Anda di halaman 1dari 7

AKUNTANSI KEPRILAKUAN

“PENGAKUMULASIAN DAN PENGENDALIAN BIAYA”

OLEH :

KELOMPOK 3

COKORDA BAGUS KRISNA DHARMAYUDA (1807531104 / 09)

NI PUTU PUTRI PRATIWI (1807531133 / 19)

COKORDA ISTRI WAHYUNIYASANTI (1807531144 / 21)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS UDAYANA

2020
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.................................................................................................. i

PEMBAHASAN

A. Sistem Biaya Standar Dibandingkan Tradisional.................................... 1


B. Penentuan Biaya.................................................................................... 1
C. Aspek Keperilakuan Tahap Pemilihan Akuntansi Biaya.......................... 2
D. Kegunaan Evaluasi Kinerja .................................................................... 3
E. Motivasi Sebagai Pendorong Efisiensi.................................................... 3
F. Aspek Keperilakuan dari Langkah Evaluasi Kinerja................................ 4
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................... 5
PEMBAHASAN

A. SISTEM BIAYA STANDAR DIBANDINGKAN TRADISIONAL


Akuntansi biaya merupakan proses mengidentifikasi, menghitung,
mengakumulasi, dan melaporkan berbagai elemen biaya yang berkaitan
dengan produksi barang atau penyerahan jasa.
1. Sistem Biaya Standar
Sistem ini mencerminkan percampuran yang potensial efektif dari
akuntansi dengan konsep pengendalian dari teori organisasi modern.
Biaya standar adalah sasaran biaya per unit produk atau jasa yang
ditentukan sebelumnya secara ilmiah, yang dikembangkan melalui studi
teknik dan akuntansi. Aspek pengendalian yang melekat dari perhitungan
biaya standar adalah kapasitasnya untuk membandingkan, sebagai arus
data regular, kinerja aktual dengan standar yang ditentukan sebelumnya
dan untuk menyoroti varians antar kedua tingkat biaya tersebut.
2. Sistem Biaya Tradisional (Historis)
Istilah tradisional (historis) mengacu pada sistem biaya yang
membatasi input pada biaya historis dan mengusahakan penyerapan
penuh atas biaya tetap dan variabel oleh unit produk atau jasa. Salah
satu kelemahan utama dari sistem biaya tradisional adalah persyaratan
akuntansi keuangan menuntut agar biaya per unit produk atau jasa
memperhitungkan semua biaya baik yang dapat ditelusuri ke suatu
produk atau jasa maupun yang terjadi untuk satu periode waktu tertentu
atau untuk lebih dari satu objek biaya. Kelemahan utama lainnya
berkaitan dengan penggunaan sistem biaya tradisional untuk tujuan
pengendalian adalah bahwa satu-satunya dasar untuk pengendalian
adalah perbandingan kinerja saat ini dengan kinerja periode sebelumnya.

B. PENENTUAN BIAYA

Dalam penentuan biaya (costing) dapat digunakan beberapa metode


yaitu (1) metode penentuan biaya penuh (full costing), (2) metode
penentuan biaya variabel (variable costing), dan (3) metode penentuan
biaya berbasis aktivitas (activity-based costing). Metode penentuan biaya
penuh (full costing) adalah metode penentuan biaya yang membebankan
semua biaya produksi, baik biaya produksi variabel maupun biaya
produksi tetap pada produk atau objek biaya. Metode penentuan biaya
variabel (variable costing) adalah metode penentuan biaya yang
membebankan semua biaya produksi variabel (biaya bahan baku, tenaga
kerja langsung, dan overhead variable) pada produk atau objek biaya.
Metode penentuan biaya berbasis aktivitas (activity-based costing/ABC)
adalah metode penentuan biaya yang membebankan biaya melalui dua
tahap, yaitu penentuan aktivitas dan tarif biaya untuk setiap aktivitas, dan
membebankan biaya produk atau objek biaya.

