Anda di halaman 1dari 4

Nama : Salsabilla Aurelia A

NIM : 142180096
Matkul : Pengkukuran Kinerja Sektor Publik

TUGAS RMK
KINERJA BERBASIS PERILAKU

Feedback sebagai Dasar Perbaikan Kinerja

Kinerja yang dicapai oleh suatu organisasi pada dasarnya adalah prestasi para anggota
organisasi itu sendiri mulai dari tingkat eksekutif sampai pada pegawai operasional. Oleh
karena itu, upaya memperbaiki kinerja organisasi tidak mungkin dapat berhasil jika perilaku
para pegawai tidak diarahkan dengan baik. Informasi hasil pengukuran kinerja dapat
dijadikan feedback (umpan balik) untuk mengarahkan perilaku pegawai ini menuju perbaikan
kinerja selanjutnya.

Terdapat 2 fungsi utama feedback, yaitu:


a. Instructional

Feedback berfungsi sebagai dasar dalam pemberian instruksi ketika kita


mengklarifikasi peranan atau mengajarkan perilaku yang baru untuk mendukung perbaikan
kinerja.

b. Motivational

Feedback berfungsi sebagai alat pemotivasi para pegawai karena informasi kinerja
yang disampaikan sebagai acuan dalam pemberian reward atau punishment.

Perubahan Perilaku

Setelah pihak penerima mendapatkan feedback ada beberapa kemungkinan perubahan


perilaku yang bisa muncul. Perubahan perilaku ini tidak semuanya dapat mendukung
perbaikan kinerja.

Beberapa hasil perubahan perilaku yang mungkin bisa terjadi antara lain:

1. Pegawai mempunyai keinginan untuk memperbaiki kinerja tetapi tidak memahami


apa yang harus dilakukan.
2. Pegawai sangat bersemangat diawal periode tetapi selanjutnya Kembali pada perilaku
yang sebenarnya.

3. Pegawai termotivasi untuk mampu lebih baik daripada kinerja selanjutnya dengan
upaya yang tekun secara terus-menerus.

4. Pegawai melakukan perlawanan dan tidak merasa bertanggung jawab untuk perbaikan
kinerja berikutnya.

Teknik Feedback

a. Atasan mengevaluasi bawahan artinya atasan sebagai sumber feedback untuk


disampaikan kepada bawahan tentang prestasi/kinerja bawahan tersebut.

b. Bawahan mengevaluasi atasannya artinya bawahan sebagai sumber feedback untuk


disampaikan kepada atasan tentang prestasi/kinerja atasannya tersebut.

c. Setiap individu (pegawai) membandingkan kinerjanya dengan informasi kinerja


dari atasan, bawahan, teman kerja atau pihak luar

Faktor-faktor penentu feedback yang Efektif

- Hubungan feedback dengan tingkat kinerja yang diharapkan harus jelas.


- Hubungan antara saluran feedback terhadap area kunci keberhasilan.
- Memberikan feedback positif untuk perbaikan tidak hanya hasil akhir.
- Memberikan feedback khusus yang berhubungan dengan pengamatan perilaku dan
ukuran hasil.
- Fokus feedback terhadap kinerja, bukan perorangan.
- Dasar feedback pada prganisasi yang akuurat dan kredibel.

Reward sebagai Dasar Perbaikan Kinerja

Penilaian kinerja seseorang harus disertai reward (penghargaan) yang bisa


memotivasi dan memicu peningkatan kinerja. Reward ini tidak mesti diwujudkan dalam
bentuk finansial, misalnya gaji atau bonus. Reward bisa berbentuk pujian atau sanjunagan
sebagai ungkapan penghargaan dan pengakuan atas prestasi yang dicapai. Pada dasarnya ada
dua tipe reward, yaitu social reward dan psychic reward. Yang termasuk social reward
adalah pujian dan pengakuan dari dalam dan luar organisasi. Sedangkan psychic reward
datang dari self esteem (berkaitang dengan harga diri), self satisfacation (kepuasan diri) dan
kebanggaan atas hasil yang tercapai.

Terdapat 4 alternatif norma pemberian reward agar dapat digunakan untuk pemicu
kinerja pegawai, yaitu:

a. Goal Congruence (kesesuaian tujuan)


Setiap organisasi public pasti mempunyai tujuan yang hendak dicapai, namun
setiap individu mempunyai tujuan yang berbeda-beda,
b. Equality (kemerataan)
Reward harus dialokasikan secara proporsional dengan mempertimbangkan
besarnya kontribusi setiap individu atas kelompok.
c. Equity (Keadilan)
Reward juga harus di distribusikan secara merata bagi semua pihak.
d. Kebutuhan
Alokasi reward kepada pegawai seharusnya mempertimbangkan tingkat
kebutuhan utama dari pegawai.

Memodifikasi Perilaku

Informasi hasil pengukuran kinerja dapat berfungsi sebagai dasa pengambilan


keputusan terhadap perilaku yang diinginkan pada periode berikutnya. Pada dasarnya
perilaku bisa diarahkan untuk mencapai apa yang ingin dicapai.

Pengarahan perilaku dapat dilakukan dengan 4 cara:

1. Positive reinforcements
Proses memperkuat sebuah perilaku dengan menunjukkan secara bersyarat sesuatu
yang menyenangkan.
2. Negative reinforcements
Proses memperkuat sebuah perilaku dengan penarikan sesuatu yang menyenankan
secara bersyarat.
3. Punishment
Proses melemahkan perilaku melalui hadirnya sesuatu yang tidak menyenangkan.
4. Exitinction
Faktor-faktor yang dapat melemahkan perilaku seseorang dengan cara
mengabaikannya.

Penyebab Terjadinya Perilaku Disfungsional


- Tidak adanya goal congruence
- Pengaruh perilaku disfungsional rekan kerja
- Asimetri Informasi

Anda mungkin juga menyukai