Anda di halaman 1dari 13

TUGAS MATA KULIAH TEORI AKUNTANSI

RINGKASAN MATERI

BAB 9: REVENUE

Disusun oleh:

Subhaan Prima Tanaya (142180104)

Adyansah Afif Rahman (142180120)

Fajar Naufal Hanif (142180124)

Ismi Alifah (142180144)

Putri Amelia Irmadhani (142180158)

Wika Anggiasari Indah Palupi (142180165)

JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” YOGYAKARTA TAHUN


2021
REVENUE

Pendapatan merupakan elemen kunci dalam laporan keuangan dan cukup penting untuk
penyusun dan pengguna laporan keuangan. Laporan pendapatan mencerminkan operasi masa
lalu perusahaan dan digunakan untuk memprediksi kinerja masa depan. Meskipun menentukan
pendapatan adalah bagian penting dari pengukuran kinerja, pengukuran tersebut tidak selalu
mudah karena terdapat banyak model bisnis yang berbeda. Dalam bab ini akan dilihat mengenai
sifat pendapatan yang berkaitan dengan definisi, pengakuan dan pengukuran.

LO.1 REVENUE DEFINED

Pendapatan adalah hubungan antara kegiatan moneter yang menaikkan nilai perusahaan
yang berasal dari kegiatan produksi dan penjualan output yang dihasilkan perusahaan. Pengertian
tentang pendapatan itu sendiri ada beberapa macam, berikut ini ada beberapa pandangan yang
menegaskan arti konseptual dari pendapatan:

1. IAS 18/ AASB 118 – Revenue

Pendapatan merupakan aliran masuk bruto manfaat ekonomi selama satu periode yang
berasal dari kegiatan rutin suatu entitas yang menyebabkan peningkatan ekuitas selain
dari kontribusi pemilik.

2. IASB Framework – Revenue forms part of income

Pendapatan merupakan bagian dari penerimaan (income) yang merupakan peningkatan


manfaat ekonomi selama periode akuntansi dalam bentuk peningkatan aset atau
penurunan liabilitas yang berasal dari peningkatan ekuitas selain dari kontribusi pemilik.

3. FASB

Pendapatan merupakan aliran masuk atau peningkatan aset atau penurunan liabilitas (atau
kombinasi keduanya) dalam suatu periode yang berasal dari penyerahan atau produksi
barang atau jasa atau aktivitas lain yang merupakan kegiatan utama entitas. Behavioural
view of revenue

Behavioural view of revenue

 Paton dan Littleton: Pendapatan menunjukkan pencapaian bruto atau kinerja bruto
perusahaan, sementara beban (expense) mewakili usaha perusahaan. Penyandingan
pendapatan dan beban menghasilkan profit yang merupakan pencapaian neto perusahaan
(Perilaku Pendapatan).
 Bedford: Profit akan naik hanya atas aktivitas yang merupakan operasi bisnis entitas,
tidak termasuk yang merupakan hasil dari penerapan metode auntansi. Operasi bisnis
yang umum dari entitas meliputi:
a. perolehan sumber daya uang
b. perolehan jasa
c. penggunaan jasa
d. penggabungan-ulang jasa-jasa yang telah diperoleh
e. penyerahan jasa

(2)

Proses memperoleh pendapatan:

 Myers: Konsep pendapatan dan profit berhubungan dengan keputusan atau kejadian kritis
tertentu yang dibuat oleh manajer. Profit diperoleh ketika pengambilan keputusan kritis
atau melakukan tugas yang paling sulit dalam suatu siklus transaksi yang lengkap. Teori
Myer ini membantu akuntan dalam menentukan kapan pengakuan pendapatan.
LO.2 REVENUE RECOGNITION

Historical Perspective

Selama abad ke-19, income (profit) bagi entitas bisnis ditentukan berdasarkan konsep
peningkatan dalam kekayaan bersih, yang dilakukan baik melalui kebijakan akuntansi
penggantian atau dengan penilaian aset secara periodik (Chatfield). Namun, konsep ini
dianggap berkontribusi atas terjadinya bencana eknomi yang mengarah pada depresi besar-
besaran tahun 1930-an karena penilain aset yang berlebihan. Konsep ini kemudian
digantikan secara bertahap dengan konsep bahwa income haruslah terealisasi..

