Anda di halaman 1dari 9

AKUNTANSI KEPERILAKUAN

RESUME

ASPEK KEPERILAKUAN PADA PENGAKUMULASIAN DAN


PENGENDALIAN BIAYA

Kelas F

Oleh:

Advelianus Yulius Edmocyng (2014310491)

Selvilla Jechika Sugianto (2016310175)

Siti Nadifah (2016310311)

PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI


SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI PERBANAS SURABAYA
2019
PEMBAHASAN

Aspek Keperilakuan Pada Pengakumulasian Dan Pengendalian


Biaya
A. Biaya dengan Fungsi Manajemen
1. Kategori Biaya
Dalam suatu perusahaan manufaktur, biaya dibagi menjadi dua kategori
utama berdasarkan aktivitas fungsionalnya menjadi biaya manufaktur dan biaya
non-manufaktur yang juga sering disebut biaya beroperasi. Biaya manufaktur
merupakan seluruh biaya yang berhubungan dengan aktivitas pabrikasi perusahaan.
Biaya manufaktur dibagi lagi menjadi tiga kategori, yaitu bahan baku langsung,
tenaga kerja langsung, dan overhead pabrik.
a. Bahan Baku Langsung. Bahan baku langsung adalah semua bahan baku yang
menjadi satu bagian integral dari produk jadi. Contohnya adalah baja yang
digunakan untuk membuat rangka mobil dan kayu yang digunaka untuk
membuat furniture.
b. Tenaga Kerja Langsung. Tenaga kerja langsung adalah tenaga kerja yang
dilibatkan secara langsung dalam pembuatan produk. Contohnya gaji dari
pekerja perakitan pada suatu lini perakitan dan gaji dari operator alat-alat mesin
pada suatu pabrik.
c. Biaya Overhead Pabrik. Biaya overhead pabrik didefinisikan sebagai seluruh
biaya manufaktur, kecuali bahan baku langsung dan kerja langsung.
Biaya kulitas merupakan biaya yang terjadi karena mutu produk yang rendah
atau untuk mencegah agar mutu yang rendah tidak terjadi. Biaya ini nilanya cukup
signifikan, yaitu sering mencapai 20 sampai 25 persen dari nilai penjualan.
Subkategori dari biaya kualitas adalah biaya pencegahan, biaya penialian, dan biaya
kegagalan. Selain itu, Biaya non-manufaktur (biaya operasi) dibagi lagi menjadi
biaya penjualan serta biaya umum dan administrasi.
2. Pentingnya Menejemen Biaya
Kebanyakan pendapat penjualan dalam suatu perusahan dihasilkan dengan
mengeluarkan biaya. Oleh karena itu, menejemen biaya adalah penting. Anggaran
biaya dan analisis biaya adalah salah satu cara mengendalikan dan mengatur biayan
guna memperbaiki laba bersih. Cara lain untuk memperbaiki laba bersih adalah
mengurangi biaya, tanpa memedulikan konsekuensinya. Tindakan ini mungkin
tidaklah bijaksana. Barangkali, cara yang paling baik adalah meninjau setiap biaya
(beban) dan melihat kontribusinya terhadap laba bersih, sementara jika tidak
beriklan juga akan menciptakan masalah, maka sebaiknya dilakukan pemotongan
terhadap biaya iklan. Satu dari cara terbaik untuk mengatur biaya adalah memahami
bahwa terdapat banyak jenis biaya. JIka satu biaya dapat dikenali dari jenis biaya
yang sadang dipertimbangkan, keputusan yang lebih baik dapat dibuat.
B. Sistem Biaya Tradisonal Vs. Biaya Standar

