Anda di halaman 1dari 21

PPH POTPUT

PPh Pasal 22

• Ada empat jenis, yaitu:

1. Impor barang luar negeri,


2. Pembelian barang oleh Bendaharawan Pemerintah,
badan pemerintah tertentu, dan eksportir/pengusaha
industri tertentu,
3. Penjualan hasil produksi industri tertentu,
4. Penjualan barang yang tergolong sangat mewah.
Tarif dan Sifat PPh Pasal 22
Kegiatan Tarif Sifat
Impor Barang
- Importir - API 2,5% Tidak Final
- Importir - non API 7,5%
Pembayaran atas pembelian barang 1,5% Tidak Final

Penjualan barang produksi


-Industri Semen 0,25% Tidak Final
-Industri Kertas 0,10%
-Industri Baja 0,30%
-Industri Otomotif 0,45%
Penjualan barang produksi atau impor oleh Ke SPBU Pertamina/agen 0.25 % Final
Produsen /Importir dalam bidang BBM, Ke SPBU Swasta/agen 0.30% Final
Pelumas dan Gas Ke Non SPBU dan Non Agen 0.30% Tidak final
Pembelian bahan untuk keperluan industri 0,25% Tidak Final
atau ekspor bidang perkebunan, kehutanan,
perikanan, peternakan dan pertanian dari
pedagang pengumpul

dikenakan pemungutan PPh pasal


BAGI WP YG TIDAK BER NPWP 22 dengan tarif 100% lebih
tinggi dari tarif normal
PPh Pasal 22 atas Impor
Setiap Wajib Pajak yang melakukan impor akan
dikenakan PPh pasal 22 Impor

• Tarif:
2,5% x nilai impor, bagi importir yang memiliki Angka Pengenal Impor (API).
7,5% x nilai impor, bagi importir tanpa Angka Pengenal Impor (API).
7,5% x nilai lelang, bagi pemenang hasil lelang impor yang tidak dikuasai.
0,5% X nilai Impor kedelai, gandum dan tepung terigu, bagi importir yang
memiliki Angka Pengenal Impor (API).

• Nilai Impor:
Nilai berupa uang yang menjadi dasar perhitungan bea masuk, yaitu Cost
Insurance & Freight (CIF) ditambah bea masuk dan pungutan lainnya yang
dikenakan berdasarkan peraturan perundang-undangan pabean di bidang impor.
PPh Pasal 22 atas Penjualan Barang Sangat Mewah
(PMK 253/PMK.03/2008 & SE 13/PJ/2009)
Barang Sangat Mewah
1. Pesawat Udara Pribadi dengan harga Jual > Rp.20 M
2. Kapal Pesiar dengan harga jual > Rp.10 M
3. Rumah dan tanahnya dengan harga jual > Rp.10 M dan luas bangunan > 500 M2
4. Apartement & Kondominium dengan harga jual > Rp.10 M dan luas bangunan > 400 M2
5. Kend. Bermotor roda 4 pengangkutan orang kurang dari 10 orang (sedan, jeep, SUV,
MPV,minibus) dengan harga jual > Rp.5 M dan kapasitas silinder lebih dari 3.000 cc.
Tarif
5% tidak final, dipungut penjual saat melakukan penjualan dengan menggunakan bukti pungut
Pengecualian Pemungutan PPh Pasal 22
Pembelian Barang Dalam Negeri : Impor Barang Luar Negeri :
• Pembayaran yang jumlahnya paling banyak Rp • Impor barang dan/atau penyerahan barang yang
2.000.000,- (satu juta rupiah) dan tidak merupakan
pembayaran yang terpecah-pecah. (yang dilakukan berdasarkan UU tidak terutang PPh (perlu SKB)
instansi pemerintah,atau lembaga negara lembaga
negara lain) • Impor barang yang dibebaskan dari pungutanBM dan
• Pembayaran untuk pembelian BBM, listrik, gas, air atau PPN
minum (PDAM) dan benda-benda pos. (yang • Dalam hal impor sementara jika nyata-nyata
dilakukan instansi pemerintah,atau lembaga negara
lembaga negara lain) dimaksudkan untuk diekspor kembali.
• Emas batangan yang akan diproses untuk
• Impor kembali (re-impor
menghasilkan barang perhiasan untuk tujuan ekspor • Impor barang yang dibebaskan dari pungutan Bea
(perlu SKB)
Masuk dan/atau PPN (dilakukan oleh Ditjen Bea
• Pembayaran untuk pembelian barang sehub dg Cukai) :
penggunanan Dana Bantuan Operasional Sekolah
(BOS). a. Barang milik perwakilan negara asing - asas timbal
• Pembayaran atas pembelian gabah dan/atau beras balik.
oleh BULOG. b. Barang untuk keperluan badan internasional yang
• Pembayaran sehubungan dengan pekerjaan yang diakui &
dilakukan dalam rangka pelaksanaan proyek terdaftar pada pemerintah RI,
pemerintah yang dibiayai dengan hibah luar negeri.
PPH PASAL
23/26
PENGHASILAN
YANG DIKENAKAN PEMOTONGAN

