Oleh :
PASCA SARJANA
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2018
Pengantar: Peran, Sejarah, dan Arah Akuntansi Manajemen
Sistem informasi akuntansi manajemen tidak terikat oleh kriteria formal apapun yang
mendefinisikan sifat dari proses, masukan, atau keluarannya. Kriterianya fleksibel dan
berdasarkan pada tujuan manajemen. Sistem akuntansi manajemen mempunyai tiga tujuan
umum berikut.
1. Menyediakan informasi untuk penghitungan biaya jasa, produk, atau objek lainnya
yang ditentukan oleh manajemen.
2. Menyediakan informasi untuk perencanaan, pengendalian, pengevaluasian, dan
perbaikan kelanjutan.
3. Menyediakan informasi untuk pengambilan keputusan.
Pada tampilan 1-1 yakni merupakan model operasional: sistem informasi akuntansi
yakni kegiatan ekonomi yang meliputi proses pengumpulan, pengukuran, penyimpanan,
analisis, pelaporan, pengelolaan, sehingga menjadi keluaran berupa laporan khusus biaya
produk, biaya pelanggan, anggaran, laporan kinerja, komunikasi pribadi sehingga
menyediakan informasi untuk pengguna.
Proses Manajemen
Perencanaan
Aktivitas yang manajerial yang disebut perencanaan adalah formulasi terperinci dari
kegiatan untuk mencapai suatu tujuan akhir tertentu. Perencanaan memerlukan penetapan
tujuan dan pengidentifikasian metode untuk mencapai tujuan tersebut.
Pengendalian
Pengambilan Keputusan
Jenis Organisasi
Secara garis besar, akuntansi dalam suatu organisasi dibagi menjadi dua subsistem,
yaitu akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen. Tujuan utama akuntansi keuangan
adalah untuk menyajikan informasi kepada pihak eksternal perusahaan, misalnya investor
dan kreditor ataupun pihak lainnya. Informasi ini digunakan untuk keperluan seperti
keputusan investasi, evaluasi, ataupun yang lainnya. Adapun tujuan akuntansi manajemen
adalah menyajikan informasi kepada pihak internal, yaitu manajemen perusahaan.
Akuntansi manajemen biasanya disebut sebagai akuntansi internal.
Pengelolaan rantai nilai berarti akuntan manajemen harus memahami banyak fungsi
bisnis mulai dari manufaktur, pemasaran, distribusi, hingga peayanan konsumen. Ketika
pendekatan rantai nilai digunakan dan nilai bagi pelanggan diutamakan, kita melihat berbagai
fungsi tersebut saling berhubungan. Suatu keputusan yang mempengaruhi suatu fungsi akan
memengeruhi fungsi lainnya. Perspektif lintas fungsional memungkinkan kita melihat gambar
yang besar. Pandangan yang lebih luas ini memungkinkan manajer menilai kualitas,
mengurangi waktu yang dibutuhkan untuk melayani pelanggan internal maupun eksternal
serta meningkatkan efisiensi.
Waktu adalah elemen penting dalam semua tahap rantai nilai. Perusahaan-
perusahaan kelas dunia mengurangi waktu yang dibutuhkan untuk mencapai pasar dengan
cara memperpendek waktu yang tidak bernilai tambah. Korelasi antara biaya dan waktu ini
adalah jenis informasi yang harus tersedia pada suatu sistem informasi akuntansi
manajemen.
Efisiensi
Kualitas dan waktu merupakan hal yang penting, tetapi peningkatan aspek tersebut
tnpa peningkatan laba akanmembuat kinerja menjadi sia-sia, atau bahkan fatal. Meningkatkan
efisiensi juga merupakan hal yang penting. Biaya merupakan ukuran kritikal untuk efsiensi.
Biaya harus ditetapkan, diukur, dan dialokasikan secara tepat agar pengukuran efisiensi
menjadi bernilai.
