RINGKASAN MATERI
BAB 9: REVENUE
Disusun oleh:
Pendapatan merupakan elemen kunci dalam laporan keuangan dan cukup penting untuk
penyusun dan pengguna laporan keuangan. Laporan pendapatan mencerminkan operasi masa
lalu perusahaan dan digunakan untuk memprediksi kinerja masa depan. Meskipun menentukan
pendapatan adalah bagian penting dari pengukuran kinerja, pengukuran tersebut tidak selalu
mudah karena terdapat banyak model bisnis yang berbeda. Dalam bab ini akan dilihat mengenai
sifat pendapatan yang berkaitan dengan definisi, pengakuan dan pengukuran.
Pendapatan adalah hubungan antara kegiatan moneter yang menaikkan nilai perusahaan
yang berasal dari kegiatan produksi dan penjualan output yang dihasilkan perusahaan. Pengertian
tentang pendapatan itu sendiri ada beberapa macam, berikut ini ada beberapa pandangan yang
menegaskan arti konseptual dari pendapatan:
Pendapatan merupakan aliran masuk bruto manfaat ekonomi selama satu periode yang
berasal dari kegiatan rutin suatu entitas yang menyebabkan peningkatan ekuitas selain
dari kontribusi pemilik.
3. FASB
Pendapatan merupakan aliran masuk atau peningkatan aset atau penurunan liabilitas (atau
kombinasi keduanya) dalam suatu periode yang berasal dari penyerahan atau produksi
barang atau jasa atau aktivitas lain yang merupakan kegiatan utama entitas. Behavioural
view of revenue
Paton dan Littleton: Pendapatan menunjukkan pencapaian bruto atau kinerja bruto
perusahaan, sementara beban (expense) mewakili usaha perusahaan. Penyandingan
pendapatan dan beban menghasilkan profit yang merupakan pencapaian neto perusahaan
(Perilaku Pendapatan).
Bedford: Profit akan naik hanya atas aktivitas yang merupakan operasi bisnis entitas,
tidak termasuk yang merupakan hasil dari penerapan metode auntansi. Operasi bisnis
yang umum dari entitas meliputi:
a. perolehan sumber daya uang
b. perolehan jasa
c. penggunaan jasa
d. penggabungan-ulang jasa-jasa yang telah diperoleh
e. penyerahan jasa
(2)
Myers: Konsep pendapatan dan profit berhubungan dengan keputusan atau kejadian kritis
tertentu yang dibuat oleh manajer. Profit diperoleh ketika pengambilan keputusan kritis
atau melakukan tugas yang paling sulit dalam suatu siklus transaksi yang lengkap. Teori
Myer ini membantu akuntan dalam menentukan kapan pengakuan pendapatan.
LO.2 REVENUE RECOGNITION
Historical Perspective
Selama abad ke-19, income (profit) bagi entitas bisnis ditentukan berdasarkan konsep
peningkatan dalam kekayaan bersih, yang dilakukan baik melalui kebijakan akuntansi
penggantian atau dengan penilaian aset secara periodik (Chatfield). Namun, konsep ini
dianggap berkontribusi atas terjadinya bencana eknomi yang mengarah pada depresi besar-
besaran tahun 1930-an karena penilain aset yang berlebihan. Konsep ini kemudian
digantikan secara bertahap dengan konsep bahwa income haruslah terealisasi..
Menurut Coombes dan Martin, pengakuan pendapatan dapat terjadi pada satu bagian/ poin
dalam siklus operasi entitas atau proses penerimaan seperti pada gambar berikut:
Analysis of criteria for revenue recognition
Pendapatan dapat diukur secara andal, dengan prinsip konservatisme yaitu diakui pada saat
terealisasi secara aktual. Namun, pada akuntansi nilai wajar, perubahan nilai aset akan
dicatat sebagai beban dan atau pendapatan karena menahan aset. Hal ini konsisten dengan
pendekatan basis akrual tetapi tidak konsisten dengan konsep realisasi dan historical cost.
Masih diperlukan adanya dasar yang valid atas pengakuan pendapatan dalam standar yang
menggunakan akuntansi nilai wajar.
Menurut FASB, pendapatan dan gain tidak akan diakui jika belum terealisasi (realised)
atau dapat terealisasi (realisable). Menurut Theory of Monograhp No.3, terealisasi
(realised) artinya bahwa aset yang diterima adalah kas atau klaim atas kas sedangkan dapat
terealisasi (realisable) adalah bahwa aset yang diterima siap dikonversi menjadi sejumlah
kas atau klaim atas kas.
Pengakuan : Untuk dapat dianggap valid dan ada; memerlukan arus masuk aset atau
perubahan nilai aset yang dapat diukur secara kuantitatif
Realisation : untuk mengubah menjadi kas atau uang; memerlukan arus masuk aset lancar.
Aspek kriteria measurability adalah terjaminnya collectability kas yang tergantung dari
pertimbangan manajer, biasanya berdasarkan pengalaman terdahulu. Coombes dan Martin
berpendapat bahwa measurability dan permanence merupakan kondisi yang harus dipenuhi
untuk mengatasi ketidakpastian pengakuan. Measurability berhubungan dengan
kemampuan yang objektif untuk menentukan nilai penjualan. Objektif di sini dapat
diartikan tidak bias dan dapat dibuktikan oleh investigator kompeten lainnya. Sementara
permanence memiliki makna bahwa sekali diakui, maka tidak ada alasan lagi untuk
membalik akun pendapatan.
