Anda di halaman 1dari 11

AKUNTANSI KEPERILAKUAN

RESUME

Aspek Keperilakuan pada Perencanaan Laba dan Penganggaran

Kelas F

Oleh:

Advelianus Yulius Edmocyng (2014310491)

Fariz Tri Hutomo (2015310081)

Selvilla Jechika Sugianto (2016310175)

Siti Nadifah (2016310311)

PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI


SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI PERBANAS
SURABAYA
2019
PENDAHULUAN

Perkembangan dalam dunia usaha akhir-akhir ini berjalan dengan pesat,


sehingga mengakibatkan timbulnya persaingan yang semakin ketat. Gejala yang
demikian membawa permasalahan bagi suatu perusahaan agar mampu
mempertahankan diri dan mampu mencapai tujuan perusahaan. Oleh sebab itu
manajemen perusahaan harus mampu mengelola perusahaannya secara efektif dan
efisien untuk mengatasi keadaan tersebut. Perusahaan sangat memerlukan suatu alat
yang berfungsi sebagai perencanaan serta pengendalian. Untuk melakukan
perencanaan dan pengendalian diperlukan suatu alat yang baik, yang dapat
memberikan informasi yang diperlukan manajemen dalam menjalankan fungsinya.
Alat tersebut adalah anggaran. Anggaran berperan sebagai alat perencanaan dan
pengendalian. Sebagai sebuah rencana tindakan, anggaran dapat digunakan sebagai
alat untuk mengendalikan kegiatan organisasi atau unit organisasi dengan cara
membandingkan antara hasil sesungguhnya yang dicapai dengan rencana yang telah
ditetapkan.
Penyusunan anggaran merupakan kegiatan yang penting sekaligus
kompleks, karena anggaran mempunyai dampak fungsional maupun disfungsional
terhadap sikap dan perilaku anggota organisasi. Beberapa aspek keperilakuan
dalam penyusunan anggaran, antara lain: Partisipasi dalam Penyusunan Anggaran
Partisipasi penyusunan anggaran adalah keikutsertaan seluruh tingkat manajemen
dalam proses penyusunan anggaran dan mereka mempunyai pengaruh dalam
penentuan besarnya anggaran.
Aspek perilaku yang terkait dengan anggaran merujuk pada perilaku
manusia yang terlibat pada saat anggaran tersebut disusun dan diimplementasikan.
Anggaran dapat mempengaruhi perilaku manusia. Adanya anggaran
mengakibatkan manusia membatasi tindakannya. Anggaran pula yang
menyebabkan kinerja manajer selalu dan secara kontinyu dipantau serta
dibandingkan. Hal ini pula yang mengakibatkan timbulnya tekanan. Manajer
seringkali menghadapi permasalahan akibat adanya anggaran seperti misalnya
timbulya over atau under budget, penyimpangan dari anggaran yang diharapkan,
dan sebagainya. Akibatnya anggaran kemudian dianggap sebagai sesuatu yang
dapat menghambat atau mengancam karir.
Keberhasilan anggaran terutama akan ditentukan oleh cara pembuatan
anggaran itu sendiri. Program anggaran yang paling berhasil harus melibatkan
manajer dalam tanggungjawab pengendalian biaya untuk membuat estimasi
anggaran mereka sendiri. Pendekatan dalam penyediaaan data anggaran ini penting
terutama apabila anggaran tersebut akan digunakan untuk mengendalikan dan
mengevaluasi aktivitas seorang manajer. Pendekatan penganggaran yang dianggap
paling efektif adalah anggaran yang dibuat dengan kerjasama dan partisipasi penuh
dari manajer pada semua tingkatan .
Manajemen harus selalu menyadari bahwa dimensi manusia dalam
penganggaran merupakan faktor kunci. Mudah bagi manajer untuk menguasai
aspek teknis dari program anggaran, tetapi tidak mudah dalam memasukkan aspek
manusia. Manajemen harus ingat bahwa maksud penyusunan anggaran adalah
untuk memotivasi karyawan dan mengkoordinasikan aktivitas. Untuk mendorong
orang supaya bertanggungjawab terhadap penyusunan anggaran dan terhadap
implementasi anggaran untuk mencapai tujuan organisasi secara efektif dan efisien,
perusahaan perlu mempertimbangkan aspek etika dan perilaku dalam
penganggaran.
PEMBAHASAN

