Anda di halaman 1dari 4

PENGUKURAN EKONOMI, EFISIENSI, DAN EFEKTIVITAS

(VALUE FOR MONEY)


Pengertian Value For Money
Pengukuran kinerj a value for money adalah pengukuran kinerja untuk
mengukur ekonomis, efisien, dan efektivitas suatu kegiatan, program, dan
organisasi. Pengukuran kinerja value for money merupakan bentuk
pengukuran kinerja yang spesifik dan unik pada organisasi sektor publik.
Karena pentingnya konsep tersebut, maka seringkali dikatakan bahwa inti
pengukuran kinerja sektor publik adalah untuk mengukur, efisiensi, efektivitas
dan keekonomisan.

Value for money (VFM) merupakan konsep penting dalam organisasi


sektor publik. Meskipun sama-sama menggunakan kata value dan money,
konsep value for money sangat berbeda pengertiannya dengan konsep time

value of money dalam akuntansi dan manajemen keuangan. Time value of


money memiliki pengertian bahwa nilai uang bisa berubah dengan adanya
perubahan waktu, sedangkan value for money memiliki pengertian
penghargaan terhadap nilai uang. Hal ini berarti bahwa setiap rupiah harus
dihargai secara layak dan digunakan sebaik-baiknya. Konsep value for

money terdiri atas tiga elemen utama, yaitu: 1) Ekonomis, 2) Efisiensi, 3)


Efektivitas
1.

Ekonomis
Ekonomis terkait dengan pengkonversian input primer berupa sumber

daya keuangan (uang/kas) menjadi input sekunder berupa tenaga kerja,


bahan, infrastruktur, dan barang modal yang dikonsumsi untuk kegiatan
operasi organisasi. Konsep ekonomis sangat terkait dengan konsep biaya
untuk memperoleh unit input.
Ekonomis memiliki

pengertian bahwa sumber daya input hendaknya

diperoleh dengan harga lebih rendah (spending less), yaitu harga yang
mendekati harga pasar.
Secara matematis, ekonomi merupakan perbandingan antara input dengan
nilai rupiah untuk memperoleh input tersebut.

Organisasi harus memastikan bahwa dalam perolehan sumber daya

input, seperti material, barang, dan bahan baku tidak terjadi pemborosan.
Untuk memenuhi prinsip ekonomi dapat dilakukan survei harga pasar untuk
mengetahui perbandingan harga sehingga organisasi bisa menentukan
harga terendah suatu input dengan kualitas tertentu. Cara lain untuk
mencapai

prinsip

ekonomi

adalah

dengan

menggunakan

sistem

pengontrakan, tender, dan sewa beli (leasing). Sebagai contoh, dalam


penyediaan barang atau jasa tertentu, pemerintah dapat mengontrakkan
kepada pihak ketiga yang mampu menyediakan barang atau jasa tersebut
lebih murah. Jika membangun atau memiliki sendiri lebih boros, maka lebih
baik menyewa beli.
Bagaimana dengan konsep ekonomi untuk memperoleh staf atau
tenaga kerja? Konsep ekonomi dalam membeli staf atau tenaga kerja
memiliki pengertian bahwa organisasi hendaknya memperoleh staf yang
memiliki kompetensi, keahlian, ketrampilan, dan motivasi tinggi sesuai
dengan yang diharapkan organisasi dengan tingkat biaya/harga yang paling
murah. Konsep ekonomi untuk memperoleh staf menimbulkan banyak
argumentasi yang berbeda. Apakah ekonomi dalam memperoleh staf tidak
berarti pemerasan tenaga kerja karena adanya kesan tenaga kerja dibayar
terlalu murah? Di sisi lain tenaga kerja yang murah merupakan alat untuk
memperoleh keunggulan bersaing. Pada dasarnya ekonomi dalam hal staf
adalah bagaimana memperoleh, mempertahankan, dan mengamankan staf
dengan biaya lebih rendah yang mungkin bisa dilakukan, dan tidak sebatas
permasalahan gaji.
Ekonomis merupakan konsep yang sifatnya relatif. Relativitas konsep
ekonomi tersebut bisa disebabkan karena faktor lokasi dan waktu. Kedua
faktor tersebut terkait dengan harga pasar yang berbeda. Harga pasar untuk

input yang sama bisa berbeda karena lokasi dan waktunya berbeda.
Sebagai contoh harga semen per kg di Jakarta akan berbeda dengan di
Jayapura

karena

lokasi

yang

berbeda.

Faktor

waktu

juga

akan

mempengaruhi pertimbangan ekonomi. Sebagai contoh harga komputer


dapa berubah setiap waktu tergantung kurs dollar. Waktu tersebut
merupakan pengertian jangka pendek, menengah, dan panjang atau
pengertian musiman

2.