Bisnis secara elektronik adalah transaksi bisnis atau pertukaran informasi yang
dijalankan dengan menggunakan teknologi informasi dan komunikasi. Bisnis ini menyediakan
kesempatan bagi perusahaan untuk memperluas penjualannya di seluruh dunia dan dapat
menurunkan biaya secara signifikan jika dibandingkan dengan transaksi dengan
menggunakan kertas. Para akuntan manajemen perlu memahami keuntungan, risiko, dan
peluang bisnis secara elektronik. Mereka juga memainkan peran penting dalam menyediakan
informasi biaya yang relevansehubungan dengan bisnis ini.
Saat ini, bisnis bergerak lebih cepat yang menyebabkan adanya perubahan-
perubahan dalam bidang teknologi, komunikasi, ekonomi, dan hukum yang memengaruhi
perusahaan dan akuntan manajemen. Akuntan manajemen harus mendukung manajemen
dalam semua tahap pengambilan keputusan bisnis. Sebagai ahli dalam akuntansi, para
akuntan manajemen harus cerdas, siap sedia, mengikuti perkembangan terbaru, serta
memahami kebiasaan dan praktik dari semua negara tempat perusahaan beroperasi. Akuntan
manajemen juga diharapkan memiliki pengetahuan tentang lingkungan hukum dari bisnis,
khususnya mengenai Sarbanes-Oxley Act tahun 2002.
Struktur Perusahaan
Bendahara bertanggung jawab terhadap fungsi keuangan, seperti mencari dana serta
mengelola kas dan investasi. Bendahara dapat juga bertanggung jawab atas pembelian
kredit, penagihan, dan asuransi. Pengonrol dan bendahara dapat melapor kepada wakil
direktur keuangan, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Pendidikan etika dan moral harus memiliki kesepakatan tentang nilai-nilai yang dianggap
“benar” agar mempunyai arti. Sepuluh dari nilai-nilai itu diidentifikasi dan dideskripsikan oleh
Michael Josephson dalam “Teaching Ethical Decision Making and Principled Reasoning”.
Studi terhadap sejarah, filsafat, dan agama melahirkan suatu konsensus yang kuat mengenai
nilai-nilai tertentu yang bersifat universal dan abadi bagi kehidupan yang beretika.
Sepuluh nilai inti itu menghasilkan prinsip-prinsip yang membedakan antara benar dan salah
dalam istilah umum. Dengan demikian, nilai tersebut menyediakan petunjuk tingkah laku.
Sepuluh nilai yang dimaksudkan dalam kutipan, yaitu:
1. Kejujuran
2. Integritas
3. Pemenuhan janji
4. Kesetiaan
5. Keadilan
6. Kepedulian terhadap sesama
7. Penghargaan kepada orang lain
8. Kewarganegaraan yang bertanggung jawab
9. Usaha untuk mencapai kesempurnaan
10. Akuntabilitas
Konsep-konsep Dasar Akuntansi Manajemen
Biaya adalah kas atau nilai setara kas yang dikorbankan untuk mendapatkan barang
atau jasa yang diharapkan memberi manfaat saat ini atau di masa depan bagi organisasi.
Jadi, biaya bisa di katakan sebagai setara kas karena sumber nonkas dapat di tukar dengan
barang atau jasa yang di inginkan. Sebagai contoh manajer harus memiliki tujuan
menyediakan nilai bagi pelanggan yang sama besar (atau lebih besar) dengan biaya yang
lebih rendah dari biaya pesaingnya. Dengan cara ini, posisi strategis perusahaan akan naik
dan keunggulan kompetitif akan tercipta serta manajer juga harus paham tentang apa itu biaya
peluang. Biaya peluang adalah manfaat yang dikorbankan ketika salah satu alternatif dipilih
dari alternatif lainnya. Jika suatu keputusan sudah dibuat untuk melaksanakan salah satu
alternatif, maka manfaat alternatif-alternatif lainnya akan lepas dari tangan. Manfaat yang
lepas karena ditolaknya pilihan yang lain disebut biaya kesempatan atau opportunity cost dari
pilihan yang telah dibuat itu.
