Anda di halaman 1dari 4

RINGKASAN MATA KULIAH

AKUNTANSI MANAJEMEN LANJUTAN


Penggunaan Sistem Manajemen Biaya untuk Efisiensi

Disusun Sebagai Salah Satu Tugas


Mata Kuliah Akuntansi Manajemen Lanjutan

DISUSUN OLEH :
RURI OCTARI DINATA

PROGRAM STUDI MAGISTER AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2016

Sistem activity based costing memberikan gambaran yang lebih akurat dan rinian
mengenai keadaan perusahaan, seperti profitabilitas dari produk atau pelanggan perusahaan.
Informasi activity based costing dapat dipergunakan untuk dua hal. Hal pertama disebut
dengan operating activity based management, dimana informasi ABC tersebut dipergunakan
untuk menunjukkan aktivitas-aktivitas apa saja yang dilakukan perusahaan secara tidak
efisien, yang menimbulkan biaya yang tinggi, yang pada akhirnya mengurangi profitabilitas
produk atau pelanggan perusahaan. Dengan informasi ABC, perusahaan dapat melakukan
tindakan-tindakan terhadap aktivitas tersebut, sehingga kegiatan operasional perusahaan
dapat dilakukan dengan lebih efisien dan meningkatkan profitabilitas perusahaan.
Hal kedua disebut dengan strategic activity based management. Dalam hal ini sistem
informasi ABC dipergunakan untuk melakukan pengambilan keputusan stratejik yang lebih
baik bagi perusahaan. Sistem ABC akan menghasilkan informasi yang akurat, yang
menyebabkan perusahaan dapat mengetahui produk atau pelanggan yang mana yang
merugikan ataupun yang menguntungkan, sehingga perusahaan dapat mengambil keputusan
yang lebih akurat mengenai tindakan-tindakan yang harus dilakukan terhadap produk atau
pelanggan tersebut.
Model activity based costing diwakili dengan model yang vertikal, dimana biaya akan
dibebankan pada aktivitas, yang pada akhirnya akan dibebankan pada objek biaya.
Sedangkan model activity based management diwakili dengan model yang horizontal dengan
tujuan unuk melakukan perbaikan terhadap aktivitas, sehingga aktivitas-aktivitas tersebut
dapat dilakukan dengan lebih efisien. Dalam penerapan activity based management, maka
model activity based costing yang harus dipakai adalah model activity based costing yang
memisahkan antara biaya fleksibel dengan biaya committed. Tanpa pemisahan tersebut,
perusahaan akan mengalami kesulitan untuk melakukan monitoring dari dampak dikeluarkan
perusahaan akan otomatis berkurang meskipun perusahaan menghilangkan semua aktivitasaktivitas yang dilakukannya. Hanya biaya yang bersifat fleksibel yang akan hilang,
sedangkan biaya yang bersifat committed tidak otomatis langsung hilang.
Jika dalam activity based costing, aktivitas-aktivitas yang dilakukan perusahaan dapat
dibagi menjadi empat tingkatan yaitu unit level, batch level, product level, dan facility level,
maka dalam activity based management biasanya aktivitas perusahaan akan dibagi menjadi
dua bagian yang besar, yaitu aktivitas yang memiliki nilai tambah (value added activities),
dan aktivitas-aktivitas yang tidak memiliki nilai tambah (non value added activities). Value

added activities adalah aktivitas-aktivitas yang memiliki nilai tambah dimata konsumen,
akibatnya konsumen mau membayar lebih karena perusahaan melakukan aktivitas tersebut.
Contoh dari aktivitas-aktivitas yang tidak menambah nilai antara lain:
1. Pengerjaan ulang (rework)
2. Pemeriksaan atau inspeksi merupakan aktivitas yang tidak memiliki nilai tambah
3. Penyimpanan

Efisiensi biaya dalam operating activity based management


Dalam konsep activity based management, efisiensi aktivitas dapat dilakukan dengan

empat cara, yaitu:


1. Penghilangan aktivitas (activity elimination); tujuan utamanya adalah untuk
menghilangkan aktivitas dengan harapan jika amtivitas dihilangkan maka biaya-biaya
yang dikeluarkan untuk aktivitas itu juga dapat dihilangkan.
2. Pengurangan aktivitas (activity reduction); untuk aktivitas yang tidak dapat
dihilangkan sepenuhnya, maka perusahaan dapat menghasilkan tingkat output yang
sama dengan mempergunakan aktivitas yang lebih sedikit.
3. Pemilihan aktivitas (activity selection); perusahaan akan memilih alternatif aktivitas
yang lebih murah seperti pemilihan apakah sebaiknya perusahaan memproduksi
sendiri atau melakukan outsourcing.
4. Activity sharing; tujuannya adalah untuk mengurangi besarnya kapasitas menganggur
perusahaan.

Biaya Kualitas (Cost of Quality)


Konsep biaya kualitas ini disarankan dipergunakan oleh perusahaan-perusahaan yang

mengaplikasikan program gugus kendali mutu (GKM). Tujuannya adalah untuk


menghasilkan barang yang berkualitas.
Biaya kualitas yang dikeluarkan perusahaan dapat dibagi menjadi empat bagian besar,
yaitu:
1.
2.
3.
4.

Biaya pencegahan
Biaya pemeriksaan
Biaya kegagalan internal
Biaya kegagalan eksternal

Monitoring terhadap pergerakan biaya kualitas dapat dilakukan melalui perbandingan


rasio dari satu periode ke periode lainnya. Rasio-rasio yang akan dibuat adalah:
1.
2.
3.
4.
5.

Total biaya kualitas/penjualan


Biaya pencegahan/penjualan
Biaya pemeriksaan/
Biaya kegagalan internal/penjualan
Biaya kegagalan eksternal/penjualan

Biaya Kualitas Tersembunyi (Hidden Quality Costs)


Dalam kategori biaya kegagalan internal dan eksternal terdapat biaya kualitas

tersembunyi.
Biaya ini disebut tersembunyi karena biaya-biaya tersebut tidak dapat dilihat langsung
pada catatan akuntansi perusahaan, namun harus diukur secara khusus. Contoh biaya ini
adalah penjualan yang hilang akibat ketidakpuasan konsumen karena memperoleh barang
yang tidak sesuai dengan spesifikasi.

Lean Production
Konsep efisiensi biaya lainnya yang belakangan ini muncul adalah lean production.

Konsep ini juga sering disebut dengan Toyota Production System (TPS), karena perusahaan
tersebut yang mempelopori penggunaan sistem ini. Berdasarkan model lean production inilah
kemudian berkembang sebuah konsep baru yang disebut dengan lean accounting. Konsep
lean production bertujuan untuk membuat perusahaan menjadi kurus dengan cara
membuang segala aktivitas-aktivitas dan juga biaya yang tidak memiliki nilai tambah bagi
perusahaan. Dalam konsep lean, terdapat tujuh pemborosan yang haus dihilangkan
perusahaan yaitu:
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Kelebihan produksi
Persediaan
Motion
Material movement
Correction, termasuk didalamnya pengerjaan ulang
Over processing
7. Waiting

Anda mungkin juga menyukai