Anda di halaman 1dari 11

BAB I

AKUNTANSI BIAYA

Akuntansi biaya merupakan cabang dari akuntansi yang fokus pada pengukuran,
analisis, dan pelaporan biaya yang terkait dengan kegiatan produksi (Hervindi, 2023). Tujuan
utama akuntansi biaya adalah memberikan informasi yang relevan dan akurat mengenai
biaya-biaya yang terjadi dalam suatu perusahaan. Melibatkan pencatatan biaya bahan baku,
biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik, akuntansi biaya membantu
manajemen dalam mengelola sumber daya dengan efisien dan membuat keputusan yang
berdasarkan informasi finansial yang kuat.

Tujuan utama akuntansi biaya adalah memberikan informasi yang berguna kepada
manajemen untuk membantu mereka dalam pengambilan keputusan. Dengan memahami
biaya produksi, manajemen dapat merencanakan, mengendalikan, dan mengevaluasi kinerja
operasional perusahaan. Selain itu, akuntansi biaya juga mendukung penetapan harga produk
yang sesuai dengan biaya produksinya dan kondisi pasar. Informasi yang dihasilkan oleh
sistem akuntansi biaya juga dapat digunakan untuk mengidentifikasi area-area di mana
efisiensi dapat ditingkatkan dan memastikan bahwa sumber daya perusahaan digunakan
dengan optimal.

Akuntansi biaya memainkan peran kunci dalam membantu manajemen


mengidentifikasi elemen biaya yang paling berpengaruh pada profitabilitas perusahaan.
Melalui analisis varians dan pemantauan anggaran biaya, manajemen dapat mengidentifikasi
penyimpangan dari rencana dan mengambil tindakan korektif. Informasi ini juga digunakan
dalam penentuan harga jual yang kompetitif dan membantu perusahaan mengoptimalkan
laba. Dengan menyediakan data yang relevan dan terkini, akuntansi biaya memungkinkan
manajemen membuat keputusan yang lebih baik untuk mencapai tujuan strategis perusahaan.

Meskipun akuntansi biaya memiliki fokusnya sendiri, sangat penting untuk


memahami hubungannya dengan akuntansi keuangan. Informasi yang dihasilkan oleh
akuntansi biaya digunakan dalam penyusunan laporan keuangan, seperti laporan laba rugi dan
neraca. Integrasi antara akuntansi biaya dan keuangan memastikan bahwa informasi yang
dihasilkan bersifat konsisten dan dapat digunakan secara efektif oleh berbagai pihak,
termasuk investor, kreditur, dan regulator.
Manajemen membutuhkan data akuntansi biaya untuk merancang strategi operasional
yang efektif. Dengan memahami struktur biaya produk atau layanan, manajemen dapat
menyesuaikan strategi penetapan harga dan pengeluaran untuk meningkatkan profitabilitas.
Informasi akuntansi biaya juga berperan dalam memotivasi karyawan untuk meningkatkan
produktivitas dan efisiensi kerja, karena mereka dapat melihat dampak langsung dari kinerja
mereka pada biaya perusahaan.

Seiring dengan perkembangan teknologi dan perubahan dalam lingkungan bisnis,


akuntansi biaya terus mengalami evolusi. Tantangan seperti perubahan regulasi, perubahan
teknologi, dan fluktuasi pasar memerlukan adaptasi konstan dalam praktek akuntansi biaya.
Selain itu, integrasi sistem informasi akuntansi biaya yang canggih juga menjadi kunci dalam
memastikan keakuratan dan ketepatan waktu informasi yang dibutuhkan manajemen. Dengan
mengatasi tantangan ini, akuntansi biaya dapat terus memberikan nilai tambah yang
signifikan bagi perusahaan.

