Anda di halaman 1dari 9

TEORI AKUNTANSI

SAP 2
(PROSES PENETAPAN STANDAR AKUNTANSI)

OLEH:
KELOMPOK 2
GAYATRI SUKMA PERTHIWI 1607531028
A.A. SAGUNG ANI PRADNYADEWI KRISNA 1607531031
I.A. NYOMAN UTARI GANDAWATI 1607531033

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS UDAYANA
TAHUN 2017/2018
TUJUAN DAN MANFAAT STANDAR AKUNTANSI

Standar Akuntansi adalah pedoman umum penyusunan laporan keuangan yang


merupakan pernyataan resmi tentang masalah akuntansi tertentu yang dikeluarkan oleh badan
berwenang dan berlaku dalam lingkungan tertentu. Standar Akuntansi adalah metode yang
seragam untuk menyajikan informasi, sehingga laporan keuangan dari berbagai perusahaan yang
berbeda dapat dibandingkan dengan lebih mudah. Standar akuntansi memuat beberapa hal seperti
kumpulan konsep, standar, prosedur, metode, konvensi, kebiasaan dan praktik yang dipilih dan
dianggap berterima umum. Dengan adanya standar akuntansi yang baik, laporan keuangan
menjadi lebih berguna, dapat dibandingkan, tidak menyesatkan, dan dapat menciptakan
transparansi bagi perusahaan. Standar akuntansi biasanya terdiri dari:
(1) deskripsi tentang masalah yang dihadapi
(2) diskusi logis atau cara memecahkan masalah
(3) terkait dengan keputusan/teori dan diajukan suatu solusi

Tujuan dan manfaat standar akuntansi diantaranya:


1. Untuk keseragaman laporan keuangan.
2. Memudahkan penyusun laporan keuangan karena ada pedoman baku sehingga
meminimalkan bias dari penyusun.
3. Memudahkan auditor.
4. Memudahkan pembaca laporan keuangan untuk menginterpretasikan dan
membandingkan laporan keuangan entitas yang berbeda.
5. Jumlah pengguna laporan keuangan yang banyak menyebabkan penyusun tidak dapat
menjelaskan isi dari laporan keuangan tersebut kepada masing-masing pengguna.
Sehingga adanya standar akuntansi tersebut dapat membantu keterbatasan tersebut.
6. Regulasi mengharuskan perusahaan dengan kriteria tertentu menyusun laporan keuangan
berdasarkan standar: UU PT, UU Pasar Modal.

1
LEMBAGA – LEMBAGA PENYUSUN STANDAR AKUNTANSI
1. IAI dan Sejarahnya

Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) adalah satu-satunya wadah yang mewakili


profesi akuntan Indonesia secara keseluruhan. IAI merupakan anggota International
Federation of Accountants, organisasi profesi akuntan dunia yang merepresentasikan lebih 2,5
juta akuntan yang bernaung dalam 167 asosiasi profesi akuntan yang tersebar di 127 negara.
Sebagai anggota IFAC, IAI memiliki komitmen untuk melaksanakan semua standar internasional
yang ditetapkan demi kualitas tinggi dan penguatan profesi akuntan di Indonesia. IAI juga
merupakan anggota sekaligus pendiri ASEAN Federation of Accountants (AFA). Saat ini IAI
menjadi secretariat permanen AFA.

Sejarah IAI
Pada waktu Indonesia merdeka, hanya ada satu orang akuntan pribumi, yaitu Prof. Dr.
Abutari, sedangkan Prof. Soemardjo lulus pendidikan akuntan di negeri Belanda pada tahun
1956. Akuntan-akuntan Indonesia pertama lulusan dalam negeri adalah Basuki Siddharta,
Hendra Darmawan, Tan Tong Djoe, dan Go Tie Siem, mereka lulus pertengahan tahun 1957.
Keempat akuntan ini bersama dengan Prof. Soemardjo mengambil prakarsa mendirikan
perkumpulan akuntan untuk bangsa Indonesia saja. Alasannya, mereka tidak mungkin menjadi
anggota NIVA (NederlandsInstitute Van Accountants) atau VAGA (Vereniging Academisch
Gevormde Accountants). Mereka menyadari keindonesiaannya dan berpendapat tidak mungkin
kedua lembaga itu akan memikirkan perkembangan dan pembinaan akuntan Indonesia.
Hari Kamis, 17 Oktober 1957, kelima akuntan tadi mengadakan pertemuan di aula
Universitas Indonesia (UI) dan bersepakat untuk mendirikan perkumpulan akuntan Indonesia.
Karena pertemuan tersebut tidak dihadiri oleh semua akuntan yang ada maka diputuskan
membentuk Panitia Persiapan Pendirian Perkumpulan Akuntan Indonesia. Panitia diminta
menghubungi akuntan lainnya untuk menanyakan pendapat mereka. Dalam Panitia itu Prof.
Soemardjo duduk sebagai ketua, Go Tie Siem sebagai penulis, Basuki Siddharta sebagai
bendahara sedangkan Hendra Darmawan dan Tan Tong Djoe sebagai komisaris. Surat yang
dikirimkan Panitia kepada 6 akuntan lainnya memperoleh jawaban setuju.

