Anda di halaman 1dari 6

RESUME

PENGUKURAN KINERJA SEKTOR PUBLIK

KELOMPOK 6
Ivana Nevi Anggraeni (142180136)
Axel Julio (142180156)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” YOGYAKARTA
2021
PENGUKURAN KINERJA ORGANISASI PUBLIK
DENGAN PENDEKATAN VALUE FOR MONEY

A. Pengertian Value for Money


Value for money merupakan suatu konsep penilaian kerja suatu organisasi sektor
publik yang dinilai berdasarkan tingkat keberhasilan suatu program kerja. Tingkat
keberhasilan yang dimaksud mengacu pada tiga elemen utama, di antaranya adalah
efisiensi, efektivitas, dan ekonomi. Melalui konsep ini, bisa didapatkan informasi berupa
indikator apakah anggaran (dana) yang telah dibelanjakan mampu menghasilkan nilai
tertentu bagi masyarakat atau kelompoknya.
Tak jarang, sektor publik dinilai sebagai pusat inefisiensi, sumber kebocoran dana,
pemborosan sehingga sebuah institusi selalu mengalami kerugian. Hal ini yang akhirnya
memunculkan tuntutan baru supaya organisasi di sektor publik mulai memperhatikan
value for money dalam setiap kegiatannya.
Selain meliputi penilaian finansial, ada juga penilaian kinerja yang bersifat non-
finansial melalui metode value for money. Salah satunya adalah penilaian pada kualitas
pelayanan dengan memperhatikan kualitas yang konsisten, yaitu memenuhi ekspektasi
pelanggan sasaran.
Anggaran seringkali digunakan sebagai alat perencanaan suatu aktivitas publik
yang kemudian dinyatakan dalam satuan moneter. Anggaran juga bisa digunakan sebagai
suatu alat pengendalian supaya fungsi perencanaan dan pengawasan berjalan dengan
baik. Demi berjalan sesuai dengan fungsinya, seluruh pencatatan atas sistem anggaran
harus dicatat dengan sistematis. Termasuk juga seluruh penerimaan dan pengeluaran di
dalamnya.
Bisa dikatakan, value for money adalah suatu rangkaian indikator yang segala
unsurnya berbentuk satu kesatuan dari input, output, ataupun outcome. Dengan adanya
value for money, suatu organisasi diharapkan mampu memenuhi prinsip ekonomi,
efektivitas, dan juga efisiensi secara bersamaan.

B. Indikator Value for Money


Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, sebagian orang berpendapat
bahwa value for money adalah suatu konsep pengelolaan organisasi di sektor publik
berdasarkan tiga elemen utama, yaitu:
a. Ekonomi
Indikator ekonomi merupakan perolehan input dengan kualitas tertentu yang
didapatkan dengan harga terendah. Ekonomi adalah suatu perbandingan input
dengan input value yang dinyatakan dalam satuan moneter. Indikator satu ini juga
berhubungan dengan kemampuan suatu organisasi mampu meminimalkan
input resources yang digunakan. Salah satu cara paling umum adalah dengan
menghindari adanya pengeluaran yang tidak diperlukan.
b. Efisiensi
Pengertian efisiensi berhubungan erat dengan konsep produktivitas. Indikator
efisiensi merupakan pencapaian output yang maksimal dengan input tertentu.
Pengukuran efisiensi dilakukan dengan menggunakan perbandingan antar output
yang dihasilkan terhadap input yang digunakan. Proses kegiatan operasional dapat
dikatakan efisien apabila suatu produk atau hasil kerja tertentu dapat dicapai dengan
penggunaan sumber daya dan dana yang serendah-rendahnya.
c. Efektivitas
Pada dasarnya, efektivitas adalah perbandingan dari outcome dan output.
Pengertian efektivitas menggambarkan dampak (outcome) dari output program
dalam mencapai tujuan program. Semakin besar kontribusi output yang dihasilkan
terhadap pencapaian tujuan atau sasaran yang ditentukan, maka semakin efektif
proses kerja suatu unit organisasi. Bisa dikatakan, efektivitas adalah suatu tingkat
pencapaian hasil program dengan target yang telah ditetapkan.
Sejatinya, prinsip value for money  menuntut nilai-nilai ekonomis atau hemat dalam
pengadaan beserta alokasi sumber daya yang dimaksud. Sementara efisien berarti
penggunaan atau pengorbanannya diminimalkan, tetapi hasilnya maksimal. Begitu juga
dengan efektif atau berhasil guna yang dalam arti pencapaian suatu tujuan dan sasaran
yang diinginkan

C. Manfaat Implementasi Konsep Value for Money


Manfaat implementasi konsep Value for Money pada organisasi sektor publik antara
lain:
1. Meningkatnya efektivitas pelayanan publik, dalam arti pelayanan yang diberikan
tepat sasaran
2. Meningkatkan mutu pelayanan publik
3. Menurunkan biaya pelayanan publik karena hilangnya inefisiensi dan terjadinya
penghematan dalam penggunaan input.
4. Alokasi belanja yang lebih berorientasi pada kepentingan publik bukan golongan
atau kelompok tertentu
5. Meningkatkan kesadaran akan dana publik (public cost awareness) sebagai akar
pelaksanaan akuntabilitas public