PPh PASAL 23 •Jasa penilai (appraisal);


•Jasa aktuaris;
• DIVIDEN •Jasa akuntansi, pembukuan, & atestasi l/k;
• BUNGA
• ROYALTI
•Jasa perancang (design);
• HADIAH, PENGHARGAAN, BONUS •Jasa penebangan hutan;
DAN SEJENISNYA SELAIN YG TELAH •Jasa pengolahan limbah;
DIPOTONG PPh PSL 21 •Jasa penyedia tenaga kerja (outsourcing services)
•Jasa perantara dan/atau keagenan;
SEWA DAN PENGHASILAN LAIN •Jasa di bidang perdagangan surat-surat berharga ,
SEHUBUNGAN DGN PENGGUNAAN •Jasa custodian/penyimpanan /penitipan, kecuali yang dilakukan
HARTA SELAIN SEWA ATAS TANAH oleh KSEI;
DAN/ATAU BANGUNAN •Jasa pengisian suara (dubbing) dan/atau sulih suara;
IMBALAN
•Jasa mixing film;
SEHUBUNGAN DENGAN: •Jasa sehubungan dengan software computer
• JASA TEKNIK; •Jasa instalasi/pemasangan mesin, peralatan, listrik, telepon, air,
• JASA MANAJEMEN; gas, AC, dan/atau TV kabel
• JASA KONSULTAN •Jasa maklon;
• JASA LAIN*) •Jasa penyelidikan dan keamanan;
SELAIN JASA YG TLH DIPOTONG PPh
PSL 21
•Jasa penyelenggara kegiatan atau event organizer;
•Jasa pengepakan;
•Jasa pembasmian hama;
•Jasa kebersihan atau cleaning service;
•Jasa catering atau tata boga
DIKECUALIKAN DARI
PEMOTONGAN PPh PASAL 23
Pasal 23 ayat (4)

PENGHASILAN
YANG DIKECUALIKAN

PENGHASILAN YANG DIBAYAR/TERUTANG KEPADA BANK

SEWA YANG DIBAYARKAN/TERUTANG SEHUBUNGAN DENGAN


SEWA GUNA USAHA DENGAN HAK OPSI

DIVIDEN/BAG. LABA YG DITERIMA/DIPEROLEH PT SEBAGAI WP


DALAM NEGERI, KOPERASI, BUMN/BUMD DARI PENYERTAAN
MODAL PADA BADAN USAHA YG DIDIRIKAN DAN BERTEMPAT
KEDUDUKAN DI INDONESIA DENGAN SYARAT :
1. DIVIDEN BERASAL DARI CADANGAN LABA DI TAHAN; DAN
2. BAGI PT, BUMN, BUMD SAHAM YANG DIMILIKI MIN. 25% DAN
MEMPY. USAHA AKTIF DILUAR KEPEMILIKAN SAHAM TSB.

BAGIAN LABA YG DITERIMA/DIPEROLEH ANGGOTA DARI PERSE-


ROAN KOMANDITER YANG MODALNYA TIDAK TERBAGI ATAS SA-
HAM-SAHAM, PERSEKUTUAN, PERKUMPULAN, FIRMA DAN KONGSI

SHU KOPERASI YG DIBAYARKAN KEPADA ANGGOTANYA

PENGHASILAN YANG DIBAYAR ATAU TERUTANG KEPADA BADAN


USAHA ATAS JASA KEUANGAN YANG BERFUNGSI SEBAGAI
PENYALUR PINJAMAN DAN ATAU PEMBIAYAAN YG DIATUR
DENGAN PMK
TARIF DAN DASAR PEMOTONGAN
PPh PASAL 23
Pasal 23 ayat (1)

TARIF 15% TARIF 2%

PENGHASILAN PENGHASILAN
BRUTO BRUTO

• DIVIDEN
SEWA DAN
• BUNGA
PENGHASILAN LAIN
• ROYALTI
SEHUBUNGAN DENGAN
PENGGUNAAN HARTA
HADIAH, PENGHARGAAN,
KEC SEWA TANAH
BONUS DAN SEJENISNYASELAIN
BANGUNAN
YG TELAH DIPOTONG PPh Ps. 21