2
Perkumpulan yang akhirnya diberi nama Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) akhirnya berdiri
pada 23 Desember 1957, yaitu pada pertemuan ketiga yang diadakan di aula UI pada pukul
19.30.
Susunan pengurus pertama terdiri dari:
 Ketua: Prof. Dr. Soemardjo Tjitrosidojo
 Panitera: Drs. Mr. Go Tie Siem
 Bendahara: Drs. Sie Bing Tat (Basuki Siddharta)
 Komisaris: Dr. Tan Tong Djoe
 Komisaris: Drs. OeyKwieTek (Hendra Darmawan)

Keenam akuntan lainnya sebagai pendiri IAI adalah


 Prof. Dr. Abutari
 Tio Po Tjiang
 Tan Eng Oen
 Tang Siu Tjhan
 Liem Kwie Liang
 The Tik Him

Konsep Anggaran Dasar IAI yang pertama diselesaikan pada 15 Mei 1958 dan naskah
finalnya selesai pada 19 Oktober 1958. Menteri Kehakiman mengesahkannya pada 11 Februari
1959. Namun demikian, tanggal pendirian IAI ditetapkan pada 23 Desember 1957. Ketika itu,
tujuan IAI adalah: 1. Membimbing perkembangan akuntansi serta mempertinggi mutu
pendidikan akuntan. 2. Mempertinggi mutu pekerjaan akuntan.
Sejak pendiriannya 49 tahun lalu, kini IAI telah mengalami perkembangan yang sangat
luas. Hal ini merupakan perkembangan yang wajar karena profesi akuntan tidak dapat dipisahkan
dari dunia usaha yang mengalami perkembangan pesat. Salah satu bentuk perkembangan tersebut
adalah meluasnya orientasi kegiatan profesi, tidak lagi semata-mata di bidang pendidikan
akuntansi dan mutu pekerjaan akuntan, tetapi juga upaya-upaya untuk meningkatkan
kepercayaan masyarakat dan peran dalam perumusan kebijakan publik.

3
2. FASB
Financial Accounting Standards Board (FASB) adalah salah satu organisasi yang
memberikan panduan standar untuk pelaporan keuangan. Anggota FASB berjumlah 7 orang
yang masing-masing diangkat untuk waktu 5 tahun dan menjabat maksimum 2 periode. Selama
menjadi anggota FASB, mereka harus independen dan tidak boleh ada konflik interest antara
anggota secara pribadi dengan publicinterest . Latar belakang seorang anggota FASB adalah
pengetahuan akuntansi, finance dan bisnis serta memiliki perhatian serius terhadap kepentingan
publik. Misi dari Dewan Standar Akuntansi Keuangan (FASB) adalah untuk membangun dan
meningkatkan standar akuntansi keuangan dan pelaporan untuk bimbingan dan pendidikan
masyarakat, termasuk emiten, auditor dan pengguna informasi keuangan. Standar akuntansi
sangat penting untuk fungsi ekonomi efisien karena keputusan mengenai alokasi sumber daya
sangat bergantung pada informasi keuangan yang kredibilitas, singkat, transparansi dan dapat
dimengerti. Informasi keuangan tentang usaha dan posisi keuangan entitas individu juga
digunakan oleh masyarakat dalam pembuatan berbagai jenis keputusan lainnya.
Untuk mencapai misinya, FASB bertindak untuk:
1. Meningkatkan manfaat pelaporan keuangan dengan berfokus pada karakteristik utama
relevansi dan keandalan dari informasi keuangan. Serta beberapa karakteristik tambahan
seperti : komparabilitas, variabelitas, tepat waktu, dan mudah dipahami.
2. Mengarahkan dan mengedukasi masyarakat, termasuk pengguna, individu yang
menyiapkan laporan keuangan, auditor, dan yang lainnya. Melalui prosesnya yang
terbuka, menjangkau konstituen, bentuk standar itu sendiri, dan kegiatan implementasi
terkait, FASB meningkatkan pemahaman umum tentang sifat dan tujuan informasi yang
terkandung dalam laporan keuangan.
3. Menjaga standar saat ini, untuk mencerminkan perubahan dalam metode bisnis dan
perubahan dalam lingkungan ekonomi.
4. Mempertimbangkan segera setiap daerah yang signifikan kekurangan dalam pelaporan
keuangan yang dapat ditingkatkan melalui proses penetapan standar.
5. Mempromosikan konvergensi standar akuntansi internasional bersamaan dengan
meningkatkan kualitas pelaporan keuangan.