Objek Biaya
Objek biaya adalah berbagai produk, jasa, pelanggan, aktivitas, atau unit organisasi
dimana biaya dibebankan untuk beberapa tujuan manajemen tertentu. Sistem akuntansi
manajemen dibuat untuk mengukur dan membebankan biaya pada entitas yang disebut
sebagai objek biaya. Objek biaya dapat berupa apa pun, seperti produk, pelanggan,
departemen, proyek, aktivitas, dan lain-lain yang digunakan untuk mengukur dan
membebankan biaya. Sebagai contoh, jika Blue Ribbon Baking ingin menentukan biaya
penambahan kue kopi mini, maka objek biayanya adalah lini kue tart kopi mini. Jika sebuah
rumah sakit ingin menetapkan biaya unit operasi, maka objek biayanya adalah unit operasi.
Jika sebuah pabrik mainan ingin menetapkan biaya pengembangan mainan baru, maka objek
biayanya adalah proyek pengembangan mainan baru.
Keakuratan Pembebanan
Tujuannya adalah untuk mengukur dan membebankan biaya terhadap sumber daya yang
dikonsumsi oleh objek biaya. Keakuratan adalah suatu konsep yang relative, dan harus
dilakukan dengan wajar serta logis terhadap penggunaan metode pembebanaan biaya. Intuisi
dan anggapan umu diekspresikan sebagai berikut : “Lebih baik menjadi kurang lebih benar
daripada menjadi sangat tidak akurat”.
1. Keterlusuran (traceability)
Biaya dapat berkaitan dengan objek biaya secara langsung atau tidak langsung. Biaya
tidak langsung (indirect cost) adalah biaya yang tidak dapat ditelusuri dengan mudah dan
akurat sebagai objek biaya. “ditelusuri dengan mudah” berarti biaya dapat dibebankan
dengan cara yang layak secara ekonomi, sedangkan “ditelusurui dengan akurat” berarti
biaya dapat dibebankan dengan menggunakan hubungan sebab-akibat. Jadi,
keterlusuran adalah kemampuan membebankan biaya pada objek biaya dengan cara
yang layak secara ekonomi berdasarkan hubungan sebab-akibat. Semakin besar biaya
yang dapat ditelusuri pada objeknya, semakin akurat pembebanan biayanya. Keterlusuran
adalah unsure utama dalam pengembangan pembebanan biaya yang akurat.
Suatu jenis biaya tertentu mungkin saja digolongkan, baik sebagai biaya langsung
aupun biaya tidak langsung. System akuntansi manajemen umumnya berurusan dengan
banyak objek biaya. Semua bergantung pada objek biaya yang menjadi acuan. Sebagai
contoh, jika rumah sakit merupakan objek biaya, maka biaya pemanas dan pendingin
ruang rumah sakit adalah biaya langsung. Akan tetapi, jika objek biayanya adalah produk
yang dihasilkan oleh rumah sakit tersebut, maka biaya utilitas ini merupakan biaya tidak
langsung.
2. Metode Penelusuran
Keterlusuran berarti biaya dapat dibebankan dengan mudah dan akurat, sedangkan
Penelusuran (tracing) berarti pembebanan actual biaya pada objek biaya dengan
menggunakan ukuran yang dapat diamati atas sumber daya yang dikomsumsi oleh objek
biaya. Penelusuran baiaya pada objek biaya dapat terjadi melalui salah satu dari dua cara
berikut ini :
a. Pembebanan Biaya Penelusuran Langsung ( Direct Tracing)
Penelusuran langsung ( direct tracing) adalah suatu proses pengidentifikasian dan
pembebanan biaya yang berkaitan secara khusus dan fisik dengan suatu objek.
