Anda di halaman 1dari 21

INFORMASI AKUNTANSI

2.1 Akuntansi dan Informasi Akuntansi


Akuntansi bisa didefinisikan sebagai proses pengidentifikasian, pengukuran, pencatatan,
dan pengkomunikasian informasi ekonomi yang bisa dipakai untuk penilaian (judgment) dan
pengambilan keputusan oleh pemakai infomasi tersebut. Karena biasanya pemakai hanya bisa
menampung dan menganalisis informasi yang terbatas, maka tujuan pelaporan akuntansi adalah
membuat sistem pemrosesan dan komunikasi yang meringkaskan informasi perusahaan yang
sangat banyak ke dalam bentuk yang bisa dipahami.
Dengan demikian akuntansi bisa dipahami sebagai penghubung antara kegiatan ekonomi
suatu perusahaan dengan pembuat keputusan. Kebanyakan pelaporan akuntansi dilakukan oleh
perusahaan. Gambar 2.1. ini menggambarkan informasi akuntansiyang menghubungkan kegiatan
ekonomi perusahaan dengan pengambil keputusan.
Pemakai data akuntansi secara umum bisa dikelompokkan ke dalam dua kelompok yaitu
(1) pemakai internal, dan (2) pemakai eksternal. Pemakai eksternal adalah investor atau calon
investor yang meliputi pembeli atau calon pembeli saham atau obligasi, kreditor atau peminjam
dana bank, supplier, dan pemakai-pemakai lain seperti karyawan, analis keuangan, pialang saham,
pemerintah (berkaitan dengan pajak), dan Bapepam (berkaitan dengan perusahaan yang go public).
Pemakai internal adalah pihak manajemen yang bertanggung jawab terhadap pengelolaan
perusahaan harian (jangka pendek) dan juga jangka panjang. Pemakai eksternal terutama
mendasarkan terutama hanya pada laporan keuangan yang dipublikasikan. Informasi tambahan
bisa diperoleh melalui publikasi=-publikasi lain seperti dari majalah dan surat kabar. Sebaliknya,
pemakai informasi akuntansi internal bisa memperoleh baik laporan keuangan yang dipublikasikan
maupun informasi keuangan yang tidak dipublikasikan, serta informasi non-keuangan lainnya
yang relevan. Pemakai internal mempunyai akses ke informasi akuntansi yang lebih besar, faktor
pembatas disini adalah kemampuan sistem akuntansi untuk memberikan informasi yang
diperlukan. Semakin baik sistem informasi yang disusun, berarti akan semakin banyak informasi
relevan yang bisa dihasilkan.
Gambar 2.1. Informasi Akuntansi, Kegiatan ekonomi, dan Pengambilan Keputusan

Kegiatan Ekonomi Informasi


Lembaga Akumulasi
Akuntansi
(perusahaan)

Komunikasi

Pemakai Pemakai
Internal Eksternal

Feedback

Pengembalian Pengembalian
Keputusan Keputusan
Internal Eksternal

2.1.1 Cabang-Cabang Akuntansi


Berkaitan dengan pemakai internal dan eksternal, akuntansi telah berkembang menjadi dua
jenis akuntansi, yaitu:
(1) Akuntansi Keuangan (financial Accounting)
(2) Akuntansi Manajemen (Managerial Accounting)

Akuntansi keuangan adalah sistem pengakumulasian, pemrosesan, dan pengkomunikasian


yang di desain untuk informasi pengambilan keputusan yang berkaitan dengan investasi dan kredit
oleh pemakai eksternal. Informasi akuntansi keuangan dikomunikasikan melalui laporan keuangan
yang dipublikasikan, dan dibatasi oleh beberapa ketentuan Standar Akuntansi Keuangan.
Akuntansi manajemen adalah sistem pengakumulasian, pemrosesan, dan
pengkomunikasian yang didesain untuk informasi pengambilan keputusan oleh pemakai internal.
Akuntansi manajemen dikomukasikan dengan laporan perusahaan internal dan tidak dibatasi oleh
ketentuan-ketentuan yang membatasi akuntansi keuangan. Akuntansi manajemen hanya dibatasi
oleh manfaat tidaknya informasi yang dihasilkan dan biaya yang dihabiskan untuk menghasilkan
informasi tersebut.
Gambar 2.2. Perbedaan Akuntansi Manajemen dan Akuntansi Keuangan
Akuntansi Keuangan Akuntnasi
Manajemen
1. Sumber wewenang Standar Akuntansi Keuangan Kebutuhan Internal
2. Orientasi waktu Sebagian besar masa lalu Sekarang dan masa mendatang
(histori)
3. Cakupan Terutama total perusahaan Departemen individu, divisi,
dan total perusahaan
4. Tipe informasi Terutama kuantitatif Kualitatif dan kuantitatif