Criteria for revenue recognition Criteria for revenue recognition

Menurut Coombes dan Martin, pengakuan pendapatan dapat terjadi pada satu bagian/ poin
dalam siklus operasi entitas atau proses penerimaan seperti pada gambar berikut:
Analysis of criteria for revenue recognition

 Measurability of asset value

Pendapatan dapat diukur secara andal, dengan prinsip konservatisme yaitu diakui pada saat
terealisasi secara aktual. Namun, pada akuntansi nilai wajar, perubahan nilai aset akan
dicatat sebagai beban dan atau pendapatan karena menahan aset. Hal ini konsisten dengan
pendekatan basis akrual tetapi tidak konsisten dengan konsep realisasi dan historical cost.
Masih diperlukan adanya dasar yang valid atas pengakuan pendapatan dalam standar yang
menggunakan akuntansi nilai wajar.

Menurut FASB, pendapatan dan gain tidak akan diakui jika belum terealisasi (realised)
atau dapat terealisasi (realisable). Menurut Theory of Monograhp No.3, terealisasi
(realised) artinya bahwa aset yang diterima adalah kas atau klaim atas kas sedangkan dapat
terealisasi (realisable) adalah bahwa aset yang diterima siap dikonversi menjadi sejumlah
kas atau klaim atas kas.

Menurut Paton dan Littleton, berdasarkan pandangan mayoritas, pendapatan terealisasi


ketika dibuktikan dengan kas atau cash receipt atau piutang atau aset lancar lainnya.
Perbedaan realisasi (realisation) dan pengakuan (recognition):

Pengakuan : Untuk dapat dianggap valid dan ada; memerlukan arus masuk aset atau
perubahan nilai aset yang dapat diukur secara kuantitatif

Realisation : untuk mengubah menjadi kas atau uang; memerlukan arus masuk aset lancar.

Aspek kriteria measurability adalah terjaminnya collectability kas yang tergantung dari
pertimbangan manajer, biasanya berdasarkan pengalaman terdahulu. Coombes dan Martin
berpendapat bahwa measurability dan permanence merupakan kondisi yang harus dipenuhi
untuk mengatasi ketidakpastian pengakuan. Measurability berhubungan dengan
kemampuan yang objektif untuk menentukan nilai penjualan. Objektif di sini dapat
diartikan tidak bias dan dapat dibuktikan oleh investigator kompeten lainnya. Sementara
permanence memiliki makna bahwa sekali diakui, maka tidak ada alasan lagi untuk
membalik akun pendapatan.

 Existence of a transaction

Ketika sebuah pihak eksternal dalam transaksi jangka panjang menyatakan kesediaan
untuk membayar harga yang diberikan untuk produk perusahaan, transaksi ini tentu
merupakan bukti obyektif dari peningkatan nilai perusahaan. Pihak luar memberikan
bukti yang menguatkan nilai output.

 Substantial completion of the earning process

Pendapatan tidak dihasilkan (diperoleh) sampai perusahaan telah melakukan sebagian


besar kegiatan yang memperoleh pendapatan. Pendapatan tidak dianggap telah diperoleh
sampai perusahaan telah melakukan sesuatu. Sebagai contoh, penandatanganan kontrak di
kebanyakan kasus tidak menciptakan pendapatan karena tidak ada kinerja yang dilakukan
oleh penjual.

