Anda di halaman 1dari 6

LATIHAN SOAL – PERTEMUAN PERTAMA

1. Apa saja peran dari Akuntansi Manajemen Strategis ?


Jawab :
Bisnis saat ini beroperasi di lingkungan yang dinamis dan kompleks. Mereka dipengaruhi
oleh faktor LANGKAH (Sosiologis, Teknologi, Ekonomi dan Politik), persaingan
internal, dan semakin kuatnya daya tawar pemasok dan pelanggan. Kekuatan-kekuatan
ini telah secara radikal mengubah lingkungan bisnis. Bisnis beralih ke akuntansi
manajemen strategis untuk bertahan dalam lingkungan bisnis yang berubah ini. Peran
akuntansi manajemen strategis oleh karena itu untuk menyelaraskan strategi dan tujuan
organisasi dengan faktor-faktor ini. Ini mengharuskan organisasi untuk memantau dan
mengevaluasi operasi mereka dengan pesaing mereka dan untuk memberikan perhatian
yang lebih besar untuk memenuhi kebutuhan pelanggan. Untuk melakukan ini, akuntansi
manajemen strategis menyediakan berbagai informasi internal dan eksternal untuk
pengambilan keputusan.

a. Untuk mengindentifikasi, mengumpulkan, memilah dan menganalisis data akuntansi


dengan tujuan membantu manajer dalam mengambil keputusan strategi
b. Menciptakan keunggulan kompetitif, agar perusahaan bisa memenangkan persaingan
c. Memberikan informasi dalam lingkup yang sangat luas secara internal, eksternal,
aspek finansial, non finansial, yang berorientasi pada masa lalu, maupun pada masa
depan.
d. Mencari peluang mengurangi biaya di dalam perusahaan sera meningkatkan
profitabilitas dalam jangka Panjang

2. Jelaskan tujuan manajemen menggunakan informasi biaya ?


Jawab :
Manajemen menggunakan informasi biaya untuk tujuan berikut: perencanaan (mis.
Anggaran dan target), pengendalian, evaluasi, dan pengambilan keputusan. Selain itu
informasi biaya ini juga berguna untuk memetakan arah masa depan; ini memberikan
informasi yang berguna bagi para manajer untuk menetapkan strategi dan juga
menyediakan kemampuan untuk memastikan bahwa input, proses, dan output selaras
untuk mencapai tujuan organisasi. Dalam konteks sektor publik, ada satu penggunaan
tambahan penting dari informasi ini - untuk komunikasi eksternal kepada pengguna (yang
memiliki kepentingan dalam arah dan keberhasilan entitas). Para pengguna ini terbagi
dalam tiga kelompok: penyedia sumber daya (karyawan, pemberi pinjaman, kreditor,
pemasok), penerima barang dan jasa (pembayar pajak, pembayar pajak dan anggota
asosiasi profesional), dan pihak-pihak yang melakukan peninjauan fungsi pengawasan
(parlemen, pemerintah, badan pengatur , analis, serikat pekerja, kelompok pengusaha,
media dan kelompok komunitas minat khusus.

 informasi akuntansi bagi system informasi manajemen digunakan untuk


merancang system penyediaan informasi untuk berbagai kepentingan manajemen
 Penggunaan teknologi informasi dan perhitungan biaya yang akurat sangat
menentukan keberhasilan dalam bersaing pada harga.
 bertujuan untuk mengidentifikasi biaya kegiatan suatu perusahaan.,
 bertujuan untuk mendapatkan informasi tingkat efisiensi, efektivitas, serta nilai
finansial pada kegiatan bisnis.
 membantu menyempurnakan performa perusahaan di masa depan.

3. Apa metode konvensional akuntansi manajemen ? Berikan contoh ?


Jawab :
Metode konvensional akuntansi manajemen berkaitan dengan aspek komputasi penetapan
biaya produk dan sistem kuantitatif perencanaan dan pengendalian. Sistem ini
mengabaikan dimensi perilaku akuntansi dan konteks bisnis. Contoh-contoh dari sistem
akuntansi manajemen konvensional termasuk alokasi biaya berbasis volume, analisis
volume laba, kontrol anggaran, dan penetapan biaya standar.