Efisien
Jika ekonomi hanya berbicara mengenai input, yaitu bagaimana

memperoleh input dengan biaya atau harga lebih rendah, maka efisiensi
berbicara mengenai input dan output. Efisiensi terkait dengan hubungan
antara output berupa barang atau pelayanan yang dihasilkan dengan
sumber daya yang digunakan untuk menghasilkan output tersebut. Secara
matematis, efisiensi merupakan perbandingan antara output dengan input
atau dengan istilah lain output per unit input. Suatu organisasi, program, atau
kegiatan dikatakan efisien apabila mampu menghasilkan output tertentu
dengan input serendah-rendahnya, atau dengan input tertentu mampu
menghasilkan output sebesarbesarnya (spending well).

Konsep efisiensi juga merupakan konsep yang bersifat relatif, tidak


absolut. Unit A dikatakan lebih efisien dibandingkan dengan Unit B apabila
Unit A mampu menggunakan sumber daya input yang lebih kecil dibanding
Unit B untuk menghasilkan output yang sama, atau dengan jumlah input
yang

sama

Unit

bisa

menghasilkan

output yang lebih banyak

dibandingkan Unit B.
Konep efisiensi juga terkait dengan produktivitas. Produktivitas
merupakan perbandingan antara input dengan output. Sebagai contoh,
karyawan A dapat dinilai lebih produktif dibandingkan karyawan B apabila
dengan jumlah input yang sama dan alokasi waktu yang sama karyawan A
bisa

menghasilkan

output

dengan

kualitas

tertentu

lebih

banyak

dibandingkan karyawan B, atau untuk menghasilkan output yang sama


karyawan A membutuhkan waktu atau input yang lebih sedikit dibandingkan
karyawan B.
Karena efisiensi merupakan suatu rasio, maka untuk memperbaiki
efisiensi dapat dilakukan tindakan berikut:
a. Meningkatkan output untuk jumlah input yang sama
b. Meningkatkan output dengan proporsi kenaikan output yang lebih
besar dibandingkan proporsi kenaikan input
c. Menurunkan input untuk jumlah output yang sama menurunkan input
dengan proporsi penurunan yang lebih besar dibandingkan proporsi
penurunan output.

Dalam pusat pertanggungjawaban teknik (engineered expense center),


untuk mengukur efisiensi dilakukan dengan cara membandingkan biaya
sesungguhnya dengan biaya standar. Biaya standar menunjukkan biaya
yang seharusnya terj adi untuk menghasilkan output tertentu. Dalam
organisasi sektor publik setiap pengeluaran perlu dibuat standar belanjanya

(standard spending assessment) sebagai bentuk standar biaya.


Pengukuran efisiensi dilakukan dengan cara membandingkan realisasi
belanj a dengan standar belanj anya. Penetapan standar belanj a tersebut
sebelumnya juga sudah harus mempertimbangkan aspek ekonomi serta
standar pelayanan publik minimum yang harus dipenuhi.
3.

Efektivitas
Efektivitas terkait dengan hubungan antara hasil yang diharapkan

dengan hasil yang sesungguhnya dicapai. Efektivitas merupakan hubungan


antara output dengan tujuan. Semakin besar kontribusi output terhadap
pencapaian tujuan, maka semakin efektif organisasi, program, atau kegiatan.
Jika ekonomi berfokus pada input dan efisiensi pada output atau proses,
maka efektivitas berfokus pada outcome (hasil). Suatu organisasi, program,
atau kegiatan dinilai efektif apabila output yang dihasilkan bisa memenuhi
tujuan yang diharapkan, atau dikatakan spending wisely. .

Karena output yang dihasilkan organisasi sektor publik lebih banyak bersifat

output tidak berwujud (intangible) yang tidak mudah untuk dikuantifikasi,


maka pengukuran efektivitas sering menghadapi kesulitan. Kesulitan dalam
pengukuran efektivitas tersebut adalah karena pencapaian hasil (outcome)
sering tidak bisa diketahui dalam jangka pendek, akan tetapi jangka panj
ang setelah program berakhir, sehingga ukuran efektivitas biasanya
dinyatakan secara kualitatif dalam bentuk pernyataan saja (judgment).

Value for money menghendaki organisasi bisa memenuhi prinsip


ekonomi, efisiensi, dan efektivitas tersebut secara bersama-sama. Dengan
pengertian lain, value for money menghendaki organisasi dapat mencapai
tujuan yang ditetapkan dengan biaya yang lebih rendah. Dalam arti kata,
tujuan orgaisasi dapat dicapai dengan input yang minimal, mencapai hasil
yang maksimal dan tepat sasaran.

Anda mungkin juga menyukai