5. Bentuk pelaporan Ditentukan oleh SAK Tergantung keputusan spesifik


yang akan dipecahkan
6. Fokus Eksternal Internal
pengambilan
keputusan

2.2 Tujuan Pelaporan Keuangan


Informasi yang Bermanfaat untuk Pengambilan Keputusan
Tujuan yang paling umum yang diperlihatkan Gambar 2.3. adalah bahwa pelaporan
keuangan harus memberikan informasi yang bermanfaat untuk investor, kreditor, dan pemakai
lainnya, saat ini maupun potensial, untuk pembuatan keputusan investasi, kredit, dan investasi
semacam lainnya.
Informasi yang Bermanfaat untuk Memperkirakan Aliran kas untuk Pemakai Eksternal
Laporan keuangan harus memberikan informasi yang bermanfaat untuk pemakai eksternal
untuk memperkirakan jumlah, waktu, dan ketidakpastian penerimaan kas yang berkaitan. Tujuan
ini penting, karena investor atau pemakai eksternal mengeluarkan kas untuk memperoleh aliran
kas masuk. Pemakai eksternal harus yakin bahwa ia akan memperoleh aliran kas masuk yang lebih
dari aliran kas keluar.
Informasi yang Bermanfaat untuk Memperkirakan Aliran Kas perusahaan
Penerimaan kas pihak eksternal akan ditentukan oleh aliran kas masuk perusahaan.
Perusahaan yang kesulitan kas akan mengalami kesulitan untuk memberi kas ke pihak eksternal,
dan dengan demikian penerimaan kas pihak eksternal aka terpenuhi.
Gambar 2.3. Tujuan Pelaporan Keuangan
TUJUAN PELAPORAN KEUANGAN
Tujuan Umum
Memberi informasi yang bermanfaat bagi investor, kreditur,
dan pemakai lainnya, sekarang atau masa yang akan datang
untuk membuat keputusan investasi, pemberian kredit, dan
keputusan lainnya yang serupa yang rasional.

Diturunkan Tujuan
Pemakai eksternal

Memberi informasi yang bermanfaat untuk investor, kreditur,


dan pemakai lainnya saat ini atau masa yang akan datang,
untuk memperkirakan jumlah, waktu, dan ketidakpastian dari
penerimaan kas dan deviden atau bunga, dan dari penjualan,
pelunasan surat-surat berharga atau hutang pinjaman

Diturunkan Tujuan
Perusahaan

Memberi informasi untuk menolong investor, kreditur, dan


pemakai lainnya untuk memperkirakan jumlah, waktu, dan
ketidakpastian aliran kas masuk bersih ke perusahaan

Tujuan
Spesifik

Memberi informasi Memberi informasi Memberi informasi


sumber daya pendapatan yang aliran kas
ekonomi kewajiban, komprehensif
dan modal saham
Tujuan ketiga adalah pelaporan keuanga harus memberikan informasi untuk membantu
pihak eksternal untuk memperkirakan jumlah, waktu dan ketidakpastian aliran kas masuk bersih
perusahaan. Penerimaan kas perusahaan diperoleh selama siklus bisnis perusahaan tersebut,
dimulai dari pembelian bahan-bahan mentah, produksi, penjualan, dan penerimaan kas kembali.
Informasi Mengenai Sumber Daya Ekonomi dan Klaim Terhadap Sumber Daya Tersebut
Tujuan yang keempat merupakan tujuan yang paling spesifik. Tujuan ini menandakan tipe
informasi perusahaan yang harus diberikan dalam laporan keuangan. Tujuan spesifik yang pertama
adalah memberi informasi mengenai sumber daya ekonomi perusahaan dan kalim-klaim atas
sumber daya tersebut yang meliputi: hutang dan modal saham. Informasi ini bermanfaat untuk
pihak eksternal karena beberapa alasan :
1. Mengidentifikasikan kelemahan dan kekuatan perusahaan untuk memperkirakan likuiditas
perusahaan
2. Memberikan basis untuk mengevaluasi prestasi perusahaan selama periode tertentu
3. Untuk memberikan indikasi langsung potensi aliran kas sumber daya dan kas yang
diperlukan untuk memenuhi kewajiban perusahaan,
4. Untuk memberikan indikasi potensi aliran kas yang merupakan hasil gabungan dari
beberapa sumber daya dalam perusahaan.

Informasi mengenai sumber daya ekonomi, kewajiban, dan modal saham perusahaan
disajikan dalam neraca.
Informasi Mengenai Pendapatan dan Komponen-komponennya
Tujuan spesifik yang lain adalah bahwa laporan keuangan memberikan informasi
mengenai prestasi perusahaan selama periode tertentu untuk membantu pihak eksternal
menentukan harapannya mengenai prestasi perusahaan pada masa-masa mendatang. Fokus dari
laporan keuangan mengenai prestasi perusahaan adalah informasi mengenai pendapatan
perusahaan yang komprehensif dan komponen-komponennya. Informasi semacam itu bermanfaat
karena beberapa alasan.
1. Untuk mengevaluasi prestasi manajemen
2. Memperkirakan kemampuan perusahaan menghasilkan laba atau jumlah lainnya yang
diperkirakan mempengaruhi kemampuan perusahaan menghasilkan laba dalam jangka
panjang.
3. Memperkirakan pendapatan masa mendatang
4. Memperkirakan resiko investasi atau meminjamkan pada perusahaan

Informasi Aliran Kas


Tujuan spesifik lain adalah pelaporan keuangan yang memberi informasi mengenai aliran
kas perusahaan, bagaimana perusahaan menerima kas dan mengeluarkan kas, mengenai pinjaman
dan pelunasan pinjaman, mengenai transaksi permodalan termasuk deviden yang dibayarkan, dan
mengenai faktor-faktor lain yang bisa mempengaruhi likuiditas perusahaan. Informasi aliran kas
bermanfaat karena beberapa alasan:
1. Memahami operasi perusahaan
2. Mengevaluasi kegiatan investasi dan pendanaan
3. Memperkirakan likuiditas perusahaan
4. Menginterpretasikan lebih jauh laporan rugi laba