Sistem akuntansi biaya konvensional sering pula disebut dengan sistem akuntansi biaya
tradisional. Pendekatan tradisional mengasumsikan bahwa semua biaya dapat
diklasifikasikan sebagai biaya tetap atau variabel sesuai dengan perubahan unit atau
volume produk yang diproduksi. Penggerak berdasarkan unit atau volume ini digunakan
untuk membedakan penggerak kegiatan berdasarkan unit serta untuk membebankan biaya
pada obyek biaya tersebut sehingga disebut Sistem Biaya Tradisional. (Hansen &
Mowen, 2009: 57). Dalam pelaporan keuangan, informasi tentang biaya produksi
menurut akuntansi biaya konvensional diukur dengan menggunakan metode biaya penuh
(full/ Absorption costing method) dan metode biaya variabel (variabel costing method).
Metode biaya penuh adalah penentuan harga pokok produk dengan mengkombinasikan
biaya bahan baku langsung, biaya tenaga kerja langsung dan biaya produksi langsung
(tetap) sedangkan metode biaya variabel merupakan penentuan harga pokok produk
hampir sama dengan metode biaya penuh hanya biaya produksi tidak langsung
berdasarkan kepada biaya produksi variabel saja, dan biaya produksi tetap adalah
dibebankan sebagai biaya periode berjalan (period cost). Perbedaan antara kedua metode
ini, terletak pada pembebanan biaya produksi tidak langsung tetapnya. Dalam penentuan
harga pokok produk, metode biaya penuh memasukkan biaya overhead pabrik tetap
sebagai biaya dalam persediaan, sedangkan metode biaya variabel mengeluarkan biaya
overhead pabrik dari biaya persediaan dan memperlakukannya sebagai biaya periode
berjalan. Sistem biaya konvensional ini, baik full costing method maupun variabel
costing method, hanya menggunakan satu tarif biaya overhead. Metode konvensional
akan menghasilkan perhitungan biaya yang cukup akurat apabila biaya overhead
merupakan salah satu komponen biaya yang jumlah material dibandingkan dengan biaya
bahan baku langsung dan biaya upah langsung atau jika kegiatan overhead yang
dilakukan berhubungan erat dengan volume produksi. Hal ini menyebabkan biaya
konsumsi overhead pabrik setiap produk yang dihasilkan perusahaan pada departemen-
departemen produksi yang ada, dianggap sama per unitnya dan tarif Overhead per
Departemen. Meskipun tarif overhead per departemen mampu mencerminkan perbedaan
konsumsi produk atas biaya overhead pabrik di setiap departemen produksi, namun tarif
ini tidak mampu mencerminkan elemen biaya overhead pabrik di setiap departemen
produksi. Proses alokasinya, menurut Cooper dan Kaplan terdiri dari dua tahap. Pada
tahap pertama, biaya-biaya overhead itu dikumpulkan dalam pusat-pusat biaya (cost
pools), baik departemen pembantu maupun departemen produksi. Sedangkan tahap
kedua, biaya overhead pabrik yang telah melalui tahap pertama, dialokasikan kepada
produk-produk sebagai obyek biayanya atas dasar alokasi tertentu seperti jam tenaga
kerja langsung, jam mesin, unit produksi, dan pengukuran volume lainnya. Proses ini
disebut dengan pembebanan biaya overhead pabrik (overhead application/ absorption)

Sitem Biaya Konvensional adalah sistem penentuan Harga Pokok Produksi yang


menggunakan dasar pembebanan biaya sesuai dengan perubahan unit atau volume
produk yang diproduksi. Sistem Konvensional hanya membebankan biaya pada produk
sebesar biaya produksinya
Akuntasi biaya konvensional atau tradisional hanya membebankan biaya produksi ke
produk, sedangkan biaya lain yang berkaitan dengam porduk seperti biaya peneltian dan
pengembagan, biaya pemasaran, biaya distribusi, dan biaya layanan pelanggan tidak
dibebankan ke harga pokok produk

4. Diskusikan dengan contoh, bagaimana teori kontijensi berbeda dengan teori kelembagaan
?
Jawab :
"Teori kontingensi" mengasumsikan jenis sistem akuntansi dan kontrol bervariasi sesuai
dengan keadaan atau situasi spesifik di mana organisasi beroperasi. Ada pandangan
bahwa “tidak ada yang universal desain "terbaik" untuk sistem kontrol manajemen, tetapi
"itu semua tergantung" pada faktor situasional atau kontekstual. "Sejauh ini, para peneliti
telah mengidentifikasi berbagai variabel yang terlibat dalam desain dan penggunaan
proses akuntansi dan kontrol dalam organisasi. Ini termasuk pengaruh budaya, teknologi,
dan pasar organisasi pada sistem kontrol anggaran; ukuran organisasi, teknologi dan
strukturnya; gaya pengambilan keputusan; nilai-nilai dan motivasi organisasi; aspirasi
manajemen untuk pertumbuhan laba.

