Anda di halaman 1dari 6

Resume Materi Sistem Pengukuran Kinerja Organisasi Publik

Disusun Untuk Memenuh Tugas Mata Akuntansi Publik


Dosen : Sujatmika, Dr., M.Si.,

Disusun Oleh :
Kelompok 7 EA-J

1. Titania Lisabriyanti (142180088)


2. Salsabilla Aurelia A (142180096)
3. Hasna Salsabila Q (142180112)

Program Studi Akuntansi


Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Pembangunan Nasional “VETERAN” Yogyakarta
2020
Indikator kinerja mengacu pada penilaian kinerja secara tidak langsung, yaitu hal-hal
yang sifatnya hanya merupakan indikasi-indikasi kinerja, sehingga bentuknya cenderung
kualitatif. Sedangkan ukuran kinerja adalah kriteria kinerja yang mengacu pada penilaian
kinerja secara langsung, sehingga bentuknya lebih bersifat kuantitatif. Indikator kinerja dan
ukuran kinerja ini sangat dibutuhkan untuk menilai tingkat ketercapaian tujuan, sasaran, dan
strategi. 

Critical Success Factors (faktor keberhasilan utama) adalah suatu area yang


mengindikasikan kesuksesan kinerja unit kerja organisasi. Area CSF ini menggambarkan
preferensi manajerial dengan memperhatikan variabel-variabel kunci finansial dan non-
finansial pada kondisi waktu tertentu. Suatu CSF dapat digunakan sebagai indikator kinerja
atau masukan dalam menetapkan indikator kinerja. 

Untuk memperoleh CSF yang tepat dan relevan, CSF harus secara konsisten
mengikuti perubahan yang terjadi dalam organisasi. Setiap organisasi mempunyai CSF yang
berbeda-beda karena sangat tergantung pada unsur-unsur apa dari organisasi tersebut yang
dapat menentukan keberhasilan atau kegagalan dalam pencapaian tujuan.

Berikut ini contoh CSF Sebagai Masukan dalam Penetapan Indikator Kinerja Perguruan
Tinggi.

Critical Success Factors dalam Penetapan Indikator Kinerja Perguruan Tinggi

No Critical Success Tujuan Strategik Indikator Kinerja


. Factors (CSF)

1 Layanan berkualitas Memantau secara terus Pelayanan yang tepat


dan tepat waktu menerus untuk memastikan waktu dan berkualitas
bahwa pelayanan
berkualitas dan tepat waktu

2 Pegawai yang bermutu Memantau Tingkat ketrampilan


tinggi dan terlatih proses recruitment dan pendidikan yang sesuai
seleksi pegawai untuk dengan bidang kerja
menghasilkan pegawai
bermutu tinggi

3 Dosen yang Memastikan bahwa para Kehadiran


berkualitas dosen telah melaksanakan
aktivitas sesuai dengan Keterlambatan
tujuan untuk menciptakan Publikasian
lulusan berkualitas
Penelitian

4 Sistem pengajaran Menciptakan sistem Efektifitas metode


yang efektif dan pengajaran yang efektif dan pengajaran
efisien. efisien.
Kurikulum sesuai dengan
kebutuhan pasar kerja

5 Kelengkapan sarana Memastikan bahwa PT Kesesuaian fasilitas


dan prasarana mempunyai fasilitas pendukung perguruan
pendukung yang memadai tinggi dengan standar
yang ditetapkan Dikti.

Penentuan indikator kinerja

Penentuan indikator kinerja perlu mempertimbangkan komponen berikut:

1.   Biaya pelayanan (cost of service)

Indikator biaya biasanya diukur dalam bentuk biaya unit (unit cost), misalnya biaya
per unit pelayanan. Beberapa pelayanan mungkin tidak dapat ditentukan biaya unitnya,karena
output yang dihasilkan tidak dapat dikuantifikasi atau tidak ada keseragaman tipe pelayanan
yang diberikan. Untuk kondisi tersebut dapat dibuat indicator kinerja proksi, misalnya belanja
per kapita.

