Anda di halaman 1dari 5

4.

Indikator Value for Money


Menurut Mardiasmo (2002), value for money merupakan konsep pengelolaan organisasi
sektor publik yang mendasarkan pada tiga elemen utama, yaitu ekonomi, efisiensi, dan
efektivitas. Terdapat tiga indikator utama dalam value for money, yaitu sebagai berikut:
1) Ekonomi, yaitu pemerolehan input dengan kualitas tertentu dengan harga yang
terendah. Ekonomi merupakan perbandingan input dengan input value yang
dinyatakan dalam satuan moneter. Ekonomi terkait dengan sejauh mana organisasi
sektor publik dapat meminimalisir input resources yang digunakan yaitu dengan
menghindari pengeluaran yang boros dan tidak efektif.
2) Efisiensi, yaitu pencapaian output yang maksimum dengan input tertentu atau
penggunaan input yang terendah untuk mencapai output tertentu. Efisiensi
merupakan perbandingan output/input yang dikaitkan dengan standar kinerja atau
target yang telah ditetapkan.
3) Efektivitas, yaitu tingkat pencapaian hasil program dengan target yang telah
ditetapkan secara sederhana, efektivitas merupakan perbandingan outcome dengan
output.
Tuntutan masyarakat dalam value for money adalah ekonomis (hemat) dalam
pengadaan dan alokasi sumber daya, efisien dalam arti bahwa
penggunaan/pengorbanannya diminimalkan dan hasilnya dimaksimalkan, serta efektif
(berhasil guna) dalam arti pencapaian tujuan dan sasaran. Menurut Mardiasmo (2002),
indikator value for money dibagi menjadi dua, yaitu:
1. Indikator alokasi biaya (ekonomis dan efisiensi). Ekonomis artinya pembelian
barang dan jasa dengan tingkat kualitas tertentu pada harga terbaik (spending les).
Efisiensi artinya output tertentu dapat dicapai dengan sumber daya yang serendah-
rendahnya (spending well).
2. Indikator kualitas pelayanan (efektivitas). Efektivitas artinya kontribusi output
terhadap pencapaian tujuan dan sasaran yang ditetapkan (spending wisely).
Indikator efisiensi dan efektivitas harus digunakan secara bersama-sama. Karena di satu
pihak mungkin pelaksanaannya sudah dilakukan secara ekonomis dan efisien akan
tetapi output yang dihasilkan tidak sesuai dengan target yang diharapkan. Atau di lain
pihak sebuah program dapat dikatakan efektif dalam mencapai tujuan.
Akan tetapi mungkin dicapai dengan cara yang tidak ekonomis dan efisien. Jika suatu
program efektif dan efisien maka program yang dijalankan dapat dikatakan cost-
effectivenees. Indikator efektivitas biaya merupakan kombinasi informasi efisiensi dan
efektivitas dan dapat memberikan ukuran kinerja bottom line yang dalam sektor publik
diidentikkan dengan pelayanan publik.
Pengukuran Value for Money
Tingkat input, output dan outcome harus diketahui terlebih dahulu agar dapat mengukur
ekonomi, efisien dan efektivitas pada pengukuran kinerja keuangan dan non keuangan
dengan metode value for money. Tahap pertama suatu organisasi adalah menentukan
input, output dan outcome, dari penentuan tersebut dikaitkan dengan tujuan, visi dan
misi organisasi. Skema proses kerja dan pengukuran value for money digambarkan
sebagai berikut:
Adapun penjelasannya adalah:
1. Input. Input merupakan sumber daya yang digunakan untuk pelaksanaan suatu
kebijakan, program dan aktivitas. Contoh input diantaranya seperti dokter di rumah
sakit, guru di sekolah, polisi di kapolda, pegawai di suatu instansi, input dapat juga
dinyatakan dalam bentuk uang, misalnya untuk biaya dokter, gaji guru, dan harga
tanah.
2. Output. Output merupakan hasil yang dicapai dalam suatu program dan kebijakan,
ukuran output ini menunjukan hasil implementasi dari program atau aktivitas.
Contoh output yang dihasilkan polisi adalah tegaknya hukum dan rasa aman
masyarakat ukuran output dapat diperkirakan dengan turunnya angka kriminalitas.
3. Outcome. Outcome merupakan dampak yang ditimbulkan dari suatu aktivitas
tertentu, outcome seringkali dikaitkan dengan tujuan (objectives) atau target yang
dikehendaki. Contoh outcome dari dinas kebersihan adalah terciptanya lingkungan
kota yang aman bersih dan sehat.
5. Pengukuran Value For Money
Menurut Mardiasmo (2002), setelah ditentukan tingkat input, output dan outcome
selanjutnya adalah menghitung nilai ekonomi, efisien dan efektivitas. Adapun
penjelasan, cara pengukuran, rumus dan kriteria pengukuran value for money adalah
sebagai berikut:
1. Pengukuran Ekonomis
Ekonomi adalah pemerolehan sumber daya (input) tertentu pada harga yang
terendah. Ekonomi merupakan perbandingan input dengan input value yang
dinyatakan dalam satuan moneter. Ekonomi terkait dengan sejauh mana organisasi
sektor publik dapat meminimalisir input resources dengan menghindari pengeluaran
yang boros dan tidak produktif.
Pengukuran efektivitas hanya memperhatikan keluaran yang didapat, sedangkan
pengukuran ekonomis hanya mempertimbangkan masukan yang dipergunakan.
Ekonomis merupakan ukuran relatif. Pertanyaan sehubungan dengan pengukuran
ekonomis adalah:
1. Apakah biaya organisasi lebih besar dari yang telah dianggarkan oleh
organisasi?
2. Apakah biaya organisasi lebih besar daripada biaya organisasi lain yang sejenis
yang dapat diperbandingkan?
3. Apakah organisasi telah menggunakan sumber daya finansialnya secara
optimal?
Rumus pengukuran ekonomis adalah sebagai berikut:
Keterangan:
Input = Realisasi anggaran
Input Value = Anggaran
Menurut Mahsun (2006), kriteria ekonomis adalah sebagai berikut:
 Jika diperoleh nilai perbandingan kurang dari 100% (X < 100%) maka,
ekonomis.
 Jika diperoleh nilai perbandingan sama dengan 100% (X = 100%) maka,
ekonomis berimbang.
 Jika diperoleh nilai perbandingan lebih dari 100% (X > 100%) maka, tidak
ekonomis.
2. Pengukuran Efisiensi
Efisiensi berhubungan erat dengan konsep produktivitas. Pengukuran efisiensi
dilakukan dengan menggunakan perbandingan antara output yang di hasilkan
terhadap input yang di gunakan (cost of output).
Proses kegiatan operasional dapat dikatakan efisien apabila suatu produk atau hasil
kerja tertentu dapat dicapai dengan penggunaan sumber daya dan dana yang
serendah-rendahnya (spending well).
Efisiensi merupakan hal penting dari ketiga pokok bahasan value for money.
Karena jika dibandingkan dengan ekonomis dan efektivitas, efisiensi merupakan
salah satu bagian dari indikator value for money yang dapat diukur dengan rasio
antara output dengan input. Ekonomi hanya menekankan pada input, sedangkan
Efektivitas hanya berbicara masalah output saja.
Dalam pengukuran kinerja value for money, efisiensi dapat dibagi menjadi dua,
yaitu:
1. Efisiensi alokasi. Efisiensi alokasi terkait dengan kemampuan untuk
mendayagunakan sumber daya input pada tingkat kapasitas optimal.
2. Efisiensi teknis atau manajerial. Efisiensi teknis (manajerial) terkait dengan
kemampuan mendayagunakan sumber daya input pada tingkat output tertentu.
Rumus pengukuran efisiensi adalah sebagai berikut:
Keterangan:
Output = Hasil yang dicapai oleh kebijakan program dan aktivitas.
Input = Realisasi anggaran.
Menurut Mahsun (2006), kriteria efisiensi adalah sebagai berikut:
 Jika diperoleh nilai perbandingan kurang dari 100% (X < 100%) maka, tidak
efisien.
 Jika diperoleh nilai perbandingan sama dengan 100% (X = 100%) maka,
efisiensi berimbang.
 Jika diperoleh nilai perbandingan lebih dari 100% (X > 100%) maka, efisien.
3. Pengukuran Efektivitas
Efektivitas pada dasarnya berhubungan dengan pencapaian tujuan atau target
kebijakan (hasil guna). Efektivitas merupakan hubungan antara keluaran dengan
tujuan atau sasaran yang harus di capai. Kegiatan operasional dikatakan efektif
apabila proses kegiatan mencapai tujuan dan sasaran akhir kebijakan (spending
wisely).
Efektivitas adalah ukuran berhasil tidaknya suatu organisasi mencapai tujuannya.
Apabila suatu organisasi berhasil mencapai tujuannya, maka organisasi tersebut
dikatakan telah berjalan secara efektif. Hal terpenting yang perlu dicatat adalah
bahwa efektivitas tidak menyatakan tentang berapa besar biaya yang telah
dikeluarkan untuk mencapai tujuan tersebut. Efektivitas hanya melihat apakah suatu
program atau kegiatan telah mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Rumus pengukuran efektivitas adalah sebagai berikut:
Keterangan:
 Outcome = Dampak yang ditimbulkan dari suatu kegiatan.
 Output = Hasil yang dicapai oleh kebijakan program.
Menurut Mahsun (2006), kriteria efektivitas adalah sebagai berikut:
 Jika diperoleh nilai perbandingan kurang dari 100% (X < 100%) maka, tidak
efektif.
 Jika diperoleh nilai perbandingan sama dengan 100% (X = 100%) maka,
efektivitas berimbang.
 Jika diperoleh nilai perbandingan lebih dari 100% (X > 100%) maka, efektif.

Anda mungkin juga menyukai