"Teori ekonomi politik", di sisi lain, membantu memahami hubungan timbal balik antara
proses pemerintahan, negara, ekonomi dan organisasi seperti desain dan penggunaan
sistem akuntansi manajemen. Masalah kekuasaan, konflik, sejarah, sosial, ekonomi,
politik, budaya, dan peraturan dan regulasi yang dilembagakan adalah varian kunci dari
pendekatan PE. Pendekatan PE menjelaskan bagaimana ini mempengaruhi atau mendikte
operasi proses manajemen dalam organisasi. Ada pandangan yang berpegang pada
tekanan kebijakan, negara, dan ekonomi, organisasi akan dianggap sah. Penelitian
akuntansi menunjukkan bahwa pendekatan PE dapat lebih menangkap fenomena ini
dengan menelusuri fondasi sosial-politik dari fenomena ekonomi ke pola keterlibatan
negara dan interaksi antara proses hukum dan ekonomi pada dan di dalam organisasi.
Beberapa tema telah muncul dari studi akuntansi menggunakan pendekatan PE termasuk:
bagaimana sistem akuntansi dibentuk oleh hubungan timbal balik antara kekuatan politik
dan ekonomi dalam organisasi dan masyarakat; dan, bagaimana makna, budaya, ideologi,
dan konteks organisasi menentukan operasi sistem akuntansi dan kontrol dalam
organisasi.
Jadi perbedaan antara kedua teori ini terletak pada fokus mereka. Teori kontingensi
tertarik pada faktor- faktor yang membentuk Sistem Kontrol Manajemen; PE tertarik
pada hubungan timbal balik antara MCS dan pemerintahan, negara, dan ekonomi. Juga,
PE mengasumsikan perubahan organisasi untuk tujuan legitimasi; teori kontingensi tidak
membahas 'mengapa' perubahan itu hanya melihat faktor-faktor yang telah membentuk
perubahan.

Teori kontingensi adalah teori kesesuaian pemimpin yang berarti menyesuaikan


pemimpin dengan kondisi yang tepat. Teori yang dikemukakan oleh fiedler’s ini
berpendapat bahwa, kinerja pemimpin ditentukan dari pemahamannya terhadap situasi
dimana mereka memimpin. Filosofi pola pikir teori kontingensi berdasarkan bahwa setiap
organisasi memiliki karakteristik masing-masing dan menghadapi masalah yang berbeda.
Oleh karena itu pendekatan ini mempunyai pandangan bahwa situasi yang berbeda harus
dihadapi dengan perilaku kepemimpinan yang berbeda pula, dan setiap organisasi harus
dihadapi dengan gaya kepemimpinan tersendiri.

Teori Institusional (Institusional Theory) atau teori kelembagaan yaitu terbentuknya


