Anda di halaman 1dari 4

Quality Costing, Total Quality Management, and Management Accounting System

Kualitas
Adalah kesesuaian untuk digunakan, yaitu sejauh mana suatu produk atau jasa dapat
memuaskan keinginan pelanggan, atau sejauh mana suatu produk sesuai dengan spesifikasi
desain dan persyaratan teknik. Ada tiga hal mengenai proses kualitas:
1. Quality control (pengendalian kualitas): aktivitas dan penggunaan teknik untuk
mencapai, mempertahankan, dan meningkatkan kualitas produk atau jasa.
2. Statistical quality control: cabang dari quality control, merupakan pengumpulan,
analisis, dan interpretasi data untuk aktivitas pengendalian kualitas.
3. Quality assurance (jaminan kualitas): tindakan yang diperlukan untuk memberikan
keyakinan bahwa suatu produk atau jasa dapat memuaskan kebutuhan konsumen.
jaminan kualitas menentukan area masalah kualitas atau area potensial dan membantu
dalam koreksi atau minimalisasi area masalah ini

Aspek-Aspek dalam Kualitas


1. Performance: seberapa konsisten dan seberapa baik fungsi suatu produk atau jasa.
2. Aesthetic: mengenai penampilan produk/benda berwujud.
3. Serviceability: mengukur kemudahan perawatan dan/atau perbaikan produk.
4. Features: mengenai karakteristik produk yang membedakan dengan produk-produk
serupa secara fungsional.
5. Reliability: kemungkinan produk atau jasa dapat melakukan fungsi yang semestinya
untuk jangka waktu yang telah ditentukan.
6. Durability: jangka waktu fungsi produk.
7. Quality of conformance: ukuran bagaimana suatu produk memenuhi spesifikasinya.
8. Fitness of use: kesesuaian produk untuk menjalankan fungsi yang diiklankan.

Biaya Kualitas
Adalah biaya yang dikeluarkan karena adanya kemungkinan terjadi kualitas yang buruk atau
karena memang ada kualitas yang buruk. Ada empat kategori biaya kualitas yang digunakan:
1. Prevention cost: biaya yang terkait dengan karyawan yang terlibat dalam proses
merancang, mengimplementasikan, dan memelihara sistem kualitas.
2. Appraisal cost: biaya yang terkait dengan pengukuran, evaluasi, atau audit produk,
komponen, dan bahan yang dibeli untuk memasikan kesesuaiannya dengan standar
kualitas dan persyaratan kinerja.
3. Internal failure cost: muncul ketika produk, komponen, dan bahan tidak sesuai dengan
persyaratan kualitas sebelum adanya pengalihan kepemilikan kepada pelanggan.
4. External failure cost: muncul ketika produk tidak memberikan kepuasan yang diinginkan
setelah adanya pengalihan kepemilikan kepada pelanggan.

Biaya Kualitas Tersembunyi


Biaya kualitas yang tampak adalah biaya yang tersedia di catatan akuntansi organisasi,
sedangkan biaya kualitas yang tersembunyi adalah biaya peluang dari kualitas yang buruk.
Ada tiga metode untuk memperkirakan biaya kualitas tersembunyi:
1. The multiplier effect: menentukan biaya kualitas yang diketahui, kemudian mengalikan
angka tersebut dengan konstanta. Perusahaan dapat menentukan konstanta berdasarkan
pengalaman mereka.
2. Market research: menilai seberapa buruk kualitas dan variabilitas dalam produk dapat
mempengaruhi pangsa pasar.
3. Taguchi’s quality loss function: mengukur kerugian masyarakat yang disebabkan oleh
kinerja produk yang kurang maksimal karena memproduksi produk yang berbeda dari
nilai target.
L ( y )=k ( y−T )2
Dimana y = nilai aktual karakteristik
T = nilai target karakteristik
K = konstanta proporsionalitas yang tergantung pada struktur biaya proses atau
organisasi
c
k=
d2
Dimana c = kerugian yang terkait dengan unit yang produksi pada batas, dengan
asumsi kerugian pada target adalah nol
d = jarak dari nilai target ke batas spesifikasi

Pelaporan Kualitas
1. Laporan biaya kualitas: menunjukkan berbagai macam kategori biaya kualitas yang
dinyatakan dalam persentase dari penjualan.
2. Analisis tren: menyediakan informasi untuk perencanaan jangka panjang serta dorongan
dan penilaian program peningkatan kualitas.
3. Analisis pareto: distribusi pareto memiliki beberapa item yang mewakili jumlah
substansial dari total.

