Anda di halaman 1dari 19

Peningkatan Hasil Belajar Akidah Akhlak Melalui Metode

Market Place Activity Pada Materi Asmaul Husna Di Kelas X-


MIPA 1 MAN 1 Barru
Samsinar, S.H.I; S.Pd.I
MAN 1 Barru
Jl. H. Muharram Amaro Barru, Kec. Barru Kab. Barru
Email: ninasamsinar@gmail.com
Nomor Kontak WA Penulis : 085342260141

Abstrak:
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan aktivitas dan hasil
belajar Akidah Akhlak melalui penerapan metode Market Place Activity pada materi
Asmaul Husna di kelas X MIPA-1 MAN 1 Barru. Desain penelitian ini
adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang berlangsung dalam tiga siklus.
Subyek penelitian ini adalah siswa kelas X MIPA-1 sebanyak 22 orang. Pengumpulan
data dilakukan dengan metode observasi untuk mengamati tingkat aktivitas belajar dan
metode tes untuk mengetahui hasil belajar Akidah Akhlak materi Asmaul
Husna yang berbentuk pilihan ganda sejumlah 10 soal, yang diberikan setiap akhir
siklus. Hasil penelitian aktivitas belajar dari pra siklus siswa aktif 31,88% kemudian
pada siklus I meningkat menjadi 79,77%, pada Siklus II meningkat menjadi 87,27%,
dan pada Siklus III meningkat menjadi 88,18%. Hasil belajar siswa pra siklus nilai
rata- rata 60 ketuntasan mencapai 32%. Kemudian pada Siklus 1 nilai
rata-rata meningkat menjadi 79,77% dengan ketuntasan mencapai 68,18%, pada
siklus II nilai rata-rata meningkat menjadi 87,27 dan ketuntasan mencapai 86,36%, dan
pada siklus III nilai rata-rata meningkat menjadi 88,18 dan ketuntasan mencapai
95,45%.
Berdasarkan hasil penelitian dari siklus 1, siklus 2 dan siklus 3 menunjukkan
bahwa penerapan metode Market Place Activity (MPA) aktivitas dan hasil belajar
siswa mengalami peningkatan.

Kata Kunci : Hasil Belajar, Asmaul Husna, Market Place Actifity.

1. PENDAHULUAN
Pendidikan adalah suatu proses panjang dalam rangka mengantarkan
manusia untuk menjadi seorang yang memiliki kekuatan spiritual dan intelektual,
sehingga dapat meningkatkan kualitas hidupnya di segala aspek dan menjalani
kehidupan yang bercita-cita dan bertujuan pasti. Hal ini menjadi suatu
garisan pokok dalam setiap proses didik yang dijalani seseorang (Muslih Usa
dan Aden Wijdan, 1997). Dalam perkembangannnya istilah pendidikan berarti
bimbingan atau pertolongan yang diberikan secara sengaja terhadap anak didik oleh orang
dewasa agar anak didik menjadi dewasa, dalam perkembangan selanjutnya
pendidikan berarti usaha yang dijalankan oleh seseorang atau sekelompok orang
untuk memepengaruhi seseorang atau sekelompok orang agar menjadi dewasa
atau mencapai tingkat hidup yang lebih tinggi dalam arti mental. Dengan
demikian pendidikan berarti segala usaha orang dewasa dalam pergaulan dengan anak-
anak

1
untuk memimpin perkembangan jasmani dan rohaninya ke arah kedewasaan
(Ramayulis, 2004) Berkaitan dengan pengembangan imtak dan akhlak mulia maka yang
perlu dikaji lebih lanjut ialah peran pendidikan agama, sebagaimana
dirumuskan dalam UU Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas pasal 30
yang berbunyi: “Pendidikan keagamaan berfungsi mempersiapkan peserta didik
menjadi anggota masyarakat yang memahami dan mengamalkan pembentukan
ajaran agamanya dan/ atau menjadi ahli ilmu agama”. Akidah Akhlak merupakan
salah satu rumpun Pendidikan Agama Islam yang termasuk mata pelajaran
yang merupakan peningkatan dari mata pelajaran Akidah Akhlak yang telah dipelajari
oleh peserta didik di Madrasah Tsanawiyah/SMP. Peningkatan tersebut dilakukan
dengan cara mempelajari dan memperdalam Akidah Akhlak sebagai persiapan
untuk melanjutkan ke pendidikan yang lebih tinggi dan memasuki lapangan kerja dan
yang lebih penting adalah untuk hidup bermasyarakat.
Pembelajaran akidah akhlak di Madrasah Aliyah memang bukanlah
satusatunya yang menentukan akhlak peserta didik, akan tetapi secara
substansional mata pelajaran akidah akhlak memiliki konstribusi yang sangat besar
terhadap penanaman akhlak peserta didik, Karena guru sebagai pengganti orangtua ketika
peserta didik berada di lingkungan madrasah, maka seorang guru
berkewajiban mendidik, membimbing dan mengarahkan peserta didik agar tujuan
pendidikan agama dapat tercapai. Problematika yang dihadapai dalam masalah
pendidikan agama khususnya akhlak adalah bagaimana peserta didik dapat
mengimplementasikannya dalam kehidupan sehari-hari, bukan hanya sekedar
mengajarkan pengetahuan tentang agama akan tetapi bagaimana mengarahkan
peserta didik agar memiliki kualitas iman, takwa dan berakhlak mulia.
Dengan demikian, muatan akhlak bukan hanya mengajarkan pengetahuan
tentang agama akan tetapi bagaimana membentuk kepribadian peserta didik agar
memiliki keimanan dan ketakwaan yang kuat dan kehidupannya senantiasa dihiasi
dengan akhlak yang mulia dimanapun mereka berada.
Dalam proses kegiatan pembelajaran guru mempunyai peran yang sangat
penting terutama dalam kegiatan pembelajaran yang menyenangkan yang menuntut peserta
didik ikut serta aktif dalam pembelajaran sehingga materi yang diterima dapat diserap
dengan baik. Nuansa pembelajaran yang aktif dan menyenangkan ini sangat mendukung
terjadinya proses pembelajaran yang interaktif dan mampu mendorong munculnya
kreativitas peserta didik.
Menurut Arifin dan Setiyawan (2012) keaktifan dalam proses pembelajaran
itu dalam bentuk saling mengapresiasi peran antara guru dan peserta didik. Peran guru
dalam pembelajaran aktif lebih banyak sebagai fasilitator. Dalam realitas yang penulis
temukan di MAN 1 Barru khususnya kelas X MIPA-1.
Menurut pengamatan peneliti yang juga sekaligus sebagai guru mata
pelajaran Akidah Akhlak Tahun Pelajaran 2021/2022, mereka kurang antusias dan
masih pasif dalam mengikuti pembelajaran akidah akhlak. Hal ini dilihat dari hasil
pengamatan peneliti bahwa hampir 50% dari 22 siswa kelas X MIPA-1 masih pasif
belum bisa berkonsentrasi saat berlangsung kegiatan pembelajaran. Rata-rata hasil

