Anda di halaman 1dari 8

AKUNTANSI DANA DESA

“KONSEP DASAR PEMBANGUNAN DESA”

OLEH :

COKORDA BAGUS KRISNA DHARMAYUDA (1807531104)

NI PUTU PUTRI PRATIWI (1807531133)

COKORDA ISTRI WAHYUNIYASANTI (1807531144)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS UDAYANA

2021
PEMBAHASAN

A. SEJARAH , KEDUDUKAN, DAN KEWENANGAN DESA


1. Sejarah Desa

Desa berasal dari istilah dalam bahasa Sansekerta yang berarti tanah tumpah
darah. Menurut definisi universal, desa adalah kumpulan dari beberapa permukiman
di area pedesaan atau rural area. Istilah desa di Indonesia merujuk kepada pembagian
wilayah administratif yang berada di bawah kecamatan dan dipimpin oleh seorang
Kepala Desa.

Desa di Indonesia pertama kali ditemukan oleh Mr. Herman Warner Muntinghe,
seorang Belanda anggota Raad van Indie pada masa penjajahan kolonial Inggris, yang
merupakan pembantu Gubernur Jenderal Inggris yang berkuasa pada tahun 1811 di
Indonesia. Dalam sebuah laporannya tertanggal 14 Juli 1817 kepada pemerintahnya
disebutkan tentang adanya desa-desa di daerahdaerah pesisir utara Pulau Jawa. Dan
dikemudian hari ditemukan juga desa-desa di kepulauan luar Jawa yang kurang lebih
sama dengan desa yang ada di Jawa.

Terbentuknya suatu desa tidak terlepas dari insting manusia, yang mana secara
naluriah ingin hidup bersama keluarga suami/ istri dan anak, serta sanak familinya,
yang kemudian lazimnya memilih suatu tempat kediaman bersama. Desa bisa tumbuh
di sekitar tempat orang-orang bertemu satu sama lain untuk bertransaksi, sehingga
terjadilah sebuah pasar yang terbentuk oleh masyarakat sekelilingnya. Di sekitar pasar
tersebut kemudian berkembang menjadi desa perdagangan (jasa). Desa-desa
tradisional juga sering terbentuk terkait dengan keberadaan sumber air atau sumber-
sember pencaharian lainnya, seperti pertambangan, pertambakan, dan sebagainya.
Kadang-kadang alasan terbentuknya desa tercantum dalam nama desa, dari nama desa
dapat diketahui alasan terbentuknya suatu masyarakat desa tertentu

Penyebutan nama desa berbeda- beda penyebutannya di setiap daerah, misalnya


saja di Jawa Barat disebut kampung , dusun di Yogyakarta , jorong di Sumatera Barat,
huta/nagor di Sumatera Utara, gampong di Aceh, nagar di Minangkabau, marga di
Sumatera Selatan, tiuh / pekon di Lampung, desa pakraman/desa adat di Bali,
lembang di Toraja, banua dan wanua di Kalimantan, dan negeri di Maluku.
2. Kedudukan Desa
Desa berkedudukan tidak hanya di wilayah kabupaten, namun bisa juga
berkedudukan di wilayah kota. Kedudukan Desa tercermin dalam Pasal 2 dan Pasal 5
Undang-undang Desa (UU No. 6 Tahun 2014), sebagai berikut:
“Penyelenggaraan Pemerintahan Desa, pelaksanaan Pembangunan Desa,
pembinaan kemasyarakatan Desa, dan pemberdayaan masyarakat Desa berdasarkan
Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Negara
Kesatuan Republik Indonesia, dan Bhinneka Tunggal Ika” (Pasal 2)

 “Desa  berkedudukan di wilayah Kabupaten/Kota” (Pasal 5)

Menurut Permendagri nomor 56 Tahun 2015 tentang Kode dan Data Wilayah
Administrasi Pemerintahan, terdapat sebanyak 74.754 desa di Indonesia. Desa ini
tersebar di 33 Provinsi atau 434 kabupaten/kota. Jumlah ini meningkat terus dari
tahun ke tahun. Jumlah desa memiliki kecenderungan untuk selalu meningkat melalui
pemekaran atau pun peralihan status. Peralihan status terjadi misalnya dari kelurahan
menjadi desa atau desa adat menjadi desa. Di balik laju penambahan jumlah desa,
ternyata terdapat juga desa yang mengalami penghapusan karena kejadian tertentu
misalnya yang terjadi pada desa di Kabupaten Sumedang yang dihapuskan karena
digenangi waduk. Keberadaan desa ditetapkan dalam bentuk peraturan daerah. Perda
ini selanjutnya dievaluasi gubernur, dan diundangkan setelah mendapat nomor
registrasi dari gubernur dan kode desa dari Menteri Dalam Negeri.
Adapun jenis-jenis tipe /kedudukan desa yakni sebagai berikut :