IMBALAN JASA :
• JASA TEKNIK
• JASA MANAJEMEN
• JASA KONSULTAN
• JASA LAIN

ATTENTION:
100% LEBIH TINGGI UNTUK MEREKA YANG TIDAK BER-NPWP
PAJAK PENGHASILAN
FINAL PASAL 15
Merupakan PPh yang dihitung dengan norma
penghitungan khusus untuk wajib pajak
tertentu, dimana pajaknya dihitung dengan
tarif efektif tertentu dari penghasilan bruto

Tujuan :
Untuk menghindari kesukaran dalam
menghitung besarnya Penghasilan Kena
Pajak bagi golongan Wajib Pajak
tertentu tersebut
Pemotongan PPh Pasal 15
PEMOTONGAN PAJAK ATAS PEMBAYARAN KPD
PERUSAHAAN PELAYARAN DAN PENERBANGAN

Atas Pengangkutan Orang/


PELAYARAN
Barang dengan cara Charter
DLM NEGERI
PPh Final = 1,2% dari Ph Bruto

Atas Pengangkutan Orang/


PENERBANGAN
Barang dengan cara Charter
DLM NEGERI
PPh Tdk Final = 1,8% dari Ph Bruto

PELAYARAN DAN Atas Pengangkutan Orang/


PENERBANGAN LUAR Barang dengan cara Charter
NEGERI YG PUNYA BUT PPh Final = 2,64% dari Ph Bruto
KREDIT PAJAK
LN
PPH PASAL 24
Dasar-dasar Kredit Pajak LN

• World-wide Income: WP terutang pajak atas PKP yang berasal dari


seluruh penghasilan termasuk yang dari LN
• Penggabungan Penghasilan:
• Penghasilan dari usaha: dalam tahun pajak diterimanya penghasilan
tersebut
• Penghasilan lainnya: dalam tahun pajak diterimanya penghasilan
tersebut
• Penghasilan Dividen: dalam tahun pajak saat dividen tersebut
ditetapkan sesuai dengan KMK (Ps 18(2))
• Kerugian yang diderita di LN tidak boleh digabungkan dalam
menghitung PKP
Tata-cara
• Bila dalam PKP terdapat penghasilan dari LN, PPh yang dibayarkan
atau terutang di LN dapat dikreditkan terhadap PPh di Indonesia
• Pengkreditan pajak dilakukan pada tahun dilakukannya
penggabungan penghasilan
• Limited Credit method:
• Paling tinggi: jumlah pajak di LN tapi
• Tidak lebih dari perbandingan antara penghasilan LN dengan PKP
dikalikan dengan pajak terutang atas PKP
• Per Country Limitation: bila penghasilan LN berasal dari beberapa
negara
• PKP tidak termasuk Penghasilan yang pajaknya final
PAJAK
PENGHASILAN
PASAL 25
Angsuran Pajak
• Pembayaran dilakukan selama tahun pajak dan akhir tahun
pajak sebelum penyampaian SPT tahunan.
• Dapat dilakukan melalui pihak lain (potput) dan atas pajak
yang terutang di LN yang dapat dikreditkan.
• Wajib dibayar oleh WP dalam jumlah yang sama besar
selama satu tahun,selambat-lambatnya 15 hari setelah
berakhirnya masa pajak.
Ketentuan Umum
• Didasarkan atas pajak yang dibayar sendiri menurut SPT
tahunan terakhir dibagi 12 atau sama dengan pajak yang
terutang menurut SPT tahun pajak yang lalu dikurangi
PPh potput dibagi 12 atau banyaknya bulan dalam
bagian tahun pajak.
Contoh:
• PPh terutang berdasarkan SPT tahunan 2017 = Rp. 100.000.000,-
• Pengurang :
PPh 21 Rp. 10.000.000,-
PPh 22 Rp. 20.000.000,-
PPh 23 Rp. 25.000.000,-
PPh 24 Rp. 15.000.000,-
Jumlah kredit pajak = Rp. 70.000.000,-
pajak yang dibayar sendiri = Rp. 30.000.000,-

• PPh 25 selama th 2003 = Rp. 2.500.000,-


Ketentuan Umum
• Bagi WP setelah 4 bulan atau lebih dalam tahun pajak dapat menunjukkan bukti
bahwa PPh yang akan terutang pada akhir tahun pajak tersebut kurang dari ¾ atau
75% dari PPh yang menjadi dasar penghitungan PPh 25, maka WP dapat
mengajukan permohonan pengurangan angsuran ke KPP dengan syarat :
a. Diajukan secara tertulis
b. Menyampaikan perkiraan penghasilan
dan perhitungan PPh 25 untuk bulan-
bulan yang tersisa dari tahun pajak yang
bersangkutan.

Anda mungkin juga menyukai