1. Sistem Biaya Tradisional (Historis).


Istilah tradisional (historis) mengacu pada sistem biaya yang membatasi input
pada biaya historis dan mengusahakan penyerapan penuh atas biaya tetap dan
variabel oleh unit produk atau jasa. Sistem biaya tradisional atau historis terutama
fokus pada identifikasi dan akumulasi biaya per unit produk atau jasa. Sistem
tersebut digunakan untuk menghitung nilai persediaan dan data biaya harga pokok
penjualan atau jasa yang diberikan untuk pelaporan keuangan eksternal namun,
sistem biaya tradisional tidaklah sesuai untuk penegendalaian manajemen yang
efektif karena akumulasi biaya historis semata-mata tanpa perbandingan dengan
sasaran biaya yang telah ditentukan sebelumnya tidak sesuai dengan konsep
pengendalian kontemporer. Untuk dapat memenuhi konsep pengendalian
kontemporer serta untuk memotivasi manajer dan karyawan, tujuan kinerja dan
sasaran biaya perunit atau untuk periode masa depan tertentu harus ditetapkan.
Kinerja actual oleh pusat pertanggungjawaban harus secara periodic dibandingkan
dengan tingkat kinerja yang diinginkan. Penyimpangan harus dicatat dan
diinformasikan kembali kepada individu yang berpkepentingan sehingga
mendorong tindakan korektif yang segera. Untuk menghindari respons yang
disfungsional disarankan agar manajer segmen hanya bertanggung jawab atas biaya
yang dapat dipengaruhi oleh tindakan mereka. Oleh karena itu, semakin jelas bahwa
informasi yang diberikan oleh sistem biaya tradisional tidak sesuai dengan tujuan
pengendalian modern. Sistem tersebut juga memberikan sedikit informasi yang
bermanfaat untuk perencanaan dan pengambilan keputusan manajerial.
Kelemahannya yang terbesar adalah sistem tersebut berbaha karena mendorong
respons yang tidak diinginkan dan deskrtuktif ketika digunakan dalam
mengevaluasi kinerja dari individu yang ditugaskan melaksanakan berbagai
aktivitas dalam batasan anggaran tersebut.
2. Sistem Biaya Standar.
Dengan mengakui kelemahan dari sistem biaya tradisional, banyak
organisasi mengadopsi" sistem biaya standar". Sistem biaya standar mencerminkan
pencampuran yang potensial efektif dari akuntansi dengan konsep pengendalian
dari teori organisasi modern. Biaya Standar adalah sasaran biaya per unit produk
atau jasa yang ditentukan sebelumnya secara ilmiah yang dikembangkan melalui
studi teknik dan akuntansi. Biaya standar mencerminkan estimasi terinci dan
canggih mengenai besarnya biaya untuk melaksanakan suatu tugas tertentu atau
menghasilkan suatu produk tertentu. Aspek pengendalian yang melekat dari
perhitungan biaya Standar adalah kapitalisnya untuk membandingkan, sebagai
bagian dari arus data reguler kinerja aktual dengan standar yang ditentukan
sebelumnya dan untuk menyoroti varian atau menguntungkan atau tidak
menguntungkan antara kedua tingkat biaya tersebut. Selainitu, Sistem biaya standar
bahkan mampu menentukan penyebab dari penyimpangan tersebut untuk
menghasilkan manfaat pengendalian yang optimal dan mempertahankan relevansi
biaya standar harus diperbarui secara berkelanjutan.
Sistem Biaya Standar dan Anggaran Fleksibel
Terdapat hubungan yang penting antara penggaran fleksibel dan sistem biaya
standar. Taksiran sistem biaya standar mengiventarisasi sepanjang periode pada
jumlah anggaran fleksibel. Anggaran fleksibel adalah anggaran biaya per unit
dikalikan dengan jumlah unit aktual. Oleh karena itu, sistem biaya standar
menjawab pertanyaan seperti apa laporan laba rugi dan neraca akan terlihat jika
biaya-biaya dan input per unit harus direncanakan dengan tepat pada tingkat output
aktul yang dicapai