Tipe / Azas Penjelasan / Gambaran


Kedudukan
Desa Adat Rekognisi Desa hanya sebagai kesatuan
(pengakuan dan masyarakat; Otonomi asli atau otonomi
penghormatan) bawaan, desa tidak menjalankan tugas
administrasi dari Negara, desa
memperoleh bantuan dari Negara.
Desa Otonom Desentralisasi Desa sebagai unit pemerintahan lokal
yang otonom seperti daerah, desa
memperoleh dana dari APBN
Desa Administratif Delegasi Desa sebagai unit administrative dan
(tugas pembantuan) atau kepanjangan tangan negara

3. Kewenangan Desa

Kewenangan diartikan sebagai kekuasaan dan hak seseorang ataupun lembaga


dalam melakukan sesuatu, mengambil keputusan, atau mengorganisir masyarakat.
Kewenangan berbeda dengan kekuasaan. Kewenangan lebih pada hak untuk
melakukan sesuatu, sementara kekuasaan adalah kemampuan untuk melakukan
sesuatu.

Kewenangan Desa adalah kewenangan yang dimiliki Desa. Kewenangan desa


meliputi sebagai berikut :

a. Kewenangan berdasarkan hak asal usul, dimana hak yang merupakan warisan
yang masih hidup dan prakarsa desa atau prakarsa masyarakat desa sesuai dengan
perkembangan kehidupan masyarakat, antara lain sistem organisasi masyarakat
adat, kelembagaan, pranata dan hukum adat, tanah kas desa, serta kesepakatan
dalam kehidupan masyarakat desa.
b. Kewenangan lokal berskala desa, dimana merupakan kewenangan untuk mengatur
dan mengurus kepentingan masyarakat desa yang telah dijalankan oleh desa atau
mampu dan efektif dijalankan oleh desa atau yang muncul karena perkembangan
desa dan prakasa masyarakat desa, antara lain tambatan perahu, pasar desa, tempat
pemandian umum, saluran irigasi, sanitasi lingkungan, pos pelayanan terpadu,
sanggar seni dan belajar, serta perpustakaan desa, embung desa, dan jalan desa.
c. Kewenangan yang ditugaskan oleh pemerintah, pemerintah daerah provinsi, atau
pemerintah daerah kabupaten/kota; dan
d. Kewenangan lain yang ditugaskan oleh pemerintah, pemerintah daerah provinsi,
atau pemerintah daerah kabupaten/kota sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang- undangan.

Pelaksanaan kewenangan berdasarkan hak asal usul dan kewenangan lokal


berskala desa dibiayai oleh APB Desa. Sedangkan kewenangan yang ditugaskan,
dibiayai oleh pemerintah yang memberi penugasan.

B. SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAHAN DESA

Pemerintah desa adalah Kepala Desa yang dibantu oleh Perangkat Desa.
1. Kepala Desa adalah sebagai kepala Pemerintah Desa yang memimpin
pemerintahan desa , yang dimana bertugas mengatur/memimpin pelaksanaan
pemerintahan desa, membimbing bawahannya, pelaksanakan pembangunan,
pembinaan kemasyarakatan, dan pemberdayaan masyarakat. Dalam
melaksanakan tugasnya kepala desa menerapkan prinsip koordinasi, sinkronisasi,
dan konsultasi dalam lingkup pemerintahan desa, antar pemerintahan desa dengan
pemerintah daerah sesuai kondisi sosial budaya masyarakat desa setempat. Dalam
melaksanakan, tugas, wewenang dan kewajibannya mempunyai hubungan
koordinasi dengan BPD.
2. Perangkat Desa adalah unsur staf yang membantu Kepala Desa dalam
penyusunan kebijakan dan koordinasi yang diwadahi dalam Sekretariat Desa, dan
unsur pendukung tugas Kepala Desa dalam pelaksanaan kebijakan yang diwadahi
dalam bentuk pelaksana teknis dan unsur kewilayahan.
Perangkat Desa terdiri atas :
a. Sekretariat Desa , dimana bertugas membantu kepala desa dalam urusan
pelayanan administrasi pemerintahan desa serta mengkoordinasikan
pelaksanaan tugas perangkat desa lainnya.
a) Urusan Tata Usaha dan Umum yakni seperti tata naskah, administrasi
surat menyurat, ekspedisi, arsip, penataan administrasi perangkat desa,
penyediaan sarana dan prasarana, penyiapan rapat, perjalanan dinas,
dll.
b) Urusan Keuangan yakni seperti administrasi keuangan, administrasi
sumber pengeluaran dan pendapatan, administrasi penghasilan
pemerintahan desa.
c) Urusan Perencanaan yakni seperti menyiapkan bahan penyusunan
RPJMDesa, RKPDesa, APBD, monitoring evaluasi program,
penyusunan laporan berupa LPPD, pengendalian pelaksanaan
pembangunan desa serta melaksanakan tugas lainnya .
b. Pelaksana Kewilayahan, bertugas membantu kepala desa dalam
penyelenggaraan desa, pelaksanaan pembangunan desa, pembinaan
masyarakat desa, dan pemberdayaan masyarakat desa di wilayah kerjanya.
c. Pelaksana Teknis , bertugas membantu kepala desa sebagai pelaksana tugas
operasional.
a) Seksi Pemerintahan, membantu kepala desa dalam bidang
pemerintahan
b) Seksi Kesejahteraan, membantu kepala desa dalam bidang
pembangunan
c) Seksi Pelayanan, membantu kepala desa dalam bidang pelayanan

