Anda di halaman 1dari 8

Konsep Manajemen

Biaya dan Penentuan


Costing Berbasis
Aktivitas
Dosen Pengajar :
Prof. Dr. Mursalim Laekkeng, ASEAN CPA

Kelompok 1
Nurhaliza (000104322021)
Burhan (001004322021)
Amira Isnaeny (001704322021)
Pengertian Manajemen Biaya

Manfaat Manajemen Biaya


Pengertian  Perencanaan serta dapat mengendalikan suatu
Manajemen biaya adalah sebuah sistem yang organisasi.
didesain agar dapat memberikan informasi  Peningkatan terhadap suatu pelacakkan biaya.
bagi manajemen untuk pengidentifikasian  Mengoptimalkan kinerja dari daur hidup suatu
peluang - peluang penyempurnaan, produk.
perencanaan strategi dan pembuatan  Dapat membuat sebuah keputusan.
keputusan operasional mengenai pengadaan  Manajemen investasi.
dan penggunaan sumber-sumber yang  Mengukur dari hasil kinerja.
diperlukan oleh organisasi. Kurang lebihnya,
 Mendukung dalam otomasi beserta filosofi
manajemen biaya bisa dikatakan seperti
pemanufakturan.
anggaran perusahaan atau bisnis.
Konsep Manajemen Biaya
Konsep Manajemen Biaya
 Konsep Nilai Tambah
Merupakan suatu sistem yang akan membuat perusahaan berusaha agar melakukan semua aktivitas bernilai tambah dengan cara se-efesien
mungkin dan bahkan akan menghilangkan aktivitas yang tak punya nilai tambah.
 Konsep Akuntansi Aktivitas
Merupakan sebuah proses untuk pengumpulan serta pelacakan dari kinerja keuangan serta operasional yang ada, tentang aktifitas yang
signifikan dalam perusahaan dan juga menyediakan timbal balik antara hasil sesungguhnya dengan yang telah direncanakan.
Dalam hal ini juga untuk menentukan langkah koreksi bila semua memerlukan Activity-Based Costing (ABC). ABC merupakan sebuah
metodologi dalam mengatur kinerja aktivitas serta biaya, sumber-sumber, serta obyek biaya.
 Konsep Biaya Target
Merupakan salah satu konsep yang berbasis pada pasar yang mana dihitung menggunakan harga pasar yang ditujukan untuk dapat
memperoleh pangsa pasar yang telah ditentuakan sebelumnya. Dalam hal ini penetuan biaya terget merupakan salah satu alat manajemen
agar dapat meminimalkan biaya salam proses daur hidup dari produk.
Bila kita berbicara dengan prinsip manajemen investasi maka sistem manajemen biaya ini harus dapat, mengkaji semua usulan terhadap
investasi secara teliti, pembuatan keputusan investasi yang konsisten terhadap tujuan awal, mengkoreksi keputusan dengan kriteria ganda.
Selain itu sistem manajemen biaya juga harus dapat mempertimbangkan resiko dari investasi, pelacakkan terhadap aktivitas probability
investasi, mendukung dari pengurangan terhadap aktivitas tak bernilai tambah, serta mandukung dalam pencapaian biaya target.
Penentuan Costing Berbasis Aktivitas

Manfaat Penetapan Biaya Berbasis Aktivitas


 Menyediakan informasi yang lebih menyeluruh tentang
aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan untuk Pengertian
menghasilkan produk.
Penetapan biaya berbasis aktivitas
 Menyediakan manajemen sebuah alat untuk memahami
bagaimana biaya muncul dan bagaimana mengelolanya. Itu
(activity-based costing atau ABC)
kontras dengan analisis biaya historis yang seringkali gagal adalah sebuah pendekatan penetapan
mencerminkan biaya aktual. biaya di mana perusahaan pertama kali
 Dirancang untuk mengendalikan biaya tidak langsung dan akan mengidentifikasi aktivitas yang
untuk mencerminkan biaya aktual. Dengan metode ini, dilakukan dan kemudian menentukan
manajemen dapat mengidentifikasi area penghematan dan sumber daya yang dikonsumsi masing-
pengurangan biaya. Mereka dapat melacak proses dan
masing aktivitas
kegiatan yang potensial untuk disederhanakan, berdasarkan
pertimbangan pendorong biaya.
Penentuan Costing Berbasis Aktivitas

Langkah-langkah dalam penetapan biaya berbasis aktivitas dan contohnya


 Mengidentifikasi aktivitas yang diperlukan untuk menyelesaikan produk
Definisi aktivitas adalah setiap proses atau prosedur yang menghabiskan sumber daya overhead. Pendefinisian
penting untuk memahami semua kegiatan yang diperlukan untuk membuat produk.
Contoh aktivitas yang memiliki dampak besar terhadap overhead adalah:
• pembelian bahan
• penyiapan mesin
• pengoperasian mesin
• perakitan produk
• pemeriksaan produk jadi
 Menetapkan biaya overhead untuk aktivitas teridentifikasi
Perusahaan menetapkan biaya overhead untuk setiap aktivitas dan kemudian mengelompokkannya. Misalnya,
kelompok biaya untuk aktivitas pembelian bahan akan mencakup biaya seperti gaji personil pembelian, sewa untuk
pembelian ruang kantor departemen, dan depresiasi pembelian peralatan kantor.
Asumsikan, total biaya overhead untuk pembelian bahan adalah sebesar Rp180 juta.
Penentuan Costing Berbasis Aktivitas

 Mengidentifikasi pendorong biaya untuk setiap aktivitas


Pendorong biaya adalah aktivitas yang menimbulkan biaya. Untuk mengidentifikasinya, perusahaan mengumpulkan
informasi dan mewawancarai personil kunci di berbagai bidang, seperti pembelian, produksi, kontrol kualitas, dan
akuntansi.
Misalnya untuk pembelian bahan baku, pendorong biaya adalah permintaan pembelian. Katakanlah, dalam satu
tahun, ada 90.000 permintaan pembelian bahan baku ke pemasok.
Sementara itu, untuk aktivitas pemeriksaan produk jadi, pendorong biayanya adalah jam inspeksi. Katakanlah, untuk
produksi setahun, perlu ada sebanyak 30.000 jam pemeriksaan.
 Menghitung tarif overhead yang telah ditentukan untuk setiap aktivitas
Perusahaan kemudian membagi taksiran biaya overhead dengan tingkat perkiraan aktivitas pendorong biaya.
Misalnya, untuk pembelian bahan, total biaya overhead pembelian adalah sebesar Rp180 juta untuk permintaan
pembelian sebanyak 90.000. Dari data tersebut, perusahaan menghitung tarif overhead untuk aktivitas pembelian
bahan adalah sebesar Rp2.000 per permintaan pembelian (Rp180 juta/90.000)
Penentuan Costing Berbasis Aktivitas
 Mengalokasikan biaya overhead untuk produk
Perusahaan kemudian mengalokasikan biaya overhead ke produk. Perusahaan mengalikan tarif overhead dengan
pendorong biaya yang digunakan oleh masing-masing produk.
Misalnya, untuk produk A, aktivitas pendorong biaya untuk pembelian bahan adalah sebanyak 50.000 permintaan
pembelian. Sementara itu, untuk produk B, ada sebanyak 40.000 permintaan pembelian.
Dengan demikian, alokasi biaya overhead untuk aktivitas pembelian bahan produk A adalah sebesar 40.000 x
Rp2.000 = Rp80.000.000. Sedangkan, untuk produk B, biaya overhead pembelian bahan adalah sebesar 50.000 x
Rp2.000 = Rp100.000.000.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai