RESUME BAB 5
AKUNTANSI PERTANGGUNG JAWABAN”
Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Muhammadiyah Makassar
Tahun 2019
BAB 5
AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN
B. STRUKTUR ORGANISASI
Karakteristik yang paling penting yang dapat mendukung pengendalian operasional adalah
tidak terjadi tumpang tindih mengenai batas tanggungjawab. Tidak boleh ada lebih satu manajer yang
bertanggung jawab terhadap pekerjaan yang sama.
Tingkat pertanggung jawaban harus di tentukan dengan baik dan konsisten untuk semua
tingkat. Tingkat 1 adalah direktur utama yang bertanggung jawab terhadap semua operasi. Tingkat 2
adalah direktur yang masing-masing membawahi sebuah divisi dan bertanggung jawab kepada direktur
utama. Tingkat 3 adalah manajer pabrik yang masing-masing membawahi sebuah pabrik dalam divisi
tertentu dan bertanggung jawab terhadap di direktur diatasnya. Tingkat 4 adalah kepala departemen
yang masing-masing membawahi satu departemen dalam sebuah pabrik. Struktur tersebut dapat di
teruskan hingga tingkat paling rendah, misalnya pusat biaya dalam sebuah departemen.
Sistem akuntansi pertanggungjawaban yang efektif harus memisahkan biaya terkendali dengan
biaya tidak terkendali. Menurut pandangan tradisional, asumsi dasar akuntansi pertanggungjawaban
adalah individu yang berwenang mengendalikan aktivitas harus bertanggung jawab terhadap biaya yang
timbul akibat pelaksanaan aktivitas tersebut.
Biaya ke unit-unit operasi dalam perusahaan merupakan pekerjaan yang relatif mudah tetapi
mengidentifikasi biaya yang terkendali oleh manajer unit merupakan pekerjaan yang Sulit. Biaya setiap
unsur pengeluaran terdiri atas 2 elemen, yaitu : (1) Harga perunit dan (2) kuantitas unsur yang di
gunakan. Harga di tentukan oleh kekuatan pasar sehingga sulit di kendalikan oleh pihak-pihak dalam
perusahaan. Seadainya harga hingga tingkat tertentu dapat di kendalikan, biasanya bukan oleh pihak
yang dapat mengendalikan kuantitas yang digunakan. Harga mungkin dapat di kendalikan oleh
departemen pembelian (dalam kasus bahan dan perlengkapan) atau departemen personalia (dalam
kasus upah karyawan), sedangkan kuantitas yang di gunakan dapat di kendalikan oleh departemen
produksi yang menggunakan bahan atau perlengkapan serta mempekerjakan karyawan.
E. TANGGUNG JAWAB TERHADAP BIAYA OVERHEAD
Tarif penagihan merupakan fungsi tingkat aktivitas dan efisiensi operasi departemen jasa.
Departemen pemakai tidak dapat mengendalikan efisiensi operasi departemen jasa sehingga tarif
penagihan harus di tentukan di muka.
Mengestimasi atau menganggarkan biaya yang dapat di telusur langsung ke departemen jasa
(supervise), tenaga tidak langsung pajak gaji karyawan, perlengkapan, depresiasi, peralatan.
Mengalokasikan anggaran biaya bersama ke setiap departemen (mandor pabrik, depresiasi
bangunan, pajak bumi dan bangunan, asuransi, utilitas).
Mengalokasikan anggaran biaya departemen jasa ke departemen lain.
Menghitung tarif penagihan dengan cara membagi jumlah estimasi biaya departemen jasa
dengan jumlah perkiraan jam jasa (dasar penagihan lain) Yang akan di berikan pada masa
datang.
1. Memotivasi individu mencapai kinerja yang tinggi dengan melaporkan efisiensi dan infisiensi
kepada manajer pusat pertanggungjawaban dan atasannya.