Anda di halaman 1dari 10

AKUNTANSI KEPERILAKUAN EKA 450 (CP)

(Rangkuman Materi Kuliah SAP 7)

ASPEK KEPERILAKUAN PADA PENGAKUMULASIAN DAN PENGENDALIAN


BIAYA

OLEH

KELOMPOK 7

NAMA ANGGOTA :
Gayatri Sukma Perthiwi (1607531028/09)
Putu Cindy Arintya Ardana (1607531029/10)
A.A. Sagung Ani Pradnyadewi Krisna (1607531031/11)
Devia Galuh Palupi (1607531039/14)

Disampaikan kepada :

Ni Putu Sri Harta Mimba, S.E., M.Si., Ph.D., Ak. CA

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS UDAYANA
2019

0
ASPEK KEPERILAKUAN PADA PENGAKUMULASIAN
DAN PENGENDALIAN BIAYA
1. Biaya dengan Fungsi Manajemen
Dalam suatu perusahaan manufaktur biaya dikelompokkan menjadi dua bagian utama,
yaitu:
a. Biaya Manufaktur
Seluruh biaya yang berhubungan dengan aktivitas pabrikasi perusahaan. Seperti,
bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, biaya overhead pabrik, biaya
pencegahan, biaya penilaian dan biaya kegagalan baik internal maupun eksternal.
b. Biaya Non-Manufaktur (Biaya Beroperasi)
Yang termasuk dalam kategori biaya non-manufaktur adalah biaya penjualan dan
biaya umum dan administrasi.
2. Pentingnya Pengendalian Biaya
Sebagian besar pendapatan penjualan dalam suatu perusahaan dihasilkan dengan
mengeluarkan biaya. Oleh karena itu sangat penting untuk memanajemen biaya. Salah
satu cara untuk mengendalikan dan mengatur biaya untuk memperbaiki laba bersih
adalah dengan menganggarkan serta menganalisis biaya. Meninjau setiap biaya (beban)
dan melihat konstribusinya terhadap laba bersih adalah cara yang dipandang paling baik.
Contohnya, jika proporsi biaya iklan dianggap terlalu tinggi terhadap laba bersih,
sementara tidak beriklan juga akan menciptakan masalah, maka sebaiknya dilakukan
pemotongan terhadap biaya iklan.
3. Sistem Biaya Tradisional versus Biaya Standar
3.1 Tujuan dan Penggunaan Sistem Akuntansi Biaya
Akuntansi biaya mengidentifikasikan, menguantifikasi, mengakumulasikan, dan
melaporkan berbagai elemen biaya yang berkaitan dengan produksi barang atau penyerahan
jasa. Akuntansi biaya memiliki dua tujuan:
a. Pihak eksternal
Akuntansi biaya dapat digunakan untuk penilaian persediaan dan penentuan
laba, sehingga akuntansi biaya dapat memenuhi kebutuhan pengguna eksternal
seperti, pemegang saham, pemerintah (pajak), dan kreditor.
b. Pihak internal
Akuntansi biaya dapat membantu perencanaan, pengendalian, dan evaluasi
aktivitas operasional harian dan orang yang bertanggung jawab untuk itu dari adanya
informasi biaya yang tepat waktu dan relevan yang diberikan dari akuntansi biaya ini.
Data biaya juga memainkan peranan penting dalam analisis dan penilaian profitabilitas
relatif atau tingkat diinginkannya suatu alternatif keputusan. Pendekatan dan sistem yang
digunakan dalam menyediakan informasi biaya sangat berbeda satu sama lain. setiap jenis
memiliki aspek keperilakuannya sendiri. Bila hal ini diabaikan, maka respon manusia yang