Sistem akuntansi biaya adalah suatu pendekatan atau metode yang digunakan oleh
perusahaan untuk mengidentifikasi, mengukur, dan melaporkan biaya-biaya yang terkait
dengan kegiatan produksi. Sistem ini dirancang untuk memberikan informasi yang
mendukung pengambilan keputusan manajerial. Dalam konteks ini, setiap kegiatan produksi
direkam secara terinci untuk memahami alokasi biaya secara efisien. Sistem akuntansi biaya
mencakup pemantauan biaya bahan baku, tenaga kerja langsung, dan overhead pabrik, serta
menyusunnya dalam laporan-laporan yang dapat membantu manajemen dalam perencanaan
dan pengendalian.

Perbedaan utama antara akuntansi biaya dan akuntansi keuangan terletak pada fokus
dan tujuan keduanya. Akuntansi biaya berkonsentrasi pada pengukuran biaya internal yang
terkait dengan produksi barang dan jasa, sementara akuntansi keuangan lebih berorientasi
pada penyusunan laporan keuangan untuk pihak eksternal seperti pemegang saham, investor,
dan pihak berkepentingan lainnya. Akuntansi biaya lebih bersifat detail dan internal,
sementara akuntansi keuangan bersifat lebih umum dan eksternal. Akuntansi biaya membantu
manajemen membuat keputusan internal dengan memberikan informasi yang sangat
terperinci tentang biaya-biaya spesifik dalam perusahaan.

Biaya bahan baku mencakup semua biaya yang terkait dengan pembelian atau
pengadaan bahan mentah yang akan digunakan dalam proses produksi. Ini melibatkan biaya
pembelian bahan baku, pengiriman, dan penerimaan barang. Pengelolaan biaya bahan baku
menjadi penting karena dapat memengaruhi biaya produksi secara keseluruhan.

Biaya tenaga kerja langsung mencakup upah dan tunjangan langsung yang
dikeluarkan untuk pekerjaan produksi. Ini termasuk gaji langsung bagi pekerja yang terlibat
dalam menciptakan produk atau layanan. Pemantauan biaya tenaga kerja langsung
memungkinkan perusahaan mengukur dan mengelola efisiensi penggunaan tenaga kerja
dalam produksi.

Biaya overhead pabrik adalah biaya produksi yang tidak dapat diatribusikan secara
langsung ke produk atau layanan tertentu. Ini mencakup biaya-biaya seperti listrik pabrik,
penyusutan peralatan, dan biaya pemeliharaan fasilitas. Menentukan dan mengontrol biaya
overhead pabrik adalah tantangan kunci dalam akuntansi biaya karena sifatnya yang tidak
langsung.

Biaya produk melibatkan semua biaya yang terkait dengan produksi barang atau
layanan tertentu. Ini mencakup biaya bahan baku, tenaga kerja langsung, dan overhead pabrik
yang dapat diatribusikan langsung ke produk. Di sisi lain, biaya periode adalah biaya yang
tidak terkait dengan produksi langsung dan dicatat sebagai biaya operasional dalam periode
tertentu. Contohnya termasuk biaya administrasi dan penjualan.

Melalui pengenalan sistem akuntansi biaya, pemahaman perbedaan antara akuntansi


biaya dan keuangan, serta jenis-jenis biaya seperti bahan baku, tenaga kerja langsung,
overhead pabrik, biaya produk, dan biaya periode, perusahaan dapat membangun dasar yang
kuat untuk mengelola dan mengoptimalkan efisiensi operasionalnya.

Metode Job Order Costing adalah pendekatan di mana biaya atribut ke setiap
pekerjaan atau pesanan khusus. Ini sangat cocok untuk perusahaan yang memproduksi barang
atau layanan yang unik atau spesifik. Sebaliknya, Metode Process Costing digunakan untuk
perusahaan yang memproduksi barang atau layanan dalam skala besar dan dianggap sebagai
proses aliran terus menerus. Metode Activity-Based Costing (ABC) memperhitungkan biaya
berdasarkan aktivitas yang diperlukan untuk memproduksi suatu barang atau layanan,
memberikan gambaran yang lebih akurat tentang aspek biaya yang mendasarinya.