2
ulangan materi asmaul husna hasilnya kurang memuaskan atau rendah,
dengan tingkat ketuntasan kurang dari 68%. Berdasarkan permaslahan di atas,
maka peneliti akan berupaya untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar
peserta dalam pembelajaran dengan menggunakan metode Market Place Activity (MPA).
Market Place Activity adalah suatu pembelajaran yang lebih mengedepankan
aktivitas dan kerjasama peserta didik dalam mencari, menjawab dan melaporkan
informasi dari berbagai sumber dalam sebuah suasana permainan yang mengarah pada
pacuan kelompok melalui aktivitas kerja tim dan kecepatannya. Metode ini
memberikan pengalaman mengenai tentang macam-macam ketrampilan dalam
penyampaian materi yang akan dijual atau disajikan ditambah belajar mandiri dan
dibutuhkan pendengaran yang baik dalam menerima informasi dari penjual,
menjawab pertanyaan dengan cepat, membedakan materi yang penting dan yang tidak.
Kegiatan ini membantu peserta didik untuk membiasakan diri mendasarkan belajar
pada sumber sesama teman langsung bukan pada guru (Syaiful Bakhri Djamarah,
2005). Dengan pembelajaran menggunakan metode Market Place Activity diduga siswa
akan lebih aktif, suasana pembelajaran menjadi menyenangkan dan hasil belajar akan
lebih meningkat serta lebih banyak peserta didik yang dapat mencapai
ketuntasan dalam mata pelajaran Akidah Akhlak

II. METODE
PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan di MAN 1 Barru. Penelitian ini dilaksanakan di
lapangan Selama 1 Bulan pada Tanggal 8 Juni – 7 Juli Tahun 2022. Jenis penelitian
yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (classrom action research).
Penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa
sebuah tindakan yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara
bersama. Tindakan Kelas ini terdiri dari tiga siklus dan Teknik yang
digunakan untuk analisis data pada penelitian ini adalah teknik deskriptif analitik.
Subyek Penelitian dalam PTK ini adalah peserta didik kelas X MIPA-1
yang berjumlah 22 orang, yang terdiri dari 14 Laki-Laki dan 8 perempuan. Penentuan
kelas ini dilaksanakan peneliti berdasarkan hasil investigasi terhadap kelas yang
diajar oleh peneliti
Dalam rangka memenuhi validitas data, maka peneliti menggunakan teknik dan
alat pengumpulan data sebagai berikut :
1. Teknik observasi
Teknik ini penulis gunakan untuk mengumpulkan data tentang
partisipasi peserta didik dikelas, meliputi : konsentrasi peserta pidik,
antusiasme peserta didik, tanggung jawab peserta didik, keberanian peserta
didik mengajukan pertanyaan, dan keberanian peserta didik menjawab
pertanyaan.
2. Teknik tes.
Teknik ini digunakan untuk mengetahui hasil belajar peserta didik
setelah proses pembelajaran. Pada setiap siklus soal tes yang digunakan adalah soal
pilihan ganda untuk mengukur kemampuan Peserta Didik dalam

3
penguasaan materi asmaul husna melalui metode market place actifity.

III. KAJIAN TEORI


A. Hasil Belajar
Hasil belajar dapat dijelaskan dengan memahami dua kata yang
membentuknya, yaitu “hasil” dan “belajar”. Pengertian hasil (product) menunjuk
pada suatu perolehan akibat dilakukannya suatu aktivitas atau proses yang
mengakibatkan berubahnya input secara fungsional. (Purwanto, 2011, hal. 44).
Belajar dapat menimbulkan perubahan tingkah laku dan pembelajaran yaitu usaha
mengadakan perubahan perilaku dengan menguasahakan padaprosesnya dalam diri siswa
masing-masing mempunyai tekat untuk perubahan pada hasil pembelajaran. Hasil belajar
sebagai objek penilaian dapat dibedakan kedalam beberapa kategori, antara lain
keterampilan dan kebiasaan, pengetahuan dan pengertian, sikap dan cita- cita.
Kategori yang banyak digunakan dibagi menjadi tiga ranah, yakni (a)
kognitif, (b) afektif, (c) psikomotoris. Masing-masing ranah terdiri dari sejumlah
aspek yang saling berkaitan. (Sudjana, 2016, hal. 34).

B. Pengertian Asmaul Husna


Kata Asmaul Husna berasal dari bahasa arab yang merupakan gabungan dari dua
katayaitu al-Asma’ dan al-Husna. Al- Asma’ adalah bentuk jama’ dari ismun yang berarti
nama.(Khoirotul Idawati Mahmud dan Hanifuddin Mahadun, 2009, h.1).
Sedangkan al-Husna adalah bentuk mashdar dari al-Ahsan yang berarti baik, bagus.
(Haffi dan Rusyadi, h.257).

Beberapa ayat yang menunjukkan keberadaan asmaul husna diantaranya adalah:


Menurut M. Ali Chasan Umar, pengertian Asmaul Husna adalah nama-
nama Allah yang terbaik dan yang agung, yang sesuai dengan sifat- sifat Allah yang
jumlahnya ada 99nama. (Haffi dan Rusyadi, h.157).

4
Berdasarkan pengertian di atas maka ditarik kesimpulan asmaul husna
dapat di artikan sebagai nama-nama baik dan terbaik Allah yang di sebutkan- Nya
sendiri dan disampaikan-Nya kepada nabi Muhammad SAW. Disifati
sebagai nama baik dan terbaik karena asmaul husna menunjukan bahwa nama- nama
tersebut bukan saja baik,tetapijuga yangterpuji jika dibandingkan dengan yang
lainnya.

C. Market Place Actifity


Market Place merupakan metode pembelajaran berupa kegiatan
pasar,
dimana peserta didik melakukan aktivitas jual beli informasi pengetahuan baik
berupa konsep, ataupun karya sesuatu. Tehnik pembelajaran ini beberapa ahli
mengatakan windows shoping (jendela belanja). Untuk masalah penamaan
tergantung siapa pemberi nama terkaji secara teoritis, namun pada esensinya
bagaimana pembelajaran yang terjadi dikelas seperti ativitas pasar dimana ada barang
yang diperjual-belikan. Ada penjual dan pembeli serta ada media komunikasi
berupa pesan, terjadi tanya jawab, mempertahankan, dan mempromosikan
suatu konsep atau produk. Teknisnya suatu konsep atau karya akan menggunakan
market place activity maka dalam kelompok belajar peserta didik setiap kelompok
disepakati pembagian tugas ada yang menjadi kelompok penjual untuk
mempromosikan atau kelompok peserta didik pemilik informasi untuk
mempromosikan, menjual, dan mempertahankan karya kelompoknya kepada
kelompok lain dan kelompok peserta didik yang membeli informasi.
Informasi yang diperjual-belikan adalah materi, yang mana mereka sebagai
pembeli akan melalukan dialog, tanya-jawab, bahkan mengevaluasi dan
mengkritisi. 1

IV. HASIL PENELITIAN DAN


PEMBAHASAN
1. Deskripsi Setting Penelitian PTK PPL1 RPP 1
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini, dilaksanakan pada hari rabu,
tanggal 8 juni 2022 di kelas X MIPA-1 MAN 1 Barru. Subjek penelitian adalah
peserta didik kelas X MIPA-1 yang berjumlah 22 orang peserta didik, yang terdiri
dari 14 laki-laki dan 8 perempuan. Adapunpermasalahannya dalam penelitian ini
adalah rendahnya hasil belajar peserta didik dalam pelaksanaan pembelajaran.
Tindakan kelas yang akan dilaksanakan adalah menggunakan metode market
place actifity pada mata pelajaran akidah akhlak melalui dua cara pengamatan
yaitu:
a) Pengamatan langsung yang dilakukan peneliti terhadap kegiatan
pembelajaran.
b) Melalui tes/evaluasi untuk mengukur hasil belajar peserta didik di
setiap akhirPelaksanaan Pembelajaran.

1
Diakses dari internet: https://jorjoran.wordpress.com/2016/11/10/implementasi-
tehnik-market-place-activity-mpalearning/ pada tanggal 22 mei 2022 jam 10.00

5
Tabel 1
Hasil observasi aktivitas peserta didik
pada siklus I
N INDIKATOR KATEGORI
NAMA PESERTA DIDIK TOTAL
O 1 2 3 AKTIF PASIF
1 A. Ahmad Afif Al Maraghy ✓ ✓ 2 ✓
2 Afriansyah Asyhar ✓ 1 ✓
3 Andi Ahmad Resky Syaputra ✓ 1 ✓
4 Ical ✓ 1 ✓
5 Kaswan ✓ ✓ 2 ✓
6 Muh. Aiman Basri ✓ 1 ✓
7 Muh. Nabil Lutfhi ✓ ✓ 2 ✓
8 Muh. Qari Fadhil ✓ ✓ 2 ✓
9 Muhammad Khalqin Nur ✓ 1 ✓
10 Muhammad Rifqi ✓ ✓ 2 ✓
11 Raehansyah ✓ 1 ✓
12 Rahmat Hidayat ✓ ✓ 2 ✓
13 Zulfadhli ✓ 1 ✓
14 A. Sriwahyuni ✓ 1 ✓
15 Dinda ✓ 1 ✓
16 Erna ✓ ✓ 2 ✓
17 Hilmiyah Hilal ✓ ✓ 2 ✓
18 Khaerunnisa ✓ ✓ 2 ✓
19 Nadila Herman ✓ 1 ✓
20 Nelly Sri Meilani ✓ 1 ✓
21 Nia Ramadani ✓ ✓ 2 ✓
22 Nurul Akma ✓ ✓ 2 ✓

Jumlah 8 13 12 33 10 12
Rata-rata 36,36 59,09 54,55 150 45,45 54,55
Keterangan :
1. Perhatian
2. Kerjasama
3. Partisipasi