Laporan Aliran Kas Diajikan Melalui Laporan Analisis Aliran Kas


Faktor lain yang menjadi isu dalam pelaporan keuangan adalah masalah full disclosure.
Laporan keuangan harus memasukkan juga penjelasan-penjelasan dan interpretasi oleh pihak
manajemen untuk membantu pemakai eksternal memahami informasi keuangan yang diberikan.
2.3 Karakteristik Kualitatif Informasi Akuntansi
Berikut ini beberapa karakteristik kualitattif yang membentuk informasi yang
bermanfaat. Dikatakan kualitatif karena sampai saat ini tidak ada model matematis atau
kuantitatif yang bisa dipakai untuk membentuk informasi yang bermanfaat. Karakteristik-
karakteristik tersebut akan membedakan informasi yang lebih bermanfaat dengan informasi
yang kurang bermanfaat. Karakteristik- karakteristik ini harus dipertimbangkan ketika
perusahaan memiliki beberapa alterlatif metode akuntansi.
2.3.1 Hirarki Karakteristik Kualitatif
Batasan Keberadaan Informasi Akuntansi
(Pervasive Constraint)
Manfaat > Biaya
Kualitas Spesifik
Pemakai
Bisa Dipahami

Kualitas Secara Keseluruhan Bermanfaat untuk pengambilan


keputusan
Kualitas yang
pokok spesifik
keputusan
Relevan Reliabel

Nilai Prediksi Bisa Diverifikasi


Karakteristik
kualitas utama
Representatif
Nilai Umpan Balik

Tepat Waktu Kenetralan

Karakteristik kualitas Bisa diperbandingkan


yang kedua (termasuk konsistensi)

Batasan untuk Kematerialan


pengakuan

Pada gambar diatas nampak bahwa informasi akuntansi dibatasi oleh dua batasan
(constrain) yaitu:
1. Batasan Atas
Manfaat dari informasi akuntansi harus lebih besar dibanding biaya yang dikeluarkan
agar sistem informasi akuntansi bisa dibenarkan.
2. Batasan Bawah
Nilai rupiah dari informasi akuntansi harus material, yaitu cukup besar untuk
mengakibatkan perbedaan dalam pengambilan keputusan. Agar bermanfaat setidaknya
informasi akuntansi memuat karakteristik kualitatif pad tingkat minimum

a. Dapat Dipahami (Understandability)


Informasi akuntansi harus disajikan dengan cara yang mudah dipahami oleh
pengguna yang memiliki pengetahuan tentang bisnis, kegiatan ekonomi,
danmempunyai keinginan untuk mempelajari informasi dengan tekun.
b. Bermanfaat untuk Pengambilan Keputusan
Merupakan karakteristikkualitatif yang digunakan untuk mempertimbangkan
kualitas informasi akuntansi. Bermanfaat atau tidaknya informasi tergantung dari
keputusan yang dibuat, cara pengambilan keputusan, informasi lain yang ada, dan
kemampuan memproses pengambilan keputusan. Hal ini juga mengacup ada
pengambilan keputusan yang umum dan dalam konteks yang umum pula.
c. Relevansi
Informasi dalam laporan keuangan yang relevan adalah ketika hal tersebut
mempengaruhi keputusan ekonomi pengguna. Yaitu, hal tersebut dapat (a) membantu
mereka mengevaluasi masa lalu, sekarang, atau kejadian masa depan yang terkaitan
dengan suatu entitas (b) mengkonfirmasikan atau mengoreksi masa lalu evaluasi yang
telah mereka buat.
d. Nilai Prediksi dan Umpan Balik
Informasi akuntansi mempunyai nilai prediksi apabila informasi tersebut bisa
dipakai untuk memprediksi lebih akurat berdasarkan informasi masa lalu dan saat
sekarang. Informasi mempunyai kemampuan umpan balik apabila informasi tersebut
bisa dipakai untuk mengkonfirmasikan kesimpulan-kesimpulan tertentu mengenai
masalalu. Seringkali informasi mempunyai nilai keduanya (prediksi dan umpan balik),
karena konfirmasi masalalu dipakai untuk memprediksi masa mendatang lebih tepat
lagi.
e. Ketepatan Waktu
Ketepatan waktu adalah komponen lain relevansi. Untuk menjadi berguna,
informasi harus diberikan kepada pengguna dalam jangka waktu yang kemungkinan
besar dapat mempengaruhi keputusan mereka.
f. Reliabilitas
Informasi yang reliabel bebas dari bias-bias tertentu dan bisa mencerminkan
apa yanag akan diukur. Dengan demikian informasi yang reliabel harus bisa
diverifikasi, netral dan representatif.
g. Bisa diverikasi
Informasi bisa diverifikasikan apabbila pengukur ( misal akuntan ) bisa sampai
pada kesimpulan bersama bahwa metode yang dipilih bersih dari bias-bias tertentu dan
dengan demikian metode tersebut bisa diduplikasi.
h. Representatif
Representatif merupakan keterkaitan antara pengukuran dan apa yang diukur.
Istilah lain yang sering digunakan yang mempunyai arti sama dengan representatif
adalah valid. Sebagai contoh perusahaan mencatat sewa yang dibayar di muka sebagai
aktiva. Aktiva merupakan sumber daya perusahaan, dan aktiva merupakan ukuran
representatif sewa dibayar di muka karena sewa dibayar di muka meningkatkan sumber
daya perusahaan meskipun perusahaan tersebut tidak memiliki aktiva yang disewakan.
i. Kenetralan
Informasi akan netral apabila bebas dari bias-bias tertentu yang akan
mempengaruhi hasil kearah yang tertentu. Tetapi, tidak berarti bahwa kenetralan
informasi akuntansi tidak mempunyai pengaruh terhadap perilaku manusia. Informasi
akuntansi ditunjukan kepada semua pihak (broad class) dan ditunjukan untuk tujuan
yang umum dan bervariasi, bukan untuk yang sempit.
j. Keterbandingan
Pengguna harus dapat membandingkan laporan keuangan dari suatu badan dari
waktu kewaktu sehingga mereka dapat mengidentifikasi tren dalam posisi keuangan
dan kinerja. Pengguna harus juga dapat membandingkan laporan keuanganentitas yang
berbeda. Pengungkapan kebijakan akuntansi yang penting untuk perbandingan.
k. Batasan terhadap hirarki informasi
Sama seperti halnya komoditi ekonomi lainnya, keputusan yang berkaitan
dengan komoditi tersebut harus dilandasi prinsip manfaat biaya. Biaya informasi
akuntansi disebabkan pengumpulan pemrosesan, pengauditan, pengkomunikasian
informasi akuntansi dan juga biaya karena kehilangan keunggulan kompetitif karena
terbukanya informasi akuntansi.
l. Materialitas
Materialitas adalah komponen relevan. Informasi adalah material jika kelalaian
atau kesalahan pernyataan dapat mempengaruhi keputusan ekonomi pengguna. Untuk
bermanfaat informasi akuntansi harus relevan dan cukup material. Informasi akuntansi
tidak akan bermanfaat apabila tidak relevan atau jumlahnya tidak cukup berarti untuk
membuat perbedaan (tidak material)

Informasi akuntansi merupakan salah satu faktor penting bagi pengguna laporan
keuangan dalam membuat suatu keputusan ekonomi. Informasi akuntansi harus disajikan
sedemikian rupa agar berguna dan bermanfaat dalam pengambilan keputusan. Teori kegunaan-
keputusan informasi akuntansi tercermin dalam bentuk kaidah-kaidah yang harus dipenuhi
oleh komponen-komponen pelaporan keuangan agar dapat bermanfaat dalam rangka
pengambilan keputusan ekonomi. Walaupun sebenarnya karakteristik kualitatif informasi
akuntansi yang dikeluarkan dalamstatement tersebut berbeda-beda satu sama lain, namun
kesemuanya adalah bertujuan untuk bagaimana bisa membantu dalam pengambilan keputusan
yang bermanfaat oleh pengguna.

2.4 Asumsi dan Konvensi dalam Akuntansi


a. Kesatuan ( Entity )
Kebanyakan kegiatan ekonomi dan bisnis dilakukanoleh perusahaan yang
merupakan kesatuan ekonomi tersendiri ( economic entety ). Kesatuan ekonomi ini
mencangkup mulai dari yang berukuran kecil sampai dengan yang besar. Akuntansi
keuangan berurusan dengan pencatatan dan penyajian kegiatan ekonomi kesatuan in, tanpa
memandang ukurannya.
b. Kontinuitas / Kesinambungan ( Continuity )
Asumsi kontinuitas sering juga disebut sebagai asumsi going concern assumpion.
Asumsi ini mengatakan bahwa perusahaan akan tetap beroperasi pada masa mendatang,
kecuali ada bukti-bukti lain yang bertentangan dengan asumsi tersebut. Asumsi kontinuitas
ini diperlukan oleh akuntansi karena apabila asumsi tersebut tidak valid, maka beberapa
metode akuntansi tidak bisa dipakai.
c. Periode Waktu
Untuk menentukan prestasi perusahaan dengan lebih akurat, pembatasan waktu
diperlukan. Dengan demikian pendapatan dan biaya kesatuan ekonomi diukur selama
waktu tertentu. Alternatif lain adalah dengan mengikuti siklus bisnis suatu perusahaan.
d. Unit Moneter
Unit moneter dipakai sebagai unit transaksi dalam laporan keuangan. Unit moneter
ini mengikuti unit moneter nasional di mana perusahaan tersebut beroperasi. Asumsi
penting yang mendasari pemakaian unit moneter ini adalah nilai yang stabil (nilai
pengukuran yang stabil). Fluktuasi nilai unit moneter tersebut bukan merupakan gangguan
yang serius terhadap pelaporan keuangan. Sekarang ini nilai uang praktis tidak lagi stabil,
dan dengan demikian asumsi kestabilan unit moneter bukan merupakan suatu asumsi yang
harus valid. Nilai produk, sebagai contoh tanah atau bangunan, mengalami kenaikan harga
yang cukup tajam. Nilai produk tersebut tidak lagi stabil. Saat ini belum ada perlakuan
khusus untuk nilai moneter yang berubah, tetapi perusahaan akan lebih baik apabila juga
mencantumkan efek perubahan nilai moneter terhadap laporan keuangan.
e. Realisasi dan Pengakuan
Realisasi berarti proses perubahan (konversi) dari sumber daya non-kas menjadi
kas atau hak untuk menjadikan kas (rights to cash). Contoh yang terakhir ini adalah piutang
yang bukan merupakan kas, tetapi bisa ditukar menjadi kas. Pengakuan berarti proses
pencatatan dan pelaporan secara formal suatu item dalam laporan keuangan. Item yang
diakui dituliskan dalam kata dan jumlah (angka). Supaya suatu item diakui, item harus
memenuhi empat persyaratan, yaitu :
a. Memenuhi definisi elemen (elemen dalam neraca atau rugi-laba)
b. Bisa diukur
c. Relevan
d. Reliabel
Pendapatan akan diakui apabila :
1) Telah terjadi realisasi
2) Telah diperoleh (earned)
Biasanya realisasi akan lengkap apabila penjualan telah terjadi (kas atau piutang telah
diperoleh), dan biasanya proses perolehan pendapatan (earning process) telah lengkap
pada waktu penjualan. Faktor-faktor tersebut akan memberikan kepastian pendapatan
yang cukup. Kadang-kadang pengakuan atas pendapatan dimajukan atau dimundurkan
dalam proses perolehan pendapatan, tergantung dari jenis usaha yang dilakukan oleh
perusahaan.
Dengan demikian pendapatan barangkali tidak diakui pada saat yang bersamaan
dengan realisasi. Pendapatan bisa diakui pada :
1) saat produksi
2) akhir produksi, atau
3) saat terjadi penjualan
Sebagai contoh, pada konstruksi jangka panjang dengan kontrak yang melewati
batas waktu satu tahun, pendapatan diakui pada saat produksi (berlangsungnya
pembangunan konstruksi) dengan menggunakan metode persentase penyelesaian