Penelusuran ini paling sering dikerjakan melalui pengamatan secara fisik.
b. Pembebanan Biaya Penelusuran Penggerak ( Driver Tracing)
Penelusuran penggerak (driver tracing) adalah penggunaan penggerak untuk
membebankan biaya pada objek biaya. Di dalam konteks pembebanan biaya,
penggerak adalah factor penyebab yang dapat diamati dan factor penyebab yang
mengukur komsumsi sumber daya objek biaya. Oleh sebab itu, penggerak adalah
factor yang menyebabkan perubahan dalam penggunaan sumber daya dan memiliki
hubungan sebab-akibat dengan biaya yang berhubungan dengan objek biaya
c. Membebankan Biaya Tidak Langsung (Alokasi)
Biaya tidak langsung adalah biaya-biaya yang tidak dapat dibebankan pada objek-
objek biaya, baik dengan menggunakan penelusuran langsung maupun penggerak.
Hal ini berarti tidak ada hubungan sebab-akibat antara biaya dan objek biaya., atau
penelusuran tidak layak dilakukan secara ekonomi. Pembebanan biaya tidak langsung
pada objek biaya disebut alokasi. Karena tidak terdapat hubungan sebab-akibat,
pengalokasian biaya tidak langsung didasarkan pada kemudahan atau beberapa
asumsi yang berhubungan
Hasil Review
Latar Belakang. Peneliti mengambil latar belakang judul di atas karena ingin melihat
mengapa pilihan desentralisasi menyebabkan manajer produksi setuju terhadap implementasi
system akuntansi manajemen inovatif. Penelitian ini menduga bahwa pendelegasian hak
pengambilan keputusan (decision rights) menjadi determinan primer dari manajer produksi
untuk menerima system akuntansi manajemen inivatif ini. Ketika manajer tersebut telah
mendelegasi hak pengambilan keputusannya, maka system akuntansi manajemen dapat
digunakan untuk pengukur jika hak pengambilan keputusan tersebut dipergunakan secara
optimal (Vancil, 1979). Manajer ini oleh karenanya akan concern ketika system baru
diterapkan, sehingga system akuntansi manajemen inovatif akan berpotensi mempengaruhi
secara langsung kinerja untuk dievaluasi dan dihargai (reward). Dua kondisi sederhana yang
mungkin berpotensi menolak konsekuensi desentralisasi terhadap sistem akuntansi
manajemen inovatif adalah, Pertama, ketika desentralisasi menyebabkan manajer produksi
memiliki input terbaik dalam desain sistem akuntansi manajemen. Kedua adalah ketika
desentralisasi memberdayakan manajer subunit (manajer produksi) dalam menerapkan
perubahan yang akan membuat subunit mampu beradaptasi dengan signal yang disediakan
oleh sistem akuntansi manajemen inovatif. Penelitian ini menduga bahwa dua kondisi ini akan
memediasi hubungan antara desentralisasi dan akseptansi sistem akuntansi manajemen
inovatif. Prediksi penelitian ini diuji dengan menggunakan analisis kalur (path analysis).
Penelitian ini juga ingin melihat dampak informasi yang disediakan oleh sistem baru yang
diimplementasi yaitu tingkat kepuasan (level satisfaction) terhadap sub-unit.