6
Berdasarkan hasil penilaian proses dari tabel di atas dilihat bahwa sebanyak
10 orang peserta didik (45,45) peserta didik aktif mengikuti proses pembelajaran
melalui metode pembelajaran market place actifity. Jumlah peserta didik yang pasif
lebih besar yaitu sebanyak 12 orang (54,54).
a. Analisis hasil belajar peserta didik pada siklus I.
Hasil perolehan yang dicapai oleh peserta didik terhadap hasil belajarnya
dapat dilihat dalam tabel 2 berikut:

Tabel 2
Hasil Belajar Akidah Akhlak yang dicapai peserta didik kelas X MIPA-1
MAN 1 Barru pada tes siklus I
KATEGORI
NO NAMA PESERTA DIDIK TES
SIKLUS TUNTAS TIDAK
I TUNTAS
1 A. Ahmad Afif Al Maraghy 80 ✓
2 Afriansyah Asyhar 75 ✓
3 Andi Ahmad Resky Syaputra 75 ✓
4 Ical 70 ✓
5 Kaswan 75 ✓
6 Muh. Aiman Basri 70 ✓
7 Muh. Nabil Lutfhi 70 ✓
8 Muh. Qari Fadhil 90
9 Muhammad Khalqin Nur 80 ✓
10 Muhammad Rifqi 90 ✓
11 Raehansyah 70 ✓
12 Rahmat Hidayat 100 ✓
13 Zulfadhli 70 ✓
14 A. Sriwahyuni 75 ✓
15 Dinda 80 ✓
16 Erna 70 ✓
17 Hilmiyah Hilal 90 ✓
18 Khaerunnisa 95 ✓
19 Nadila Herman 85 ✓
20 Nelly Sri Meilani 75 ✓
21 Nia Ramadani 80 ✓
22 Nurul Akma 90 ✓
Jumlah 1755
Rata-rata 79,77
Presentase 79,77 %
(Sumber Data: hasil ulangan harian)

7
Analisis data nilai hasil belajar Akidah Akhlak yang diperoleh peserta didik
pada tabel 2 kelas X MIPA-1 MAN 1 Barru melalui tes siklus I:
1. Rata-rata (X)
− 1755
2. X = ∑ 𝑋 = 𝑁 = = 79,77
1 22
3. Rentang nilai = 100 – 70 = 30
4. Modus (Mo) = 70
5. Median ( Me ) = 78
Berdasarkan hasil analisis kuantitatif dari data nilai hasil belajar akidah
akhlak yang dicapai peserta didik kelas X MIPA-1 MAN 1 Barru tahun
pelajaran
2021/2022 pada siklus I diperoleh statistik nilai hasil belajar akidah akhlak dapat
dilihat pada tabel 3 berikut:

Tabel 3
Statistik nilai hasil belajar Akidah Akhlak yang dicapai peserta didik kelas
X MIPA-1 MAN 1 Barru tahun pelajaran 2021/2022 pada siklus I
Statistik Nilai Statistik
Subyek 22
Nilai Ideal 100
Nilai tertinggi 100
Nilai terendah 70
Rentang Nilai 30
Nilai Rata-rata 79,77
Modus 70
Median 78

(Sumber Data: hasil ulangan harian)

Pada tabel 3 diatas dapat dilihat bahwa dari 22 orang peserta didik yang
mengikuti tes pada akhir siklus I dengan nilai ideal 100 dari total jumlah
soal, diperoleh nilai tertinggi sebesar 100 dan nilai terendah sebesar 70 sehingga rentang
nilai yang dihasilkan adalah 30. Nilai rentang 30 menunjukkan antara nilai tertinggi dan
nilai terendah yang cukup sedang. Hal ini berarti bahwa kemampuan peserta didik
dalam menyerap materi pelajaran pada kondisi ini adalah cukup beragam.
Nilai rata-rata hasil belajar yang diperoleh dari 22 peserta didik adalah
sebesar 79,77 yang berarti bahwa rata-rata kemampuan daya serap peserta didik dalam
menerima materi pelajaran pada kondisi ini adalah berada pada kategori sedang
atau kategori tuntas. Demikian pula halnya dengan nilai modus 70 yang
dapat ditafsirkan bahwa sebagian besar dari 22 orang peserta didik berada pada
kategori sedang atau pada kategori tuntas dalam belajar Akidah Akhlak pada kondisi ini.

8
Jika data nilai hasil belajar akidah akhlak yang dicapai peserta didik kelas X
MIPA-1 MAN 1 Barru 2021/2022 pada tes akhir siklus I setelah
diterapkannya metode pembelajaran market place actifity dikelompokkan dalam
lima kategori, maka diperoleh daftar distribusi frekuensi dan persentase kategori nilai
hasil belajar peserta didik sebagaimana diperlihatkan secara lengkap pada tabel 4
berikut:

Tabel 4
Distribusi frekuensi dan persentase nilai hasil belajar Akidah Akhlak yang
dicapai peserta didik kelas X MIPA-1 MAN 1 Barru pada siklus I.
Interval Nilai Frekuensi Presentase % Kategori
90–100 6 27,27 % Sangat Tinggi
80–89 5 22,73 % Tinggi
75–79 5 22,73 % Sedang
60–74 6 27,27 % Kurang
0–59 - - Sangat Kurang
(Sumber Data: hasil ulangan harian)

