Anda di halaman 1dari 6

TUGAS 4

RESUME BAB 5
“ AKUNTANSI PERTANGGUNG JAWABAN”

A.FITRI RAMADANI {105731111217}

Kelas : Akuntansi 17C

Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Muhammadiyah Makassar
Tahun 2019
BAB 5

AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN

1. AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN TRADISIONAL


A. PENGERTIAN AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN

Sistem pertanggungjawaban (responbility accounting) adalah sistem akuntansi yang di rancang


sedemikian baik sehingga dapat mencatat dan melaporkan pendapatan dan biaya yang timbul akibat
pelaksanaan suatu aktivitas kepada manajer yang bertanggung jawab terhadap aktivitas tersebut.

Menurut Akutansi pertanggung jawaban tradisional, untuk mengendalikan biaya individu


dalam perusahaan yang berwenang mengendalikan suatu aktivitas harus bertanggung jawab terhadap
sumber daya yang di konsumsi oleh aktivitas tersebut. Tujuan Akuntansi pertanggung jawaban adalah
menyediakan informasi Yang dapat di gunakan oleh manajemen untuk mengevaluasi efisiensi
penggunaan sumber daya organisasi di gunakan secara tidak efisien, maka penyebabnya harus di
investigasi.

B. STRUKTUR ORGANISASI

Penyusunan struktur organisasi tergantung pada pendekatan yang digunakan perusahaan


dalam mengelompokkan aktivitas. Aktivitas organisasi dapat di kelompokan berdasarkan fungsi produk
dan geografis.

Pendekatan fungsional mengelompokkan aktivitas perusahaan berdasarkan fungsi-fungsi


pokok perusahaan antara lain fungsi produksi, pemasaran, personalia dan keuangan. Berdasarkan
pendekatan ini, pengendalian di pusatkan pada tingkat di rekrut.Contoh pendekatan fungsional yaitu
karyawan produksi melapor dari tingkat operasi paling bawah hingga direktur produksi.

Pendekatan produk mengelompokkan aktivitas perusahaan berdasarkan produk atau


kelompok produk yang dihasilkan perusahaan. Dalam pendekatan ini, tanggungjawab fungsional di
gabungkan menurut produk atau kelompok produk dan tanggung jawab di tentukan atas dasar produk.
Manfaat utama pendekatan ini adalah koordinasi yang lebih efektif terhadap semua aktivitas yang terkait
dengan produk atau kelompok produk tertentu.

Pendekatan geografis juga sebagai pendekatan ragional. Pendekatan ini mengelompokkan


aktivitas dan menentukan tanggungjawab berdasarkan wilayah geografis. Tangguh jawab manager
mencakup semua fungsi dan produk dalam wilayah geografis tertentu. Manfaat utama pengelompokan
ini terletak pada koordinasi yang lebih baik dari semua aktivitas dalam wilayah geografis tertentu.

Pandangan tradisional berpandangan bahwa perusahaan yang ingin memiliki system


pertanggung jawaban yang efektif maka pengorganisasian harus dilakukan dengan cara yang mendukung
adanya pengendalian operasional. Apabila struktur organisasi perusahaan tidak memiliki karakteristik
tersebut, sistem akuntansi pertanggung jawaban tidak dapat memperbaiki pengendalian. Berikut ini
adalah karakteristik penting organisasi yang mendukung pengendalian operasional yaitu :
 Tidak terjadi tumpang tindih dalam pembebanan tanggungjawab

 Setiap manajer memahami tanggungjawab yang jelas.

 Individu yang di beri tanggungjawab harus memiliki kewenangan yang memadai.

Karakteristik yang paling penting yang dapat mendukung pengendalian operasional adalah
tidak terjadi tumpang tindih mengenai batas tanggungjawab. Tidak boleh ada lebih satu manajer yang
bertanggung jawab terhadap pekerjaan yang sama.

C. KETERKAITAN STRUKTUR ORGANISASI DAN PELAPORAN PERTANGGUNG JAWABAN

Pelaporan pertanggung jawaban yang sesuai dengan setiap pendekatan untuk


mengelompokkan aktivitas organisasi (fungsi, produk dan geografis) Bahan organisasi untuk setiap
pendekatan menunjukkan pengaturan aktivitas dan laporan biaya yang di gunakan untuk memberi
contoh informasi yang di masukkan ke dalam laporan di setiap tingkat pertanggung jawaban. Secara
umum, semakin tinggi tingkat pertanggung jawaban akan semakin ringkas laporannya. Sebagai contoh
laporan kepada direktur utama menyajikan biaya yang terjadi di kantornya dan biaya dan biaya yang
terjadi di setiap divisi yang melapor langsung kepadanya. Direktur utama akan mengajukan pertanyaan
mengenai biaya divisi tertentu kepada direktur yang bertanggung jawab terhadap divisi tersebut.