C. LANDASAN HUKUM DANA DESA


Dana Desa adalah amanah dari undang-undang sebagaimana diatur dalam Pasal
72 Ayat 2 UU Nomor 6 Tahun 2014. Sebagai salah satu dari pendapatan desa, maka
pemerintah pusat berkewajiban mengalokasi Dana Desa dalam Anggaran Pendapatan
Belanja Negara (APBN).
Adapun landasan hukum Permendesa PDTT 13 tahun 2020 tentang prioritas
penggunaan dana desa tahun 2021 yakni sebagai berikut :
1. Pasal 17 ayat (3) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945,
2. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4916),
3. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5495),
4. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2020 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah
Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2020 tentang Kebijakan Keuangan
Negara dan Stabilitasi Sistem Keuangan untuk Penanganan Pandemi Corona
Virus Disease 2019 (COVID-19) dan/atau dalam rangka Menghadapi Ancaman
yang Membahayakan Perekonomian Nasional dan/atau Stabilitas Sistem
Keuangan menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2020 Nomor 134, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6516),
5. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 123, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5539) sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan
Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2019 tentang Perubahan Kedua atas
Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan
Undang-Undang Nomor 6 Tahun2014 tentang Desa (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2019 Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 6321),
6. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2014 tentang Dana Desa yang Bersumber
dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 168, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5558) sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan
Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2016 tentang Perubahan Kedua atas
Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2014 tentang Dana Desa yang Bersumber
dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2016 Nomor 57, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5864),
7. Peraturan Presiden Nomor 59 Tahun 2017 tentang Pelaksanaan Pencapaian
Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2017 Nomor 136),
8. Peraturan Presiden Nomor 85 Tahun 2020 tentang Kementerian Desa,
Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2020 Nomor 192), dan
9. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi
Nomor 6 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Desa,
Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 463) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Nomor 22
Tahun 2018 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Desa, Pembangunan
Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Nomor 6 Tahun 2015 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 1915).
DAFTAR PUSTAKA

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pengawasan Badan Pengawasan Keuangan dan


Pembangunan. (2016). Pengelolaan Keuangan Desa.

https://sejarahlengkap.com/lembaga-pemerintah/sejarah-terbentuknya desa#:~:text=Awal
%20sejarah%20terbentuknya%20desa%20diawali,yang%20sama%20dari%20bahaya
%20luar.&text=Kepala%20desa%20dibantu%20oleh%20Pamong,daerah%20dengan
%20daerah%20yang%20lain.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/42046/Chapter%20II.pdf?
sequence=4&isAllowed=y

https://www.avepress.com/apa-saja-kedudukan-dan-kewenagan-desa/

https://www.hukumonline.com/klinik/detail/ulasan/lt52f6ce3253a76/kedudukan-desa-dan-
kepala-desa-dalam-ketatanegaraan-indonesia/#:~:text=Dalam%20Undang%2DUndang
%20Desa%20yang,Tahun%202014)%2C%20diartikan%20bahwa%3A&text=
%E2%80%9CDesa%20berkedudukan%20di%20wilayah%20Kabupaten,sebagai%20bagian
%20dari%20Pemerintahan%20Daerah.

http://ngrapah.desa.id/wp-content/uploads/sites/138/2017/02/SUSUNAN-ORGANISASI-
DAN-TATA-KERJA-PEMERINTAHAN-DESA-PDF.pdf

file:///D:/Downloads/PERBUP%20NO%206%20TAHUN%202017%20ttg%20Susunan
%20Organisasi%20dan%20Tata%20Kerja%20Pemerintah%20Desa.pdf

http://sarimekar-buleleng.desa.id/index.php/first/artikel/66-PRIORITAS-PENGGUNAAN-
DANA-DESA-TAHUN-2021

Anda mungkin juga menyukai