(percentage of completion menthod). Metode tersebut mengalokasikan pendapatan
pada setiap periode didasarkan pada perkiraan persentase yang selesai pada periode
tersebut. Pengakuan pendapatan pada saat produksi berakhir apabila harga yang tetap
telah ditentukan dan tidak ada batas terhadap jumlah unit yang bisa dijual. Situasi
semacam ini sesuai dengan beberapa mineral dan produl tanaman yang mempunyai
nilai tinggi. Metode ketiga mengakui pendapatan pada saat penjualan terjadi. Metode
ini biasa terjadi pada kegiatan bisnis yang umum.
f. Mempertemukan Pendapatan dengan Biaya (Matching) dan Pendekatan Akrual
Pendekatan akrual bisa diartikan sebagai proses mempertemukan transaksi,
kejadian, dan kondisi yang mempunyai konsekuensi kas ke periode di mana hal-hal
tersebut mucul, bukannya pada periode dimana kas diterima atau dikeluarkan. Prinsip
mempertemukan (matching) berarti mempertemukan pendapatan dan biaya yang terjadi
pada periode terjadinya pendapatan/biaya tersebut, tidak tergantung pada kapan diterima
atau dikeluarkannya kas yang berkaitan dengan pendapatan/biaya tersebut. Tujuannya
adalah untuk mempertemukan pengorbanan dengan manfaat dalam periode akuntansi yang
berkaitan.
Biaya dan pendapatan dikaitkan dengan dasar tiga prinsip :
1. Keterkaitan sebab dan akibat
2. Alokasi yang sistematis dan rasional
3. Pengakuan yang segera
Contoh biaya pada kategori pertama adalah komisi penjualan dan harga pokok
penjualan. Contoh biaya yang kedua adalah depresiasi bangunan dan amortisasi aktiva
tak berwujud. Contoh biaya jenis ketiga adalah biaya yang berkaitan dengan periode
waktu tertentu, seperti gaji direksi.
g. Konservatisme
Konservatisme akuntansi menyatakan bahwa apabila ada beberapa alternative
akuntansi maka alternatif yang seharusnya dipilih adalah alternatif yang paling kecil
kemungkinannya untuk melaporkan asset atau pendapatan lebih besar dari yang seharusnya
(overstate). Konservatisme timbul karena ada kecenderungan dari pihak manajemen untuk
menaikkan nilai aset dan pendapatan suatu perusahaan. Saat ini konservatisme dikritik
karena cenderung melahirkan antikonservatisme pada periode sesudah konservatisme
dilakukan. Tindakan unutk menurunkan nilai aset dengan sengaja, dan menurunkan
besarnya pendapatan akan mengakibatkan pendapatan pada periode berikutnya ketika aset
dijual akan dilaporkan lebih besar dari seharusnya. Lebih jauh konservatisme juga dikritik
karena bisa bertentangan dengan karakteristik kualitatif seperti kenetralan. Sebagai contoh,
konservatisme dalam penilaian aset akan menguntungkan calon pembeli saham dengan
korban pemegang saham saat ini. Hal ini bisa tercermin dari rendahnya harga pasar saham
perusahaan, yang menguntungkan calon pembeli saham, tetapi tidak menguntungkan dari
segi pemegang saham saat ini.
Konservatisme saat ini lebih dikaitkan dengan kehati-hatian (prudence).
Konservatisme merupakan reaksi yang berhati-hati atas ketidakpastian yang ada,
sedemikian rupa agar ketidakpastian tersebut dan risiko yang berkaitan dalam situasi bisnis
bisa dipertimbangkan dengan cukup memadai. Ketidakpastian dan risiko tersebut harus
dicerminkan dalam laporan keuangan agar nilai prediksi dan kenetralan bisa diperbaiki.
Pelaporan yang didasari kehati-hatian akan memberi manfaat yang terbaik untuk semua
pemakai laporan keuangan.

Tujuan
Ringkasan kerangka akuntansi keuangan dan tujuan pelaporan akuntansi seperti tersaji
dalam gambar. Tujuan pelaporan akuntansi secara lebih rinci adalah sebagai berikut :
1. Memberi informasi yang bermanfaat kepada pemakai eksternal untuk memperkirakan jumlah,
waktu, dan ketidakpastian aliran kas suatu kesatuan ekonomi.
2. Memberikan informasi mengenai sumber daya, kewajiban, dan modal saham kesatuan
ekonomi.
3. Memberi informasi mengenai pendapatan kesatuan ekonomi dan komponen-komponennya.
4. Memberi informasi mengenai aliran kas kesatuan ekonomi.
5. Memberi informasi mengenai pelaksanaan kewajiban manajemen kesatuan usaha untuk
melayani pemegang saham.
6. Memberi informasi yang transparan (full disclosure) untuk membantu pemakai eksternal
memahami informasi yang diberikan.