organisasi karena adanya tekanan lingkungan institutional yang menyebabkan terjadinya
institutionalisasi.
Misalnya dalam sebuah organisasi Himpunan Mahasiswa, dalam situasi yang
harmonis, pemimpin menjadi orang yang disukai, memberikan tugas yang jelas dan
mempunyai kekuasaan yang besar. Dalam kondisi seperti ini jelas semua variable situasi
yang baik telah tersedia, jadi pemimpin harus meningkatkan kewibawaan bagi
anggotanya. Jika pemimpin dari himpunan mahasiswa tersebut ada dalam situasi
organisasi yang harmonis, maka anggotanya akan bersedia mengikuti usaha pemimpin
dalam mengarahkan mereka. Sebaliknya jika sebuah organisasi himpunan mahasiswa
memiliki pemimpin yang tudak disukai, penjelasan tugas samar-samar dan kekuasaan
lemah, maka itu merupakan situasi yang tidak harnonis. Dalam keadaan seperti ini,
pemimpin dalam organisasi HIMA harus memusatkan perhatian pada pekerjaan dan
mengarahkan anggota dengan mempergunakan pengaruh anda sebagai pemimpin yang
memiliki kewenangan untuk hal tersebut.
Teori kelembagaan menggambarkan hubungan antara organisasi dengan lingkungannya;
tentang bagaimana dan mengapa organisasi menjalankan sebuah struktur dan proses serta
bagaimana konsekuensi dari proses kelembagaan yang dijalankan tersebut (Meyer dan
Rowan, 1977). Scott (2008) dalam Villadsen (2011) menyatakan bahwa teori ini dapat
digunakan untuk menjelaskan peran dan pengambilan keputusan dalam organisasi bahwa
struktur, proses dan peran organisasi seringkali dipengaruhi oleh keyakinan dan aturan
yang dianut oleh lingkungan organisasi. Misalnya organisasi yang berorientasi pada
layanan publik, dalam pengambilan keputusan sudah tentu dipengaruhi oleh keyakinan
dan aturan yang berlaku di pemerintah pusat, pemerintah daerah dan lingkungan
masyarakat. Berangkat dari hal ini, maka dapat dijelaskan bahwa organisasi sebagai
pihak yang menerapkan kebijakan harus memiliki komitmen yang kuat dalam
menjalankan tugasnya agar tujuan akhir dari sebuah kebijakan dapat tercapai.

5. Bagaimana akuntansi keuangan, akuntansi biaya, manajemen biaya, dan manajemen


biaya strategis saling berkaitan satu sama lain ? jelaskan dengan contoh ?
Jawab :
Langkah-langkah akuntansi keuangan dan mencatat transaksi bisnis dan memberikan
laporan keuangan yang didasarkan pada prinsip akuntansi yang diterima secara umum,
serta, standar akuntansi yang relevan. Ini terutama berkonsentrasi pada pelaporan
eksternal. Akuntansi keuangan menyiapkan laporan seperti laporan laba rugi (atau
laporan laba rugi), neraca (atau laporan aset dan kewajiban), laporan arus kas dan
perubahan ekuitas.

Akuntansi biaya adalah gabungan dari akuntansi keuangan dan manajemen. Ini
memberikan informasi tentang biaya perusahaan dan dapat digunakan untuk tujuan
eksternal dan internal. Ketika akuntansi biaya digunakan untuk akuntansi keuangan, ia
mengukur biaya produksi dan penjualan sesuai dengan prinsip akuntansi. Ketika
digunakan untuk tujuan internal, informasi akuntansi biaya memberikan dasar untuk
perencanaan, pengendalian, & pengambilan keputusan. Akuntansi biaya mencakup topik-
topik seperti analisis biaya-volume laba (atau CVP), penganggaran, biaya yang relevan,
biaya pekerjaan, biaya proses, biaya berdasarkan aktivitas (atau ABC), manajemen
berbasis aktivitas (atau ABM) dan proses alokasi biaya.

Manajemen biaya membutuhkan pemahaman yang lebih dalam tentang struktur biaya
perusahaan; menggabungkan unsur-unsur dari tiga bidang yang lebih tua: akuntansi
manajemen; produksi; dan perencanaan strategis. Manajemen biaya mengacu pada
aktivitas manajemen yang digunakan untuk perencanaan jangka pendek dan jangka
panjang serta pengendalian biaya. Manajemen biaya tidak hanya berfokus pada
pengurangan biaya, tetapi juga pada pengendalian dan manajemen biaya. Dengan
demikian, ia memiliki fokus yang luas.
Manajemen biaya strategis memberikan informasi biaya untuk keputusan strategis. Ini
membantu merumuskan dan mengkomunikasikan strategi. Ini memiliki fokus jangka
panjang. Itu melakukan taktik yang menerapkan strategi tersebut. Ini mengembangkan
dan mengimplementasikan kontrol yang memantau keberhasilan dalam mencapai tujuan
strategis.

Contoh: Di perusahaan manufaktur, akuntansi keuangan mencatat semua transaksi


termasuk biaya produksi dalam buku besar; catatan akuntansi biaya dan menghitung
biaya produksi; manajemen biaya membandingkan biaya produksi aktual dengan
anggaran dan menganalisis perbedaannya. Manajemen biaya strategis menggabungkan
hasil analisis di atas dengan faktor non-keuangan lainnya untuk membuat keputusan
untuk masa depan.

Anda mungkin juga menyukai