Anda di halaman 1dari 7

Nama : Muhammad Hussein Aliefianto

NPM : 21.0102.0005
Kelas : Akuntansi 21A
Prodi : Akuntansi (S-1)
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis
Mata kuliah : Akuntansi Sektor Publik
Tugas : Resume Materi Pengukuran kinerja pemerintah (Impres No 7 tahun 1999
tentang SAKIP dan LAKIP
Dosen Pengampu: Nur Laila Yuliani, S.E., M.Sc., Ak.
Hari, Tanggal : Selasa, 21 Maret 2023

Pengukuran kinerja pemerintah (Impres No 7 tahun 1999 tentang SAKIP


dan LAKIP

Sebagaimana dijelaskan bahwa setiap organisasi memerlukan pengendalian


manajemen untuk mencapai tujuannya pengendalian manajemen sudah melekat
dengan keberadaan organisasi artinya fungsi pengendalian manajemen dalam
suatu organisasi ada sejak organisasi tersebut berdiri dan akan tetap ada seiring
dengan keberlangsungan organisasi. Mahmudi (2007) membagi fungsi
pengendalian menjadi dua jenis yaitu pengendalian formal dan informal
pengendalian formal dilakukan melalui saluran komunikasi formal berupa
aktivitas aktivitas resmi organisasi yang bersifat rutin seperti perumusan strategi
perencanaan strategi penganggaran operationalisasi anggaran dan evaluasi kinerja
pengendalian informasi dilakukan melalui jalur komunikasi informasi seperti
komunikasi langsung pertemuan informal diskusi memo observasi ke lapangan
jamuan atau disebut juga melalui metode manajemen by walking around desain
sistem pengendalian manajemen yang baik adalah desain yang mampu
menyelaraskan antara pengendalian manajemen formal dan informal pengendalian
formal belum tentu lebih baik dibanding dengan pengendalian informal menjadi
sangat penting jika dapat menutupi kelemahan yang ada pada pengendalian formal
yang diterapkan organisasi tersebut dalam organisasi pemerintah biasanya lebih
menggunakan pengendalian formal namun demikian semenjak adanya konsep
new publik manajemen pendekatan pengendalian manajemen organisasi sektor
publik terutama pemerintahan menjadi lebih fleksibel yaitu kombinasi antara
pengendalian formal dan informal.
Dalam bidang akuntansi Taylor mengembangkan konsep pengendalian dalam
akuntansi manajemen pengendalian dalam akuntansi manajemen terkait dengan
pengendalian biaya dan pengendalian anggaran yang dikendalikan melalui pusat
pertanggungjawaban akuntansi perkembangan terkini memungkinkan
pengendalian biaya dan anggaran tidak secara langsung terkait dengan input atau
tidak terbatas pada pengendalian keuangan sebagai konsep pengendalian
tradisional melainkan pengendalian dapat dilakukan melalui pengendalian
aktivitas dari konsep muncullah konsep activity based costing, activity based
budget dan activity based management. Konsep dan filosofi pengendalian
aktivitas tidak hanya relevan diterapkan untuk organisasi bisnis akan tetapi juga
dapat diadopsi pada organisasi sektor publik (Mahmudi 2007)
Tujuan sistem pengukuran kinerja
Secara umum tujuan sistem pengukuran kinerja adalah
1) untuk mengkomunikasikan strategi lebih baik (top down dan bottom up)
2) Untuk mengukur kinerja finansial dan nonfinansial secara berimbang
sehingga dapat ditelusuri perkembangan pencapaian strategi
3) untuk mengakomodasi pemahaman kepentingan manajer level menengah
dan bawah serta memotivasi untuk mencapai goal congruen
4) Sebagai alat untuk mencapai kepuasan berdasarkan pendekatan individual
dan kemampuan kolektif yang rasional.
Mahmudi (2007:14) mengidentifikasikan tujuan dilakukannya pengukuran kinerja
pada organisasi sektor publik yaitu:
1) mengukur tingkat ketercapaian tujuan organisasi
2) menyediakan sarana pembelajaran bagi pegawai
3) memperbaiki kinerja untuk periode berikutnya
4) memberikan pertimbangan yang sistematik dalam pembuatan keputusan
pemberian reward dan punishment
5) memotivasi pegawai
6) menciptakan akuntabilitas publik
Sedangkan manfaat disusunnya pengukuran kinerja bagi organisasi pemerintah
adalah (mardiasmo, 2009:122) :
1) memberikan pemahaman mengenai ukuran yang digunakan untuk menilai
kinerja manajemen
2) memberikan arah untuk mencapai target kinerja yang telah ditetapkan
3) untuk memonitor dan mengevaluasi pencapaian kinerja dan
membandingkannya dengan target kinerja serta melakukan tindakan
korektif untuk memperbaiki kinerja.
4) sebagai dasar untuk memberikan penghargaan dan hukuman (reward and
punishment) secara objektif atas pencapaian prestasi yang diukur sesuai
dengan sistem pengukuran kinerja yang telah disepakati
5) sebagai alat komunikasi antara bawahan dan pimpinan dalam rangka
memperbaiki kinerja
6) membantu mengidentifikasi Apakah kepuasan pelanggan sudah terpenuhi
7) membantu memahami proses kegiatan instansi pemerintah
8) memastikan bahwa pengambilan keputusan dilakukan secara objektif
Berdasarkan tujuan dan manfaat di atas pengukuran kinerja sektor publik
dilakukan untuk memenuhi tiga maksud adalah sebagai berikut (mardiasmo 2009:
121)
1) pengukuran kinerja sektor publik dimaksudkan untuk membantu
memperbaiki kinerja pemerintah maksudnya adalah untuk membantu
pemerintah berfokus pada tujuan dan sarana program unit kerja akibatnya
hal ini dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas organisasi sektor
publik dalam memberikan pelayanan publik
2) ukuran kinerja sektor publik digunakan untuk mengalokasikan sumber
daya dan pembuatan keputusan
3) ukuran kinerja sektor publik dimaksudkan untuk mewujudkan angkutan
bilitas publik dan memperbaiki komunikasi kelembagaan.