Existence of a transaction
Ketika sebuah pihak eksternal dalam transaksi jangka panjang menyatakan kesediaan
untuk membayar harga yang diberikan untuk produk perusahaan, transaksi ini tentu
merupakan bukti obyektif dari peningkatan nilai perusahaan. Pihak luar memberikan
bukti yang menguatkan nilai output.
Ada dua hal yang perlu diperhatikan pada saat suatu pendapatan diakui, yaiti pengukuran
pendapatan dengan satuan atau ukuran moneter dan penetapanwaktu bahwa pendapatan tersebut
dapat dilaporkan sebagai pendapatan.Ikatan Akuntan Indonesia (2002:23) memberikan ketentuan
mengenai pengukuran pendapatan yang dinyatakan dalam standar Akuntansi Keuanganyang
isinya sebagai berikut: “Pendapatan harus diukur dengan nilai wajar imbalan yang dapat
diterima, jumlah pendapatan yang imbul dari suatu transaksi biasanya ditentukan oleh
persetujuan antra perusahaan pembeli atau pemakai perusahaan tersebut. Jumlah tersebut, dapat
diukur denga nilai wajar imbalan yang diterima atauyang dapat diterima perusahaan dikurangi
jumlah diskon dagang dan rabat'olume yang diperbolehkan perusahaan”.
Pendapatan dapat diukur dengan nilai tukar, ada dua hal yang perludiperhatikan dalam nilai
tukar ini yaitu sebagai berikut:
1. Potongan pembayaran dan pengurangan lain dari harga seperti rugi piutang ragu-ragu
perlu disesuaikan untuk menghitung net cash yang sebenarnya.
2. Untuk transaksi bukan dengan kas., apabila nilai dari barang yangdiserahkan
dianggap sama dengan nilai pasar wajar dari barang yang akanditerima maka nilai
tukarnya adalah nilai buku barang yang akan diterima lebih atau kurang dari nilai
buku barang yang akan diserahkan makaselisihnya nilai pasar barang yang diterima
dengan nilai buku barang yangdiserahkan merupakan keuntungan.
1. Sale of goods
Pendapatan dari penjualan barang harus diakui ketika kondisi-kondisi berikut ini
terpenuhi (par 14):
Pengecualian :
Ketika outcome transaksi terkait pemberian jasa dapat diestimasi dengan andal,
pendapatan dapat diakui pada periode dimana jasa disediakan berdasarkan tingkat
penyelesaian transaksi di tanggal pelaporan. Outcome transaksi dapat diestimasi secara
andal jika kondisi berikut ini terpenuhi:
Bunga, royalti dan dividen dapat diakui pada saat diterima sehingga memenuhi
ketiga kriteria pengakuan pendapatan. Namun, untuk beberap item, dapat terjadi adanya
pendapatan yang ditangguhkan, contoh: pendapatan bunga di akhir periode akuntansi.
Pendapatan atas bunga, royalti dan dividen diakui ketika (IAS 18/ AASB 118 par 29):
IASB dan FASB melakukan proyek kerja sama untuk membuat seperangkat prinsip-prinsip
yang komprehensif dalam hal pengakuan dan pengukuran pendapatan karena
dilatarbelakangi oleh:
• literature yang ada belum menyajikan dengan baik terkait transaksi pendapatan,
• transaksi pendapatan saat ini menjadi lebih kompleks, missal: transaksi gabung
barang, jasa dan transaksi keuangan,
• adanya inkonsistensi antara IASB Framework dan beberapa standar,
• standar yang ada tidak menguraikan dengan baik transaksi yang melibatkan
komponen (rencana pendapatan multi-elemen),
• FASB mengindikasikan tidak adanya pedoman tentang pengakuan pendapatan
dan kurangnya konsep dasar untuk mengatasi isu-isu yang relevan.
IASB sementara menyetujui bahwa dua kriteria berikut harus dipenuhi dalam pengakuan
pendapatan:
Definisi pendapatan yang diadopsi IASB adalah bahwa pendapatan dapat mencakup hasil
dari perubahan nilai bersih aset. Beberapa standar IASB mengharuskan keuntungan dan
kerugian (gain and losses) yang timbul dari pengukuran kembali aset dimasukkan dalam
operating income atau dalam comprehensive income merskipun telah terealisasi atau
belum terealisasi. Sebagai akibatnya, penyusun standar perlu memperhatikan bagaimana
penyajian terbaik atas informasi ini dalam laporan keuangan.
Overstatement menjadi masalah yang lebih besar daripada understatement dan perlu
mendapat perhatian lebih dari auditor karena:
a. lebih didorong oleh usaha manajer untuk mengelabui pengguna laporan keuangan
dan adanya usaha untuk menutupi kondisi yang sebenarnya sehingga
overstatement sulit terdeteksi.
b. terdapat bias dalam akuntansi dimana auditor akan lebih dipertanyakan apabila
mengalami kegagalan dalam mendeteksi kesalahan yang mengarah ke pendapatan
yang overstated daripada yang understated.
c. Temuan United States Public Company Accounting Oversight Board (PCAOB)
bahwa salah saji material laporan keuangan sering berasal dari kesalahan laporan
pendapatan.
d. Reviu Hurtt, Kreuze dan Langsam bahwa lebih dari setengah penipuan soal
keuangan melibatkan overstatement pendapatan.
e. dapat menjadi masalah yang sulit untuk transaksi yang rumit dan/atau
ketidakpastian signifikan mempengaruhi penentuan penyelesaian transaksi secara
substansial sehingga auditor bertanggung jawab untuk menilai dasar keputusan
manajer terkait existence dan nilai pendapatan yang diakui pada periode berjalan
f. Temuan PCAOB bahwa sering kali defisiensi kinerja perusahaan audit atas
prosedur audit adalah terkait dengan akun pendapatan.