Kinerja yang dicapai oleh suatu organisasi pada dasarnya adalah prestasi para anggota
organisasi itu sendiri mulai dari tingkat eksekutif sampai pada pegawai operasional.sumber
daya manusia merupakan aset vital pada hampir semua jenis organisasi.oleh karena itu upaya
memperbaiki kinerja organisasi tidak ungkin dapat berhasil jika perilaku para pegawai tidak
diarahkan dengan baik.informasi hasil pengukuran kinerja dapat dijadikan feedback (umpan
balik)untuk mengarahkan perilaku pegawai ini menuju kinerja selanjutnya.feedback ini
memuat informasi objektif mengenai kinerja individual dan kolektif.
1. Instructional
2 .Motivantional
Feedback berfungsi sebagai alat pemotivasi para pegawai karena informasi kinerja yang
disampaikan sebagai acuan dalam pemberian reward dan punishment.
B .Perubahan perilaku
2. . pegawai sangat bersemangat di awal periode tetapi selanjutnya kembali pada perilaku
yang sebenarnya
3. pegawai termotivasi untuk mampu lebih baik dari pada kinerja selanjutnya upaya
yang tekun secara terus- menerus.
Feedback melibatkan dua pihak utama,yaitu pihak sumber dan pihak penerima feedback.
Pada dasarnya feedback ini dapat dilakukan dengan berbagai cara.Beberapa cara yang
umumnya digunakan adalah:
Manajer publik perlu memperhatikan beberapa faktor ketika memberikan feedback agar
dihasilkan informasi yang bermanfaat. Berikut faktor-faktor utama yang perlu
diperhitungkan:
5. Memberikan feedback positif untuk perbaikan tidak hanya untuk hasil akhir.
1. Terlalu banyak menekankan pada reward moneter. Hal ini sesuai dengan apa
yang dibutuhkan individu bahwa mereka tidak semuanya merasa puas dengan
imbalan berwujud finansial.
2. Rasa menghargai pada penerima reward sangat kurang. Reward sering
diberikan dalam bentuk berwujud tetapi tidak disertai penghargaan/pengakuan
yang layak.
3. Banyak yang menerima reward. Semakin banyak yang menerima reward
dengan nilai yang tidak proporsional akan mengurangi motivasi seseorang.
4. Memberikan reward dengan kriteria yang salah.misalnya hanya diukur dari
waktu kerja sehingga pegawai termotivasi hanya buntuk mempercepat
pekerjaan tanpa mepertimbangakan hasil.
5. Lamanya penangguhan(delay)antara kinerja dan reward, reward yang tidak
segera diberikan membuat seseorang merasa kurang dihargai.
6. Kriteria reward sangat fleksibel. Tidak pernah ada ukuran yang baku dalam
pemberian reward ebuat kesenjangan antara apa yang diharapkan seseorang
dengan apa yang sebenarnya diterima.
7. Sasaran reward hanya untuk motivasi jangka pendek.reward sering hanya
berpengaruh sementara terhadap motivasi dan kinerja pegawai.
8. Pemberian kompensasi jajaran top manajemen (eksekutif)yang berlebihan . hal
ini dapat mengurangi motivasi pegawai operasional karena merasa ada
pembedaan penghargaan yang sangat mencolek dan tidak adil.
1. Membuat pembayaran atas kinerja sebagai bagian integral dari rencana formal
organisasi.
2. Penentuan insentif dasar berdasarkan data kinerja yang akurat dan obyektif.
3. Pegawai dilibatkan dalam pengembangan,iplementasi dan revisi formula pembayaran
kinerja.
4. Membangun sistem pembayaran untuk rencana kinerja secara konsisten.
5. Reward kelompok kerja dan individual berdasarkan konstribusi kerja.
6. Sistem pengawasan dan penilaian kinerja harus transparan.
7. Pemberian insentif moneter harus disertai penghargaan yang bisa meningkatkan
kepuasan pegawai.
Model ABC atas perubahan perilaku merupakan gabungan dari 3 elemen yaitu,
aniecedents,behaviour,dan consequences (ABC) menurut para pendukung model tersebut,
perilaku sebetulnya dapat diubah dengan melalui dua cara yaitu berdasarkan apa yang
mempengaruhi perilaku sebelum terjadi (ex-ante)dan apa yang mempengauhi perilaku setelah
terjadi (ex-post)ketika kita mencoba mempengaruhi perilaku sebelum perilaku itu terbentuk
berarti kita telah menggunakan antecedents sementara itu ketika kita berusaha mempengaruhi
perilaku dengan melakukan sesuatu setelah perilaku itu terbentuk berarti kita menggunakan
consequences. Jadi sebuah antecedents mendorong terbentuknya perilaku yang selanjutnya
akan diikuti oleh sebuah consequences pemahaman terhadap ketiga elemen ini berintegrasi
sangat bermanfaat bagi para manajer untuk menganalisis permasalahan kinerja ,menentukan
ukuran-ukuran korektif dan mendesain lingkungan kerja dan sistem manajemen yang
mempunyai kinerja tinggi.
1. Antecedents
Antecedents dapat dideskrisikan sebagai orang,tempat,sesuatu,atau kejadian yang
datang sebelum perilaku terbentuk yang dapat mendorong kita untuk melakukan
sesuatu atau berkelakuan tertentu. Antecedents ini keberadaannya tidak dapat
dikendalikan, karakteristik utama dari antecedents adalah sebagai berikut: