Anda di halaman 1dari 7

MATERI MANAJEMEN MUTU KESEHATAN

Disusun Oleh :
Suci Tiara Ningtias (2113202032)

Dosen Pengampuh : Riska Yanuarti, SKM.,MKM

PRODI KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS ILMU KESEHATAN


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BENGKULU
TAHUN AJARAN 2023/2024

1
TUJUAN PENGUKURAN MUTU

A. Tujuan Pengukuran Mutu


Tujuan utama pengukuran mutu adalah suatu proses untuk mengevaluasi kualitas produk
atau layanan secara menyeluruh. Tujuan dari pengukuran mutu adalah sebagai berikut:
1. Mengidentifikasi kelemahan dan kekuatan: Pengukuran mutu lengkap
membantu mengidentifikasi kelemahan dan kekuatan produk atau layanan.
Dengan mengevaluasi berbagai aspek yang relevan, seperti kinerja,
kehandalan, kepuasan pelanggan, dan efisiensi, dapat ditemukan area yang
perlu diperbaiki atau dioptimalkan serta area yang telah mencapai tingkat
mutu yang tinggi.
2. Meningkatkan kepuasan pelanggan: Pengukuran mutu lengkap membantu
dalam memahami perspektif pelanggan dan memastikan bahwa produk atau
layanan memenuhi atau melebihi harapan mereka. Dengan mengetahui
keinginan dan kebutuhan pelanggan serta mengevaluasi pengalaman mereka,
perbaikan dapat dilakukan untuk meningkatkan kepuasan pelanggan.
3. Meningkatkan efisiensi dan produktivitas: Pengukuran mutu lengkap
memungkinkan identifikasi proses yang tidak efisien atau tidak produktif.
Dengan mengidentifikasi area-area tersebut, perbaikan dapat dilakukan untuk
meningkatkan efisiensi dan produktivitas operasional.
4. Memastikan kesesuaian dengan standar dan regulasi: Pengukuran mutu
lengkap memungkinkan organisasi untuk memastikan bahwa produk atau
layanan mereka sesuai dengan standar dan regulasi yang berlaku. Dengan
memantau dan mengukur kualitas sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan,
organisasi dapat memastikan kepatuhan mereka terhadap peraturan yang
berlaku.
5. Mendukung pengambilan keputusan yang informasional: Pengukuran mutu
lengkap menyediakan data dan informasi yang relevan bagi manajemen untuk
mengambil keputusan yang lebih baik. Dengan memiliki pemahaman yang
jelas tentang kualitas produk atau layanan, manajemen dapat merencanakan
strategi, mengalokasikan sumber daya, dan mengidentifikasi langkah-langkah
perbaikan yang diperlukan (Arbagi, dkk. 2016).
Dengan mencapai tujuan pengukuran mutu , organisasi dapat meningkatkan
kualitas produk atau layanan mereka, memenuhi harapan pelanggan,
meningkatkan efisiensi operasional, dan mencapai keunggulan kompetitif dalam
pasar (Arbagi, dkk. 2016).

B. Cara Pengukuran Mutu


Pengukuran mutu melibatkan serangkaian langkah yang sistematis untuk mengumpulkan
data, menganalisisnya, dan mengambil tindakan yang tepat berdasarkan hasil

2
pengukuran. Berikut ini adalah langkah-langkah yang dapat diikuti dalam melakukan
pengukuran mutu:
1. Identifikasi Parameter Kualitas: Pertama-tama, identifikasi parameter kualitas
yang relevan yang ingin diukur. Parameter ini harus mencakup aspek-aspek
penting yang mempengaruhi kualitas produk atau layanan, seperti kinerja,
kehandalan, kepuasan pelanggan, efisiensi, dan kepatuhan terhadap standar
atau regulasi.
2. Pilih Metode Pengukuran: Pilih metode atau teknik yang sesuai untuk
mengukur setiap parameter kualitas. Metode pengukuran dapat berupa
pengujian fisik, pengumpulan data operasional, survei pelanggan, analisis
statistik, atau observasi langsung. Pastikan metode yang dipilih memberikan
data yang akurat dan dapat diandalkan.
3. Tentukan Indikator Kualitas: Tetapkan indikator kualitas yang akan digunakan
untuk mengukur parameter kualitas. Indikator ini adalah parameter numerik
atau kualitatif yang menggambarkan tingkat kualitas yang dicapai. Misalnya,
indikator kualitas bisa berupa persentase produk cacat, skor kepuasan
pelanggan, waktu rata-rata untuk menyelesaikan layanan, atau tingkat
kepatuhan terhadap standar.
4. Kumpulkan Data: Lakukan pengumpulan data sesuai dengan metode yang
telah ditentukan. Ini dapat melibatkan pengambilan sampel produk untuk
pengujian laboratorium, pengiriman survei kepada pelanggan, pengumpulan
data operasional, atau pengamatan langsung pada proses produksi atau
pelayanan. Pastikan data yang dikumpulkan mencerminkan populasi yang
relevan.
5. Analisis Data: Setelah data terkumpul, lakukan analisis data untuk
menginterpretasikan hasil pengukuran. Gunakan teknik statistik atau metode
analisis lainnya untuk menganalisis data dan mendapatkan wawasan tentang
kualitas produk atau layanan. Identifikasi tren, pola, atau perbedaan signifikan
yang dapat membantu mengungkapkan kelemahan atau kekuatan yang perlu
diperhatikan.
6. Evaluasi Hasil dan Perbandingan dengan Standar: Evaluasi hasil pengukuran
dengan membandingkannya dengan standar atau target kualitas yang telah
ditetapkan sebelumnya. Tinjau hasil pengukuran untuk melihat apakah
parameter kualitas telah mencapai tingkat yang diharapkan atau apakah ada
deviasi yang perlu ditangani.
7. Identifikasi Tindakan Perbaikan: Jika ditemukan kelemahan atau deviasi dari
standar kualitas, identifikasi dan dokumentasikan langkah-langkah perbaikan
yang diperlukan. Berdasarkan hasil pengukuran, tentukan area yang perlu
ditingkatkan atau proses yang perlu dioptimalkan untuk mencapai tingkat
mutu yang lebih tinggi.
8. Implementasikan Tindakan Perbaikan: Terapkan tindakan perbaikan yang
telah diidentifikasi untuk mengatasi kelemahan atau deviasi yang ditemukan.
Melibatkan tim yang relevan dalam implementasi dan pastikan langkah-
langkah perbaikan dilakukan secara efektif dan efisien (Supadi, 2021).

3
C. Pendekatan Dalam Pengukuran Mutu
Dalam pengukuran mutu, terdapat beberapa pendekatan yang dapat digunakan.
Berikut adalah beberapa pendekatan umum dalam pengukuran mutu:

1. Pendekatan Berbasis Standar: Pendekatan ini melibatkan pembandingan hasil


pengukuran dengan standar kualitas yang telah ditetapkan sebelumnya.
Standar tersebut dapat berupa standar internal perusahaan, standar industri,
atau standar internasional. Dengan membandingkan hasil pengukuran dengan
standar, perusahaan dapat menentukan apakah produk atau layanan memenuhi
kriteria kualitas yang diharapkan.
2. Pendekatan Berbasis Pelanggan: Pendekatan ini fokus pada kepuasan
pelanggan sebagai ukuran kualitas. Melalui survei pelanggan, umpan balik,
atau interaksi langsung, perusahaan mengumpulkan data tentang kepuasan
pelanggan terhadap produk atau layanan. Data ini digunakan untuk mengukur
kualitas dan mengidentifikasi area yang perlu ditingkatkan untuk
meningkatkan kepuasan pelanggan.
3. Pendekatan Berbasis Proses: Pendekatan ini memfokuskan pada pengukuran
dan analisis proses bisnis untuk meningkatkan kualitas. Dengan mengukur dan
memantau parameter kualitas dalam setiap langkah proses, perusahaan dapat
mengidentifikasi permasalahan, kesalahan, atau ketidaksempurnaan yang
mempengaruhi kualitas akhir produk atau layanan. Pendekatan ini
memungkinkan perusahaan untuk melakukan perbaikan proses yang spesifik
untuk meningkatkan kualitas.
4. Pendekatan Berbasis Data: Pendekatan ini menggunakan data dan analisis
statistik untuk mengukur kualitas. Data yang dikumpulkan dari berbagai
sumber digunakan untuk mengidentifikasi tren, pola, atau anomali yang
menggambarkan kualitas produk atau layanan. Analisis statistik membantu
dalam mengambil keputusan berdasarkan data yang obyektif dan dapat
diandalkan.
5. Pendekatan Berbasis Komparatif: Pendekatan ini melibatkan pembandingan
kualitas produk atau layanan dengan pesaing atau standar industri. Dengan
membandingkan kualitas dengan pesaing terdekat atau standar industri,
perusahaan dapat menentukan sejauh mana mereka mencapai tingkat kualitas
yang diharapkan dan mengidentifikasi area yang perlu ditingkatkan untuk
bersaing lebih baik
6. Pendekatan Berkelanjutan: Pendekatan ini menekankan pada perbaikan
berkelanjutan dalam kualitas. Melalui pengukuran dan evaluasi terus-menerus,
perusahaan melakukan perbaikan secara bertahap untuk mencapai kualitas
yang lebih tinggi. Pendekatan ini melibatkan pemantauan terus-menerus dan
penyesuaian berdasarkan hasil pengukuran dan umpan balik pelanggan.
7. Pilihan pendekatan yang tepat akan bergantung pada konteks dan kebutuhan
perusahaan. Beberapa perusahaan mungkin memadukan beberapa pendekatan

4
untuk mendapatkan gambaran yang komprehensif tentang kualitas produk atau
layanan mereka (Supadi, 2021).

D. PDCA
PDCA (Plan-Do-Check-Act) dalam Pengembangan Berkelanjutan dan
Peningkatan Kualitas. PDCA merupakan sebuah siklus berkelanjutan yang digunakan
untuk mencapai perbaikan berkelanjutan dalam proses, produk, dan sistem organisasi.
Pendekatan ini dikembangkan oleh Dr. W. Edwards Deming, seorang ahli statistik
dan konsultan manajemen terkenal. PDCA didasarkan pada filosofi perbaikan
berkelanjutan dan pemikiran sistem. Adapun langkah-langkah PDCA adalah sebagai
berikut:
1. Perencanaan (Plan): Tahap pertama adalah perencanaan, di mana tujuan,
target, dan rencana perbaikan ditetapkan. Langkah ini melibatkan identifikasi
masalah, analisis situasi saat ini, pengumpulan data, dan penetapan tujuan
yang spesifik dan terukur. Rencana perbaikan juga mencakup pemilihan
metode dan alat yang akan digunakan untuk mencapai tujuan.
2. Perencanaan (Plan): Tahap pertama adalah perencanaan, di mana tujuan,
target, dan rencana perbaikan ditetapkan. Langkah ini melibatkan identifikasi
masalah, analisis situasi saat ini, pengumpulan data, dan penetapan tujuan
yang spesifik dan terukur. Rencana perbaikan juga mencakup pemilihan
metode dan alat yang akan digunakan untuk mencapai tujuan.
3. Pengecekan (Check): Tahap ketiga adalah pengecekan, di mana data dan hasil
pelaksanaan diuji dan dievaluasi. Langkah ini melibatkan pemantauan,
pengumpulan data pengukuran, dan analisis terhadap hasil yang dicapai. Pada
tahap ini, perbandingan dilakukan antara hasil yang diharapkan dengan hasil
yang sebenarnya, dan penilaian dilakukan terhadap efektivitas langkah-
langkah perbaikan yang telah diimplementasikan.
4. Tindakan (Act): Tahap keempat adalah tindakan, di mana langkah-langkah
perbaikan yang telah dievaluasi dan diuji diimplementasikan secara permanen.
Jika hasil pengecekan memenuhi tujuan dan standar yang telah ditetapkan,
langkah-langkah perbaikan diterapkan sebagai praktik standar. Jika ada
kekurangan atau ketidaksesuaian, perbaikan tambahan diperlukan dan siklus
PDCA akan diulang untuk mencapai perbaikan berkelanjutan ( Solehuddin ,
2022).
PDCA (Plan-Do-Check-Act) memiliki berbagai manfaat yang signifikan dalam
pengembangan berkelanjutan dan peningkatan kualitas.
1. PDCA memungkinkan organisasi untuk terlibat dalam siklus perbaikan
berkelanjutan yang berulang, memastikan bahwa proses, produk, dan sistem
terus ditingkatkan.
2. Dengan menggunakan PDCA, organisasi dapat mengidentifikasi dan
mengatasi kelemahan serta ketidaksempurnaan dalam proses kerja,
menghasilkan peningkatan efisiensi dan efektivitas operasional.

5
3. Pendekatan PDCA mendorong penggunaan data dan fakta dalam pengambilan
keputusan, memastikan keputusan yang lebih baik didasarkan pada bukti yang
kuat.
4. PDCA mendorong inovasi dengan mendorong organisasi untuk mencari solusi
kreatif dan inovatif dalam upaya meningkatkan kualitas dan kinerja.
5. PDCA melibatkan partisipasi dari berbagai level dan fungsi dalam organisasi,
menciptakan tanggung jawab yang lebih baik dan mempromosikan kerja tim
yang efektif dalam mencapai tujuan perbaikan.
6. Dengan menggunakan PDCA, organisasi dapat secara sistematis mengukur,
mengawasi, dan meningkatkan kualitas produk atau layanan yang mereka
berikan, meningkatkan kepuasan pelanggan dan reputasi perusahaan.
7. PDCA menciptakan siklus pembelajaran dalam organisasi, memungkinkan
pengetahuan dan pengalaman yang diperoleh diterapkan dalam siklus
berikutnya, memungkinkan organisasi untuk terus belajar dan berkembang
seiring waktu ( Solehuddin, 2022).
Dengan demikian, penggunaan pendekatan PDCA memberikan manfaat yang
signifikan dalam mencapai perbaikan berkelanjutan, meningkatkan kualitas, dan
mengoptimalkan kinerja organisasi ( Solehuddin, 2022).

6
DAFTAR PUSTAKA

Arbagi, dkk , 2016. Manajemen Mutu Pendidikan. Jakarta : PT Adhitya Andrebina Agung
Solehuddin, 2022. Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: Cv Absolute Media
Supandi, 2021. Manajemen Mutu Pendidikan. Jakarta Timur: UMJ PRESS

Anda mungkin juga menyukai