FASB mengembangkan konsep akuntansi yang luas serta standar untuk pelaporan
keuangan. Hal ini juga memberikan panduan tentang penerapan standar. Konsep berguna

4
dalam mengarahkan FASB dalam pembentukan standar dan dalam memberikan kerangka
acuan atau kerangka kerja konseptual, menetapkan batas – batas yang wajar untuk penilaian
dalam penyajian informasi keuangan dan untuk meningkatkan pemahaman dan kepercayaan,
informasi keuangan pada bagian pengguna dari laporan keuangan. Ini juga akan membantu
masyarakat untuk memahami sifat dan keterbatasan informasi yang diberikan oleh pelaporan
keuangan.

3. IASB
Badan Standar Akuntansi Internasional/International Accounting Standards Board (IASB),
dahulu International Accounting Stantards Commite (IASC), merupakan badan pembuat standar
sektor swasta yang independen yang didirikan pada tahun 1973 oleh organisasi akuntansi
profesional di sembilan negara dan direstrukturisasi pada tahun 2001. Reorganisasi tersebut
membuat IASC ke dalam suatu organisasi payung yang dibawahnya mengeluarkan 41 Standar
Akuntansi Internasional (IAS) dan sebuah Kerangka Dasar untuk Penyusunan dan Penyajian
Laporan Keuangan. Adapun tujuan IASB adalah:
1. Untuk mengembangkan dalam kepentingan umum, satu set standar akuntansi global yang
berkualitas tinggi, dapat dipahami dan dapat diterapkan yang mewajibkan informasi yang
berkualitas tinggi, transparan, dan dapat dibandingkan dalam laporan keuangan dan
pelaporan keuangan lainnya untuk membantu para partisipan dalam pasar modal dunia
dan pengguna lainnya dalam membuat keputusan tertentu.
2. Untuk mendorong penggunaan dan penerapan standar-standar tersebut yang ketat.
3. Untuk membawa konvergensi standar akuntansi nasional dan Standar Akuntansi
Internasional dan Standar Pelaporan Keuangan Internasional ke arah solusi berkualitas
tinggi.

DUE PROCEES PENETAPAN STANDAR AKUNTANSI


Penentuan Standar
Penentuan standar merupakan pilihan sosial sehingga suatu proses standar mungkin
bermanfaat bagi pihak tertentu dan merugikan pihak lain. Kebanyakan isu-isu yang berkaitan
dengan akuntansi secara politik bersifat sensitif yang disebabkan:
(1) kebutuhan terhadap standar akuntansi muncul bila terdapat pertentangan

5
(2) informasi akuntansi dapat mempengaruhi tingkat kemakmuran penggunaannya
Dalam menentukan standar ada dua pendekatan, yaitu:
1. Rrepresentative Faithfulness, pendekatan ini menghendaki pelaporan yang bersifat netral
dan penyajian wajar laporan keuangan melalui proses penentuan standar. Pendekatan ini
menyamakan akuntansi dengan proses pemetaan dimana peta harus dibuat akurat dengan
menggambarkan keadaan keuangan perusahaan secara wajar.
2. Economic Consequences, pendekatan ini menghendaki asopsi standar yang memiliki
konsekuensi ekonomi menguntungkan. Pendekatan ini cenderung mengarah penentuan
standar yang memiliki pengaruh positif.