Metode Job Order Costing memungkinkan perusahaan untuk mengalokasikan biaya


langsung dan tidak langsung ke setiap pekerjaan atau pesanan khusus yang mereka terima.
Setiap pekerjaan diberi nomor identifikasi unik, dan biaya yang terkait dengan pekerjaan
tersebut dicatat secara terpisah. Ini memberikan fleksibilitas dalam melacak biaya yang
terkait dengan setiap pekerjaan atau proyek tertentu, tetapi dapat menjadi rumit dalam
mengelola banyak transaksi kecil.

Metode Process Costing lebih cocok untuk perusahaan dengan produksi massal atau
kontinu. Biaya dalam metode ini dibagi rata ke seluruh unit produk yang dihasilkan selama
periode waktu tertentu. Sebagai contoh, dalam industri kimia, di mana produk melewati
berbagai tahap produksi, metode ini membagi biaya produksi menjadi biaya per satuan
produk di setiap tahap proses.

Metode Activity-Based Costing (ABC) lebih canggih, mengidentifikasi aktivitas yang


menghasilkan biaya dan kemudian mengalokasikan biaya ke produk berdasarkan konsumsi
aktivitas (Purwanti, 2022). Ini memberikan pandangan yang lebih rinci tentang sejauh mana
aktivitas-aktivitas tertentu berkontribusi terhadap biaya produk. Meskipun lebih kompleks,
ABC dapat memberikan informasi yang lebih akurat tentang biaya produk, terutama dalam
situasi di mana produk memiliki kebutuhan aktivitas yang berbeda.

Pengendalian biaya adalah langkah-langkah yang diambil perusahaan untuk


memastikan biaya produksi dan operasional tetap dalam batas yang direncanakan. Anggaran
Biaya adalah alat yang efektif dalam pengendalian biaya, yang melibatkan estimasi dan
alokasi biaya yang diharapkan selama periode tertentu. Analisis Varians Biaya kemudian
digunakan untuk membandingkan biaya aktual dengan anggaran yang telah ditetapkan,
membantu manajemen mengidentifikasi penyimpangan dan mengambil tindakan korektif jika
diperlukan.

Anggaran Biaya melibatkan estimasi dan alokasi biaya yang diperlukan untuk
mencapai tujuan perusahaan. Ini mencakup biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung,
biaya overhead pabrik, dan biaya lainnya yang diperlukan untuk produksi. Anggaran biaya
memberikan pandangan terinci tentang ekspektasi biaya selama periode tertentu dan
membantu manajemen dalam pengambilan keputusan dan perencanaan keuangan.

Analisis Varians Biaya melibatkan perbandingan antara biaya aktual dengan anggaran
yang telah ditetapkan. Varians positif atau negatif dapat menunjukkan seberapa baik atau
buruk perusahaan memenuhi target biaya yang telah ditetapkan. Analisis ini membantu
manajemen untuk mengidentifikasi area di mana biaya tidak sesuai dengan perkiraan,
sehingga memungkinkan mereka mengambil tindakan korektif untuk meningkatkan efisiensi
dan mengendalikan biaya lebih lanjut.
Sistem Informasi Akuntansi Biaya (SIAB) adalah suatu kerangka kerja yang
melibatkan teknologi informasi untuk mengumpulkan, mengelola, dan melaporkan informasi
biaya secara efisien. SIAB membantu perusahaan dalam pengumpulan data biaya, analisis,
dan pelaporan dengan lebih cepat dan akurat. Melalui integrasi dengan sistem produksi dan
keuangan, SIAB memastikan bahwa data biaya dapat diakses dengan mudah oleh pihak yang
berkepentingan dalam perusahaan. Lebih lanjut, SIAB memfasilitasi manajemen dalam
membuat keputusan berdasarkan informasi biaya yang real-time.

Teknologi informasi memiliki peran krusial dalam meningkatkan efektivitas


Akuntansi Biaya. Sistem otomatisasi mempercepat proses pengumpulan data biaya dan
mengurangi kesalahan manusia. Penggunaan teknologi juga memungkinkan integrasi yang
lebih baik antara departemen yang berbeda, seperti produksi, keuangan, dan manajemen.
Teknologi informasi juga mendukung implementasi Metode Activity-Based Costing (ABC)
dengan lebih baik, memungkinkan identifikasi aktivitas yang menyebabkan biaya secara
lebih rinci.