Pada tabel 4 dapat dilihat bahwa jumlah peserta didik kelas X MIPA-1 MAN 1
Barru tahun pelajaran 2021/2022 yang tuntas setelah melalui pembelajaran akidah
akhlak dengan metode pembelajaran market place actifity adalah sebanyak 16 orang
(72,73%) dan tidak tuntas berjumlah 6 orang (27,28%), hal ini menunjukkan bahwa
jumlah peserta didik yang belum tuntas relatif sedikit. Oleh karena masih ada
peserta didik yang belum tuntas atau dibawah dari nilai (75) dengan ketuntasan
belajar 80 % maka harus dilanjutkan pada siklus II.
1. Refeleksi siklus I pertemuan ke-1 (2x45 menit)
Berdasarkan hasil observasi langsung dan tes pada kegiatan pembelajaran
melalui pendekatan saintifik dalam mengukur Hasil belajar peserta didik, maka
dapat direfleksikan hal-hal sebagai berikut:
a) Kegiatan pembelajaran dengan menerapkan pendekatan saintifik dinyatakan
cukup afektif, tetapi belum mencapai hasil yang maksimal
b) Aktivitas peserta didik dalam pembelajaran dengan pendekatan
Saintifik,
PPK dan TPACK cukup mendukung dengan kategori belajar pada level
sedang, dimana seluruh peserta didik memilki memperoleh hasil belajar sedang.
Berdasarkan temuan dan hasil belajar tersebut, maka kegiatan pembelajaran
dengan pendekatan saintifik perlu dimaksimalkan pada pertemuan PPL 2 RPP 2.

B. Deskripsi PTK PPL 1 RPP 2 Siklus 2


1. Deskripsi Setting Penelitian PTK PPL 1 RPP 2
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini, dilaksanakan pada hari rabu, tanggal 8
juni 2022 di kelas X MIPA-1 MAN 1 Barru. Subjek penelitian adalah peserta didik

9
kelas X MIPA-1 yang berjumlah 22 orang peserta didik, yang terdiri dari 14 laki-laki
dan 8 perempuan. Adapun permasalahannya dalam penelitian ini adalah rendahnya hasil
belajar peserta didik dalam pelaksanaan pembelajaran. Tindakan kelas yang akan
dilaksanakan adalah menggunakan metode market place actifity pada mata pelajaran
akidah akhlak melalui dua cara pengamatan yaitu:
a) Pengamatan langsung yang dilakukan peneliti terhadap kegiatan pembelajaran.
b) Melalui tes/evaluasi untuk mengukur hasil belajar peserta didik di setiap akhir
Pelaksanaan Pembelajaran.

Tabel 5
Hasil observasi aktivitas peserta didik pada siklus 2
INDIKATOR KATEGORI
N NAMA PESERTA DIDIK TOTAL
O 1 2 3 AKTIF PASIF
1 A. Ahmad Afif Al Maraghy ✓ ✓ ✓ 3 ✓
2 Afriansyah Asyhar ✓ ✓ 2 ✓
3 Andi Ahmad Resky Syaputra ✓ 1 ✓
4 Ical ✓ 1 ✓
5 Kaswan ✓ ✓ 2 ✓
6 Muh. Aiman Basri ✓ 1 ✓
7 Muh. Nabil Lutfhi ✓ ✓ ✓ 3 ✓
8 Muh. Qari Fadhil ✓ ✓ ✓ 3 ✓
9 Muhammad Khalqin Nur ✓ 1 ✓
10 Muhammad Rifqi ✓ ✓ ✓ 3 ✓
11 Raehansyah ✓ ✓ 2 ✓
12 Rahmat Hidayat ✓ ✓ ✓ 3 ✓
13 Zulfadhli ✓ ✓ 2 ✓
14 A. Sriwahyuni ✓ ✓ 2 ✓
15 Dinda ✓ 1 ✓
16 Erna ✓ ✓ 2 ✓
17 Hilmiyah Hilal ✓ ✓ 2 ✓
18 Khaerunnisa ✓ ✓ 2 ✓
19 Nadila Herman ✓ 1 ✓
20 Nelly Sri Meilani ✓ ✓ 2 ✓
21 Nia Ramadani ✓ ✓ 2 ✓
22 Nurul Akma ✓ ✓ ✓ 3
Jumlah 13 18 13 44 15 6
Rata-rata 59,09 81,82 59,09 200 68,18 27,27
Keterangan :
1. Perhatian
2. Kerjasama
3. Partisipasi

1
Berdasarkan hasil penilaian proses dari tabel di atas dilihat bahwa sebanyak
15 orang peserta didik (68,18) peserta didik aktif mengikuti proses pembelajaran
melalui metode pembelajaran market place actifity. Jumlah peserta didik yang pasif yaitu
sebanyak 6 orang (27,27).
a. Analisis hasil belajar peserta didik pada siklus 2
Hasil perolehan yang dicapai oleh peserta didik terhadap hasil belajarnya
dapat dilihat dalam tabel 2 berikut:
Tabel 6
Hasil Belajar Akidah Akhlak yang dicapai peserta didik kelas X MIPA-1
MAN 1 Barru pada tes siklus 2

KATEGORI
NO NAMA PESERTA DIDIK TES
SIKLUS TUNTAS TIDAK
2 TUNTAS
1 A. Ahmad Afif Al Maraghy 90 ✓
2 Afriansyah Asyhar 80 ✓
3 Andi Ahmad Resky Syaputra 80 ✓
4 Ical 70 ✓
5 Kaswan 90 ✓
6 Muh. Aiman Basri 80 ✓
7 Muh. Nabil Lutfhi 80 ✓
8 Muh. Qari Fadhil 90
9 Muhammad Khalqin Nur 80 ✓
10 Muhammad Rifqi 90 ✓
11 Raehansyah 80 ✓
12 Rahmat Hidayat 100 ✓
13 Zulfadhli 70 ✓
14 A. Sriwahyuni 100 ✓
15 Dinda 100 ✓
16 Erna 90 ✓
17 Hilmiyah Hilal 100 ✓
18 Khaerunnisa 100 ✓
19 Nadila Herman 90 ✓
20 Nelly Sri Meilani 80 ✓
21 Nia Ramadani 80 ✓
22 Nurul Akma 100 ✓
Jumlah 1920
Rata-rata 87,27
Presentase 87,27 %