LO.3 REVENUE MEASUREMENT

Ada dua hal yang perlu diperhatikan pada saat suatu pendapatan diakui, yaiti pengukuran
pendapatan dengan satuan atau ukuran moneter dan penetapanwaktu bahwa pendapatan tersebut
dapat dilaporkan sebagai pendapatan.Ikatan Akuntan Indonesia (2002:23) memberikan ketentuan
mengenai pengukuran pendapatan yang dinyatakan dalam standar Akuntansi Keuanganyang
isinya sebagai berikut: “Pendapatan harus diukur dengan nilai wajar imbalan yang dapat
diterima, jumlah pendapatan yang imbul dari suatu transaksi biasanya ditentukan oleh
persetujuan antra perusahaan pembeli atau pemakai perusahaan tersebut. Jumlah tersebut, dapat
diukur denga nilai wajar imbalan yang diterima atauyang dapat diterima perusahaan dikurangi
jumlah diskon dagang dan rabat'olume yang diperbolehkan perusahaan”.

Pendapatan dapat diukur dengan nilai tukar, ada dua hal yang perludiperhatikan dalam nilai
tukar ini yaitu sebagai berikut:
1. Potongan pembayaran dan pengurangan lain dari harga seperti rugi piutang ragu-ragu
perlu disesuaikan untuk menghitung net cash yang sebenarnya.
2. Untuk transaksi bukan dengan kas., apabila nilai dari barang yangdiserahkan
dianggap sama dengan nilai pasar wajar dari barang yang akanditerima maka nilai
tukarnya adalah nilai buku barang yang akan diterima lebih atau kurang dari nilai
buku barang yang akan diserahkan makaselisihnya nilai pasar barang yang diterima
dengan nilai buku barang yangdiserahkan merupakan keuntungan.

A. Kriteria Pengakuan Pendapatan berdasarkan IASB Framework par 83:


1. Adanya kemungkinan manfaat ekonomi di masa depan akan mengalir ke atau dari
entitas;
2. Memiliki nilai yang dapat diukur dengan andal.
B. Kriteria Pengakuan dan Pengukuran Pendapatan dalam IAS 18/ AASB 118 Revenue:

1. Sale of goods

Yang dimaksud dengan penjualan adalah ketika produk telah diserahkan ke


pembeli atau jasa telah diberikan, lebih mengacu pada substansi ekonomi transaksi
dari pada aspek legal. Meskipun barang telah diserahkan ke pembeli, jika risiko
signifikan kepemilikan barang masih ditahan penjual maka hal ini idak termasuk
penjualan dan pendapatan tidak diakui (IAS 18/ AASB 118 par 16).

Pendapatan dari penjualan barang harus diakui ketika kondisi-kondisi berikut ini
terpenuhi (par 14):

a. entitas telah mengalihkan/ mentransfer risiko dan manfaat signifikan atas


kepemilikan barang kepada pembeli,
b. entitas tidak menahan baik terus terlibat dalam kegiatan manajerial sepertipada
tingkat kepemilikan yang biasa dan pengendalian yang efektif atas barang yang
dijual tersebut,
c. jumlah pendapatan dapat diukur secara andal,
d. ada kemungkinan manfaat ekonomi terkait transaksi akan mengalir ke entitas,
e. biaya yang timbul terkait transaksi dapat diukur secara andal.

Pengecualian :

a. Pendapatan dapat diakui selama masa produksi, yaitu berdasarkan metode


percentage of completion (IAS 18/ AASB 118). Hal ini dianggap memenuhi
kriteria pengakuan pendapatan yaitu dapat diukur secara andal dan adanya
transaksi (yaitu kontrak). Penentuan percentage of completion dapat dilakukan
dengan cara:
 proporsi biay akontrak dibebankan pada pekerjaan yang dilakukan
sampai periode tertentu dibandingkan dengan total estimasi biaya
kontrak;
 survey pada pekerjaan yang dilakukan;
 penyelesaian fisik secara proporsional dibandingkan dengan kontrak
pekerjaan.
b. Pendapatan diakui di akhir masa produksi, yaitu jika peristiwa penting adalah
pada saat produksinyadan penjualan setelahnya hanyalah sesuatu yang rutin
sehingga dianggap akan selalu terjadi.
c. Pendapatan diakui pada saat kas diterima setelah penjulan dilakukan, yaitu pada
penjulaan dengan metode installments dan cost recovery. Metode ini
menunjukkan bentuk konservatif pengakuan pendapatan dan penting karena
kriteria pengakuan pendapatan pertama (measurability) dan ketiga (penyelesaian
substansial) tidak terpenuhi. Pembuktiannya adalah hanya berdasarkan kas yang
diterima dari pelanggan.