Beberapa perangkat lunak akuntansi biaya yang umum digunakan mencakup SAP
ERP, Oracle E-Business Suite, dan Microsoft Dynamics. Sistem ini menyediakan modul
akuntansi biaya yang dapat diintegrasikan dengan fungsi lain dalam perusahaan. Mereka
memfasilitasi pencatatan biaya, pengelolaan anggaran, dan analisis varians. Selain itu,
perangkat lunak ini mendukung pelaporan yang komprehensif, termasuk laporan biaya
produksi dan laporan laba rugi berdasarkan fungsi.

Laporan biaya produksi adalah dokumen yang merinci semua biaya yang terkait
dengan produksi barang atau layanan. Ini mencakup biaya bahan baku, biaya tenaga kerja
langsung, dan biaya overhead pabrik. Laporan ini memberikan pemahaman yang mendalam
tentang struktur biaya produk. Laporan laba rugi berdasarkan fungsi, di sisi lain,
mengkategorikan biaya-biaya berdasarkan fungsi perusahaan, seperti penjualan, produksi,
dan administrasi. Ini memberikan gambaran menyeluruh tentang kinerja keuangan
perusahaan berdasarkan kegiatan operasionalnya.

Laporan laba rugi berdasarkan fungsi menyajikan informasi keuangan perusahaan


dengan mengelompokkan biaya berdasarkan fungsinya dalam organisasi. Ini mencakup
pendapatan, biaya penjualan, biaya administrasi, dan lainnya. Laporan ini memberikan
wawasan yang signifikan tentang profitabilitas perusahaan di berbagai tingkatan operasional.
Melalui laporan ini, manajemen dapat mengevaluasi kinerja setiap departemen atau fungsi
secara terpisah, membantu dalam pengambilan keputusan strategis.

Etika dalam akuntansi biaya adalah aspek kritis yang mencakup tanggung jawab
profesional dan prinsip etika akuntan. Tanggung jawab profesional melibatkan kesadaran dan
kewajiban akuntan untuk menyajikan informasi biaya yang akurat, relevan, dan dapat
dipercaya. Prinsip etika akuntan mencakup integritas, objektivitas, kerahasiaan, dan
kepatuhan terhadap peraturan dan standar profesi. Menjaga etika dalam akuntansi biaya
penting untuk menjaga kepercayaan pemangku kepentingan dan integritas informasi
keuangan perusahaan.
BAB II

PENGGOLONGAN BIAYA

Penggolongan biaya merujuk pada proses mengelompokkan berbagai elemen biaya


dalam suatu organisasi ke dalam kategori-kategori tertentu berdasarkan karakteristik tertentu.
Ini melibatkan identifikasi, klasifikasi, dan pencatatan biaya dalam suatu sistem tertentu.
Penggolongan biaya memungkinkan perusahaan untuk memahami struktur biaya mereka
dengan lebih baik, mempermudah analisis, dan menyediakan dasar untuk pengambilan
keputusan. Dalam penggolongan biaya, perusahaan dapat mengidentifikasi elemen biaya
yang paling berpengaruh pada profitabilitas dan efisiensi operasional mereka.

Penggolongan biaya memiliki signifikansi yang besar dalam akuntansi karena


membantu dalam menyajikan informasi keuangan yang lebih terstruktur dan relevan. Melalui
penggolongan yang tepat, manajemen dapat memahami sifat dan karakteristik biaya yang
mereka hadapi, yang kemudian membantu dalam perencanaan anggaran, pengendalian biaya,
dan evaluasi kinerja. Selain itu, penggolongan biaya juga mendukung penyusunan laporan
keuangan yang akurat, memberikan gambaran yang jelas tentang struktur biaya perusahaan
kepada pihak-pihak yang berkepentingan.

