi
dari Beidelaman (1973) adalah : dikemukan perataan laba yang dilaporkan dapat
tingkat laba sehingga pada saat sekarang dipandang normal bagi suatu perusahaan. Dalam
hal ini, perataan laba menunjukkan suatu usaha manajemen perusahaan untuk mengurangi
variasi abnormal laba dalam batas-batas yang diijinkan dalam praktik akuntansi dan
berikut:
15
3. Kepuasan pemegang saham dan kenaikan performan perusahaan dapat
laba perusahaan.
Dascher dan Malcom (1970) membedakan bentuk income smoothing menjadi dua
yaitu :
1. Real smoothing, berkaitan dengan transaksi aktual yang dilakukan atau tidak
untuk mengubah cost atau pendapatan dari satu periode ke periode yang lain.
sepanjang waktu.
2. Perataan melalui alokasi sepenjang periode, atas dasar terjadinya dan di akuinya
tersebut.
3. Perataan melalui klasifikasi, jika angka-angka dalam laporan laba rugi selain
laba bersih merupakan obyek dari perataan laba, maka manajeman dapat dengan
16
F. Contoh Kasus
PT Kimia farma :
pemerintahndi indonesia. PT Kimia Farma Tbk sebagai salah satu perusahaan manufaktur
yang terdaftar di BEI adalah contoh terjadinya manajemen laba yang berawal dari adanya
bersih sebesar Rp. 132 milyar dan laporan keuangan tersebut di audit oleh Hans
Tuanakotta dan Mustofa (HTM). Akan tetapi, kementrian BUMN dan Bapepam menilai
bahwa laba bersih tersebut terlalu besar dan mengandung unsur rekayasa. Setelah itu
dilakukan audit ulang, pada 3 Oktober 2002 laporan keuangan kimia farma 2001 disajikan
kembali, karena telah ditemukan kesalahan yang cukup mendasar. Pada laporan keuangan
yang baru, keuntungan yang disajikan hanya sebesar Rp.99,56 milyar atau lebih rendah
sebesar Rp.32,6 milyar, atau 24,7% dari laba yang dilaporkan. Kesalahan itu timbul pada
uni industri bahan baku yaitu kesalahan berupa overstated penjualan sebesar Rp.2,7
milyar, pada unit logistik sentral berupa overstated persediaan barang sebesar
Rp.23,9milyar, pada unit pedagang besar Farmasi berupa overstated persediaan sebesar
Kesalahan penyajian yang berkaitan dengan persediaan timbul karena nilai yang ada
produksinya, menerbitkan dua buah daftar harga persediaan pada tanggal 1 dan 3 Februari
2002. Daftar harga per 3 Februari ini telah digelmbungkan nilainya dan dijadikan dasar
penilaian persediaan pada unit distribusi Kimia Farma per 31 Desember 2001.
17
Sedangkan kesalahan penyajian berkaitan dengan penjualan adalah dengan
dilakukannya pencatatan ganda atas penjualan. Pencatatan ganda tersebur dilakukan pada
unit-unit yang tidak disampling oleh akuntan, sehingga tidak berhasil dideteksi.
Keuangan PT Kimia Farma telah mengikuti standar audit yang berlaku, namun gagal
mendeteksi kecurangan tersebut. Selain itu, KAP tersebut juga tidak terbukti membantu
18
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Laba merupakan salah satu informasi potensial yang terkandung di dalam laporan
keuangan dan yang sangat penting bagi pihak internal maupun eksternal perusahaan,
karena melalui laba dapat di nilai tingkat kinerja manajemen, tingkat kemampuan
menghasilkan laba dalam jangka waktu panjang, serta tingka resiko investasi dalam
melakukan tindakan yang dapat membuat laporan keuangan menjadi baik salah satuna
perusahaan adalah bagus dan hal ini dapat mempengaruhi peningkatan harga saham
perusahaan. Sebagaimana disebutkan dalam SFAC No. 1 bahwa informasi laba pada
manajemen dan informasi laba membantu pemilik atau pihak lain melakukan penaksiran
B. Saran
Dalam penulisan makalah ini masih terdapat beberapa kekurangan dan kesalahan,
baik dari segi penulisan maupun dari segi penyusunan kalimatnya. Dari segi isi juga
masih perlu ditambahkan. Oleh karena itu, kami sangat mengahrapkan kepada para
pembaca makalah ini agar dapat memberikan kritikan yang bersifat membangun.
19
DAFTAR PUSTAKA
20