Tingkat pertanggung jawaban harus di tentukan dengan baik dan konsisten untuk semua
tingkat. Tingkat 1 adalah direktur utama yang bertanggung jawab terhadap semua operasi. Tingkat 2
adalah direktur yang masing-masing membawahi sebuah divisi dan bertanggung jawab kepada direktur
utama. Tingkat 3 adalah manajer pabrik yang masing-masing membawahi sebuah pabrik dalam divisi
tertentu dan bertanggung jawab terhadap di direktur diatasnya. Tingkat 4 adalah kepala departemen
yang masing-masing membawahi satu departemen dalam sebuah pabrik. Struktur tersebut dapat di
teruskan hingga tingkat paling rendah, misalnya pusat biaya dalam sebuah departemen.

D. PENENTUAN PIHAK YANG MENGENDALIKAN BIAYA

Sistem akuntansi pertanggungjawaban yang efektif harus memisahkan biaya terkendali dengan
biaya tidak terkendali. Menurut pandangan tradisional, asumsi dasar akuntansi pertanggungjawaban
adalah individu yang berwenang mengendalikan aktivitas harus bertanggung jawab terhadap biaya yang
timbul akibat pelaksanaan aktivitas tersebut.

Biaya ke unit-unit operasi dalam perusahaan merupakan pekerjaan yang relatif mudah tetapi
mengidentifikasi biaya yang terkendali oleh manajer unit merupakan pekerjaan yang Sulit. Biaya setiap
unsur pengeluaran terdiri atas 2 elemen, yaitu : (1) Harga perunit dan (2) kuantitas unsur yang di
gunakan. Harga di tentukan oleh kekuatan pasar sehingga sulit di kendalikan oleh pihak-pihak dalam
perusahaan. Seadainya harga hingga tingkat tertentu dapat di kendalikan, biasanya bukan oleh pihak
yang dapat mengendalikan kuantitas yang digunakan. Harga mungkin dapat di kendalikan oleh
departemen pembelian (dalam kasus bahan dan perlengkapan) atau departemen personalia (dalam
kasus upah karyawan), sedangkan kuantitas yang di gunakan dapat di kendalikan oleh departemen
produksi yang menggunakan bahan atau perlengkapan serta mempekerjakan karyawan.
E. TANGGUNG JAWAB TERHADAP BIAYA OVERHEAD

Pada beberapa perusahaan, sistem akuntansi mendistribusikan biaya departemen pemberi


jasa ke departemen pemakai jasa berdasarkan jam pelayanan, jam pemakaian atau ukuran aktivitas
lainnya. Distribusi dapat di pandang sebagai pembelian oleh departemen pemakai jasa dan penjualan
bagi departemen pemberi jasa. Distribusi ke departemen pemakai berdasarkan tarif penagihan, tarif jam
terjual, tarif pembebanan, atau tarif transfer. Metode tersebut berdasarkan analisis bahwa departemen
pemakai membeli jasa dari departemen pemberi jasa dengan cara yang sama seperti ketika membeli
bahan dan perlengkapan dari pemasok luar.

Tarif penagihan merupakan fungsi tingkat aktivitas dan efisiensi operasi departemen jasa.
Departemen pemakai tidak dapat mengendalikan efisiensi operasi departemen jasa sehingga tarif
penagihan harus di tentukan di muka.

Langkah-langkah perhitungan tarif penagihan departemen jasa sama seperti langkah-langkah


penentuan tarif pembebanan Overhand pabrik yang telah di tentukan dimuka. Perhitungan tarif
penagihan departemen jasa di sajikan sebagai berikut :

 Mengestimasi atau menganggarkan biaya yang dapat di telusur langsung ke departemen jasa
(supervise), tenaga tidak langsung pajak gaji karyawan, perlengkapan, depresiasi, peralatan.
 Mengalokasikan anggaran biaya bersama ke setiap departemen (mandor pabrik, depresiasi
bangunan, pajak bumi dan bangunan, asuransi, utilitas).
 Mengalokasikan anggaran biaya departemen jasa ke departemen lain.
 Menghitung tarif penagihan dengan cara membagi jumlah estimasi biaya departemen jasa
dengan jumlah perkiraan jam jasa (dasar penagihan lain) Yang akan di berikan pada masa
datang.

F. LAPORAN PERTANGGUNG JAWABAN

Laporan pertanggungjawaban merupakan hasil proses akuntansi pertanggungjawaban


memiliki dua tujuan :

1. Memotivasi individu mencapai kinerja yang tinggi dengan melaporkan efisiensi dan infisiensi
kepada manajer pusat pertanggungjawaban dan atasannya.