1
Analisis data nilai hasil belajar Akidah Akhlak yang diperoleh peserta didik
pada tabel 2 kelas X MIPA-1 MAN 1 Barru melalui tes siklus 2:
1. Rata-rata (X)
− 1920
2. X=∑𝑋 = = = 87,27
1 𝑁 22
3. Rentang nilai = 100 – 70 = 30
4. Modus (Mo) = 80
5. Median ( Me ) = 90
Berdasarkan hasil analisis kuantitatif dari data nilai hasil belajar Akidah
Akhlak yang dicapai peserta didik kelas X MIPA-1 MAN 1 Barru tahun
pelajaran
2021/2022 pada siklus 2 diperoleh statistik nilai hasil belajar akidah akhlak dapat
dilihat pada tabel 7 berikut:

Tabel 7
Statistik nilai hasil belajar Akidah Akhlak yang dicapai peserta didik kelas X MIPA-
1
MAN 1 Barru tahun pelajaran 2021/2022 pada siklus 2
Statistik Nilai Statistik
Subyek 22
Nilai Ideal 100
Nilai tertinggi 100
Nilai terendah 70
Rentang Nilai 30
Nilai Rata-rata 87,27
Modus 80
Median 90
(Sumber Data: hasil ulangan harian)

Pada tabel 7 diatas dapat dilihat bahwa dari 22 orang peserta didik yang
mengikuti tes pada akhir siklus 2 dengan nilai ideal 100 dari total jumlah
soal, diperoleh nilai tertinggi sebesar 100 dan nilai terendah sebesar 70 sehingga rentang
nilai yang dihasilkan adalah 30. Nilai rentang 30 menunjukkan antara nilai tertinggi dan
nilai terendah yang cukup sedang. Hal ini berarti bahwa kemampuan peserta didik
dalam menyerap materi pelajaran pada kondisi ini adalah cukup beragam.
Nilai rata-rata hasil belajar yang diperoleh dari 22 peserta didik adalah
sebesar 87,27 yang berarti bahwa rata-rata kemampuan daya serap peserta didik
dalam menerima materi pelajaran pada kondisi ini adalah berada pada kategori
sedang atau kategori tuntas. Demikian pula halnya dengan nilai modus 80
yang dapat ditafsirkan bahwa sebagian besar dari 22 orang peserta didik berada pada

1
kategori sedang atau pada kategori tuntas dalam belajar akidah akhlak pada kondisi ini.
Jika data nilai hasil belajar akidah akhlak yang dicapai peserta didik kelas X
MIPA-1 MAN 1 Barru 2021/2022 pada tes akhir siklus 2 setelah
diterapkannya metode pembelajaran market place actifity dikelompokkan dalam
lima kategori, maka diperoleh daftar distribusi frekuensi dan persentase kategori nilai
hasil belajar peserta didik sebagaimana diperlihatkan secara lengkap pada tabel 8
berikut:
Tabel 8
Distribusi frekuensi dan persentase nilai hasil belajar Akidah Akhlak yang
dicapai peserta didik kelas X MIPA-1 MAN 1 Barru pada siklus 2
Interval Nilai Frekuensi Presentase % Kategori
90–100 12 54,55 % Sangat Tinggi
80–89 8 36,36 % Tinggi
75–79 - - Sedang
60–74 2 9,09 % Kurang
0–59 - - Sangat Kurang
(Sumber Data: hasil ulangan harian)
Pada tabel 8 dapat dilihat bahwa jumlah peserta didik kelas X MIPA-1 MAN 1
Barru tahun pelajaran 2021/2022 yang tuntas setelah melalui pembelajaran akidah
akhlak dengan metode pembelajaran Market Place Actifity adalah sebanyak 20 orang
(87,27%) dan tidak tuntas berjumlah 2 orang (9,09%), hal ini menunjukkan bahwa
jumlah peserta didik yang belum tuntas relatif sedikit. Oleh karena masih ada
peserta didik yang belum tuntas atau dibawah dari nilai (75) dengan ketuntasan
belajar 80 % maka harus dilanjutkan pada siklus III.
a. Refeleksi siklus 2 pertemuan ke-2 (2x45 menit)
Berdasarkan hasil observasi langsung dan tes pada kegiatan
pembelajaran melaluipendekatan saintifik dalam mengukur hasil belajar peserta
didik, maka dapat direfleksikan hal-hal sebagai berikut:
a. Kegiatan pembelajaran dengan menerapkan pendekatan saintifik dinyatakan
cukup afektif, tetapi belum mencapai hasil yang maksimal
b. Aktivitas peserta didik dalam pembelajaran dengan pendekatan saintifik, PPK
dan TPACK cukup mendukung dengan kategori belajar pada level
sedang, dimana seluruh peserta didik memilki memperoleh hasil belajar sedang.
Berdasarkan temuan dan hasil belajar tersebut, maka kegiatan
pembelajaran dengan pendekatan saintifik perlu dimaksimalkan pada
pertemuan PPL 3 RPP 3.