Total Quality Management


Total Quality Management (TQM) fokus pada kekuatan kompetitif dalam membangun
hubungan dan memberdayakan orang lain untuk memecahkan masalah, terutama masalah
yang menghambat kepuasan pelanggan yang menguntungkan. Beberapa tokoh TQM
berpendapat mengenai bagaimana mencapai peningkatan kualitas:
1. Menghasilkan produk atau jasa yang berkualitas dengan biaya yang lebih murah karena
lebih sedikit pemborosan.
2. Mencegah masalah kualitas lebih baik daripada mendeteksi dan memperbaiki.
3. Data statistik harus digunakan untuk mengukur kualitas.
4. Manajer dapat memimpin untuk peningkatan kualitas.
5. Manajer dan karyawan memerlukan pelatihan untuk peningkatan kualitas.
6. Perusahaan harus mengembangkan sistem manajemen kualitas.

Dimensi budaya TQM


1. Komitmen manajemen puncak untuk berinisiatif pada aktivitas mengenai kualitas.
2. Adopsi fiosofi kualitas yang termasuk dalam pernyataan misi organisasi.
3. Menutup hubungan pelanggan dan mencari input pelanggan ke persyaratan mereka.
4. Bekerja dekat dengan pemasok dan meminta pemasok untuk memenuhi spesifikasi
kualitas.
5. Menilai kinerja dibandingkan dengan praktik terbaik, baik secara internal maupun
eksternal.
6. Mendidik manajemen dan staf melalui pelatihan prinsip dan proses kualitas.
7. Mengadopsi budaya yang terbuka, dapat dipercaya, dan kurang birokratis.
8. Meningkatkan pemberdayaan pegawai dalam pengambilan keputusan dan perencanaan,
serta meningkatkan interaksi pegawai dan pemasok.
9. Program untuk mencapai zero defects dan peningkatan berkelanjutan dalam proses
produksi.
10. Mengimplementasikan sistem produksi kontemporer.
11. Program untuk meningkatkan proses bisnis internal.
12. Program untuk memantau dan mengukur kualitas aktivitas manajemen.
TQM dalam perusahaan dapat dinilai setelah memahami kebutuhan pelanggan perusahaan
dan proses perusahaan. TQM tidak hanya fokus pada kinerja finansial, tapi juga
memperhatikan pekerja serta kesejahteraan dan kepuasan mereka.

Kaizen management
Kaizen dalam bahasa Jepang berarti continous improvement (perbaikan berkelanjutan).
Sistem Kaizen utama meliputi hal-hal berikut:
1. TQC/TQM: menekankan pada pengendalian/manajemen proses kualitas.
2. Sistem produksi JIT: bertujuan untuk menghilangkan segala bentuk aktivitas tak
bernilai tambah dan mencapai sistem produksi yang ramping untuk mengakomodasi
fluktuasi pesanan pelanggan.
3. Total productive maintenance (TPM): fokus pada perbaikan kualitas dan kinerja
manajemen secara keseluruhan.
4. Pengembangan kebijakan: manajemen harus menetapkan target yang jelas untuk
menjadi acuan.
5. Sistem saran: menekankan pada manfaat peningkatan moral dari partisipasi positif
pegawai.
6. Small-group activities: dilakukan untuk melakukan tugas-tugas khusus di lingkungan
kerja.

Data akuntansi manajemen untuk program TQM


Perbandingan Management Accounting System (MAS) sebelum dan sesudah penerapan
TQM.
MAS sebelum penerapan TQM MAS setelah penerapan TQM
Orientasi akuntansi keuangan Orientasi meliputi keuangan maupun non
keuangan
Fokus pada data biaya agregat Fokus pada activity-based costing
Tidak ada biaya kualitas Ketentuan penetapan biaya kualitas
Tidak ada hubungan antara strategi dan Adanya hubungan antara strategi dan
tujuan jangka pendek fokusan jangka panjang
Akuntan terlalu menekankan pada Akuntan adalah bagian dari manajemen
pengendalian pengeluaran dan anggaran
Feedback tahunan mengenai kinerja Feedback diberikan secara berkelanjutan

Anda mungkin juga menyukai