1
tidak diinginkan dapat timbul yang dapat agak mengganggu atau bahkan sampai benar-benar
destruktif.
3.2 Sistem Biaya Tradisional (Historis)
Istilah tradisional (historis) mengacu pada sistem biaya yang membatasi input pada
biaya historis dan mengusahakan penyerapan penuh atas biaya tetap dan variabel oleh unit
produk atau jasa. Salah satu kelemahan utama dari sistem biaya tradisional adalah bahwa
persyaratan akuntansi keuangan menuntut agar biaya per unit produk atau jasa
memperhitungkan semua biaya; baik yang dapat ditelusuri ke suatu produk atau jasa maupun
yang terjadi untuk satu periode waktu tertentu atau untuk lebih dari satu objek biaya.
Kelemahan utama lainnya yang berkaitan dengan penggunaan sistem biaya tradisional
untuk tujuan pengendalian adalah bahwa satu-satunya dasar untuk pengendalian adalah
perbandingan kinerja saat ini dengan kinerja dari periode sebelumnya. Hal tersebut dapat
cukup menyesatkan karena tidak ada cara untuk mengetahui apakah biaya dari periode
sebelumnya terlalu tinggi, terlalu rendah, atau hampir tepat. Kelemahan terbesar adalah
bahwa sistem tersebut berbahaya karena mendorong respons yang tidak diinginkan dan
destruktif ketika digunakan dalam mengevaluasi kinerja dari individu yang diberikan tugas
untuk melaksana-kan berbagai aktivitas dalam batasan anggaran tersebut.
3.3 Sistem Biaya Standar
3.3.1 Ruang Lingkup
Mengakui kelemahan dari sistem biaya tradisional, banyak organisasi mengadopsi
“sistem biaya standar”. Sistem biaya standar mencerminkan pencampuran yang potensial
efektif dari akuntansi dengan konsep pengendalian dan teori organisasi modern. Biaya
standar adalah sasaran biaya per unit produk atau jasa yang ditentukan sebelumnya secara
ilmiah, yang dikembangkan melalui studi teknik dan akuntansi. Biaya standar mencerminkan
estimasi terinci mengenai berapa biaya untuk melaksanakan suatu tugas tertentu atau
penghasilan suatu produk tertentu. Kelebihan sistem biaya standar ini dari Aspek
pengendalian yang melekat dari perhitungan biaya standar adalah kemampuannya untuk
membandingkan, kinerja aktual dengan standar yang ditentukan sebelumnya.

3.3.2 Sistem Biaya Standar dan Anggaran Fleksibel


Terdapat hubungan yang penting antara penggaran fleksibel dan sistem biaya standar.
Taksiran sistem biaya standar mengiventarisasi sepanjang periode pada jumlah anggaran
fleksibel. Anggaran fleksibel adalah anggaran biaya per unit dikalikan dengan jumlah unit
aktual. Oleh karena itu, sistem biaya standar menjawab pertanyaan seperti apa laporan laba

2
rugi dan neraca akan terlihat jika biaya-biaya dan input per unit harus direncanakan dengan
tepat pada tingkat output aktual yang dicapai
3.3.3 Kompatibilitas dengan Konsep Teori Organisasi Modern
Dalam mengembangkan kerangka kerja untuk sistem biaya standar yang sesuai
dengan konsep teori organisasi modern, terdapat beberapa langkah pengendalian yang
penting untuk diterapakan, sebagaimana dijelaskan oleh Edwin Caplain, yaitu:
1) Penetapan tujuan organisasi.
2) Penentuan pusat pertangungjawaban yang sesuai dan penugasan fungsi kepada
masing-masing.
3) Pengisian staf dari pusat pertanggungjawaban dengan individu-individu yang
memiliki kemampuan, motivasi, dan pengetahuan yang mencukupi untuk melakukan
fungsinya.
4) Penciptaan jalur komunikasi antara pusat pertanggunjawaban dan unit organisasi
lainnya serta, di mana perlu, lingkungan eksternal.
5) Pengembangan prosedur yang memastikan bahwa informasi telah mencukupi, relevan,
dan tepat waktu sepanjang jalur komunukasi.
6) Desain dan inplementasi mekanisme pengndalian yang mengukur dan mengevaluasi
kenerja dalam hal tujuan organisasi dan memberikan umpan balik mengenai
penyesuain yang di perlukan dalam tujuan dan/atau kinerja.
Sistem biaya standar dirancang untuk menjalankan tiga fungsi, yaitu:
1) Sebagai sumber informasi, sistem biaya standar menginformasikan kepada individu
yang bertanggung jawab mengenai apa yang diharapkan terkait dengan efisiensi
biaya.
2) Sebagai jalur komunikasi, sistem biaya standar menyebarkan tingkat biaya yang
diharapkan dan pencapaiannya.
3) Sebagai alat pengendalian serta evaluasi kinerja, sistem biaya standar periodik
menyediakan umpan balik mengenai hasil kinerja masa lalu dan penyimpangannya
dari standar yang ditetapkan kepada individu terkait.

