PENILAIAN KINERJA
PEMASOK
Disusun Oleh
Tim Dosen
PROGRAM STUDI
MANAJEMEN LOGISTIK INDUSTRI ELEKTRONIKA
POLITEKNIK APP JAKARTA
TAHUN 2023
MODUL – 13
PENILAIAN KINERJA
PEMASOK
Pengukuran kinerja dikenal sebagai elemen utama dari Total Quality Management.
Sebagai sebuah proses, pengukuran kinerja tidak hanya berkaitan dengan pengumpulan
data yang terkait dengan tujuan kinerja yang telah ditetapkan. Pengukuran kinerja adalah
pemikiran yang lebih baik sebagai sistem manajemen secara keseluruhan, yang
melibatkan pencegahan dan pendeteksian, dan bertujuan untuk mencapai kesesuaian dari
produk kerja atau layanan dengan kebutuhan pelanggan. Dan tujuan pokok pengukuran
kinerja adalah untuk membantu dalam menetapkan standar dan target, sarana untuk
kemajuan, memotivasi, mengkomunikasikan strategi dan organisasi serta mempengaruhi
perubahan perilaku.
Ukuran kinerja terdiri dari sejumlah dan satuan (unit) ukuran. Jumlah tersebut
memberikan besarnya (berapa banyak) dan unit memberikan makna (apa) pada sejumlah
ukuran tersebut. Ukuran kinerja selalu dikaitkan dengan suatu tujuan atau sasaran
(target).
Setiap metode memiliki kelebihan dan kelemahan tertentu, dan dapat dipilih
berdasarkan kebutuhan dan tujuan evaluasi perusahaan. Penting untuk mempertimbangkan
konteks bisnis dan memilih metode evaluasi yang paling sesuai dengan kebutuhan dan
tujuan.
Dalam rangka memilih pemasok yang paling baik kinerjanya, perusahaan juga dapat
menggunakan AHP (Analytic Hierarchy Process). AHP merupakan alat bantu bagi
perusahaan untuk menilai kinerja supplier berdasar pendapat pakar dengan menggunakan
perbandingan berpasangan terhadap beberapa kriteria (multi criteria). Sebagaimana yang
telah dijelaskan pada modul “Metode Pemilihan Supplier”, pada bagian ini akan di reviu
terkait AHP.
Prinsip Dasar Analytic Hierarchy Process (AHP)
Dalam menyelesaikan persoalan dengan metode AHP ada beberapa prinsip dasar
yang harus dipahami antara lain.
1. Decomposition
Decomposition adalah memecahkan atau membagi problema yang utuh menjadi unsur
— unsurnya ke bentuk hirarki proses pengambilan keputusan, dimana setiap unsur
atau elemen saling berhubungan. Struktur hirarki keputusan tersebut dapat
dikategorikan sebagai complete dan incomplete. Suatu hirarki keputusan disebut
complete jika semua elemen pada suatu tingkat memiliki hubungan terhadap semua
elemen yang ada pada tingkat berikutnya, sementara hirarki keputusan incomplete
kebalikan dari hirarki yang complete. Bentuk struktur dekomposisi yakni :
Tingkat Pertama : Tujuan keputusan
(Goal) Tingkat Kedua : Kriteria—
kriteria Tingkat Ketiga : Sub Kriteria
Tingkat Keempat : Alternatif—alternatif
2. Comparative Judgment
Merupakan penilaian yang dilakukan berdasarkan kepentingan relatif dua elemen
pada suatu tingkat tertentu dalam kaitannya dengan tingkatan di atasnya.
Comparative Judgement merupakan inti dari penggunaan AHP karena akan
berpengaruh terhadap urutan prioritas dari elemen — elemennya.
Hasil dari penilaian tersebut akan diperlihatkan dalam bentuk Matriks Pairwise
Comparisons yaitu matriks perbandingan berpasangan memuat tingkat preferensi
beberapa alternatif untuk tiap kriteria. Skala preferensi yang digunakan yaitu skala 1
yang menunjukkan tingkat yang paling rendah (equal importance) sampai dengan
skala 9 yang menunjukkan tingkatan yang paling tinggi (extreme importance).
Table 1. Tabel Skala Perbandingan
3. Synthesis of Priority
Synthesis of Priority dilakukan dengan mempertimbangkan hasil perbandingan
berpasangan disintesis untuk memperoleh keseluruhan prioritas dengan cara,
menjumlahkan nilai-nilai dari setiap kolom pada matriks. Selanjutnya, membagi
setiap nilai dari kolom dengan total kolom yang bersangkutan untuk memperoleh
normalisasi matriks. Kemudian, menjumlahkan nilai nilai dari setiap matriks dan
membaginya dengan jumlah elemen untuk mendapatkan nilai rata-rata dan
menghitung nilai eigen vector untuk method untuk mendapatkan bobot relatif bagi
unsur—unsur pengambilan keputusan.