1. PENGERTIAN ANGGARAN
Anggaran dan akuntansi memiliki hubungan yang sangat erat dimana
akuntansi menyajikan data historis yang sangat bermanfaat untuk mengadakan
estimasi-estimasi yang akan dituangkan dalam anggaran yang nantinya akan
dijadikan sebagai pedoman kerja di waktu mendatang.. Anggaran merupakan suatu
rencana yang disusun secara sistematis yang meliputi seluruh kegiatan perusahaan
dan dinyatakan dalam unit (satuan) moneter dan berlaku untuk jangka waktu
(periode) mendatang. Orang yang berwenang dan bertanggung jawab terhadap
penyusunann anggaran serta pelaksanaannya adalah pemimpin perusahaan.
Namum siapa atau bagian apa yang ditugaskan untuk mempersiapkan dan
menyusun anggaran tersebut sangat tergantung pada struktur organisasi dari setiap
perusahaan
Pada dasarnya aspek keperilakuan dari penganggaran mengacu pada
perilaku manusia yang muncul dalam penyusunan anggaran dan perilaku manusia
yang didorong ketika manusia mencoba untuk hidup dengan anggaran. Beberapa
fungsi anggaran yaitu:
1. Anggaran merupakan hasil akhir dari proses perencanaan perusahaan.
2. Anggaran merupakan cetak biru perusahaan untuk bertindak, yang
mencerminkan prioritas manajemen dalam alokasi sumber daya organisasi.
3. Anggaran bertindak sebagai suatu alat komunikasi internal yang
menghubungkan beragam departemen atau divisi organisasi yang satu dengan
lainnya.
4. Dengan menetapkan tujuan dalam kriteria kinerja yang dapat diukur, anggaran
berfungsi sebagai standar terhadap mana hasil operasi aktual yang dapat
dibandingkan.
5. Anggaran berfungsi sebagai alat pengendalian yang memungkinkan
manajemen untuk menemukan bidang-bidang yang menjadi kekuatan atau
kelemahan perusahaan.
6. Anggaran mencoba untuk mempengaruhi dan memotivasi baik manajer
maupun karyawan untuk terus bertindak dengan cara yang konsisten dengan
operasi yang efektif dan efisien serta selaras dengan tujuan organisasi.

2. PANDANGAN PERILAKU TERHADAP PROSES PENYUSUNAN


ANGGARAN
Ada tiga tahapan utama dalam proses penyusunan anggaran yaitu ;
A. Penetapan tujuan
Aktivitas perencanaan dimulai dengan menerjemahkan tujuan organisasi
yang luas ke dalam tujuan-tujuan aktivitas yang khusus. Untuk menyusun rencana
yang realistis dan menciptakan anggaran yang praktis, interaksi yang ekstensif
diperlukan antara manajer lini dan manajer staf organisasi. Pengontrol dan direktur
perencanaan memainkan peranan kunci dalam proses manusia dari penyusunan
anggaran ini. Namun jika sesuai dengan struktur organisasi dan gaya
kepemimpinan, maka manajer tingkat bawah dan para karyawan sebaiknya
diberikan kesempatan untuk berpartisipasi dalam proses penetapan tujuan karena
mereka akan lebih mungkin menerima tujuan yang turut mereka formulasikan.
B. Implementasi
Pada tahap implementasi, rencana formal tersebut digunakan untuk
mengkomunikasikan tujuan dan strategi organisasi, serta untuk memotivasi orang
secara positif dalam organisasi. Hal ini dicapai dengan menyediakan target kinerja
terperinci bagi mereka yang bertanggung jawab mengambil tindakan. Agar rencana
tersebut berhasil, rencana itu harus dikomunikasikan secara efektif.
C. Pengendalian dan evaluasi kinerja
Setelah diimplementasikan, anggaran tersebut berfungsi sebagai elemen
kunci dalam sistem pengendalian. Anggaran menjadi tolok ukur terhadap kinera
aktual dibandingkan dan berfungsi sebagai suatu dasar untuk melakukan
manajemen berdasarkan pengecualian.
Untuk menyusun suatu anggaran atau rencana laba, terdapat langkah-langkah
tertentu yang harus diambil:
1. Manajemen puncak harus memutuskan apa yang menjadi tujuan jangka pendek
perusahan dan strategi mana yang akan digunakan untuk mencapainya.
2. Tujuan harus ditetapkan dan sumber daya dialokasikan.
3. Suatu anggaran atau rencana laba yang komprehensif harus disusun, kemudian
disetujui oleh manajemen puncak.
4. Anggaran digunakan untuk mengendalikan biaya dan menentukan bidang
masalah dalam organisasi tersebut dengan membandingkan hasil kinerja aktual
dengan tujuan yang telah dianggarkan secara periodik.