2. Rendering of Services (IAS 18/ AASB 118 par 20)

Ketika outcome transaksi terkait pemberian jasa dapat diestimasi dengan andal,
pendapatan dapat diakui pada periode dimana jasa disediakan berdasarkan tingkat
penyelesaian transaksi di tanggal pelaporan. Outcome transaksi dapat diestimasi secara
andal jika kondisi berikut ini terpenuhi:

a. jumlah pendapatan dapat diukur secara andal,


b. ada kemungkinan manfaat ekonomi terkait transaksi akan mengalir ke entitas, c.
tingkat penyelesaian transaksi pada tanggal pelaporan dapat diukur secara andal,
d. biaya yang timbul terkait dan untuk menyelesaikan transaksi dapat diukur
secara andal.

3. Interest, royalties, and dividends

Bunga, royalti dan dividen dapat diakui pada saat diterima sehingga memenuhi
ketiga kriteria pengakuan pendapatan. Namun, untuk beberap item, dapat terjadi adanya
pendapatan yang ditangguhkan, contoh: pendapatan bunga di akhir periode akuntansi.

Pendapatan atas bunga, royalti dan dividen diakui ketika (IAS 18/ AASB 118 par 29):

a. ada kemungkinan manfaat ekonomi terkait transaksi akan mengalir ke entitas,


b. jumlah pendapatan dapat diukur secara andal,
c. dasar pengakuan (par 30):
i. bunga : effective interest method
ii. royalti : bais akrual sesuai dengan isi perjanjian terkait
iii. dividen : ketika hak pegemagn saham untuk memperoleh pembayaran
dibuat.

C. Pengukuran dan Pengakuan Pendapatan Menurut SAK No.2


Kemampuan dari akuntansi memberi suatu informasi yang baik dapat dilihatdari
kemampuannya untuk memberikan konsep pengakuan pendapatandengan tepat
sehingga membantu pemakai dalam mengambil keputusan.standar Akuntansi Keuangan
No.78 mendefinisikan pendapatan sebagai berikut:
Pendapatan adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari
aktivitas normal perusahaan selama satu periode bila arus masuk itu mengakibatkan
kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanaman modal. Penjelasan di
atas dapat disimpulkan bahwa pendapatanhanya terdiri dari arus masuk bruto dari
manfaat ekonomi yang diterima bunga dan di'iden. Misalnya, buga dicatat seperti yang
diperoleh berdasarkanmotode suku bunga efektif

LO.4 CHALLENGES FOR STANDARD SETTERS

Developments in revenue recognition and measurement

IASB dan FASB melakukan proyek kerja sama untuk membuat seperangkat prinsip-prinsip
yang komprehensif dalam hal pengakuan dan pengukuran pendapatan karena
dilatarbelakangi oleh:

• literature yang ada belum menyajikan dengan baik terkait transaksi pendapatan,
• transaksi pendapatan saat ini menjadi lebih kompleks, missal: transaksi gabung
barang, jasa dan transaksi keuangan,
• adanya inkonsistensi antara IASB Framework dan beberapa standar,
• standar yang ada tidak menguraikan dengan baik transaksi yang melibatkan
komponen (rencana pendapatan multi-elemen),
• FASB mengindikasikan tidak adanya pedoman tentang pengakuan pendapatan
dan kurangnya konsep dasar untuk mengatasi isu-isu yang relevan.

FASB dan IASB mengusulkan prinsip-prinsip dasar pengakuan dan pengukuran


pendapatan berikut ini:

• Entitas pelaporan harus mengakui pendapatan pada periode akuntansi dimana


mereka timbul dan mengukurnya dengan nilai wajar pada tanggal mereka
timbul jika keterjadian dan pengukurannya dapat ditentukan secara andal.
• Entitas pelaporan harus mengukur pendapatan yang timbul dari kenaikan aset
atau penurunan kewajiban (atau kombinasi keduanya) pada nilai wajar atas
kenaikan atau penurunan tersebut.