Kompatibilitas dengan Konsep Teori Organisasi Modern


Dalam mengembangkan kerangka kerja untuk sistem biaya standar yang
sesuai dengan konsep teori organisasi modern, berikut langkah-langkah
pengendalian sebagaimana dijelaska oleh Edwin Caplain. a. Penetapan tujuan
organisasi b. Penentuan pusat pertanggungjawaban yang sesuai dan penugasan
fungsi kepada setiap organisasi. c. Pengisian staf dari pusat pertanggungjawaban
dengan individu-individu yang memiliki kemampuan, motipasi, dan pengetahuan
yang mencukupi untuk melalukan fungsinya.; d. Penciptaan jalur komunikasi
antara pusat pertanggungjawaban dan unit organisasi lainnya, serta dimana perlu,
lingkungan eksternal. e. Pengembangan prosedur yang memastikan bahwa
informasi yang mencukupi, relevan, dan tepat waktu sepanjang jalur
komunikasi. f. Desain dan implementasi mekanisme pengendalian yang mengukur
dan mengevaluasi kinerja dalam hal tujuan organisasin dan memberikan umpan
balik mengenai penyesuaian yang diperlukan dalam tujuan/atau kinerja.
Sistem biaya standar dirancang untuk berfungsi secara simultan sebagai suatu
sumber informasi, jalur komunikasi, serta alat pengendalian dan evaluasi kinerja.
Sebagai sumber informasi untuk pusat pertanggungjawaban, sistem biaya standar
menginformasikan kepada individu yang bertanggung jawab mengenai harapan
mereka dalam hal biaya. Sebagai jalur komunikasi, sistem biaya standar
menyebarkan tingkat biaya yang diharapkan dan pencapaiannya. Pengendalian atas
operasi dari pusat pertanggungjawaban dicapai melalui laporan biaya standar
periodik yang menyediakan umpan balik mengenai hasil kinerja masalalu dan
penyimpanannya dari standar kepada individu yang tepat. Batas toleransi yang
ditetapkan sebelumnya dapat didesain untuk melalukan fungsi sebagai penyaring
(filter), sehingga memungkinkan konsentrasi pada area-area dimana varians adalah
signifikan dan membenarkan perhatian segera (menejemen berdasarkan
pengecualian). Karena laporan kinerja diprogram dimuka dengan memperhatikan
kapan laporan tersebut akan disusun dan data apa yang akan dikandung, maka sulit
mengubur informasi yang penting.
C. Perhitungan Biaya Langsung atau Biaya Variabel

1. Filosofi yang Mendasari


Semua metode akuntansi biaya tradisional yang sesuai dengan konsep biaya
tersebut membebankan unit produk atau jasa dengan biaya penuh.bahan baku
lsngsung dan tenaga kerja langsung dibebankan langsung keunit produk atau jasa,
sementara overhead tetap dan variabel pada kebanyakan kasus diserap berdasarkan
estimasi tarif yang didasarkan pada volume yang telah ditentukan sebelumnya.
Ketika dasar yang digunakan untuk penyerapan berbeda dengan tingkat kapasitas
yang telah ditentukan sebelumnya, maka produsen penyerapan akan menimbulkan
penyerapan terlalu tinggi (overabsorption) atau penyerapan terlalu rendah
(underabsortion) atas overhead manufaktur(jasa). Analisis pelengkap dibutuhkan
untuk mengidentifikasikan berbagai kompenen yang menyebabkan terjadinya
penyerapan terlalu tinggi atau terlalu rendah.
Metode akutansi biaya tradisional juga mengabaikan fakta bahwa biaya
overhead tertentu akan tetap konstan tanpa memedulikan kuantitas dari unit yang
dihasilkan atau jasa yang diserahkan, sementara biaya overhead yang lainnya
berfluktuasi terhadap volume. Untuk mengatasi kekurangan ini, alat seperti
penyusunan anggaran fleksibel dan analisis biaya volume laba diperkenalkan.
2. Dorongan Keperilakuan
Konsep, prinsip, dan praktik akuntansi memengaruhi pengukuran kinerja
manajerial, konsekuensinya, keputusan manajerial. Hal ini tidak selalu mengarah
pada hasil yang diharapkan karena banyak ukuran kinerja memiliki bias yang
terkandung di dalamnya, yang memotivasi manajer untuk memilih alternative
tindakan yang tidak sesuai dengan kepentingan operasi dan/atau keuangan
perusahaan.
Hawkins menyatakan bahwa konsep, prinsip dan praktik akuntansi adalah
bagus secara keperilakuan maupun teknis jika konsep, prinsip, dan praktik tersebut:
a. Menghambat manajer dari pengambilan berbagai tindakan operasi yang tidak
menguntungkan guna membenarkan adopsiatas suatu alternative akuntansi.
b. Menghambat adopsi atas praktik akuntansi oleh perusahaan yang hanya
menciptakan ilusi kinerja.