Karakteristik Kualitatif Informasi Akuntansi


1. Bermanfaat untuk pengambilan keputusan.
2. Relevan (mempunyai nilai prediksi, nilai umpan balik, dan tepat waktu)
3. Reliabel (bisa diverifikasi, netral, dan representatif)
4. Bisa diperbandingkan (termasuk konsistensi)
5. Manfaat lebih besar dibandingkan biaya, material.

Standar Akuntansi Keuangan


Merupakan konsensus antara para akuntan mengenai sumber daya ekonomi dan kewajiban
perusahaan apa yang akan dicatat, perubahan-perubahan apa yang akan dicatat, kapan dicatat,
bagaimana mengukurnya, informasi apa yang akan dilaporkan, bagaimana informasi tersebut
dilaporkan, dan laporan-laporan keuangan apa yang harus dipersiapkan.

LAPORAN KEUANGAN

Analisis keuangan sangat bergantung pada informasi yang diberikan oleh laporan
keuangan perusahaan. Laporan keuangan perusahaan merupakan salah satu sumber informasi yang
penting di samping informasi lain seperti informasi industri, kondisi perekonomian, pangsa pasar
perusahaan, kualitas manajemen dan lainnya. Ada tiga macam laporan keuangan pokok yang
dihasilkan yaitu, neraca, laporan rugi-laba dan laporan aliran kas.
Hubungan Antarlaporan Keuangan

Laporan Rugi-Laba
 Pendapatan
 Biaya
Neraca Awal
Neraca Akhir
 Aset Transaksi
 Aset
 Hutang dan
 Hutang
 Modal Kejadian  Modal Saham
Saham Laporan Aliran Kas
 Aktivitas Operasi
 Aktivitas Investasi
 Aktivitas Pendanaan

Neraca awal dihasilkan pada awal periode. Kemudian transaksi dan kejadian muncul selama
periode tertentu yang akan mempengaruhi laporan rugi-laba dan laporan aliran kas. Kemudian
laporan tersebut akan berpengaruh terhadap laporan neraca akhir suatu perusahaan.
3.1 Neraca
3.1.1 Pengakuan dalam Neraca
Pengakuan dalam konteks neraca adalah proses pencatatan dan pelaporan dalam
laporan keuangan secara formal. Pengakuan tersebut melibatkan pos-pos dan angka-
angka dengan jumlah totalnya. Supaya dapat diakui item harus; 1. Memenuhi definisi
elemen, 2. Bisa diukur, 3. Relevan, 4. Reliabel. Tiga tahap akan dilalui oleh suatu
perusahaan :
1. Identifikasi item-item yang memenuhi definisi elemen.
2. Pengukuran (penilaian) elemen-elemen tersebut.
3. Pelaporan (klasifikasi) dari elemen-elemen tersebut.
Elemen-elemen dalam neraca bisa didefinisikan sebagai kelas atau blok yang luas
yang mencakup item-item yang membentuk elemen tersebut. Blok-blok tersebut akan
membantu neraca. Ada 3 blok atau elemen besar yaitu aset (aktiva), hutang, dan modal.
Aset merupakan sumber ekonomi yang akan dipakai perusahaan untuk menjalankan
kegiatannya. Atribut pokok suatu aset adalah kemampuan memberikan jasa atau
manfaatpada perusahaan yang memakai aset tersebut.
Hutang dapat diartikan sebagai pengorbanan ekonomis yang mungkin timbul
dimasa mendatang dari kewajiban perusahaan sekarang untuk mentransfer aset atu
memberikan jasa kepihak lain di masa mendatang, sebagai akibat dari transaksi masa
lalu. Hutang muncul akibat adanya penundaan pembayaran atas barang atau jasa yang
telah diterima atau akibat pengambilan sumber daya ekonomi dimuka sebelum
memberikan jasa atau barang ke konsumen.
Modal saham adalah sisa dari aset suatu bisnis dikurangi dengan hutang-hutangnya.
Modal saham merupakan benuk kepemilikan suatu usaha. Dari sudut pandang
perusahaan, modal saham perusahaan mencerminkan pihak yang menanggung resiko
poko perusahaan dan ketidakpastian yang diakibatkan oleh kegiatan perusahaan.
Agar suatu elemen bisa dilaporkan dalam neraca, elemen tersebut harus bisa diukur
dengan reliabilitas tertentu dalam unit moneter. Salah satu pengukuran yang sering
digunakan adalah dengan kos historis (historical cost).
Historical Cost
Historical cost suatu aset merupakan harga pertukaran pada saat transaksi di mana aset
pertama kali dibeli/diperoleh.
Current Cost
Current cost suatu aset adalah jumlah kas (atau ekuivalen kas) yang dibutuhkan pada
tanggal neraca untuk memperoleh aset yang sama.
Current Exit Value
Current Exit Value atau sering disebut juga sebagai current market values adalah
jumlah kas (atau ekuivalen kas) yang akan diperoleh pada tanggal neraca dengan
menunjukan aset dalam kondisinya yang sekarang dalam proses likuidasi yang teratur
dan wajar.
Net Realizable Value
Net Realizable Value suatu aset adalah jumlah kas (atau ekuivalen kas) dimana suatu
aset diharapkan bisa ditukar dalam operasi normal perusahaan, dikurangi biaya-biaya
yang berkaitan dengan transaksi pertukaran tadi. Net Realizable Value berbeda dengan
Current Exit Value karena Net Realizable Value merupakn nilai pada masa mendatang
dan barangkali pada kondisi yang berbeda.
Present Value
Present Value suatu aset adalah diskonto atas jumlah bersih aliran kas masuk yang
diharapkan dikurangi jumlah aliran kas keluar yag diharapkan, yang berkaitan dengan
suatu aset. Pendekatan ini memperhitungkan nilai waktu uang.
Berikut contoh neraca