Proses Penentuan Standar


Biasanya proses penentuan standar dilakukan melalui proses terbuka (due-procees). FASB
sebagai contoh dalam proses ini mengikuti prosedur sebagai berikut:
1) Identifikasi masalah dari masalah yang muncul di catat dalam agendanya.
2) Penunjukan group yang anggotanya terdiri dari masyarakat akuntansi dan bisnis.
3) Discussion Memrorandum (DM) di sebarkan kepublik untuk di evaluasi selama satu
periode paling lambat 60 hari.
4) Dengan pendapat dilakukan untuk membahas keunggulan dan kelemahan berbagai
alternatif yang diajukan FASB.
5) Atas berbagai komentar yang diterima, FASB mengeluarkan ‘exposure draft” (ED)
mengenai standar akuntansi yang diajukan. ED menentukan posisi yang pasti dari FASB
tentang masalah yang dibahas.
6) ED disebar luaskan ke masyarakat untuk di evaluasi paling lambat 30 hari
7) Dengan pendapat untuk membahas kelemahan dan kebaikan berbagai alternatif yang
diajukan FASB
8) Atas dasar berbagai komentar yang diterima, maka FASB mengambil langkah sebagai
berikut:
a) mengadopsi standar tersebut sebagai pernyataan resmi
b) mengajukan revisi terhadap standar yang diusulkan melalui prosedur “due
process”.
c) Menunda pengeluaran standar dan menyimpan masalah dalam agenda
d) Tidak mengeluarkan standar dan menghapus isu dari agenda

6
Pendekatan Penentuan Standar
Dua pendekatan yang dapat digunakan dalam penentuan standar akuntansi adalah:
1. Pendekatan pasar bebas
Pendekatan ini dilandasi asumsi bahwa informasi akuntansi merupakan komoditi ekonomi serupa
dengan barang atau jasa yang lain.Sehingga informasi akuntansi akan dipengaruhi kekuatan
permintaan dan penawaran. Pasar dipandang sebagai mekanisme yang ideal untuk menentukan
jenis informasi yang harus diungkapkan dan kelompok penerima informasi. Dengan demikian
standar akuntansi menentukan informasi yang dihasilkan dan siapa akan menerima informasi.
2. Pendekatan regulasi
Pendekatan ini berpendapat bahwa kegagalan pasar atau informasi yang asismetris dalam
kaitannya dengan kuantitas dan kualitas. Pendukung pendekatan ini berkeyakinan bahwa
kegagalan pasar dapat dilihat pada faktor berikut ini:
a) Teori regulasi
Adanya krisis penentuan standar mendorong munculnya kebijakan regulasi akuntansi.
Oleh karena itu permintaan terhadap kebijakan atau standar semacam itu di dorong oleh
krisis yang muncul, pihak penentu standar menanggapi dengan cara menyediakan
kebijakan tersebut. Hubungan antara permintaan dan penawaran menarah pada suatu
keseimbangan. Dalam proses regulasi yang dinamis, terdapat proses penyesuaian yang
berlangsung terus menerus terhadap standar sesuai permintaan dan penawaran.
Belkaoui (1985:48) mengatakan bahwa regulasi umumnya diasumsikan untuk dirancang
dan dioperasikan demi kepentingan industri yang ada. Ada dua teori regulasi dalam
industri, yaitu:
(1) Teori kepentingan publik (publicinteresttheory)
(2) Teori kepentingan kelompok (intersetgrouptherory).
Teori kepentingan publik berpandangan bahwa regulasi diperlukan sebagai tanggapan
atas permintaan publik terhadap perbaikan praktik pasar yang tidak efisien dan tidak adil.
Sedangkan teori kepentingan kelompok berpandangan bahwa regulasi disediakan sebagai
tanggapan atas permintaan kelompok tertentu untuk memaksimumkan pendapatan
mereka. Dalam teori kepentingan kelompok memiliki dua versi, yaitu (1) teori elit politik
dan teori ekonomi regulasi.

7
Referensi

FASB : Rules of Procedure


Ghozali, Imam dan Anis Chariri.2007.Teori Akuntansi (Edisi 3).Semarang:Badan Penerbit
Universitas Diponegoro.

Anda mungkin juga menyukai