D. Pengendalian Biaya

Membagi biaya ke dalam komponen variabel dan tetap memberikan dasar


yang lebih baik untuk pengendalian biaya. Hal tersebut memungkinkan
penyusunan laporan laba rugi menggunakan margin kontribusi yang menekankan
pada pola perilaku biaya dan memberikan perincian kepada manajemen mengenai
biaya teknik, biaya yang dikomitmenkan dan biaya diskresioner. Perbedaan ini
penting bagi manajemen karena setiap jenis biaya memerlukan prosedur
pengendalian yang berbeda.
a. Biaya teknik, meliputi biaya bahan langsung, biaya tenaga kerja langsung, dan
biaya overheadvariabel, seperti bahan bakar dan listrik.
b. Biaya tetap yang dikomitmenkan atau biayakapasitas adalah “seluruh biaya
organisasi dan pabrik yang terus terjadi (tanpa memedulikan tingkat aktivitas)
yang tidak dapat dikurangi tanpa merugikan kompetensi organisasi untuk
memenuhi tujuan jangka panjang.
c. Biaya diskresioner (juga disebut biaya terprogram) adalah :
a) Biaya yang muncul dari keputusan periodik (biasanya tahunan) mengenai
jumlah maksimum yang akan dikeluarkan, dan
b) Biaya yang tidak memiliki hubungan optimum yang dapat ditunjukkan antara
input (yang diukur oleh biaya) dan output (yang diukur oleh pendapatan atau
tujuan lainnya).

E. Pengambilan Keputusan

Di samping menekankan perbedaan antara biaya tetap dan biaya variabel serta
memberikan informasi biaya diferensial dalam situasi pengambilan keputusan
tertentu, perhitungan biaya langsung atau biaya variabel memberikan informasi
penting lainnya kepada manajer. Beberapa situasi pengambilan keputusan yang
umum akan dijelaskan berikut.
1. Keputusan Bauran Produk.
Ketika dihadapkan dengan keputusan mengenai bauran produk, manajer
penjualan yang mengetahui margin kontribusi dari produk-produknyaakan jauh
lebih mampu untuk memutuskan produk yang akan didorong dan produk yang
harus dikurangi atau ditolerir hanya karena penjualannya menguntungkan produk
lain. Pada kasus sumber daya yang terbatas (seperti jam mesin, bahan baku), margin
kontribusi akan memberikan informasi kepada manajemen untuk memilih bauran
yang diharapkan dapat menghasilkan total kontribusi terbesar terhadap laba.
2. Penentuan Harga Produk Baru
Produk baru umunya diterima di pasar hanya setelah diuji coba secara ekstensif
oleh perusahaan yang memiliki reputasi dalam industri tersebut. Untuk mendorong
perusahaan-perusahaan guna menggunakan produk itu secara percobaan,
manajemen dapat menjualnya pada biaya variabel. Setelah produk tersebut diuji
coba secara mencukupi dan diterima oleh pemakai, produk tersebut akan ditetapkan
harganya pada biaya penuh plus mark-up yang konsisten dengan tujuan laba
perusahaan secara keseluruhan.
3. Penetrasi Pasar
Manajer dapat menggunakan biaya variabel sebagai dasar untuk penetuan harga
ketika mereka bermaksud memasuki pasar baru (misalnya luar negeri) dengan
produk yang sudah ada atau ketika mereka terpaksa menghadapi persaingan yang
semakin meningkat selama periode di mana permintaan menurun.
4. Penghapusan Produk
Margin produksi akan membantu manajemen dalam menetukan apakah akan
menghentikan suatu produk atau hanya berhenti menjualnya di pasar tertentu.
5. Pesanan Khusus
Perusahaan juga dapat dihadapkan pada dua jenis situasi pesanan khusus. Situasi
tersebut dapat melibatkan akomodasi untuk pelanggan istimewaatau persyaratan
khusus untuk ukuran, metode pengiriman, atau pengemasan.
6. Kampanye Iklan dan Promosi
Untuk meningkatkan volume penjualan saat ini, perusahaan dapat meluncurkan
kampanye iklan dan promosi khusus. Jika perusahaan menggunakan sistem
perhitungan biaya tradisional maka keputusan tersebut kemungkinan besar hanya
akan didasarkan pada perbandingan antar tambahan biayadengan prospek
peningkatan dalam volume penjualan.
7. Keputusan Mengurangi Biaya
Jika harga jual suatu perusahaan ditetapkan oleh pesaing, maka manjemen akan
mengetahui besarnya biaya variabel yang diperkenankan pada volume overasi saat
inijika tujuan laba tertentu harus dicapai. Pengetahuan ini akan mendorong
manajemen untuk waspada terhadap biaya serta memperkenalkan alat dan prosedur
untuk menghemat biaya.

