Manajemen biaya merupakan sistem yang disusun untuk memberikan informasi yang
lengkap, yang kemudian digunakan manajemen untuk menjalankan kegiatan operasional.
Kegiatan yang dimaksud, antara lain mengidentifikasi berbagai macam peluang,
perencanaan strategi, penyempurnaan proses produksi, serta membuat keputusan terkait
pengadaan dan pemanfaatan sumber daya yang dibutuhkan oleh perusahaan.
Dalam lingkup yang lebih sempit, manajemen biaya dapat diartikan sebagai sebuah proses
menemukan dan melaksanakan suatu proyek atau pekerjaan dengan cara yang benar. Proses
yang dimaksud, mencakup perencanaan, anggaran, estimasi, pendanaan, pengelolaan,
pengendalian, dan perbandingan antar biaya. Ini dilakukan, agar pekerjaan dapat selesai
dalam waktu serta anggaran yang telah ditentukan sebelumnya.
Secara umum, ada tiga konsep dasar manajemen biaya yang digunakan, yakni konsep nilai
tambah, akuntansi aktivitas, dan target biaya.
Hal ini juga akan mampu menunjukkan informasi kepada para stakeholders, bahwa
perubahan atau perluasan kegiatan operasional menyebabkan perubahan biaya pula.
Contoh pada perusahaan bank bjb cabang subang saat ini sangat aktif untuk efisiensi
pengeluaran seperti perampingan satpam setiap kcp dan pengurangan pengeluaran tidak
penting sehingga manajemen biaya lebih terkendali.
3. Jelaskan perbedaan manajemen biaya dan manajemen biaya strategik dan perannya dalam
menciptakan keunggulan kompetitif suatu organisasi. Sertakan dengan contohnya!
Manajemen biaya adalah proses perencanaan dan pengendalian biaya dalam suatu usaha
secara efektif. Proses tersebut melibatkan berbagai kegiatan seperti perkiraan,
penganggaran, dan pengontrolan pengeluaran. Dengan mempraktikkan sistem manajemen
biaya, anggaran usaha lebih dapat terkendali. Sedangkan Manajemen Strategis. Informasi
manajemen biaya dibutuhkan untuk membuat keputusan-keputusan strategis yang tepat
berkaitan dengan pemilihan produk, metode produksi teknik, dan saluran pemasaran
penilaian profitabilitas pelanggan dan masalah-masalah jangka panjang lainnya.
Manajemen strategis yang efektif sangatlah penting bagi kesuksesan sebuah perusahaan atau
organisasi. Tekanan yang makin bertambah dengan adanya resesi ekonomi, kompetisi
global, inovasi teknologi, dan perubahan-perubahan dalam proses bisnis telah menyebabkan
manajemen biaya menjadi lebih penting dan dinamis daripada waktu-waktu sebelumnya.
Pemikiran yang strategis ini antara lain adalah dapat mengantisipasi perubahan-perubahan;
produk, jasa, dan proses produksi dirancang untuk mengakomodasi perubahan-perubahan
yang diperkirakan atas permintaan pelanggan. Fleksibilitas merupakan hal yang penting.
Penekanan pada fungsi manajemen strategis juga membutuhkan daya pikir yang kreatif dan
terintegrasi, yaitu kemampuan menemukan dan memecahkan masalah dari sudut pandng
yang bersifat lintas fungsi.
strategic-based control systems adalah cara untuk mengelola pelaksanaan rencana strategis
Anda. Sebagai proses manajemen, proses ini unik karena dirancang untuk menangani hal-
hal yang tidak diketahui dan ambiguitas saat melacak implementasi strategi dan hasil
selanjutnya. Hal ini terutama berkaitan dengan menemukan dan membantu Anda
beradaptasi dengan faktor internal atau eksternal yang mempengaruhi strategi Anda, baik
faktor tersebut pada awalnya dimasukkan dalam perencanaan strategis Anda atau tidak.
5. Penerapan Just-In Time (JIT) dapat menyebabkan jumlah persediaan minimal, bahkan
mendekati nol, maka sering kali disebut dengan zero inventory. Jelaskan faktor-faktor yang
perlu diperhatikan untuk penerapan JIT pada perusahaan!