 Value for money

Sektor publik sering dinilai sebagai inefisiensi pemborosan sumber kebocoran


dana dan institusi yang selalu merugi tuntutan baru muncul agar organisasi sektor
publik memperhatikan value for money dalam menjalankan aktivitasnya.
Value for money yaitu indikator yang memberikan informasi kepada kita Apakah
anggaran dana yang dibelanjakan menghasilkan suatu nilai tertentu bagi
masyarakat dalam konsep ini indikator yang dimaksud adalah ekonomi efisien dan
efektif. Konsep value for money merupakan konsep untuk mengukur ekonomi
efisiensi dan efektivitas kinerja program kegiatan dan organisasi konsep value for
money atau vfm adalah konsep yang penting dalam organisasi sektor publik
sehingga seringkali disebut dengan inti dari pengukuran kinerja sektor publik vfm
juga mengandung arti sebagai penghargaan terhadap nilai uang hal ini berarti
setiap rupiah harus dihargai secara layak dan digunakan sebagaimana mestinya
(Mahmudi 2007) selain konsep vfm terdapat juga pendekatan yang lebih baru
dalam manajemen kinerja sektor publik yaitu konsep best practive dan best value
yang merupakan perluasan dari konsep vfm. Untuk mengimplementasikan konsep
vfm pada pengukuran kinerja diperlukan pengembangan indikator kinerja
indikator kinerja dikembangkan dari variabel kunci yang berhasil
diidentifikasikan oleh organisasi untuk unit kerja yang terkait untuk dapat
diketahui tingkat capaian kinerjanya begitu juga dengan orientasi pengembangan
indikator kinerja hendaknya harus seimbang yaitu tidak hanya mengembangkan
indikator kinerja keuangan saja melainkan juga indikator kinerja non keuangan
antara indikator hasil dengan indikator proses dan antara indikator kuantitatif
dengan indikator kualitatif.