4. Perhitungan Biaya Langsung atau Variabel


4.1 Filosofi yang Mendasari
Semua metode akuntansi biaya tradisional, sesuai dengan konsep biaya tersebut,
membebankan unit produk atau jasa dengan biaya penuh. Bahan baku langsung dan tenaga
kerja langsung dibebankan langsung ke unit produk atau jasa, sementara overhead tetap dan
variabel pada kebanyakan kasus diserap berdasarkan estimasi tarif yang didasarkan pada
volume yang telah ditentukan sebelumnya.

3
Metode akuntansi biaya tradisional juga mengabaikan fakta bahwa biaya overhead
tertentu akan tetap konstan tanpa memedulikan kuantitas ari unit yang dihasilkan atau jasa
yang diserahkan, sementara biaya overhead yang lainnya berfluktuasi terhadap volume.
Untuk mengatasi kekurangan ini dapat digunakan alat penyusunan anggaran fleksibel dan
analisis biaya volume laba.
Perhitungan biaya langsung atau biaya variabel membedakan antara biaya produksi
(bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, an bagian variable dari overhead) dengan biaya
untuk siap menghasilkan(overhead tetap atau biaya periode) hanya biaya yang ditibulkan oleh
produksi atau penyerahan jasa sekarang saja yang diklasifikasikan sebagai biaya per unit
produk atau jasa dan dikapitalisasi sampai barang – barang tersebut terjual atau jasanya
diserahkan. Pendukung perhitungan biaya langsaung mempertimbangkan pembagian
oberhead berdasrakan struktur biayanya sebagai kebutuhan dasar untuk pengendalian biaya
yang efektif serta pengambilan keputusan yang berarti.
4.2 Dorongan Keperilakuan
Dorongan keperilakuan konsep, prinsip, dan praktik akuntansi mempengaruhi
pengukuran kinerja menajerial; konsekuensinya, keputusan manajemen. Hawkins
menyatakan bahwa konsep, prinsip dan praktik akuntansi adalah bagus secara keperilakuan
maupun teknis, jika konsep, prinsip, atau praktik tersebut:
1) Menghambat manajer dari pengambilan berbagai tindakan operasi yang tidak
menguntungkan guna membenarkan adopsi atas suatu alternatif akuntansi.
2) Menghambat adopsi atas praktik akuntansi oleh perusahaan yang hanya
menciptakan ilusi kinerja.
5. Pengendalian Biaya
Membagi biaya ke dalam komponen variabel dan tetap memberikan dasar yang lebih
baik untuk pengendalian biaya. Hal tersebut memungkinkan penyusunan laporan laba rugi
menggunakan margin kontribusi yang menekankan pada pola perilaku biaya dan memberikan
perincian kepada manajemen mengenai biaya teknik, biaya yang dikomitmenkan, dan biaya
diskresioner.
a. Biaya teknik: meliputi biaya bahan baku langsung, biaya tenaga kerja langsung, dan
biaya overhead variabel
b. Biaya tetap yang dikomitmenkan atau biaya kapasitas: adalah seluruh biaya organisasi
dan pabrik yang terus terjadi dan yang tidak dapat dikurangi tanpa merugikan
kompetensi organisasi untuk memenuhi tujuan jangka panjang.
c. Biaya diskresioner: biaya yang muncul dari keputusan periodik serta tidak memiliki
hubunagan optimum antara input dan output.