4. Consistency Ratio
Dalam membuat keputusan, penting untuk mengetahui seberapa baik konsistensi
yang ada, karena kita tidak ingin keputusan berdasarkan pertimbangan dengan
konsistensi yang rendah. Karena dengan konsistensi yang rendah, pertimbangan akan
tampak sebagai sesuatu yang acak dan tidak akurat. Konsistensi penting untuk
mendapatkan hasil yang valid dalam dunia nyata. AHP mengukur konsistensi
pertimbangan dengan rasio konsistensi (Consistency Ratio). Nilai Konsistensi rasio
harus kurang dari 5% untuk matriks 3x3, 9% untuk matriks 4x4 dan 10% untuk
matriks yang lebih besar. Jika lebih dari rasio dari batas tersebut maka nilai
perbandingan matriks dilakukan Kembali (Revisi matriks perbandingan berpasangan.
Langkah- langkah menghitung nilai rasio konsistensi yaitu: Menghitung indeks
konsistensi (Consistency Index) dan Konsistensi Rasio (Consistency Ratio) adalah
dengan rumus :
Pada saat kriteria, sub kriteria dan pemasok yang dinilai berjumlah cukup
banyak, maka perkalian matrik akan menjadi hal yang sangat sulit dilakukan. Salah
satu solusi untuk menyelesaikan ini adalah dengan menggunakan software. Beberapa
perangkat lunak yang dapat digunakan untuk menyelesaikan Analisis Hirarki Proses
(AHP). Berikut ini beberapa contoh perangkat lunak yang dapat digunakan untuk
AHP:
1. Expert Choice adalah salah satu perangkat lunak yang populer untuk menerapkan
AHP. Ini menyediakan antarmuka yang intuitif untuk membuat struktur hirarkis,
memasukkan perbandingan berpasangan, dan menghasilkan hasil prioritas
berdasarkan perhitungan AHP.
2. SuperDecisions adalah perangkat lunak gratis yang memungkinkan pengguna
membuat dan menganalisis hirarki, mengatur perbandingan berpasangan, dan
menghasilkan hasil prioritas. Ini juga menyediakan fitur-fitur tambahan seperti
simulasi dan analisis sensitivitas.
3. Decision Lens adalah platform pengambilan keputusan berbasis cloud yang
mencakup metode AHP dan metode pengambilan keputusan lainnya. Ini
memungkinkan pengguna untuk membuat hirarki, melakukan perbandingan
berpasangan, dan menganalisis hasil menggunakan teknik AHP.
4. AHP-OS adalah perangkat lunak gratis berbasis web yang menyediakan alat
untuk menerapkan AHP. Ini mencakup fitur-fitur seperti pembuatan hirarki,
perbandingan berpasangan, dan perhitungan prioritas menggunakan metode AHP.
5. Topsis Solver: Topsis Solver adalah perangkat lunak berbasis Excel yang dapat
digunakan untuk menerapkan metode AHP dan metode pengambilan keputusan
lainnya, seperti TOPSIS (Technique for Order of Preference by Similarity to Ideal
Solution). Ini menyediakan template Excel yang siap pakai untuk melakukan
perbandingan berpasangan dan perhitungan prioritas.
CONTOH SOAL
PT Maju Jaya akan melakukan evaluasi kinerja supplier bahan bakunya. Banyak
pihak/bagian dari perusahaan yang terkait dengan ketersediaan dan kualitas bahan
baku seperti : bagian gudang, bagian pembelian, bagian quality control dan
bagian produksi. Oleh karena itu, perusahaan memutuskan meminta penilaian dari
semua bagian yang terkait untuk menilai kinerja para supplier tersebut. Perusahaan
menggunakan metode AHP untuk penilaian tersebut. Narasumber yang digunakan
untuk menilai evaluasi kinerja supplier tersebut sebanyak 3 orang. Kriteria dan sub
kriteria yang digunakan untuk menilai suppliernya sebagai berikut:
2) Mengitung ( ƛ)
Perhitungan lamda, didapatkan dari hasil matrik perhitungan dibagi dengan bobot
Hasil Perkalian
matrik : Bobot = ƛ
0,680429127 0,1347 5,0498574
2,192544232 0,4202 5,2181560
0,602658776 : 0,1157 = 5,2080800
1,055957699 0,2065 5,1130079
0,621926338 0,1228 5,0628227
3) Menghitung ( ƛ) Max
Didapatkan dari rata – rata seluruh ƛ
5,05 + 5,22 + 5,21 + 5,11 + 5,06
ƛ Max = = 5,1304
5
4) Perhitungan Index Consistency (CI)
Tujuan Praktikum
Setelah praktikum ini dilakukan diharapkan mahasiswa dapat :
1) Memahami cara menilai kinerja supplier dengan menggunakan metode AHP
2) Menilai kinerja supplier sebagai dasar pengambilan keputusan selanjutnya
Kapasitas v Manajemen
Kekuatan Modal v Lokasi
Kapasitas v Manajemen
Kekuatan Modal v Lokasi
Kapasitas v Manajemen
Kekuatan Modal v Lokasi
Tahapan Pengerjaan