1
C. Deskripsi PTK PPL 2 RPP 3 Siklus 3
1. Deskripsi Setting Penelitian PTK PPL 2 RPP 3
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini, dilaksanakan pada hari rabu, tanggal 8
juni 2022 di kelas X MIPA-1 MAN 1 Barru. Subjek penelitian adalah peserta didik
kelas X MIPA-1 yang berjumlah 22 orang peserta didik, yang terdiri dari 14 laki-laki
dan 8 perempuan. Adapun permasalahannya dalam penelitian ini adalah rendahnya hasil
belajar peserta didik dalam pelaksanaan pembelajaran. Tindakan kelas yang akan
dilaksanakan adalah menggunakan metode market place actifity pada mata pelajaran
akidah akhlak melalui dua cara pengamatan yaitu:
a) Pengamatan langsung yang dilakukan peneliti terhadap kegiatan pembelajaran. b)
Melalui tes/evaluasi untuk mengukur hasil belajar peserta didik di setiap akhir
Pelaksanaan Pembelajaran.
Tabel 9
Hasil observasi aktivitas peserta didik pada siklus 3
N NAMA PESERTA DIDIK INDIKATOR TOTAL
KATEGORI
O 1 2 3 AKTIF PASIF
1 A. Ahmad Afif Al Maraghy ✓ ✓ ✓ 3 ✓
2 Afriansyah Asyhar ✓ ✓ 2 ✓
3 Andi Ahmad Resky Syaputra ✓ ✓ 2 ✓
4 Ical ✓ ✓ 2 ✓
5 Kaswan ✓ ✓ 2 ✓
6 Muh. Aiman Basri ✓ ✓ 2 ✓
7 Muh. Nabil Lutfhi ✓ ✓ ✓ 3 ✓
8 Muh. Qari Fadhil ✓ ✓ ✓ 3 ✓
9 Muhammad Khalqin Nur ✓ 1 ✓
10 Muhammad Rifqi ✓ ✓ ✓ 3 ✓
11 Raehansyah ✓ ✓ 2 ✓
12 Rahmat Hidayat ✓ ✓ ✓ 3 ✓
13 Zulfadhli ✓ ✓ 2 ✓
14 A. Sriwahyuni ✓ ✓ 2 ✓
15 Dinda ✓ ✓ 2 ✓
16 Erna ✓ ✓ 2 ✓
17 Hilmiyah Hilal ✓ ✓ 2 ✓
18 Khaerunnisa ✓ ✓ 2 ✓
19 Nadila Herman ✓ ✓ 2 ✓
20 Nelly Sri Meilani ✓ ✓ 2 ✓
21 Nia Ramadani ✓ ✓ 2 ✓
22 Nurul Akma ✓ ✓ ✓ 3 ✓
Jumlah 17 18 14 49 21 1
Rata-rata 77,27 81,82 63,64 222 95,45 04,55
Keterangan :
1. Perhatian
2. Kerjasama
3. Partisipasi

1
Berdasarkan hasil penilaian proses dari tabel di atas dilihat bahwa sebanyak
21 orang peserta didik (95,45) peserta didik aktif mengikuti proses pembelajaran
melalui metode pembelajaran market place actifity. Jumlah peserta didik yang pasif
sebanyak 1 orang (04,55).
a. Analisis hasil belajar peserta didik pada siklus 3
Hasil perolehan yang dicapai oleh peserta didik terhadap hasil belajarnya
dapat dilihat dalam tabel 10 berikut:

Tabel 10
Hasil Belajar Akidah Akhlak yang dicapai peserta didik kelas X MIPA-1
MAN 1 Barru pada tes siklus 3

KATEGORI
NO NAMA PESERTA DIDIK TES
SIKLUS 2 TIDAK
TUNTAS
TUNTAS
1 A. Ahmad Afif Al Maraghy 90 ✓
2 Afriansyah Asyhar 80 ✓
3 Andi Ahmad Resky Syaputra 80 ✓
4 Ical 80 ✓
5 Kaswan 90 ✓
6 Muh. Aiman Basri 80 ✓
7 Muh. Nabil Lutfhi 80 ✓
8 Muh. Qari Fadhil 90
9 Muhammad Khalqin Nur 80 ✓
10 Muhammad Rifqi 90 ✓
11 Raehansyah 80 ✓
12 Rahmat Hidayat 100 ✓
13 Zulfadhli 80 ✓
14 A. Sriwahyuni 100 ✓
15 Dinda 100 ✓
16 Erna 90 ✓
17 Hilmiyah Hilal 100 ✓
18 Khaerunnisa 100 ✓
19 Nadila Herman 90 ✓
20 Nelly Sri Meilani 80 ✓
21 Nia Ramadani 80 ✓
22 Nurul Akma 100 ✓
Jumlah 1940
Rata-rata 88,18
Presentase 88,18 %

1
Analisis data nilai hasil belajar akidah akhlak yang diperoleh peserta didik
pada tabel 10 kelas X MIPA-1 MAN 1 Barru melalui tes siklus 3:
1. Rata-rata (X)
− 1940
2. X=∑𝑋 = = = 88,18
1 𝑁 22
3. Rentang nilai = 100 – 80 = 20
4. Modus (Mo) = 80
5. Median ( Me ) = 90
Berdasarkan hasil analisis kuantitatif dari data nilai hasil belajar Akidah
Akhlak yang dicapai peserta didik kelas X MIPA-1 MAN 1 Barru tahun
pelajaran
2021/2022 pada siklus 3 diperoleh statistik nilai hasil belajar Akidah Akhlak dapat
dilihat pada tabel 11 berikut:

Tabel 11
Statistik nilai hasil belajar Akidah Akhlak yang dicapai peserta didik kelas X MIPA-
1
MAN 1 Barru tahun pelajaran 2021/2022 pada siklus 3
Statistik Nilai Statistik
Subyek 22
Nilai Ideal 100
Nilai tertinggi 100
Nilai terendah 80
Rentang Nilai 20
Nilai Rata-rata 88,18
Modus 80
Median 90
(Sumber Data: hasil ulangan harian)