2.   Penggunaan (utilization)

Indikator penggunaan pada dasarnya membandingkan antara jumlah pelayanan yang


ditawarkan (supply of service) dengan permintaan publik (public demand). Indikator ini harus
mempertimbangkan preferensi publik, sedangkan pengukurannya biasanya berupa volume
absolut atau persentase tertentu, misalnya persentase penggunaan kapasitas. Contoh lain
adalah rata-rata jumlah penumpang per bus yang dioperasikan. Indikator kinerja ini
digunakan untuk mengetahui frekuensi operasi atau kapasitas kendaraan yang digunakan
pada tiap-tiap jalur.

3.   Kualitas dan standar pelayanan (quality and standards)

Indikator kualitas dan standar pelayanan merupakan indicator yang paling sulit
diukur, karena menyangkut pertimbangan yang sifatnya subyektif. Penggunaan indicator
kualitas dan standar pelayanan harus dilakukan secara hati-hati karena kalau terlalu
menekankan indicator ini justru dapat menyebabkan kontra produktif. Contoh indicator
kualitas dan standar pelayanan misalnya perubahan jumlah komplain masyarakat atas
pelayanan tertentu.

4.   Cakupan pelayanan (coverage)

Indikator cakupan pelayanan perlu dipertimbangkan apabila terdapat kebijakan atau


peraturan perundangan yang mensyaratkan untuk memberikan pelayanan dengan tingkat
pelayanan minimal yang telah ditetapkan.
5.   Kepuasan (satisfaction)

Indikator kepuasan biasanya diukur melalui metode jajak pendapat secara langsung.
Bagi pemerintah daerah, metode penjaringan aspirasi masyarakat (need assessment), dapat
juga digunakan untuk menetapkan indicator kepuasan. Namun demikian, dapat juga
digunakan indicator proksi misalnya jumlah komplain. Pembuatan indicator kinerja tersebut
memerlukan kerja sama antar unit kerja.

Pengukuran Value for Money 

Pengukuran kinerja value for money adalah pengukuran kinerja untuk mengukur ekonomi,
efisiensi, dan efektivitas suatu kegiatan, program, dan organisasi. Tingkat input, output dan
outcome harus diketahui terlebih dahulu agar dapat mengukur ekonomi, efisien dan
efektivitas pada pengukuran kinerja keuangan dan non keuangan dengan metode value for
money. Tahap pertama suatu organisasi adalah menentukan input, output dan outcome, dari
penentuan tersebut dikaitkan dengan tujuan, visi dan misi organisasi. Skema proses kerja dan
pengukuran value for money digambarkan sebagai berikut:

Adapun penjelasannya adalah:

1. Input. Input merupakan sumber daya yang digunakan untuk pelaksanaan suatu
kebijakan, program dan aktivitas. Contoh input diantaranya seperti dokter di rumah
sakit, guru di sekolah, polisi di kapolda, pegawai di suatu instansi, input dapat juga
dinyatakan dalam bentuk uang, misalnya untuk biaya dokter, gaji guru, dan harga
tanah. 
2. Output. Output merupakan hasil yang dicapai dalam suatu program dan kebijakan,
ukuran output ini menunjukan hasil implementasi dari program atau aktivitas. Contoh
output yang dihasilkan polisi adalah tegaknya hukum dan rasa aman masyarakat
ukuran output dapat diperkirakan dengan turunnya angka kriminalitas. 
3. Outcome. Outcome merupakan dampak yang ditimbulkan dari suatu aktivitas
tertentu, outcome seringkali dikaitkan dengan tujuan (objectives) atau target yang
dikehendaki. Contoh outcome dari dinas kebersihan adalah terciptanya lingkungan
kota yang aman bersih dan sehat.

a) Ekonomis
Pengukuran ekonomis hanya mempertimbangkan masukan yang dipergunakan. Ekonomis
merupakan ukuran relatif. Pertanyaan sehubungan dengan pengukuran ekonomis adalah:

1. Apakah biaya organisasi lebih besar dari yang telah dianggarkan oleh organisasi? 
2. Apakah biaya organisasi lebih besar daripada biaya organisasi lain yang sejenis yang
dapat diperbandingkan? 
3. Apakah organisasi telah menggunakan sumber daya finansialnya secara optimal?