F. Aspek Keperilakuan dari Langkah Akuntansi Biaya yang di Pilih

Bagian ini akan menganalisis aspek keperilakuan dari langkah-langkah


akuntansi yang dipilih yang dapat memodiikasi dalam memicu respons manusia
yang disfungsional.
1. Penetapan Standar
Standar akan menghasilkan perilaku pekerja yang efisien hanya jika standar
tersebut diterima sebagai tingkat aspirasi oleh individu untuk siapa standar
pengendalian dan evaluasi kinerja tersebut didesain. Roymond Miles dan Roger
vern mengemukakan empat prasyarat utama berikut bagi sistem pengendalian yang
unggul secara keperilakuan.
a. Standar haruslah ditetapkan dengan cara yang sedemikian rupa sehingga orang
menerimnya sebagai sesuatu realistisdan bukannya arbitrer.
b. Orang-orang harus merasa bahwa mereka memilih pengaruh dalam menetapkan
tujuan mereka sendiri.
c. Orang-orang harus yakin bahwa mereka tidak akan dihukum secara tidak adil
untuk variasi normal yang terjadi secara kebetulan dalam kinerja.
d. Umpan balik atas kinerja haruslah bertujuan untuk koreksi maupun evaluasi.
2. Partisipasi dalam Penetapan Standar
Michael Foran dan Don DeCoster meringkas logika yang mendasari seluruh
argument yang mendukung partisipasi terjadi, “Jika seorang pekerja berpartisipasi
dalam menetapkan standar kinerjanya sendiri, maka ia akan membuat komitmen
yang tegas terhadap standar tersebut sehingga akan bekerja keras untuk
mencapainya.” . Dalam salah satu studi empiris, mereka menggunakan teori
disonansi kognitif untuk mendapatkan lebih banyak wawasan mengenai penyebab
partisipasi lebih efektif dalam penetapan standar kinerja. Teori disonasi kognitif
terpusat pada tiga konsep kunci, yaitu : kemauan, disonasi, dan komitmen. Dalam
konteks penetapan standar, teori ini mengimplikasikan bahwa jika manjemen
menginginkan komitmen yang pasti terhadap standar, maka individu yang
dikendalikan harus memiliki pilihan ( kemauan). Ketika memilih sekelompok
standar kinerja tertentu mereka mengalami keraguan (disonasi) mengenai
kebijaksanaan dari pilihan mereka.
3. Standar yang Ketat versus Standar yang Longgar
Untuk berfungsi sebagai alat motivasi, standar yang digunakan haruslah tidak
terlalu ketat dan tidak terlalu longgar. Standar yang ketat adalah tantangan yang
berguna (penghargaan intrinsik) hanya bagi mandor atau manajer yang termotivasi
oleh kebutuhan akan prestasi yang luar biasa. Bagi kebanyakan individu, standar
yang terlalu ketat dan kemungkinan kegagalan menimbulkan frustasi dan kecil hati.
Kinerja mereka akan mengalami penurunan lebih lanjut karena mereka berhenti
melakukan perbaikan. Semntara itu, standar yang longgar tidak memberikan
manfaat motivasional apapun karena standar tersebut begitu mudah dicapai. Jadi,
mandor dan manajer akan mengabaikan standar tersebut karena dianggap tidak
berarti.
4. Penyerapan Overhead
Bidang lain yang penuh dengan dorongan difungsional adalah penyerapan
overhead. Praktik umum untuk membebankan overhead manufaktur tetap dan
variabel ke produk pada tariff estimasi yang didasarkan pada tingkat kapasitas yang
telah ditentukan sebelumnya. Ketika dasar yang digunakan untuk penyerapan
berbeda dengan yang telah ditentukan sebelumnya, maka varians yangdibebankan
terlalu tinggi atau terlalu rendah akan terjadi. Ukuran dari varians ini juga
dipengaruhi oleh tingkat kapasitas yang dipilh sebagai penyebut dalam penetuan
tariff tersebut. Tingkat kapasitas jangka panjang (kapasitas normal) akan
menghasilkan varians yang berbeda dibandingkan dengan tingkat kapasitas jangka
pendek (kapasitas yang secara aktual dapat dicapai).
5. Alokasi Biaya Tidak Langsung
Dalam riset yang didukung oleh National Associaton of accountants (NAA),
James Fremgen dan Shu S.Lioa menemukan bahwa perusahaan responden
membedakan dengan tegas dua jenis biaya tidak langsung, yaitu biaya jasa