Klasifikasi biaya berdasarkan perilaku mencakup pembagian biaya menjadi tiga


kategori utama: biaya variabel, biaya tetap, dan biaya semivariable. Biaya variabel berubah
seiring dengan volume produksi atau penjualan, sementara biaya tetap tetap konstan terlepas
dari perubahan volume. Biaya semivariable memiliki unsur dari kedua kategori, dengan
sebagian berubah dan sebagian tetap tergantung pada faktor-faktor tertentu. Klasifikasi ini
penting karena memberikan wawasan tentang bagaimana biaya merespons terhadap
perubahan dalam kegiatan operasional perusahaan.

Biaya variabel adalah biaya yang berubah sejalan dengan perubahan volume produksi
atau penjualan. Contoh biaya variabel meliputi bahan baku langsung, tenaga kerja langsung,
dan beberapa biaya produksi langsung. Pemahaman tentang biaya variabel penting karena
memungkinkan perusahaan untuk menghitung margin kontribusi, yaitu selisih antara
pendapatan dan biaya variabel, yang memberikan gambaran tentang seberapa baik
peningkatan penjualan dapat menutupi biaya variabel tambahan.
Biaya tetap adalah biaya yang tetap tidak peduli sejauh mana volume produksi atau
penjualan berubah. Sewa fasilitas, gaji manajerial tetap, dan asuransi tetap adalah contoh
biaya tetap. Mengetahui biaya tetap membantu manajemen untuk merencanakan dan
mengelola keuangan perusahaan, karena biaya ini harus ditutupi bahkan jika tidak ada
peningkatan dalam produksi atau penjualan.

Biaya semivariable adalah biaya yang memiliki unsur variabel dan tetap. Sebagian
biaya ini berubah seiring dengan perubahan volume produksi atau penjualan, sementara
sebagian lagi tetap konstan. Biaya transportasi, telepon, dan beberapa biaya overhead pabrik
dapat menjadi contoh biaya semivariable. Pengelompokan ini memungkinkan perusahaan
untuk lebih akurat dalam merencanakan biaya karena mempertimbangkan elemen yang bisa
berubah dan yang konstan sejalan dengan aktivitas operasionalnya.

Klasifikasi biaya berdasarkan fungsi melibatkan pengelompokan biaya berdasarkan


peran atau fungsi tertentu dalam operasional perusahaan. Biaya produksi, yang merupakan
bagian utama dari klasifikasi ini, mencakup semua biaya yang terkait dengan pembuatan
produk atau penyediaan layanan, termasuk biaya bahan baku, tenaga kerja langsung, dan
overhead pabrik. Biaya penjualan mencakup semua biaya yang terkait dengan upaya
pemasaran dan penjualan produk, seperti biaya iklan dan komisi penjualan. Sementara itu,
biaya administrasi mencakup biaya-biaya yang terkait dengan manajemen umum perusahaan,
termasuk gaji manajemen, biaya kantor, dan biaya administratif lainnya.

Biaya produksi adalah kategori biaya yang paling mendasar dalam klasifikasi
berdasarkan fungsi (Rumambi, 2022). Ini mencakup biaya bahan baku, biaya tenaga kerja
langsung, dan biaya overhead pabrik. Biaya ini berkaitan langsung dengan kegiatan produksi
barang atau layanan dan merupakan elemen utama yang mempengaruhi margin keuntungan
perusahaan. Memahami biaya produksi membantu manajemen dalam menentukan harga jual
yang tepat dan membuat keputusan strategis mengenai volume produksi.

Biaya penjualan melibatkan semua biaya yang terkait dengan pemasaran dan
penjualan produk atau layanan. Ini mencakup biaya iklan, promosi penjualan, komisi
penjualan, dan biaya distribusi. Memisahkan biaya penjualan dari biaya produksi membantu
perusahaan untuk memahami sejauh mana upaya pemasaran dan penjualan memengaruhi
profitabilitas dan memungkinkan penilaian yang lebih baik terhadap efisiensi operasional.

Biaya administrasi melibatkan semua biaya yang terkait dengan manajemen umum
perusahaan yang tidak langsung terlibat dalam produksi atau penjualan. Ini termasuk gaji
manajemen, biaya kantor, dan biaya administratif lainnya. Klasifikasi ini memberikan
pandangan holistik tentang biaya-biaya yang diperlukan untuk menjalankan perusahaan
secara keseluruhan. Memahami biaya administrasi membantu manajemen dalam perencanaan
dan pengendalian pengeluaran non-produksi.