Rumus pengukuran ekonomis adalah sebagai berikut:

Input = Realisasi anggaran


Input Value = Anggaran

Menurut Mahsun (2006), kriteria ekonomis adalah sebagai berikut:

 Jika diperoleh nilai perbandingan kurang dari 100% (X < 100%) maka, ekonomis.
 Jika diperoleh nilai perbandingan sama dengan 100% (X = 100%) maka, ekonomis
berimbang. 
 Jika diperoleh nilai perbandingan lebih dari 100% (X > 100%) maka, tidak ekonomis.

b) Dalam pengukuran kinerja value for money, efisiensi dapat dibagi menjadi dua, yaitu:

1. Efisiensi alokasi. Efisiensi alokasi terkait dengan kemampuan untuk


mendayagunakan sumber daya input pada tingkat kapasitas optimal. 
2. Efisiensi teknis atau manajerial. Efisiensi teknis (manajerial) terkait dengan
kemampuan mendayagunakan sumber daya input pada tingkat output tertentu.

Rumus pengukuran efisiensi adalah sebagai berikut:

Keterangan: 
Output = Hasil yang dicapai oleh kebijakan program dan aktivitas.
Input = Realisasi anggaran.

Menurut Mahsun (2006), kriteria efisiensi adalah sebagai berikut:

 Jika diperoleh nilai perbandingan kurang dari 100% (X < 100%) maka, tidak efisien. 
 Jika diperoleh nilai perbandingan sama dengan 100% (X = 100%) maka, efisiensi
berimbang. 
 Jika diperoleh nilai perbandingan lebih dari 100% (X > 100%) maka, efisien.

c) Hal terpenting yang perlu dicatat adalah bahwa efektivitas tidak menyatakan tentang
berapa besar biaya yang telah dikeluarkan untuk mencapai tujuan tersebut. Efektivitas
hanya melihat apakah suatu program atau kegiatan telah mencapai tujuan yang telah
ditetapkan.

Rumus pengukuran efektivitas adalah sebagai berikut:

Keterangan: 
Outcome = Dampak yang ditimbulkan dari suatu kegiatan.
Output = Hasil yang dicapai oleh kebijakan program.

Menurut Mahsun (2006), kriteria efektivitas adalah sebagai berikut:

 Jika diperoleh nilai perbandingan kurang dari 100% (X < 100%) maka, tidak efektif.
 Jika diperoleh nilai perbandingan sama dengan 100% (X = 100%) maka, efektivitas
berimbang. 
 Jika diperoleh nilai perbandingan lebih dari 100% (X > 100%) maka, efektif

Pengembangan indikator value for money

Pengembangan indikator value for money dibagi menjadi dua bagian, yaitu indikator


alokasi biaya (ekonomi dan efisien) dan indikator kualitas pelayanan (efektivitas).
Indikator kinerja harus dapat dimanfaatkan oleh pihak internal maupun eksternal. Pihak
internal dapat menggunakannya dalam rangka meningkatkan kuantitas dan kualitas pelayanan
serta efisiensi biaya. Dengan kata lain, indikator kinerja berperan untuk menunjukkan,
memberi indikasi atau memfokuskan perhatian pada bidang yang relevan dilakukan tindakan
perbaikan.
Pihak eksternal dapat menggunakan indikator kinerja sebagai kontrol dan sekaligus
sebagai informasi dalam rangkaa mengukur tingkat akuntabilitas publik. Pembuatan dan
penggunaan indikator kinerja tersebut membentu setiap pelaku utama dalam proses
pengeluaran publik. Indikator kinerja akan membantu para manajer publik untuk memonitor
pencapaian program dan mengidentifikasi masalah yang penting. Selain itu, indikator kinerja
juga akan membantu pemerintah dalam proses pengambilan keputusan anggaran dan dalam
mengawasi kinerja anggaran. Value for money merupakan inti pengukuran kinerja pada unit-
unit kerja pemerintah. Pengembangan indikator kinerja sebaiknya memusatkan perhatian
pada pertanyaan mengenai ekonomi, efisiensi, dan efektivitas program dan kegiatan.

Anda mungkin juga menyukai