Just In Time atau sering disingkat dengan JIT adalah suatu sistem produksi yang digunakan
untuk memenuhi kebutuhan pelanggan tepat pada waktunya sesuai dengan jumlah yang
dikehendakinya.Tujuan sistem produksi Just In Time (JIT) adalah untuk menghindari
terjadinya kelebihan kuantitas/jumlah dalam produksi (overproduction), persediaan yang
berlebihan (excess Inventory) dan juga pemborosan dalam waktu penungguan (waiting).
Dengan adanya sistem JIT, kita telah dapat mengatasi 3 pemborosan (overproduction,
excess inventory dan waiting) diantara 7 pemborosan (7 Waste) yang harus dihindari dalam
sistem produksi Toyota.
Istilah “Just In Time” Jika diterjemahkan langsung ke dalam bahasa Indonesia adalah Tepat
Waktu, Jadi Sistem Produksi Just In Time atau JIT ini dalam bahasa Indonesia sering disebut
dengan Sistem Produksi Tepat Waktu. Tepat Waktu disini berarti semua persedian bahan
baku yang akan diolah menjadi barang jadi harus tiba tepat waktunya dengan jumlah yang
tepat juga. Semua barang jadi juga harus siap diproduksi sesuai dengan jumlah yang
dibutuhkan oleh pelanggan pada waktu yang tepat pula. Dengan demikian Stock Level atau
tingkat persedian bahan baku, bahan pendukung, komponen, bahan semi jadi (WIP atau
Work In Progress) dan juga barang jadi akan dijaga pada tingkat atau jumlah yang paling
minimum. Hal ini dapat membantu perusahaan dalam mengoptimalkan Cash Flow dan
menghindari biaya-biaya yang akan terjadi akibat kelebihan bahan baku dan barang jadi.
Dalam menjalankan sistem produksi Just In Time atau sistem produksi JIT ini, diperlukan
ketelitian dalam merencanakan jadwal-jadwal produksi mulai jadwal pembelian bahan
produksi, jadwal penerimaan bahan produksi, jadwal jalannya produksi, jadwal kesiapan
produk hingga ke jadwal pengiriman barang jadi. Pada umumnya, perusahaan-perusahaan
manufakturing modern saat ini menggunakan berbagai perangkat lunak (Software) yang
canggih dalam merencanakan jadwal produksi yang didalamnya juga termasuk
mengeluarkan pesanan pembelian (purchase order) dan pengendalian jumlah persedian
(Inventory). Software Produksi tersebut juga dapat melakukan penukaran informasi mulai
dari Pemasok (vendor) hingga ke Pelanggan (Customer) melalui Electronic Data
Interchange (EDI) untuk memastikan kebenaran sampai ke data-data yang paling rinci
(detail).
Kebenaran dan ketepatan waktu pengiriman bahan-bahan produksi sangat diperlukan dalam
Sistem Produksi Just In Time ini. Contoh pada sebuah perusahaan manufaktur Handphone,
perusahaan tersebut harus dapat menerima model LCD display yang benar dan dalam
jumlah yang dibutuhkan untuk satu hari produksi, pemasok LCD Display tersebut
diharapkan untuk dapat mengirimkannya dan tiba di gudang produksi dalam batas waktu
yang sangat singkat. Sistem permintaan bahan-bahan Produksi demikian biasanya disebut
dengan “Pull System” atau “Sistem Tarik”.
6. Pada dasarnya biaya mutu dapat dikelompokkan menjadi prevention costs, appraisal costs,
internal failure costs, dan external failure costs. Bapak/Ibu diminta untuk menjelaskan
internal dan external failure costs yang mungkin terjadi pada instansinya, kemudian
menjelaskan upaya pencegahan (prevention) dan penilaian (appraisal) yang perlu
dilakukan!
7. Balanced scorecard mengukur kinerja dari 4 perspektif, yaitu learning & growth, internal
business process, customer, dan financial perspectives. Bapak/Ibu diminta melakukan
pengukuran kinerja pada instansinya menggunakan 4 perspektif tersebut!
1. Financial Perspective
Perspektif keuangan erat kaitannya dengan pemasukan dan pengeluaran perusahaan.