 Pengukuran ekonomi

Konsep ekonomi sangat terkait dengan konsep biaya untuk memperoleh unit input
ekonomi berarti sumber daya input hendaknya diperoleh dengan harga lebih
rendah atau spending list yaitu harga yang mendekati harga pasar ekonomi
merupakan perbandingan input dengan input value yang dinyatakan dengan satuan
moneter ekonomi terkait dengan sejauh mana organisasi sektor publik dapat
meminimalisir input resources yang digunakan yaitu dengan menghindari
pengeluaran yang boros dan tidak produktif. Dengan kata lain ekonomi adalah
praktik pembelian barang dan jasa input dengan tingkat kualitas tertentu pada
harga terbaik yang dimungkinkan mardiasmo 2009 Mahmudi 2007 mengartikan
ekonomi sebagai perbandingan antara input sekunder bahan baku personal dan
infrastruktur dengan input primer kas dalam konteks organisasi pemerintahan,
ukuran ekonomi berupa beberapa anggaran yang dialokasikan untuk membiayai
aktivitas tertentu apabila sumber daya yang dikeluarkan berada di bawah anggaran
maka terjadi penghematan sedangkan sebaliknya apabila di atas anggaran maka
terjadi pemborosan.

 Pengukuran Efisiensi

efisiensi adalah hubungan antara barang dan jasa atau output yang dihasilkan
sebuah kegiatan atau aktivitas dengan sumber daya input yang digunakan suatu
organisasi program atau kegiatan dikatakan Efisiensi apabila mampu
menghasilkan output tertentu dengan input serendah-rendahnya atau dengan input
tertentu mampu menghasilkan output sebesar-besarnya atas pending well efisiensi
dapat dirumuskan sebagai berikut

output
efisiensi=
input

yang dikaitkan dengan standar kinerja atau target yang telah ditetapkan. Efisiensi
diukur dengan rasio antara output dengan input semakin besar output dibanding
input maka semakin tinggi efisiensi suatu organisasi 2009 ukuran efisiensi
mengukur biaya atas output atau cost of output ukuran efisiensi mengukur
seberapa baik organisasi mampu memanfaatkan sumber daya yang dimilikinya
untuk menghasilkan output (Mahmudi 2007) dalam pengukuran kinerja value for
money efisiensi dapat dibagi menjadi dua yaitu efisiensi alokasi dan efisiensi
teknis atau manajerial efisiensi alokasi terkait dengan kemampuan untuk
mendayagunakan sumber daya input pada tingkat kapasitas optimal efisiensi
teknis atau manajerial terkait dengan kemampuan mendayagunakan sumber daya
input pada tingkat output tertentu. pengertian efisiensi perhubungan erat dengan
konsep produktivitas pengukuran efisiensi dilakukan dengan menggunakan
perbandingan antara output yang dihasilkan terhadap input yang digunakan
ukuran produktivitas atau efisiensi belum mengindikasikan efektivitas ukuran
efisiensi lebih bersifat relatif proses kegiatan operasional dapat dikatakan efisien
apabila suatu produk atau hasil kerja tertentu dapat dicapai dengan menggunakan
sumber daya dan dana yang terendah-rendahnya terus pending well perbaikan
terhadap efisiensi dapat dilakukan dengan beberapa cara antara lain (mardiasmo
2009: 134)

1) meningkatkan output pada tingkat input yang sama


2) menaikkan output lebih besar daripada proporsi peningkatan input
3) menurunkan input pada tingkat output yang sama
4) Menurunkan input lebih besar daripada proporsi penurunan output

 Pengukuran Efektivitas
Efektivitas adalah ukuran berhasil tidaknya suatu organisasi mencapai tujuannya
apabila suatu organisasi berhasil mencapai tujuan maka organisasi tersebut telah
berjalan dengan efektif efektivitas hanya melihat apakah suatu program atau
kegiatan telah mencapai kegiatan yang telah ditetapkan pemakaian efektivitas
mengukur hasil akhir dari suatu pelayanan dikaitkan dengan outputnya atau cost
of outcome. Evektivitas menunjukkan kesuksesan atau kegagalan dalam
pencapaian tujuan sebuah kegiatan atau kebijakan di mana ukuran efektivitas
merupakan refleksi output efektivitas terkait dengan hubungan antara hasil yang
diharapkan dengan hasil yang sesungguhnya dicapai efektivitas merupakan
hubungan antara output dengan tujuan secara sederhana efektivitas merupakan
perbandingan antara outcome dengan output. Indikator efektivitas
menggambarkan jangkauan akibat dan dampak atau outcome dari keluaran atau
output program dalam mencapai tujuan program semakin kontribusi output yang
dihasilkan berperan terhadap pencapaian tujuan atau sasaran yang ditentukan
maka semakin efektif proses kerja suatu organisasi.