Pada tabel 11 diatas dapat dilihat bahwa dari 22 orang peserta didik yang
mengikuti tes pada akhir siklus 3 dengan nilai ideal 100 dari total jumlah
soal, diperoleh nilai tertinggi sebesar 100 dan nilai terendah sebesar 80 sehingga rentang
nilai yang dihasilkan adalah 20. Nilai rentang 20 menunjukkan antara nilai tertinggi dan
nilai terendah yang cukup tinggi. Hal ini berarti bahwa kemampuan peserta
didik dalam menyerap materi pelajaran pada kondisi ini adalah cukup beragam.
Nilai rata-rata hasil belajar yang diperoleh dari 22 peserta didik adalah
sebesar 88,18 yang berarti bahwa rata-rata kemampuan daya serap peserta didik dalam
menerima materi pelajaran pada kondisi ini adalah berada pada kategori tinggi
atau kategori tuntas. Demikian pula halnya dengan nilai modus 80 yang dapat
ditafsirkan bahwa sebagian besar dari 22 orang peserta didik berada pada kategori
tinggi atau pada kategori tuntas dalam belajar akidah akhlak pada kondisi ini.
Jika data nilai hasil belajar akidah akhlak yang dicapai peserta didik kelas X
MIPA-1 MAN 1 Barru 2021/2022 pada tes akhir siklus 3 setelah
diterapkannya metode pembelajaran Market Place Actifity dikelompokkan dalam lima
kategori,

1
maka diperoleh daftar distribusi frekuensi dan persentase kategori nilai hasil belajar
peserta didik sebagaimana diperlihatkan secara lengkap pada tabel 12 berikut:

Tabel 12
Distribusi frekuensi dan persentase nilai hasil belajar Akidah Akhlak yang
dicapai peserta didik kelas X MIPA-1 MAN 1 Barru pada siklus 3
Interval Nilai Frekuensi Presentase % Kategori
90–100 12 54,55 % Sangat Tinggi
80–89 10 45,45 % Tinggi
75–79 - - Sedang
60–74 - - Kurang
0–59 - - Sangat Kurang
(Sumber Data: hasil ulangan harian)
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa hasil belajar peserta
didik sudah didominasi pada level tinggi.

1. Refeleksi siklus 3 pertemuan ke-3 (2x45 menit)


Berdasarkan hasil observasi langsung dan tes pada kegiatan pembelajaran
melaluipendekatan saintifik dalam mengukur hasil belajar peserta didik, maka dapat
direfleksikan hal-hal sebagai berikut:
a. Kegiatan pembelajaran dengan menerapkan pendekatan saintifik dinyatakan cukup
efektif dan pada siklus ketiga mencapai hasil yang maksimal.
b. Aktivitas peserta didik dalam pembelajaran dengan pendekatan saintifik, PPK
dan TPACK cukup mendukung dengan kategori hasil belajar pada level
tinggi, dimana seluruh peserta didik memperoleh hasil belajar tinggi. Berdasarkan
temuan tersebut, maka kegaiatan pembelajaran dengan pendekatan saintifik
PPK dan TPACK dikategorikan berhasil.

1
V. SIMPULAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka dapat
disimpulkan bahwa hasil belajar akidah akhlak melalui metode
pembelajaran market place activity pada materi asmaul husna di kelas X-
MIPA 1 MAN 1 Barru mengalami peningkatan dari kategori sedang pada
siklus kesatu dan kedua menjadi tinggi pada siklus ketiga. Hal ini
menunjukkan bahwa metode pembelajaran market place actifity efektif
digunakan dalam proses pembelajaran materi asmaul husna di kelas
X- MIPA 1 MAN 1 Barru.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah dijabarkan diatas maka
ada beberapa saran yang dapat dikemukakan disini diantaranya:
1. Kepada guru-guru yang memiliki karakteristik permasalahan yang
sama dapat menerapkan metode market place actifity ini dalam proses
pembelajaran di sekolah mengingat metode pembelajaran market
place actifity ini dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
2. Kepada peneliti berikutnya, hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan
pertimbangan dan masukan bagi kegiatan penelitian berikutnya.

1
VI. DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Mustofa, Akhlaq Tasawuf, (Bandung: Pustaka Setia, 1999), h. 17


Asmaran A.S., Pengantar Studi Akhlak, (Jakarta: Rajawali Press, 1992), h. 2.
Abu Ali Ahmad Ibn Miskawaih, Menuju Kesempurnaan Akhlak, Terj. Helmi Hidayat
(Bandung: Mizan, 1994), h. 56
Abdurrahman Saleh Abdullah, Teori Pendidikan Berdasarkan Al-Qur.an, (Jakarta: PT.
Rineka Cipta, 2005), h.133.
Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: Rineka Cipta, 1999, h. 250-
251
Daryanto, Evaluasi Pendidikan (Jakarta: Rineka Cipta, 2007), h. 102-124.
Departemen Agama RI, Direktorat Jenderal Kelembagaan Agama Islam, Kurikulum
2004 Standar kompetensi Madrasah Tsanawiyah,(Jakarta: Departemen
Pendidikan Nasional, 2004), h. 22.
Lisniawaty Simanjuntak, dkk, Metode Mengajar, Jakarta: Rineka Cipta, 1989, h. 58
Muhaimin, Abdul Majid, Jusuf Mudzakir, Marno, Kawasan dan Wawasan Studi Islam,
(Jakarta: Prenada Media, 2005), h. 262.
Moh. Uzer Usman dan Lilis Setiawati, Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar Mengajar,
(Bandung: Remaja RoMAakarya, 2001), h. 64.
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar (Bandung: PT.
Remaja
RoMAikarya, 2005), h. 22.
Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran (Jakarta: Bumi Aksara, 1995), h.
39. Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, Bandung: Bumi Aksara, 2004, h.
30
Syaifuddin Azwar, Reliabilitas dan Validitas (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1996), h.
44.
Slamento, Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya (Jakarta: Rineka Cipta,
2003), h. 184.
Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif; Konsep, Landasan dan
Inplementasinya Pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) (Jakarta:
Kencana Prenada Media Group, 2010), h. 241.
Trisno Yuwono-Pius Abdullah, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia (Surabaya: Arkola,
2001), h. 249.
Zakiyah Daradjat dkk, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1996), h. 108.

Anda mungkin juga menyukai