2. Memberi informasi yang dapat membantu manajer pusat pertanggungjawaban untuk


mengidentifikasi infisiensi sehingga mereka dapat mengendalikan biaya menjadi lebih efisien.

Laporan pertanggungjawaban adalah laporan akuntabilitas. Manajer yang memiliki wewenang


untuk mengendalikan aktivitas harus mempertanggung jawabkan tindakannya. Laporan tersebut akan di
sampaikan kepada pihak manajer pusat pertanggungjawaban dan manajer dia atasannya.

G. KARAKTERISTIK LAPORAN PERTANGGUNG JAWABAN

Dalam rangka meningkatkan efisiensi, laporan pertanggungjawaban harus memiliki


karakteristik berikut ini :
 Laporan harus sesuai dengan struktur organisasi. Laporan harus di tujukan kepada individu yang
bertanggung jawab untuk mengendalikan aktivitas yang di cakup dalam laporan.
 Laporan harus konsisten bentuk dan isinya setiap di terbitkan.
 Laporan harus tepat waktu.
 Laporan harus di terbitkan secara teratur.
 Laporan harus mudah di pahami.
 Laporan memuat perincian yang memadai, tetapi tidak berlebihan.
 Laporan harus menyajikan data perbandingan (membandingkan anggaran atau standar yang
sudah di tentukan dengan hasil sesungguhnya).
 Laporan harus analitis.
 Laporan untuk manajer operasi harus menyajikan informasi mengenai unik fisik sekaligus
jumlah rupiah.
H. ANALISIS PENYIMPANGAN DAN ANGGARAN FLEKSIBEL
Tujuan utama akuntansi pertanggung jawaban adalah pengendalian biaya. Pengendalian biaya
di dasarkan pada perbandingan biaya sesungguhnya dengan biaya di anggarkan, menghubungkan apa
yang terjadi dengan apa yang di rencanakan (seharusnya) terjadi. Anggaran di dasarkan pada asumsi
kondisi dan hasil yang di rencanakan. Dalam hal ini perusahaan dapat menggunakan anggaran statis atau
anggaran fleksibel.
 Penyusunan Anggaran Fleksibel
Setelah tingkat aktivitas sesungguhnya dalam satu periode di ketahui (yaitu akhir periode)
kemudian formal tersebut di gunakan untuk menghitung biaya yang di anggarkan pada tingkat
aktivitas sesungguhnya di capai pada periode itu. Anggaran yang di sesuaikan dengan tingkat
aktivitas sesungguhnya di sebut anggaran fleksibel. Biaya di anggarkan pada aktivitas
sesungguhnya dapat di gunakan untuk menghitung penyimpangan pengeluaran dan kapasitas
menganggur.
 Penyusunan Laporan Penyimpangan
Penyimpangan dihitung dengan membandingkan overhed di anggarkan pada tingkat aktivitas
sesungguhnya (berdasarkan anggaran fleksibel), Overhand sesungguhnya dan operasi,
penyimpangan pengeluaran di hitung untuk setiap Overhand dengan cara mengurangi biaya
dianggarkan ke biaya sesungguhnya.
I. AKUNTANSI PERTANGGUNG JAWABAN PENDEKATAN ALTERNATIF
Sistem akuntansi pertanggung jawaban merupakan perkembangan logis manajemen gaya
otomatis yang sekarang masih banyak di praktikan oleh perusahaan. tugas manajer adalah memberikan
arahan kepada karyawan. Agar dapat mengarahkan karyawan, manajer harus memiliki pengetahuan Dan
keterampilan yang luas sekaligus sebagai sumber pemecahan masalah.
 Perilaku Disfungsional Manajer
Akuntansi pertanggungjawaban tradisional membebankan tanggungjawab inefisiensi kepada
individu dan penyimpangan anggaran standar di pandang sebagai ukuran infisiensi. Manajer
mengendalikan aktivitas yang menimbulkan biaya sehingga penyimpangan yang terjadi di
bebankan kepada manajer,bukan kepada proses bisnis penyebab terjadi penyimpangan.
 Kegunaan Informasi Manajer
Menurut akuntansi pertanggungjawaban tradisional ,biaya yang terjadi untuk menjalankan
aktivitas bisnis harus di laporkan kepada manajer yang mengendalikan aktivitas
bisnis.Penyimpangan di laporkan dengan tujuan : (1) menjaga agar manajer bertanggung jawab
terhadap terjadinya biaya, dan (2) memberikan informasi yang berguna bagi manajer pusat
pertanggung jawaban dalam upaya mengendalikan aktivitas bisnis menjadi lebih efisien.

Anda mungkin juga menyukai