D. Pengukuran Value for Money


Ekonomi, efisien, dan efektivitas pada pengukuran kinerja keuangan dan non-
keuangan yang menggunakan metode value for money baru bisa diukur setelah tingkat
input, output, dan outcome diketahui. Secara umum, tahap pertama dalam suatu
organisasi adalah menentukan input, output, dan juga outcome. Dari penentuan tersebut,
kemudian dikaitkan lagi dengan tujuan, visi, dan misi organisasi.
Setelah penentuan tingkat input, output, dan outcome berhasil dilakukan, maka
selanjutnya adalah menghitung nilai ekonomi, efisien, dan efektivitas. Langkah-langkah
pengukuran Value for Money seperti yang dijelaskan menurut Mardiasmo dalam buku
Akuntansi Sektor Publik (2009:133) antara lain:
1. Pengukuran Ekonomis
Secara garis besar, pengukuran ekonomis hanya mempertimbangkan
sejumlah masukan yang digunakan. Pertanyaan sehubungan dengan pengukuran
ekonomi adalah:
a. Apakah biaya organisasi lebih besar dari yang telah dianggarkan oleh
organisasi?
b. Apakah biaya organisasi lebih besar dari pada biaya organisasi lain yang
sejenis yang dapat diperbandingkan.
c. Apakah organisasi telah menggunakan sumber daya finansialnya secara
optimal?
Ekonomi berkaitan dengan pemerolehan input dengan kualitas tertentu
dengan harga terendah. Hal ini dapat diketahui dengan membandingkan: 1)
program sejenis dengan organisasi lain, dan 2) biaya yang dikeluarkan dengan
anggaran yang telah disetujui. Adapun rumus pengukuran ekonomis adalah sebagai
berikut:
Keterangan:
- Input = Realisasi Anggaran
- Input Value = Anggaran
Kriteria Ekonomis:
- Apabila perbandingan nilai yang diperoleh angkanya kurang dari 100% (X <
100%), maka artinya adalah ekonomis.
- Jika perbandingan nilai yang diperoleh sama dengan 100% (X = 100%), maka
artinya ekonomis berimbang.
- Jika perbandingan nilai yang diperoleh lebih dari 100% (X > 100%), maka
artinya tidak ekonomis.

2. Pengukuran Efisiensi
Efisiensi dalam metode value for money sangat erat kaitannya dengan konsep
produktivitas. Umumnya, pengukuran efisiensi dilakukan dengan cara
membandingkan antara output yang dihasilkan dengan input yang digunakan atau
cost of output. Semakin besar output dibanding input, maka semakin tinggi tingkat
efisiensi suatu organisasi. Suatu organisasi, program, atau kegiatan dikatakan
efisien apabila mampu menghasilkan output tertentu dengan input serendah-
rendahnya, atau dengan input tertentu mampu menghasilkan output sebesar-
besarnya
Adapun rumus pengukuran tingkat efisiensi ini adalah sebagai berikut:

Keterangan:
- Output = hasil yang dicapai melalui kebijakan program dan juga aktivitas
- Input = realisasi anggaran
Kriteria Efisiensi:
- Apabila nilai perbandingan yang diperoleh kurang dari 100% (X < 100%),
maka artinya tidak efisien.
- Jika nilai perbandingan yang diperoleh sama dengan 100% (X = 100%), maka
artinya efisiensi cukup seimbang.
- Jika nilai perbandingan yang diperoleh lebih dari 100% (X > 100%), maka
artinya adalah efisien.
3. Pengukuran Efektivitas
Pada dasarnya, efektivitas terkait dengan segala pencapaian tujuan ataupun
target kebijakan. Efektivitas juga sering dikatakan sebagai hubungan antara
keluaran dengan tujuan atau sasaran yang wajib dicapai. Suatu kegiatan
operasional bisa dikatakan efektif jika proses kegiatannya mampu mencapai tujuan
dan sasaran akhir dari kebijakan itu sendiri (spending wisely).
Secara umum, efektivitas merupakan ukuran keberhasilan suatu organisasi
dalam mencapai tujuannya. Jika suatu organisasi berhasil mencapai tujuan yang
dimaksud, maka bisa dikatakan organisasi tersebut telah berjalan efektif.
Namun, hal paling penting yang patut diingat adalah efektivitas tidak terkait
dengan berapa besar biaya yang telah dikeluarkan guna tujuan tertentu. efektivitas
hanya mampu melihat sejauh mana suatu program atau kegiatan telah mencapai
tujuan yang ditetapkan.
Adapun rumus pengukuran efektivitas adalah sebagai berikut:

Keterangan:
- Outcome = dampak dari suatu kegiatan
- Output = hasil yang dicapai oleh kebijakan suatu program
Kriteria Efektivitas:
- Apabila nilai perbandingan yang diperoleh kurang dari 100% (X < 100%),
maka artinya tidak efektif.
- Jika nilai perbandingan yang diperoleh sama dengan 100% (X = 100%), maka
artinya efektivitas cukup berimbang.
- Jika nilai perbandingan yang diperoleh lebih dari 100% (X > 100%), maka
artinya sangat efektif.

Anda mungkin juga menyukai