Landasan Teori. Pada teori jurnal ini peneliti menjelaskan Sistem akuntansi manajemen yang
diimplementasi memiliki dua fungsi : pertama, memfasilitasi pengambilan keputusan
manajerial (mendukung keputusan-keputusan manajer sub-unit). Kedua, mengontrol prilaku
manajer sub-unit. Penelitian ini terfokus terhadap kondisi-kondisi yang mendorong sistem
akuntansi manajemen inovatif diterima oleh manajer sub-unit (manajer produksi). Untuk
tujuan penelitian ini sistem akuntansi manajemen inovatif dikonsep sebagai sistem baru
(seperti, sistem biaya berbasis aktivitas = ABC, balance scoredcard) atau desain ulang suatu
sistem yang telah ada (seperti sistem pengukuran kinerja yang komprehensif dan integratif,
sistem pengendalian produksi). Pilihan desentralisasi merupakan determinan penting
akseptansi manajer terhadap akuntansi inovatif (Abernety, 2005) oleh karenanya penelitian
ini mengembangkan model dua jalur intervening (two intervening path model). Jalur pertama,
menguji hubungan antara desentralisasi, kemampuan adaptabilitas dan akseptansi sub-unit
terhadap sistem akuntansi manajemen (MAS). Jalur kedua, menguji hubungan antara
desentralisasi, dampak pengguna dan akseptansi MAS. Penelitian ini juga menguji hubugan
antara akseptansi akuntansi inovatif dengan dua variabel hasil (performance dan kepuasan
pengguna).
Hasil Penelitian. Adapun hasil penelitian ini menyatakan bahwa Hipotesis 1 pengaruh
desentralisasi terhadap akseptansi sistem akuntansi manajemen inovatif dimediasi oleh
adaptabilitas sub-unit ditolak, Hipotesis 2 menyatakan terdapat pengaruh positif desentralisasi
dan adaptabilitas sub-unit terhadap akseptansi sistem akuntansi manajemen inovatif diterima,
Hipotesis 3 menyatakan terdapat Pengaruh positif akseptansi sistem akuntansi manajemen
inovatif dan kepuasan pengguna terhadap kinerja diterima dan Hipotesis yang menyatakan
pengaruh akseptansi sistem akuntansi manajemen inovatif terhadap kinerja dimediasi oleh
kepuasan pengguna ditolak. Akseptansi sistem akuntansi manajemen inovatif dijelaskan oleh
variabel desentralisasi dan adaptabilitas sebesar 1,81% sisanya sbesar 91,19% dijelaskan
oleh variabel lainnya. Kinerja departemen dapat dijelaskan oleh variabel akseptansi sistem
akuntansi manajemen dan kepuasan pengguna adalah sebesar 46,80% sisanya 53,20%
dijelaskan oleh variabel lainnya.
Saran. Penelitian menemukan bahwa pengaruh langsung desentralisasi terhadap akseptansi
sistem akuntansi manajemen inovatif ternyata tidak signifikan ini menunjukkan desentralisasi
tidak langsung mendorong akseptansi sistem akuntansi manajemen inovatif, dengan di
tunjukkan masih adanya resistensi sub unit dalam menerima perubahan sistem akuntansi
manajemen yang di set-up oleh top manajemen. Dugaan ini dibuktikan dalam penelitian ini
bahwa desentralisasi berdampak tidak langsung melalui adaptabilitas, hal ini menunjukkan
bahwa perubahan sistem akuntansi manajemen inovatif yang dimplementasi dapat membuat
sub-unit menerima sistem baru setelah melakukan adaptasi yang relatif memadai maka
implikasi praktis penelitian ini menyarankan kepada top manajemen bahwa ketika suatu
sistem akuntansi manajemen inovatif diaplikasi dalam organisasi maka desain sistem
akuntansi manajemen inovatif hendaknya disesuaikan dengan kebutuhan sub-unit. Bahkan
ketika sistem akuntansi manajemen sudah diterima oleh sub-unit, ternyata tidak
meningkatkan kepuasan pengguna walaupun secara langsung berdampak pada kinerja,
implikasi hal ini adalah bahwa dalam mengaplikasi suatu sistem akuntansi manajemen yang
inovatif top manajemen hendaknya tidak memaksakan sistem akuntansi manajemen yang
didesainnya. Sehingga untuk penelitian berikutnya variabel desain sistem akuntansi
manajemen inovatif menjadi variabel yang dapat diuji dampaknya terhadap variabel-variabel
dalam penelitian ini.
Daftar Pustaka
Hansen, Don R dan Mowen, Marryanne M. 2007. Management Accounting, 8th edition.
Cengange Learning.