3.2 Laporan Rugi-Laba


Laporan rugi-laba meringkaskan hasil dari kegiatan perusahaan selama periode
akuntansi tertentu. Laporan ini sering dipandang sebagai laporan akuntansi yang paling
penting dalam laporan tahunan. Kegiatan perusahaan selama periode tertentu mencakup
aktivitas rutin atau operasional, disamping aktivitas-aktivitas yang sifatnya tidak rutin dan
jarang muncul. Disamping itu perusahaan mungkin memutuskan untukmenghentikan lini
bisnis tertentu, melakukan perubahan metode akuntansi, melaporkan item-item luar biasa.
Aktivitas-aktivitas ini perlu dilaporkan dengan semestinya agar pembaca laporan keuangan
memperleh informasi yang relevan.
Secara umum sumbangan laporan keuangan dalam hal penyampaian informasi bisa
ditingkatkan apabila laporan keuangan:
1. Memberikan informasi mengenai prestasi operasional perusahaan terpisah dari aspek lain
yang berkaitan dengan prestasi perusahaan
2. Menyajikan hasil dari aktivitas atau kejadian tertentu yang signifikan untuk memprediksi
jumlah, waktu, ketidakpastian aliran kas, dan pendapatan di masa mendatang.
3. Memberikan informasi yang bermanfaat untuk menilai return on investment suatu
perusahaan
4. Memberikan umpan balik ke pemakai laporan keuangan sebagai evaluasi prediksi terhadap
pendapatandan komponennya yang dilakukan sebelumnya
5. Memberi informasi untuk membantu menaksir biaya untuk menjaga kemampuan
operasional perusahaan
6. Menyajikan informasi mengenai seberapa efekif manajemen telah melakukan
kewajibannya yang berkaitan dengan penggunaan sumber daya ekonomi perusahaan.

3.2.1 Elemen Rugi-Laba


Ada tiga elemen pokok dalam laporan rugi-laba: (1) pendapatan operasional, (2) Beban
Operasional, dan (3) Untung atau Rugi. Pendapatan didefiniskan sebagai aset masuk atau aset
yang naik nilainya atau hutang yang semakin berkurang atau kombinasi ketiga hal dimuka, selama
periode dimana perusahaan memproduksi dan menyerahkan barang atau jasa, atau aktivitas lain
yang merupakan operasi pokok perusahaan. Beban operasional didefinisikan sebagai aset keluar
atau pihak lain yang memanfaatkan aset perusahaan atau munculnya utang atau kombinasi antar
ketiganya selama periode dimana perusahaan memproduksi dan menyerahkan barang,
memberikan jasa, atau melaksanakan aktivitas yang merupakan operasi pokok perusahaan.
Untung (Gain) didefinisikan sebagai kenaikan modal saham dari transaksi yang bersifat
insidental dan bukan merupakan kegiatan pokok perusahaan dan dari transaksi lainnya yang
mempengaruhi perusahaan selama periode tertentu, kecuali berasal dari pendapatan operasional
dan investasi oleh pemillik saham. Rugi (Loss) didefinisikan sebagai penurunan modal saham dari
transaksi yang bersifat insidental dan bukan merupakan kegiatan pokok perusahaan dan dari
transaksi lainnya yang memengaruhi perusahaan selama periode tertentu, kecuali yang berasal dari
beban operasional dan distribusi ke pemilik saham. Contoh sumber gain atau loss adalah transaksi
kurs mata uang asing, naik atau turunnya nilai sumber daya atau hutang pada waktu masih dimiliki.
Isi laporan rugi-laba biasanya mencakup elemen-elemen seperti berikut ini:
1. Pendapatan Operasional Perusahaan
a. Penjualan bersih
b. Harga Pokok Penjualan
c. Biaya operasional
d. Pendapatan dan biaya lainnya
e. Biaya pajak yang berkaitan dengan operasi perusahaan
2. Hasil dari Operasi Yang Dihentikan
a. Pendapatan (rugi) dari operasi perusahaan yang dihentikan (bersih pajak)
b. Untung (rugi) yang berkaitan dengan pelepasan lini bisnis yang dihentikan (bersih
pajak)
3. Item-item luar biasa (bersih pajak pendapatan)
4. Efek kumulatif perubahan prinsip akuntansi (bersih pajak pendapatan)
5. Laba bersih
6. Laba perlembar saham
Contoh Laporan Rugi-laba

3.3 Laporan Aliran Kas


Secara tradisional perusahaan hanya menerbitkan neraca dan laporan rugi-laba. Untuk
menjawab pertanyaan bagaimana aliran kas masuk dan keluar perusahaan, bagaimana
perusahaan membiayai ekspansinya, dan apa yang terjadi dengan uang masuk dari emisi saham
baru maka diperlukan laporan aliran kas. Laporan aliran kas dimaksudkan untuk mengisi gap
informasi semacam di atas. Tujuan pokok laporan aliran kas adalah untuk memberikan
informasi mengenai penerimaan dan pembayaran kas perusahaan selama periode tertentu.
Tujuan kedua adalah untuk memberikan informasi mengenai efek kas dari kegiatan investasi,
pendanaan, dan operasi perusahaan selama periode tertentu.
Salah satu tujuan pelaporan keuangan adalah memberikan informasi mengenai aliran
dana perusahaan. Laporan aliran kas akan bermanfaat untuk mencapai tujuan ini. Lebih jauh
lagi, laporan keuangan diharapkan bisa memberi informasi mengenai likuiditas perusahaan,
fleksibilitas keuangan perusahaan, dan kemampuan operasional perusahaan. Laporan aliran
kas bermanfaat karena bisa memberikan informasi yang bisa memenuhi tujuan di atas. Laporan
keuangan apabila digunakan bersama laporan lainnya akan membantu pihak eksternal
menganalisis:
1. Kemampuan perusahaan menghasilkan aliran kas masa mendatang yang positif
2. Kemampuan perusahaan memenuhi kewajibannya dan membayar dividen
3. Kebutuhan perusahaan akan pendanaan eksternal
4. Alasan terjadinya perbedaan-perbedaab antara laba bersih perusahaan dengan penerimaan
dan pengeluaran kasnya.
5. Aspek kas dan nonkas dari transaksi investasi dan pendanaan selama periode tertentu.