Klasifikasi biaya berdasarkan identifikasi dengan produk atau layanan melibatkan


pengelompokan biaya berdasarkan seberapa erat mereka terkait dengan produksi suatu
produk atau penyediaan layanan tertentu. Biaya bahan baku mencakup semua biaya yang
terkait dengan pembelian atau pengadaan bahan mentah yang akan digunakan dalam proses
produksi. Biaya tenaga kerja langsung mencakup upah dan tunjangan langsung untuk
pekerjaan produksi. Biaya overhead pabrik mencakup biaya produksi yang tidak dapat
diatribusikan langsung ke produk, seperti biaya listrik pabrik dan penyusutan peralatan.

Biaya bahan baku mencakup semua biaya yang terkait dengan pengadaan bahan
mentah yang akan digunakan dalam produksi barang atau penyediaan layanan. Ini mencakup
biaya pembelian bahan baku, biaya pengiriman, dan penerimaan barang. Memahami biaya
bahan baku membantu perusahaan dalam mengelola persediaan dengan efisien dan
mengoptimalkan biaya produksi.

Biaya tenaga kerja langsung melibatkan upah dan tunjangan langsung untuk pekerja
yang terlibat dalam menciptakan produk atau layanan. Dengan mengidentifikasi dan
mengelompokkan biaya ini, perusahaan dapat mengukur dan mengelola efisiensi penggunaan
tenaga kerja dalam produksi. Analisis biaya tenaga kerja langsung membantu perusahaan
dalam merencanakan dan mengelola sumber daya manusia secara optimal.

Biaya overhead pabrik mencakup semua biaya produksi yang tidak dapat
diatribusikan langsung ke produk atau layanan tertentu. Ini mencakup biaya listrik pabrik,
penyusutan peralatan, dan biaya pemeliharaan fasilitas. Pengelompokan biaya overhead
pabrik memerlukan perhatian khusus karena sifatnya yang tidak langsung. Memahami biaya
overhead pabrik membantu perusahaan dalam mengalokasikan biaya dengan tepat ke produk
atau layanan, mendukung pengambilan keputusan, dan meningkatkan efisiensi produksi.

Klasifikasi biaya berdasarkan waktu melibatkan pembagian biaya menjadi tiga


kategori utama: biaya historis, biaya beban masa kini, dan biaya yang akan datang. Biaya
historis mencakup semua biaya yang terjadi di masa lalu, seperti pembelian bahan baku atau
pembayaran gaji karyawan. Biaya beban masa kini melibatkan biaya yang terjadi saat ini dan
terkait dengan operasi sehari-hari perusahaan. Sementara itu, biaya yang akan datang adalah
biaya yang diperkirakan akan terjadi di masa depan, seperti biaya penelitian dan
pengembangan.

Biaya historis adalah biaya yang terkait dengan kegiatan atau transaksi yang terjadi di
masa lalu. Ini mencakup semua biaya yang telah dikeluarkan untuk mendapatkan aset atau
memberikan layanan pada suatu periode waktu tertentu. Contohnya termasuk biaya
pembelian bahan baku, biaya produksi, dan biaya administratif yang telah terjadi dalam suatu
periode akuntansi sebelumnya. Informasi biaya historis penting dalam evaluasi kinerja
sejarah perusahaan dan memberikan dasar untuk perbandingan dengan biaya masa kini dan
yang akan datang.

Biaya beban masa kini adalah biaya yang terjadi dan tercatat pada periode akuntansi
saat ini. Ini mencakup biaya produksi aktual, biaya operasional, dan semua biaya yang
relevan dengan operasi perusahaan pada saat itu. Biaya beban masa kini memberikan
gambaran real-time tentang pengeluaran dan dapat membantu manajemen dalam
pengambilan keputusan operasional sehari-hari. Pemantauan biaya beban masa kini adalah
kunci dalam memastikan kesehatan keuangan perusahaan dan mengidentifikasi tren atau pola
pengeluaran saat ini.