korporat dan biaya administratif korporat.
a. Biaya jasa korporat adalah biaya jasa yang dilakukan secara sentral untuk
manfaat korporat dan berbagai pusat pertanggungjawaban.
b. Biaya administratif korporat adalah biaya yang diperlukan untuk
mengoperasikan kantor korporat. Biaya ini termasuk gaji, hubungan masyarakat
dan biaya korporat lainnya terjadi untuk menjalankan perusahaan secara
keseluruhan. Tidak ada hubungan yang jelas antara biaya administratif ini
dengan tingkat operasi dari berbagai pusat biaya dan/atau laba di seluruh
organisasi.
6. Analisis Varians
Unsur utama dari pengendalian biaya adalah perbandingan secara peiodik antara
biaya aktual dengans asaran biaya yang sudah dietentukan sebelumnya, baik dalam
bentuk anggaran maupun bentuk standar. Perbandingan tersebut juga akan
menghasilkan sejumlah varians karena mustahil bahwa biaya aktual yang terjadi
akan setara dengan standar atau anggaran dari elemen operasional yang akan
dikendalikan. Varians tersebut dapat merupakan hasil dari berbagai penyebab,
bebrapa di antaranya dapat dijelaskan dan dikendalikan, smentara yang lain tidak
dapat dijelaskan maupun dikendalikan.
7. Keputusan Investigasi Varians
Keputusan manajemen semata-mata bergntung pada penilainnya atas signifkansi
diskrepansi yang diamati. Varians ini memiliki signifikansi pengendalian hanya
jika varians tersebut berasal dari penyebab yang dapat ditentukan, dengan kata lain
tidak bersifat acak dan rentan terhadap tindakan perbaikan.
8. Aspek Keperilakuan
Semua model akuntansi untuk investigasi varians biaya didasarkan pada
pandangan pengendalian struktural. Pandagan ini lebih melihat pengendalian
sebagai”mesin homostatis yang mengukur dirinya sendiri”. pendukungnya tidak
melihat perbedaan antara regulator mekanis dalam suatu sitem sibernetika (seperti
thermostat) dengan regulator manusia(sperti pekerja, mandor atau manajer).
a. Batas pengendalian
Kisaran hasil kenerja yang dianggap dapat diterima oleh manajer adalah batasan
pengendalian. Batasan ini menntukan mudah atau sulitnya sesorang yang
dikendalikan untuk berkinerja dalam kisaran yang dapat diterima dan banyaknya
ruang yang mereka miliki untuk gagal sekali waktu. Tingkat toleransi ini dapat
memengaruhi kinerja aktual mereka. Komponen khusus dari kebijakan
pengendalian yang dapat memengaruhi respons manusia adalah faktor-faktor
seperti batas yang ditetapkan oleh manajemen, jenis umpan balik, keketatan
pemaksaan,serta penghargaan dan sanksi yang terkait dengan kebijakan
pengendalian.
b. Hasil umpan balik
Tidak seperti mesin, informasi umpan balik mengenai kinerja manusia akan
menimbulka perasaan keberhasilan atau kegagalan dalam individu yang
dikendalikan. Umpan balik positif akan memberi tahu mereka bahwa mereka ada
pada jalur yang tepat dan akan memotivasi mereka untuk mengulangi usaha yang
sama. Umpan balik yang negative tidak akan secara otomatis mendorong mereka
untuk melakukan usaha yang lebih besar, tetapi hal tersebut dapat secara perlahan-
lahan akan menurunkan tingkat aspirasi mereka serta mengikis tingkat usaha dan
kinerja mereka.
c. Keketatan pemaksaan
Pemaksaan yang ketat atas kebijakan pengendalian akan menimbulkan tekanan
dalam diri individu yang dikendalikan. Sementara tekanan dapat menyegarkan
individu-individu tertentu, tekanan tersebut dapat mengintimidasi yang lain dan
mnurunkan kinerja mereka yang sudah buruk lebih jauh lagi. Dalam jangka
panjang, pemaksaan yang longgar akan menrunkan motivasi individu untuk
berjuang bagi pencapaian tujuan.
d. Struktur penghargaan
Orang atau kelompok akan memodifikasi perilaku mereka yang tidak diinginkan
dan mengulangi perilaku yang diinginkan ketika mereka memandang bahwa
perubahan atau pengulangan perilaku tersebutdisertai dengan penghargaan intrinsic
maupun ekstrinsik.

Anda mungkin juga menyukai