Anda di halaman 1dari 4

Efektivitas adalah ukuran berhasil tidaknya suatu organisasi mencapai tujuannya .

Apabila

suatu organisasi tersebut dikatakan telah berjalan dengan efektif. Hal terpenting yang perlu di

catat adalah bahwa efektivitas tidak menyatakantentang berapa besar biaya yang telah di

keluarkan untuk mencapai tujuan tersebut. Biaya boleh jadi melebihi apa yang telah di

anggarkan ,boleh jadi dualkali lebih besar atau bahkan tiga kali lebih besar. Efektivitas hanya

melihat suatu program atau kegiatan telah mencapai tujuan yang telah di tetapkan

Mardiasmo, (2004: 134). Efektivitas terkait dengan hubungan antara hasil yang di harapkan

dengan hasil yang sesunguhnya dicapai.Efektivitas merupakan hubungan antara output

dengan tujuan. Maka semakin besar kontribusi output terhadap pencapaian tujuan ,maka

semakin efektif organisasi,program atau kegiatan.Efektivitas lebih berfokus pada pencapaian

hasil (outcome). Dengan demikian efektivitas dapat dirumuskan sebagai berikut (Mahmudi,

2007: 84) :

Realisasi Penerimaan Retribusi Pasar


𝑟𝑎𝑠𝑖𝑜 𝑒𝑓𝑒𝑘𝑡𝑖𝑓𝑖𝑡𝑎𝑠 = = 100%
𝑡𝑎𝑟𝑔𝑒𝑡 𝑝𝑒𝑛𝑒𝑟𝑖𝑚𝑎𝑎𝑛 𝑟𝑒𝑡𝑖𝑏𝑢𝑠𝑖 𝑝𝑎𝑠𝑎𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑡𝑒𝑡𝑎𝑝𝑘𝑎𝑛

Efektivitas menurut Halim (2004: 129) menyatakan efektivitas menggambarkan kemampuan

pemerintah daerah dalam merealisasikan retribusi yang direncanakan dibandingkan dengan

target yang ditetapkan berdasarkan potensi riil daerah. Menurut Ulum (2008: 199)

mengemukakan bahwa pengertian efektivitas pada dasarnya berhubungan dengan pencapaian

tujuan atau target kebijakan (hasil guna). Efektivitas merupakan hubungan antara keluaran

dengan tujuan atau sasaran yang harus dicapai. Kegiatan operasional dikatakan efektif apabila

proses kegiatan mencapai tujuan dan sasaran akhir kebijakan. Sedangkan menurut

Mardiasmo (2009: 232) menjelaskan bahwa efektivitas menggambarkan tingkat pencapaian


hasil program dengan target yang ditetapkan. Secara sederhana efektivitas merupakan

perbandingan outcome (hasil) dengan output (target).

Berdasarkan teori tersebut penulis menyimpulkan bahwa efektivitas merupakan penilaian

terhadap hubungan target yang direncanakan dengan realisasi yang dicapai.

Ukuran Efektivitas

Mengukur efektivitas organisasi bukanlah suatu hal yang sangat sederhana, karena efektivitas

dapat dikaji dari berbagai sudut pandang dan tergantung pada siapa yang menilai serta

menginterpretasikannya. Bila dipandang dari sudut produktivitas, maka seorang manajer

produksi memberikan pemahaman bahwa efektivitas berarti kualitas dan kuantitas (output)

barang dan jasa. Tingkat efektivitas juga dapat diukur dengan membandingkan antara rencana

yang telah ditentukan dengan hasil nyata yang telah diwujudkan. Namun, jika usaha atau

hasil pekerjaan dan tindakan yang dilakukan tidak tepat sehingga menyebabkan tujuan tidak

tercapai atau sasaran yang diharapkan, maka hal itu dikatakan tidak efektif. Menurut Darise

(2004: 49) untuk kriteria efektivitas adalah sebagai berikut :

1. Sangat Rendah 0% - 39%

2. Tidak Efektif 40% - 59%

3. Cukup Efektif 60% - 89%

4. Efektif 90% - 99%

5. Sangat Efektif 100% keatas

Menurut Devas (2007: 143) tolak ukur hasil kebijaksanaan anggaran

pajak yaitu :

1. Hasil Guna (Effectiveness).


Hasilnya pajak adalah mengukur hubungan antara hasil pungutan suatu pajak dan potensi

pajak itu, dengan anggapan semua wajib pajak membayar pajak masing-masing dan

membayar seluruh pajak terhutang masing-masing.

2. Daya Guna (Efficiency)

Daya guna adalah bagian dari hasil pajak yang digunakan untuk menutup biaya pemungutan

atas pajak bersangkutan.

Adapun kriteria atau ukuran mengenai pencapaian tujuan efektif atau

tidak, sebagaimana yaitu:

1. Kejelasan tujuan yang hendak dicapai, hal ini dimaksdukan supaya karyawan dalam

pelaksanaan tugas mencapai sasaran yang terarah dan tujuan organisasi dapat tercapai.

2. Kejelasan strategi pencapaian tujuan, telah diketahui bahwa strategi adalah pada jalan yang

diikuti dalam melakukan berbagai upaya dalam mencapai sasaran-sasaran yang ditentukan

agar para implementer tidak tersesat dalam pencapaian tujuan organisasi.

3. Proses analisis dan perumusan kebijakan yang mantap, berkaitan dengan tujuan yang

hendak dicapai dan strategi yang telah ditetapkan artinya kebijakan harus mampu

menjembatani tujuan-tujuan dengan usaha-usaha pelaksanaan kegiatan

operasional.

4. Perencanaan yang matang, pada hakekatnya berarti memutuskan sekarang apa

yang dikerjakan oleh organisasi dimasa depan.

5. Penyusunan program yang tepat suatu rencana yang baik masih perlu dijabarkan dalam

program-program pelaksanaan yang tepat sebab apabila tidak, para pelaksana akan kurang

memiliki pedoman bertindak dan bekerja.

6. Tersedianya sarana dan prasarana kerja, salah satu indikator efektivitas organisasi adalah

kemamapuan bekerja secara produktif. Dengan sarana dan prasarana yang tersedia dan

mungkin disediakan oleh organisasi.


7. Pelaksanaan yang efektif dan efisien, bagaimanapun baiknya suatu program apabila tidak

dilaksanakan secara efektif dan efisien maka organisasi tersebut tidak akan mencapai

sasarannya, karena dengan pelaksanaan organisasi semakin didekatkan pada tujuannya.

8. Sistem pengawasan dan pengendalian yang bersifat mendidik mengingat sifat manusia

yang tidak sempurna maka efektivitas organisasi menuntut terdapatnya sistem pengawasan

dan pengendalian.

Efektivitas menurut Widodo (2004) adalah ukuran berhasil tidaknya suatu organisasi

mencapai tujuannya dengan membandingkan antara realisasi pemungutan retribusi terhadap

target pemungutan retribusi. Dengan demikian untuk menghitung efktivitas pengelolaan

pemungutan retribusi pasar dapat dirumuskan sebagai berikut:

Anda mungkin juga menyukai