Laporan aliran kas bertujuan untuk melihat efek kas dari kegiatan operasi, investasi,
dan pendanaan. Aktivitas operasi meliputi semua transaksi dan kejadian lain yang bukan
merupakan kegiatan investasi atau pendanaan. Ini termasuk transaksi yang melibatkan
produksi, penjualan, penyerahan barang atau penyerahan jasa. Aktivitas investasi meliputi
pemberian kredit, pembelian atau penjualan investasi jangka panjang seperti pabrik dan
peralatan. Aktivitas pendanaan meliputi transaksi untuk memperoleh dana dan distribusi return
ke pemberi dana dan pelunasan hutang.
Ada 2 metode penyusunan laporan aliran kas, yakni metode langsung dan metode tidak
langsung. Metode yang biasa digunakan adalah metode tidak langsung. Dalam metode ini laba
bersih ditaruh pada baris pertama, kemudian penyesuaian dilakukan terhadap laba bersih
sebagai berikut :
1. Untuk menghilangkan sejumlah tertentu (seperti depresiasi) yang dimasukkan dalam
laba bersih tetapi tidak melibatkan aliran kas masuk atau keluar pada aktivitas
operasi.
2. Untuk memasukkan perubahan-perubahan dalam aktiva lancar (selain kas) dan
hutang lancar yang berkaitan dengan siklus operasi perusahaan yang mempengaruhi
aliran kas yang berbeda dengan labar bersih.
Aliran kas untuk aktivitas investasi yang sering dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
a. Penerimaan kas dari penjualan investasi pada saham atau obligasi
b. Penerimaan kas dari penjualan bangunan, pabrik, dan peralatan
c. Pembayaran untuk investasi pada surat berharga (saham atau obligasi)
d. Pembayaran untuk pembelian bangunan, pabrik, dan peralatan

Aktivitas pendanaan yang sering dimasukkan ke dalam kegiatan pendanaan sering


diklasifikasikan sebagai berikut :
a. Penerimaan dari emisi surat berharga (obligasi, saham)
b. Pembayaran dividen
c. Pelunasan hutang atau obligasi
d. Pembayaran untuk membeli saham kembali (treasury stock)

Aktivitas operasi yang sering dimasukkan dalam operasi adalah :


Aliran Kas Masuk Operasi
1. Pengumpulan dari pelanggan
2. Bunga atau dividen yang dikumpulkan

Aliran Kas Keluar Operasi


1. Pembayaran ke pemasok atau karyawan
2. Pembayaran bunga
3. Pembayaran pajak pendapatan

Berikut ini contoh laporan aliran kas yang disusun berdasarkan metode tidak langsung

PT. ABC
LAPORAN ALIRAN KAS
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 19X2

Aliran Kas bersih dari Operasi


Laba bersih 62.500
Penyesuaian untuk perbedaan antara pendapatan
dan aliran kas dari operasi
(+) Biaya Depresiasi 13.600
Biaya Amortisasi 2.000
Amortisasi Diskonto Obligasi 1.100
Penurunan pada item dibayar dimuka 400
Kenaikan hutang pegawai 700
Kenaikan hutang pajak pendapatan 2.200
Kenaikan pajak ditund 900
(-) Kenaikan dalam piutang dagang (bersih) (1.800)
Kenaikan dalam persediaan (7.300)
Penurunan dalam hutang dagang (3.900)
Aliran Kas dari Operasi 70.4

Aliran Kas dari Aktivitas Investasi


Pembelian bangunan (73.900)
Pengeluaran Investasi Obligasi (10.000)
Penerimaan dari penjualan tanah 5.000

Aliran kas dari Investasi (78.900)


Aliran Kas dari Pendanaan
Pembayaran Dividen (11.200)
Penerimaan dari emisi saham baru 23.300
Aliran kas dari Pendanaan 11.800
Kenaikan (Penurunan) Kas 3.300
Kas, 1 Januari 1992 11.000
Kas, 31 Desember 1992 14.300

Di samping laporan keuangan seperti yang dijelaskan sebelumnya, tambahan informasi di luar
laporan keuangan juga perlu dipelajari supaya diperoleh informasi yang lebih lengkap. Informasi
tersebut dilaporkan dalam lampiran. Beberapa hal yang dilaporkan di luar laporan keuangan
(dalam lampiran) :
(1) Ringkasan Prinsip atau Metode Akuntansi yang Dipakai
(2) Aset dan hutang yang belum pasti
(3) Peristiwa kemudian
DAFTAR PUSTAKA
http://ikumpul.blogspot.com/2013/05/karakteristik-kualitas-laporan-keuangan-menurut-
psak.html
http://fara-narsis.blogspot.com/2012/04/kerangka-konseptual-ifrs-dan.html
https://shendycis.wordpress.com/2014/09/14/nilai-waktu-mata-uang/

Anda mungkin juga menyukai