Biaya yang akan datang mencakup semua biaya yang diperkirakan akan terjadi di
masa depan. Ini melibatkan proyeksi dan estimasi biaya untuk kegiatan yang belum terjadi
pada saat pencatatan laporan keuangan. Contoh biaya yang akan datang termasuk biaya
penelitian dan pengembangan produk baru, investasi dalam teknologi baru, dan biaya yang
mungkin timbul dari perubahan regulasi. Perkiraan biaya yang akan datang membantu
perusahaan dalam merencanakan dan mengalokasikan sumber daya untuk proyek-proyek
masa depan.

Klasifikasi biaya berdasarkan pencatatan dalam laporan keuangan melibatkan


pembagian biaya menjadi dua kategori utama: biaya langsung dan biaya tidak langsung.
Biaya langsung adalah biaya yang dapat diatribusikan langsung ke suatu produk atau layanan,
seperti biaya bahan baku dan tenaga kerja langsung. Di sisi lain, biaya tidak langsung adalah
biaya yang sulit atau tidak mungkin diatribusikan secara langsung ke produk atau layanan
tertentu, seperti biaya overhead pabrik dan biaya administrasi.

Biaya langsung adalah biaya yang dapat dihubungkan langsung dengan suatu produk
atau layanan. Ini mencakup biaya bahan baku yang digunakan dalam produksi, biaya tenaga
kerja langsung yang terlibat dalam menciptakan produk, dan biaya lain yang secara langsung
terkait dengan pembuatan atau penyediaan suatu barang atau jasa. Identifikasi dan pencatatan
biaya langsung dalam laporan keuangan memberikan transparansi yang tinggi dalam
memahami biaya yang terlibat dalam menciptakan produk atau layanan tertentu.

Biaya tidak langsung adalah biaya yang sulit atau tidak dapat diatribusikan secara
langsung ke produk atau layanan tertentu. Ini mencakup biaya overhead pabrik, biaya
administrasi, dan biaya lain yang tidak dapat diidentifikasi secara spesifik untuk suatu
produk. Pencatatan biaya tidak langsung dalam laporan keuangan memerlukan alokasi yang
hati-hati untuk memastikan bahwa biaya tersebut diatribusikan dengan adil dan akurat kepada
produk atau layanan yang dihasilkan. Analisis biaya tidak langsung penting untuk memahami
total biaya produksi atau penyediaan layanan.

Klasifikasi biaya berdasarkan keputusan pengelolaan melibatkan pembagian biaya


menjadi biaya relevan dan biaya irrelevan. Biaya relevan adalah biaya yang berdampak
langsung pada suatu keputusan pengelolaan. Contohnya termasuk biaya variabel yang
berkaitan dengan produksi tambahan atau biaya tambahan yang akan timbul dari keputusan
tertentu.

DAFTAR PUSTAKA

Hervindi, I. (2023). Analisis Penerapan Akuntansi Biaya Lingkungan Pada PDP Kahyangan
Pabrik Kopi Gunung Pasang Kecamatan Panti, Jember (Doctoral dissertation,
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI KIAI HAJI ACHMAD SIDDIQ JEMBER).

Purwanti, R., Sudarto, S., & Rusmana, O. (2022). Penerapan Metode Activity Based Costing
Dalam Perhitungan Unit Cost Sebagai Metode Alternatif Pada Penentuan Tarif
Pemeriksaan Laboratorium Dan Radiologi (Studi Kasus Di Rsop). Jurnal Ekonomi,
Bisnis, dan Akuntansi, 24(1), 74-97.

Rumambi, H. D., Kaparang, R. M., Ropa, G., & Setiadie, H. E. (2022). Desain Perhitungan
Harga Pokok Produksi Pada UMKM Pengrajin Rotan (Studi Pada UMKM Aneka
Rotan Di Kota Manado). Jurnal Akun Nabelo: Jurnal Akuntansi Netral, Akuntabel,
Objektif, 4(2), 731-746.

Anda mungkin juga menyukai