Dengan kata lain, perusahaan harus mampu mengelola keuangan dengan baik agar
keuangannya terus stabil. Misalnya, biaya operasional, biaya produksi, biaya bahan baku,
biaya tenaga kerja, termasuk keuntungan dari aktivitas penjualan. Baik pemasukan maupun
pengeluaran, keduanya harus dicatat secara runtut dan jelas. Agar pihak keuangan dapat
mengamati laju pertumbuhan keuangan dari perusahaan yang bersangkutan. Ada tiga tolok
ukur dalam perspektif keuangan, yaitu:
- Pertumbuhan dari pertambahan yang didapatkan selama proses bisnis berlangsung.
- Penurunan aset ke arah yang optimal dan memaksimalkan strategi investasi.
- Penurunan biaya dan peningkatan produktivitas kerja
2. Customer Perspective
Perspektif Customer pelanggan berkaitan erat dengan cara perusahaan melayani pelanggan.
Dalam hal ini, setiap pelanggan harus diperlakukan secara layak. Dengan begitu, mereka
merasa puas atas pelayanan yang diberikan. Adanya pelayanan yang bagus tentu akan
meningkatkan loyalitas konsumen terhadap perusahaan. Sebaliknya, apabila pelayanannya
buruk, konsumen pasti mencari perusahaan lain yang memiliki sistem yang lebih bagus.
Tolak ukur yang ditetapkan perusahaan dalam perspektif pelanggan, antara lain:
- Seberapa besar omzet penjualan.
- Tingkat keuntungan yang didapatkan perusahaan.
- Berapa banyak pelanggan yang didapatkan.
- Persentase loyalitas pelanggan terhadap produk.
- Tingkat kepuasan pelanggan.
- Tingkat profitabilitas pelanggan.
- Kebutuhan pelanggan.
3. Internal Process Perspective
Perusahaan menilai seberapa besar ukuran dan sinergi dari setiap unit kerja. Untuk
mengukur poin ini, pemimpin perusahaan harus rutin mengamati bagaimana kondisi internal
dalam perusahaan. Apakah semuanya dijalankan sesuai dengan metode yang ditetapkan atau
malah melenceng dari peraturan. Kemampuan dan keahlian yang dimiliki setiap karyawan
akan menghasilkan proses bisnis internal yang bagus. Selain bertambahnya jumlah
konsumen, omzet dan keuntungan yang didapat perusahaan juga akan bertambah. Tiga hal
yang perlu diperhatikan dalam perspektif proses bisnis internal, antara lain:
- Proses inovasi berkaitan dengan ide-ide terhadap produksi barang.
- Proses operasi berkaitan dengan aktivitas dan rutinitas sehari-hari yang dilakukan bagian
internal.
- Proses pasca penjualan berkaitan dengan metode pemasaran yang tepat untuk
meningkatkan omzet penjualan.
4. Perspektif learning / growth
Dalam perspektif ini perusahaan dituntut untuk memperhatikan karyawannya.
Kesejahteraan karyawan akan berdampak pula pada kinerja mereka dalam bekerja. Adanya
fasilitas juga training yang disediakan perusahaan akan mampu meningkatkan pengetahuan
dan kemampuan karyawan itu sendiri. Hal ini akan membuat mereka optimal dalam
melayani pelanggan anda. Selain keberadaan karyawan, perusahaan juga perlu
memerhatikan sistem dan prosedur kerja yang seperti apa yang perlu diterapkan dalam
internal perusahaan. Ada baiknya jika semua elemen terkontrol dan terkoordinasi dengan
baik sehingga timbul keselarasan selama bisnis berlangsung. Ada tiga hal yang dijadikan
tolok ukur dalam perspektif ini, antara lain:
- Kapabilitas atau kemampuan karyawan.
- Kemampuan mengelola sistem informasi.
- Motivasi, dorongan, dan garis tanggung jawab
Keberadaan balanced scorecard sangat penting bagi perusahaan. Adanya balanced scorecard
telah terbukti membuat perusahaan mampu menciptakan persaingan yang kompetitif.
Perusahaan juga tidak takut lagi jika berhadapan dengan kompetitor yang lebih besar.
Dengan balanced scorecard, perusahaan jadi lebih tahu letak kelemahannya. Dengan begitu,
proses pencarian solusi juga lebih cepat dan akurat.
8. Jelaskan bagaimana biaya lingkungan diukur, dilaporkan, dan dikurangi. Jelaskan pula
bagaimana biaya lingkungan dapat dibebankan pada produk dan proses! Sertakan
contohnya!