4
6. Pengambilan Keputusan
Pengetahuan akan biaya diferensial atau biaya variabel serta margin kontirbusi akan
mempengaruhi perilaku manajer dan mengarahkan mereka pada pengambilan keputusan yang
lebih baik. Beberapa situasi pengambulan keputusan yang umum akan dijelaskan berikut ini.
a. Keputusan Bauran Produk
Manajer penjualan yang mengetahui margin kontribusi dari produk-produknya akan
jauh lebih mampu untuk memutuskan produk mana yang akan didorong dan mana
yang harus dikurangi atau ditolerir hanya karena penjualannya menguntungkan
produk lain.
b. Penentuan Harga Produk Baru
Produk baru umumnya diterima di pasar stelah diuji coba secara ekstensif oleh
perusahaan yang memiliki reputasi dal;am industry tersebut.
c. Penetrasi Pasar
Manajer dapat menggunakan biaya variabel sebagai dasar untuk penentuan harga
ketika mereka bermaksud memasuki pasar baru dengan produk yang sudah ada.
d. Penghapusan Produk
Margin kontribusi akan membantu manajemen dalam menentukan apakah akan
menghentikan suatu produk atau hanya berhenti menjualnnya dipasar tertentu.
e. Pesanan Khusus
Dalam pemesanan khusus terdapat dua jenis situasi pemesanan khusus. Situasi
tersebut dapat melibatkan akomodasi untuk pelanggan istimewa atau persyaratan
khusus untuk ukuran.
f. Kampanye Iklan dan Promosi
Untuk meningkatkan volume penjualan saat ini, perusahaan dapat meluncurkan
kampaye iklan dan promosi khusus. Semakin tinggi margin kontribusi dari produk
yang dipromosikan atau diiklankan, maka semakin bersar manfaat bersih
potensialnya.
g. Keputusan Mengurangi Biaya.
Jika harga jual suatu perusahaan ditetapkan oleh pesaing, maka manjemen akan
mengetahui besarnya biaya variabel yang diperkenankan pada volume overasi saat
inijika tujuan laba tertentu harus dicapai. Pengetahuan ini akan mendorong
manajemen untuk waspada terhadap biaya serta memperkenalkan alat dan prosedur
untuk menghemat biaya.
7. Aspek Keperilakuan dari Langkah Akuntansi Biaya yang Dipilih
Langkah-langkah dalam mendorong perilaku karyawan yang diinginkan:
1) Penetapan Standar
Elemen yang paling berpengaruh dalam menentukan keberhasilan atau
kegagalan sistem biaya adalah standar yang digunakan sebagai kriteria kinerja.