3. KONSEKUENSI DISFUNGSIONAL DARI PROSES PENYUSUNAN


ANGGARAN
Berbagai fungsi anggaran seperti penetapan suatu tujuan, pengedalian, dan
mekanisme evaluasi kinerja dapat memicu berbagai konsekuensi disfungsional,
seperti :
A. Rasa Tidak Percaya
Suatu anggaran terdiri atas seperangkat tujuan-tujuan tertentu. Walaupun
anggaran tersebut dapat disesuaikan untuk kejadian-kejadian yang tidak
diantisipasi, anggaran menampilkan rasa tidak percaya, rasa pertumbuhan, dan
mengarah pada kinerja yang menurun.
B. Resistensi
Pada proses anggaran memerlukan waktu dan perhatian yang besar. Manajer
atau penyelia mungkin merasa terlalu terbebani dengan permintaan yang ekstensif
atas waktu dan tanggung jawab rutin mereka. Oleh karena itu, mereka tidak ingin
terlibat dalam proses penyusunan anggaran.
C. Konflik Internal
Konflik internal dapat berkembang sebagai akibat dari interaksi ini, atau
sebagai akibat dari laporan kinerja yang membandingkan satu departemen dengan
departemen lain. Gejala-gejala umum dari konflik adalah ketidakmampuan
mencapai kerja sama antar-pribadi dan antar-kelompok selama prosesn penyusunan
anggaran.
D. Efek Samping Lain yang Tidak Diinginkan
Anggaran akan menghasilkan pengaruh lain yang tidak diinginkan. Salah
satu pengaruh lainnya adalah terbentuknya kelompok-kelompok informal kecil
yang menentang tujuan anggaran. Kelompok-kelompok ini biasanya dibentuk
untuk melawan konflik internal dan tekanan yang diciptakan oleh anggaran
tersebut. Pengaruh lainnya adalah penekanan yang berlebihan pada kinerja
departemental dan kurang menekankan pada kinerja organisasi secara keseluruhan.
Dengan memfokuskan perhatian secara eksklusif pada kinerja departemental,
ketergantungan dan ekonomi antar-departemen yang penting dapat terabaikan.

4. RELEVANSI KONSEP ILMU KEPRILAKUAN DALAM


LINGKUNGAN PERENCANAAN
A. Dampak dari lingkungan perencanaan
Pada dasarnya lingkungan perencanaan mengacu pada struktur, proses,
pola-pola interaksi dalam penetapan kerja. Hal tersebut kadang kala disebut dengan
budaya atauu iklim organisasi.
B. Ukuran dan struktur organisasi
Ukuran dan strutur pada organisasi mempengaruhi prilaku manusia dan pola
interaksi dalam tahap penetapan tujuan, implementasi, dann pengendalian serta
evaluasi terhadap proses perencanaan.
C. Gaya kepemimpinan
Gaya kepemimpinan juga dapat mempengaruhi lingkungan perencanaan
organisas. Teori X dari McGregor menjelaskan gaya kepemimpinan yang otoriter
dan dikendalikan secara ketat, dimana kebutuhan efisiensi dan pengendalian
mengharuskan pendekatan manajerial tersebut untuk berurusan dengan
bawahannya. Berbeda dengan Teori Y yang dikemukakan oleh McCregor dan gaya
kepemimpinan Likert mendorong tingkat keterlibatan dan partisipasi karyawan
dalam penentuan tujuan dan pengembilan keputusan.