Poin-poin penting prinsip tersebut:

• Pendapatan diakui ketika timbul, ditekankan pada aspek waktu, bukan


terealisasinya pendapatan,
• Pendapatan timbul dari kenaikan aset atau penurunan kewajiban,
• Pengakuan dan pengukuran pendapatan menggambarkan nilai wajar,
• Pengukuran harus dapat diandalkan.

IASB sementara menyetujui bahwa dua kriteria berikut harus dipenuhi dalam pengakuan
pendapatan:

• kriteria elemen: terjadinya kenaikan aset atau penurunan liabilitas yang


meningkatkan ekuitas tanpa melibatkan investasi pemilik.
• kriteria pengukuran: (1) aset atau liabilitas diukur dengan sifat-sifat atau atibut
yang relevan, dan kenaikan aset atau penurunan liabilitas dapat diukur dengan
reliabilitas yang cukup.

Fair Value measurement

Definisi pendapatan yang diadopsi IASB adalah bahwa pendapatan dapat mencakup hasil
dari perubahan nilai bersih aset. Beberapa standar IASB mengharuskan keuntungan dan
kerugian (gain and losses) yang timbul dari pengukuran kembali aset dimasukkan dalam
operating income atau dalam comprehensive income merskipun telah terealisasi atau
belum terealisasi. Sebagai akibatnya, penyusun standar perlu memperhatikan bagaimana
penyajian terbaik atas informasi ini dalam laporan keuangan.

Financial Statement Presentation


IASB dan FASB melakukan proyek kerja terkait penyajian laporan keuangan, termasuk
pengakuan pendapatan dan bagaimana item-item pendapatan dilaporkan di laporan
keuangan. IAS 1 memperbolehkan tetapi tidak mengharuskan single comprehensive
income statement. Kesimpulan sementara:

a. Laporan pendapatan tunggal mencakup semua aspek.


b. Realisasi bukan merupakan satu-satunya dasar pengakuan.
c. Pengungkapan yang terpisah mengenai kinerja dan pengukuran.

LO.5 ISSUES FOR AUDITORS

1. Risiko penyajian pendapatan yang terlalu besar (overstatemet) Terjadi jika:


a. Transaksi atau kejadian yang mendasari pencatatan pendapatan belum terjadi atau
tidak dikenakan terhadap entitas.
b. Jumlah pendapatan tidak dicatat dengan tepat.
c. Pendapatan untuk periode tersebut terkait atas transaksi untuk periode akuntansi
yang akan datang.

Overstatement menjadi masalah yang lebih besar daripada understatement dan perlu
mendapat perhatian lebih dari auditor karena:

a. lebih didorong oleh usaha manajer untuk mengelabui pengguna laporan keuangan
dan adanya usaha untuk menutupi kondisi yang sebenarnya sehingga
overstatement sulit terdeteksi.
b. terdapat bias dalam akuntansi dimana auditor akan lebih dipertanyakan apabila
mengalami kegagalan dalam mendeteksi kesalahan yang mengarah ke pendapatan
yang overstated daripada yang understated.
c. Temuan United States Public Company Accounting Oversight Board (PCAOB)
bahwa salah saji material laporan keuangan sering berasal dari kesalahan laporan
pendapatan.
d. Reviu Hurtt, Kreuze dan Langsam bahwa lebih dari setengah penipuan soal
keuangan melibatkan overstatement pendapatan.
e. dapat menjadi masalah yang sulit untuk transaksi yang rumit dan/atau
ketidakpastian signifikan mempengaruhi penentuan penyelesaian transaksi secara
substansial sehingga auditor bertanggung jawab untuk menilai dasar keputusan
manajer terkait existence dan nilai pendapatan yang diakui pada periode berjalan
f. Temuan PCAOB bahwa sering kali defisiensi kinerja perusahaan audit atas
prosedur audit adalah terkait dengan akun pendapatan.

Anda mungkin juga menyukai