Berdasarkan uraian ketiga indikator kinerja organisasi sektor publik dapat


disimpulkan sebagai berikut

1) efisiensi terkait dengan input dan output


2) efektivitas terkait dengan output
3) ekonomi terkait dengan input

indikator ekonomi seringkali digunakan sebagai indikator satu-satunya walaupun


pelaksanaan dalam organisasi sektor publik sering tidak puas. Ketika hal tersebut
merupakan elemen pokok value for money namun beberapa pihak berpendapat
bahwa 3 elemen saja belum cukup perlu ditambah 2 elemen lain yaitu keadilan
(equity) dan pemerataan atau kesetaraan (equality) keadilan mengacu pada adanya
kesempatan sosial (social opportunity) yang sama untuk mendapatkan pelayanan
publik yang berkaitan dan kesejahteraan ekonomi selain keadilan perlu dilakukan
distribusi secara merata (equality) artinya penggunaan uang publik hendaknya
tidak hanya terkonsentrasi pada kelompok tertentu saja melainkan dilakukan
secara merata.

 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA AKUNTANSI INSTANSI


PEMERINTAH

Untuk mendorong proses pengukuran kinerja dan pelaporan kinerja secara lebih
sistematis pemerintah Indonesia mempunyai sebuah pedoman penyusunan laporan
kinerja yang disebut laporan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah (LAKIP)
setiap instansi pemerintah wajib menyiapkan menyusun dan menyampaikan
laporan kinerja secara tertulis periodik dan lembaga pelaporan kinerja ini
dimaksudkan untuk mengomunikasikan pencapaian kinerja instansi pemerintah
dalam suatu tahun anggaran yang dikaitkan dengan proses pencapaian tujuan dan
sasaran instansi pemerintah instansi pemerintah yang bersangkutan harus
mempertanggungjawaban serta menjelaskan keberhasilan dan yang bersangkutan
harus mempertanggungjawabkan serta menjelaskan keberhasilan dan kegagalan
tingkat kinerja yang dicapainya kemudian laporan kinerja oleh instansi pemerintah
ini dituangkan dalam dokumen LAKIP. LAKIP dapat dikategorikan sebagai
laporan rutin karena paling tidak disusun dan disampaikan kepada pihak-pihak
yang berkepentingan tahun sekali.
Penanggung jawab penyusun lakip adalah pejabat yang secara fungsional
bertanggung jawab melakukan dukungan administratif di instansi masing-masing
sebagaimana tersebut dalam Inpres nomor 7 tahun 1999, pimpinan instansi dapat
menentukan tim kerja yang bertugas membantu penanggung jawab lakip di
instansinya masing-masing dengan mengacu pada pedoman ini apabila dipandang
perlu tim kerja dan tanggung jawab LAKIP dimaksud dapat berkonsultasi dengan
lembaga administrasi negara atau (LAN) serta badan pengawasan keuangan dan
pembangunan (BPKP). konsultasi dimaksudkan memberitahukan terlebih dahulu
secara lisan maupun tertulis.
Penyusunan LAKIP harus mengikuti prinsip-prinsip laporan pada umumnya yaitu
laporan harus disusun secara jujur objektif akurat dan transparan di samping itu
perlu pula diperhatikan hal-hal berikut
1) prinsip lingkup pertanggungjawaban
2) prinsip prioritas
3) prinsip manfaat
Format laporan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah minimal terdiri atas hal-
hal berikut
 ikhtisar eksekutif
 bab 1 pendahuluan
 bab 2 rencana strategis
 bab 3 akuntabilitas kinerja
 Bab 4 penutup

Lampiran-lampiran

Daftar Pustaka

 Ulum, Ihyaul dan Hafiez Sofyani. 2016. Akuntansi Sektor Publik. Aditya
Media. Yogyakarta.
 Halim, Abdul dan Muhammad Syam Kusufi. 2017. Akuntansi Sektor
Publik. Salemba Empat. Jakarta.
 Mardiasmo. 2008. Akuntansi Sektor Publik. Andi Offset. Yogyakarta

 Mahmudi. 2016. Akuntansi Sektor Publik. UII Press Yogyakarta

 Nordiawan, Deddi. Akuntansi Sektor Publik. Salemba Empat. Jakarta

Anda mungkin juga menyukai