5
Standar yang memiliki fungsi ganda, yaitu, berfungsi sebagai tujuan untuk
memotivasi pengendalian biaya dan sebagai alat evaluasi kinerja. Roymond Miles dan
Roger vern mengemukakan empat prasyarat utama bagi sistem pengendalian yang
unggul secara keperilakuan, yaitu: standar haruslah ditetapkan dengan cara yang
sedemikian rupa sehingga orang menerimnya sebagai sesuatu realistisdan bukannya
arbitrer, orang-orang harus merasa bahwa mereka memilih pengaruh dalam
menetapkan tujuan mereka sendir, orang-orang harus yakin bahwa mereka tidak akan
dihukum secara tidak adil untuk variasi normal yang terjadi secara kebetulan dalam
kinerja, dan umpan balik atas kinerja haruslah bertujuan untuk koreksi maupun
evaluasi.
Individu akan menerima tujuan kinerja yang realistis jika mereka dilibatkan
dalam proses penetapan standar. Jika mereka merasa bahwa partisipasi mereka
memiliki dampak terhadap standar, maka mereka akan merasa mampu mempengaruhi
lingkungan kerja mereka dan lebih termotivasi dalam mencapai tujuan.
2) Partisipasi dalam Penetapan Standar
Michael Foran dan Don DeCoster meringkas logika yang mendasari seluruh
argumen yang mendukung partisipasi menjadi “Jika seseorang pekerja berpartisipasi
dalam menetapkan standar kinerjanya sendiri, maka ia akan membuat komitmen yang
tegas terhadap standar tersebut, dan oleh karena itu akan bekerja keras untuk
mencapainya.” Jadi dapat dikatakan bahwa, jika seseorang mengetahui sampai sejauh
mana kemampuannya dalam menyelesaikan tugas yang diberikan dan dia menetapkan
standar kinerjanya sendiri berdasarkan kemampuan yang dimilikinya maka dia akan
mampu untuk mencapai hasil yang maksimal. Dimana standar yang dia tetapkan
tersebut harus lebih tinggi dari standar kinerja yang ditetapkan oleh perusahaan.
Dalam salah satu studi empiris, mereka menggunakan teori disonansi kognitif
untuk mendapatkan lebih banyak wawasan mengenai penyebab partisipasi lebih
efektif dalam penetapan standar kinerja. Dalam konteks penetapan standar, teori ini
mengimplikasikan bahwa jika manjemen menginginkan komitmen yang pasti
terhadap standar, maka individu yang dikendalikan harus memiliki pilihan (kemauan).
Ketika memilih sekelompok standar kinerja tertentu mereka mengalami keraguan
(disonasi) mengenai kebijaksanaan dari pilihan mereka.
3) Standar yang Ketat vs Standar yang Longgar
Untuk berfungsi sebagai alat motivasi, standar yang digunakan haruslah tidak
terlalu ketat dan tidak terlalu longgar. Standar yang ketat akan lebih sering tidak

6
tercapai dan sulit dipenuhi. Standar yang ketat berguna bagi mandor atau manajer saja
yang akan termotivasi oleh kebutuhan akan prestasi yang luar biasa. Sementara itu,
standar yang longgar tidak memberikan manfaat motivasional apapun karena standar
begitu mudah dicapai, sehingga mandor dan manajer mengabaikan standar tersebut
karena dianggap tidak berarti. Standar tersebut sebaiknya disesuaikan dengan
kemampuan dari unit-unit kerja yang terlibat sehingga standar tersebut tidak menjadi
terlalu ketat maupun terlalu longgar bagi unit-unit kerja tersebut. Tanpa memedulikan
tingkat partisipasi atau keketatannya, setelah standar ditetapkan, maka standar itu
harus diperbarui sehingga dapat mempertahanlan relevansinya.
4) Penyerapan Overhead
Bidang lain yang penuh dengan dorongan difungsional adalah penerapan
overhead. Praktik umum untuk membebankan overhead manufaktur tetap dan
variable, ke produk pada tariff estimasi yang didasarkan pada tinkat kapasitas yang
telah ditentukan sebelumnya. Ketika dasar yang digunakan untuk penyerapan berbeda
dari yang telah ditentukan sebelumnya, maka varians yang dibebankan sebelumnya
terlalu tinggi atau terlalu rendah akan terjadi. Ukuran dari varians ini akan
dipengaruhi oleh tingkat kapasitas yang dipilih sebagai penyebut dari tarif tersebut.
5) Alokasi Biaya Tidak Langsung
Dalam riset yang didukung oleh National Assosiation of Accountants James
Fremgen dan Shu S.liao menemukan bahwa perusahaan responden membedakan
dengan tegas dua jenis biaya tidak langsung, yaitu:
a. Biaya jasa korporat, yaitu biaya jasa yang dilakukan secara sentral untuk mamfaat
korporat dan pusat pertanggungjawaban.
b. Biaya administratif korporat, yaitu biaya yang diperlukan untuk mengoperasikan
kantor korporat.
6) Analisis Varians
Unsur utama dari pengendalian biaya adalah perbandingan secara periodik
antara biaya aktual dengan sasaran biaya yang sudah ditentukan sebelumnya, baik
dalam bentuk anggaran maupun standar. Perbandingan ini akan menghasilkan
sejumlah varians. Varians tersebut dapat berupa hasil dari berbagai penyebab,
beberapa diantaranya dapat dijelaskan dan dikendalikan.
7) Keputusan Investigasi Varians
Keputusan manajemen semata-mata bergantung pada penilaiannya atas
signifikansi diskrepansi yang diamati. Varians ini memiliki signifikansi pengendalian