5. KONSEP –KONSEP KEPRILAKUAN YANG RELEVAN DALAM


PROSES PENYUSUNAN ANGGARAN
A. Tahap penetapan tujuan
Selama tahap penetapan tujuan baik tujuan umum ataupun tujuan khusus
dari manajemen puncak diterjemahkan kedalam target-target yang pasti dan dapat
diukur bagi organisasi serta bagi setiap submit utama.
B. Keselarasan Tujuan
Masalah utama dalam penetapan tujuan adalah mencapai suatu tingkat
keselarasan tujuan atau kompatibilitas yang mungkin diantara tujuan-tujuan
organisasi, subunit-subunit, dan anggota-anggota yang turut berpartisipasi.
C. Partisipasi
Adalah suatu proses pengambilan keputusan bersama oleh dua bagian atau
lebih pihak di mana keputusan tersebut akan memiliki dampak masa depan terhadap
mereka yang membuatnya.
D. Manfaat Partisipasi
Salah satu manfaat dari partisipasi yang berhasil adalah bahwa partisipan menjadi
terlibat secara emosi dan bukan dalam pekerjaan mereka. Pada dasarnya partisipasi
dapat meningkatkan moral dan mendorong insiatif yang lebih besar pada semua
tingkatan manajemen.
E. Batasan dan Permasalahan Partisipasi
Bahkan dalam kondisi yang paling ideal sekalipun, partisipasi dalam
penetapan tujuan mempunyai keterbatasan tersendiri. Karena proses partisipasi
memberikan kekuasaan kepada para manajer untuk menetapkan hasil isi dari
anggaran mereka, kekuasaan ini bisa digunakan dengan cara yang memiliki
konsekuensi disfungsional bagi organisasi itu sendiri.

6. TAHAP IMPLEMENTASI
Setelah tujuan organisasi ditetapkan, maka direktur perencanaan
mengkonsolidasikaannya ke dalam anggaran formal yang komprehensif. Cetak biru
untuk tindakan ditingkat perusahaan ini kemudian disetujui oleh dewan direksi,
komisaris. Anggaran tersebut kemudian diimplementasikan melalui komunikasi
kepada karyawan kunci dalam organisasi.
A. Pengkomunikasian Anggaran
Kontroler atau direktur perencanaan bertanggung jawab untuk
mengimplementasikan anggaran. Hal ini dicapai dengan cara mengkomunikasikan
sasaran operasional yang disetujui kepada orang-orang tingkat organisasi yang
lebih rendah. Hal ini disebut juga sebagai ”menjual” anggaran kebawah.
B. Kerja Sama dan Koordinasi
Implementasi anggaran yang berhasil membutuhkan kerja sama dari orang-
orang dengan beraneka ragam ketrampilan dan bakat. Koordinasi adalah seni
menggabungkan secara efektif seluruh sumber daya organisasi. Dari sudut pandang
keprilakuan, hal ini berarti menggabungkan bakat dan kekuatan dari setiap
partisipan organisasi dan membuatnya berjuang untuk mencapai tujuan yang sama.

7. TAHAP PENNGENDALIAN DAN EVALUASI KINERJA


Tujuan yang dianggarkan jarang dicapai tanpa memantau kemajuan
karyawan secara kontinyu terhadap pencapaian tuuan mereka. Dalam tahap
pengendalian dan evaluasi kinerja, kinerja aktual dibandingkan dengan standar
yang dianggarkan guna menentukan bidang-bidang permasalahan dalam organisasi
tersebut dan menyarankan tindakan yang sesuai untuk memperbaiki kinerja yang
dibawah standar.
KESIMPULAN

Anggaran merupakan suatu rencana yang disusun secara sistematis yang


meliputi seluruh kegiatan perusahaan dan dinyatakan dalam unit (satuan) moneter
dan berlaku untuk jangka waktu (periode) mendatang. Anggaran memiliki beberapa
fungsi yang menjadikan suatu kinerja organisasi dapat terlaksana dengan baik atau
dapat dikatakan bahwa anggaran bisa dijadikan sebagai alat pengendalian
manajemen dalam menemukan kekuatan serta kelemahan dari organisasi tersebut.
Terdapat tiga tahapan pandangan perilaku dalam proses penyusunan
anggaran diantaranya penetapan tujuan, implementasi, pengendalian dan evaluasi
kinerja. Tahapan tersebut arus dilakukan secara sistematis agar jika terjadi
kesalahan akan terdeteksi lebih awal. Dari penyusunan anggaran tersebut dapat
memunculkan konsekuensi disfungsional antara lain rasa tidak percaya, resistensi,
konflik internal serta efek samping lain yang tidak diinginkan.
DAFTAR PUSTAKA

http://irma-yuni.blogspot.co.id/2012/06/aspek-keperilakuan-pada
perencanaan.html

Lubis, Arfan Ikhsan. 2011. Akuntansi Keperilakuan, Edisi Kedua. Jakarta:


Salemba Empat

https://prezi.com/zngqbd6j-qtb/aspek-keprilakuan-pada-perencanaan-laba-
dan-penganggaran/

http://taskseekers.blogspot.co.id/2013/12/aspek-keperilakuan-pada-
perencanaan.html

Anda mungkin juga menyukai