C. ASPEK KEPERILAKUAN TAHAP PEMILIHAN AKUNTANSI BIAYA


1. Penetapan Standar
Hal yang paling berpengaruh dalam menentukan kesuksesan atau
kegagalan sistem biaya standar adalah penetapan standar yang
digunakan sebagai kriteria kinerja. Standar memiliki fungsi ganda, yaitu
memotivasi kendali dan sebagai alat mengukur kinerja. Dua faktor
penting dalam penetapan standar yang memengaruhi perilaku adalah
partisipasi dalam menetapkan standar serta ketat atau longgarnya
anggaran.
2. Penyerapan Overhead
Bidang lain yang sangat mungkin mendorong perilaku disfungsional
adalah penyerapan overhead. Banyak praktik perusahaan menggunakan
metode penentuan biaya penuh yang membebankan overhead pabrik
variabel dan tetap pada produk berdasarkan tarif yang diestimasi dan
level kapasitas yang sudah ditentukan sebelumnya.
3. Alokasi Biaya Tidak Langsung
Salah satu keputusan yang paling kontroversial yang dihadapi oleh
organisasi adalah apakah mengalokasikan biaya tidak langsung atau
tidak mengalokasikannya kepada produk dan/atau pusat
pertanggungjawaban serta dasar alokasi yang digunakan.
4. Analisis Selisih (Varians)
Selisih biaya adalah hasil perbandingan antara biaya aktual dengan
biaya yang dianggarkan atau standarnya. Selisih biaya perlu dianalisis
penyebabnya yang dapat dibagi menjadi dua, yaitu selisih yang dapat
dikendalikan atau dapat dijelaskan, dan selisih yang tidak dapat
dikendalikan atau tidak dapat dijelaskan.
a. Keputusan Investigasi Selisih (Varians)
Keputusan manajemen semata-mata bergantung pada penilaiannya
atas signifikansi diskrepansi yang diamati. Varians ini memiliki signifikansi
pengendalian hanya jika varians tersebut berasal dari penyebab yang
dapat ditentukan atau dengan kata lain, tidak bersifat acak dan rentan
terhadap tindakan perbaikan.
b. Aspek Keperilakuan
Semua model akuntansi untuk investigasi selisih biaya dapat
didasarkan pada sudut pandang kendali struktural atau tinjauan
sibernetika pengendalian. Pandangan sibernetika memandang bahwa
pengendalian dapat dianalogikan sebagai mesin homostatis yang dapat
mengatur dirinya sendiri.
D. KEGUNAAN EVALUASI KINERJA
Evaluasi kinerja adalah metode penilaian secara periodik atas
efisiensi dan efektivitas operasional suatu organisasi, baik subunitnya
maupun personal atau karyawan sesuai dengan standar kinerja atau
tujuan yang telah ditetapkan terlebih dahulu. Adapun kegunaan evaluasi
kinerja sebagai berikut:
1. Mengelola kegiatan operasional organisasi dengan memaksimalkan
motivasi karyawan.
2. Membantu karyawan dalam mengambil keputusan.
3. Mengidentifikasi kriteria kebutuhan pelatihan khusus untuk
pengembangan.
4. Memberikan feedback kepada karyawan.
5. Memberikan dasar pemberian hadiah dan hukuman
E. MOTIVASI SEBAGAI PENDORONG EFISIENSI

Motivasi adalah serangkaian sikap dan nilai-nilai yang mempengaruhi


individu untuk mencapai hal yang spesifik sesuai dengan tujuan individu.
Teori harapan (expectancy theory) menyatakan bahwa perilaku manusia
dipengaruhi oleh upayanya untuk mencapai kepuasan pribadinya. Teori
harapan memfokuskan tiga hubungan sebagai berikut:

1. Hubungan antara upaya untuk mencapai tujuan dengan kinerja


karyawan.
2. Hubungan antara kinerja karyawan dan hasil yang didapatkan.
3. Hubungan antara hasil yang diharapkan dengan tujuan pribadi.
F. ASPEK KEPERILAKUAN DARI LANGKAH EVALUASI KINERJA

Langkah-langkah yang digunakan untuk mengukur dan mengevaluasi


kinerja adalah sebagai berikut:

1. Langkah Awal
Perusahaan menentukan segmen-segmen dan aktivitas yang
dikendalikan oleh individu terkait dengan karyawan, menentukan kriteria
kinerja untuk masing-masing segmen serta mengukur kinerja yang
sesungguhnya.
2. Langkah Evaluasi Kinerja
Perusahaan membandingkan kinerja sesungguhnya dengan sasaran
yang ditentukan sebelumnya, melaporkan hasil-hasil tersebut kepada
individu-individu yang bertanggung jawab untuk segmen, menentukan
penyebab operasional dan keperilakuan.
3. Menentukan Segmen-Segmen dan Aktivitas-Aktivitas Yang
Dikendalikan
Untuk meningkatkan kendali operasional perusahaan, rasa
bertanggung jawab harus dimiliki oleh karyawan dengan cara pembagian
tugas yang jelas dan adil. Dalam mengevaluasi kinerja karyawan
perusahaan lebih berhati-hati dalam menentukan standar biaya untuk
memprediksi biaya dan alokasi anggaran untuk biaya yang tidak terduga.
a. Menetapkan Kriteria Kinerja
Banyaknya tujuan perusahaan yang ingin dicapai menyebabkan
perusahaan harus menemukan kriteria kinerja yang berisi profitabilitas,
pangsa pasar, dan lain-lain.
b. Mengukur Kinerja Aktual
Meskipun pengukuran hasil aktual dari segmen atau kegiatan tampak
objektif dan rutin, tetapi pengukuran tersebut masih memicu tanggapan
disfungsional karena manusia berusaha untuk memanipulasi informasi
agar sesuai dengan tujuan pribadinya.
c. Pembandingan Kinerja Aktual dan Diharapkan
Pembandingan kinerja aktual dan kinerja yang diharapkan melalui
laporan kinerja periodik dapat memberikan umpan balik kepada manajer
untuk mengatasi ketidakefisienan dan ketidakefektifan kinerja melalui
analisis selisih dan tindakan-tindakan koreksi.
DAFTAR PUSTAKA

Lubis, Arfan Ikhsan. 2009. Akuntansi Keperilakuan Edisi 2. Jakarta: Salemba


Empat.
Supriyono, R.A. 2016. Akuntansi Keperilakuan. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press.
http://www.himakaunitri.com/2016/04/aspek-keperilakuan-pada-
pengakumulasian.html

Anda mungkin juga menyukai