7
hanya jika varians tersebut berasal dari penyebab yang dapat ditentukan atau, dengan
kata lain, tidak bersifat acak dan rentan terhadap tindakan perbaikan. Kerumitan
permasalahan yang sebenarnya terletak pada fakta bahwa tanpa investigasi,
manajemen tidak memiliki dasar untuk menentukan apakah varians tertentu
ditimbulkan dari penyalahgunaan yang dapat diidentifikasi dan dikendalikan , atau
apakah varians tersebut bersifat acak atau tidak dapat dikendalikan.
8) Aspek Keperilakuan
Komponen khusus dari kebijakan pengendalian yang dapat mempengaruhi
respon manusia adalah faktor-faktor berikut :
a. Batas Pengendalian
Batasan ini menentukan seberapa mudah atau sulit bagi seseorang yang
dikendalikan untuk berkinerja dalam kisaran yang dapat diterima dan berapa
banyak ruang yang mereka miliki untuk gagal sekali waktu.
b. Hasil Umpan Balik
Umpan balik yang positif akan memberitahu mereka bahwa mereka ada pada jalur
yang tepat dan akan memotivasi mereka untuk mengulangi usaha yang sama,
sedangakan umpan balik yang negatif tidak akan secara otomatis mendorong
mereka untuk melakukan usaha yang lebih besa, tetapi hal tersebut dapat secara
perlahan-lahan akan menurunkan tingkat aspirasi mereka serta mengikis tingkat
usaha dan kinerja mereka.

c. Keketatan Pemaksaan
Pemaksaan yang ketat atas kebijakan pengendalian akan menimbulkan tekanan
dalam diri individu yang dikendalikan. Sementara tekanan dapat menyegarkan
individu-individu tertentu, tekanan tersebut dapat mengintimidasi yang lain
menurunkan kinerja mereka yang sudah buruk lebih jauh lagi
d. Struktur Penghargaan
Orang atau kelompok akan memodifikasi perilaku mereka yang tidak diinginkan
dan mengulangi perilaku yang diinginkan ketika mereka memandang bahwa
perubahan atau pengulangan perilaku tersebut disertai dengan penghargaan
intrinsik maupun ekstrinsik.

8
DAFTAR PUSTAKA
Lubis, Arfan Ikhsan. 2010. Akuntansi Keperilakuan. Edisi 2. Jakarta: Salemba Empat.
https://www.scribd.com/doc/257022062/Aspek-Keperilakuan-pada-Pengakumulasian-dan-
Pengendalian-Biaya (Diakses pada tanggal 17 Maret 2019)
https://www.scribd.com/doc/100739974/Aspek-Keperilakuan-Pada-Pengakumulasian-Dan-
Pengendalian-Biaya (Diakses pada tanggal 17 Maret 2019)
https://dokumen.tips/documents/aspek-keperilakuan-pada-pengakumulasian-dan-
pengendalian-biaya-567d8bbc0ba61.html (Diakses pada tanggal 17 Maret 2019)

Anda mungkin juga menyukai