Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Berdasarkan Undang Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003
menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara
aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Merujuk dalam Undang Undang tersebut peran pendidikan menjadi sangat
penting dan krusial sebagai upaya pembentukan personalitas yang berkualitas.
Definisi pendidikan ada berbagai macam. Adapun menurut Hamzah
(2013:138) pendidikan pada hakikatnya adalah suatu proses pendewasaan anak
didik melalui suatu interaksi, proses dua arah antara guru dan siswa. Dan hal
ini sejalan dengan pendapat Macmud dalam Hamzah (2013:138) yang
mengatakan bahwa proses pendidikan dilakukan oleh pendidik dengan sadar,
sengaja, dan penuh tanggung jawab untuk membawa anak didik menjadi
dewasa jasmaniah dan rohaniah serta dewasa sosial sehingga kelak menjadi
orang yang mampu melakukan tugas-tugas jasmaniah juga berfikir, bersikap,
berkemauan secara dewasa, dan dapat hidup wajar selamanya serta berani
bertanggung jawab atas sikap dan perbuatannya kepada orang lain. Sehingga
yang dimaksud dengan pendidikan disini bukan sekedar proses transfer
pendetahuan saja, melainkan lebih mengarah pada proses menuju kedewasaan
jasmaniah dan ruhaniah.
Didalam pendidikan terdapat suatu proses yang dinamakan belajar.
Adapun menurut Hamzah B. (2011:138) belajar adalah suatu proses yang
menghasilkan perubahan perilaku yang dilakukan dengan sengaja untuk
memperoleh pengetahuan, kecakapan, dan pengalaman baru ke arah yang lebih
baik. Sehingga seseorang telah dianggap belajar apabila telah mengalami
perubahan baik dalam hal pengetahuan, sikap, dan psikomotor ke arah yang
lebih baik.
Definisi belajar juga bukan serta merta menerima informasi dari orang lain,
melainkan ketika belajar juga memerlukan mental dan cara kerja siswa itu
sendiri. Sehingga dalam proses belajar seharusnya siswa yakin dengan
kemampuan yang dimilikinya sendiri dan memiliki sikap keuletan, yakni
bersungguh sungguh dan cermat dalam menjalankan proses belajar tersebut.
Didalam proses belajar terdapat beberapa komponen yang penting,
diantaranya yakni strategi pembelajaran. Adapun menurut Etin S. (2012:3)
menyatakan bahwa strategi pembelajaran adalah komponen umum dari suatu
rangkaian materi dan prosedur pembelajaran yang akan digunakan secara
bersama–sama oleh guru dan siswa selama proses pembelajaran berlangsung.
Sehingga suatu pembelajaran bisa berjalan dengan kondusif apabila
menggunakan strategi pembelajaran yang tepat dan menarik.
Strategi pembelajaran ada berbagai macam, salah satu diantaranya adalah
strategi pembelajaran aktif (active learning). Strategi ini melibatkan siswa
lebih aktif didalam proses pembelajaran. Konsep strategi pembelajaran ini
bukanlah tujuan dari kegiatan pembelajaran, tetapi merupakan salah satu
strategi yang digunakan untuk mengoptimalkan proses pembelajaran.
Aktif yang dimaksud dalam strategi pembelajaran ini adalah dengan
memposisikan guru sebagai fasilitator dan motivator dalam belajar, sementara
siswa harus lebih aktif, mandiri, dan kritis dalam proses pembelajaran.
Sehingga dalam pelaksanaannya siswa tidak pasif layaknya gelas kosong yang
menunggu untuk diisi.
Strategi pembelajaran aktif juga dimaksudkan untuk menjaga perhatian
siswa agar tetap tertuju pada proses pembelajaran, yakni tetap fokus ketika
proses pembelajaran berlangsung. Pada umumnya guru mampu bicara seratus
hingga dua ratus kata per menit, sedangkan siswa hanya dapat menangkap lima
puluh kata per menit atau setengah dari apa yang diajarkan oleh gurunya. Hal
ini menunjukkan bahwa proses pembelajaran yang dilakukan tanpa
menggunakan strategi pembelajaran aktif hasilnya kurang maksimal.
Dari pemaparan konsep strategi pembelajaran aktif di atas juga bisa
diterapkan pada mata pelajaran risalatul mahid. Kitab risalatul mahid
merupakan sebuah risalah yang membahas masalah fiqih perempuan dengan
tema utama darah perempuan yakni haid, nifas, istihadhoh dengan segala
ketentuan ketentuan hukumnya.
Selain strategi pembelajaran terdapat komponen lain didalam proses
pembelajaran, yakni motivasi belajar dan hasil belajar. Adapun menurut Wina
Sanjaya (2010:249) bahwa motive adalah suatu set yang dapat membuat
individu melakukan kegiatan-kegiatan tertentu untuk mencapai tujuan. Dengan
demikian motivasi adalah dorongan yang dapat menimbulkan perilaku tertentu
yang terarah kepada pencapaian suatu tujuan tertentu. Sehingga dalam proses
pembelajaran, motivasi belajar merupakan salah satu aspek dinamis yang
sangat penting. Sering terjadi siswa yang kurang berprestasi bukan disebabkan
oleh kemampuannya yang kurang, akan tetapi dikarenakan tidak adanya
motivasi untuk belajar sehingga ia tidak berusaha untuk mengarahkan segala
kemampuannya.
Sedangkan hasil belajar adalah sesuatu yang diperoleh siswa setelah
mengikuti suatu materi tertentu dari mata pelajaran yang berupa data kualitatif
maupun data kuantitatif, dengan menggunakan alat pengukuran berupa tes dan
non tes yang disusun secara terencana, baik tes tertulis, tes lisan maupun tes
perbuatan. Jadi pengukuran terhadap hasil belajar siswa sangat penting untuk
dilakukan dalam rangka mengukur seberapa persen tingkat pemahaman siswa
terhadap suatu materi dan mengukur tingkat keberhasilan suatu pembelajaran
tersebut.
Dari semua pemaparan teori teori di atas, peneliti berasumsi bahwa
terdapat korelasi antara penerapan strategi aktif terhadap motivasi belajar
siswa. Hal ini didukung oleh penelitian skripsi Juli Anik Dwi Ambarwati
dengan judul “Implementasi Pembelajaran Aktif Dalam Peningkatan Motivasi
Belajar Santri Tingkat Aliyah Madin Tahfidh Al-Furqon Karang Sekaran
Lamongan Tahun Pelajaran 2020/2021“ yang menyatakan bahwa penelitian ini
merupakan penelitian lapangan dengan pendekatan kualitatif. Metode
pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, observasi, dan
dokumentasi dengan metode deskriptif kualitatif. Bersdasarkan analisis data
maka diperoleh kesimpulan data sebagai berikut: 1) Motivasi belajar santri
tingkat Aliyah pada mata pelajaran Alfiyah Tahun Pelajaran 2020/2021 sangat
meningkat sejak diterapkan pembelajaran aktif. 2) Penerapan pembelajaran
aktif santri tingkat Aliyah mata pelajaran Alfiyah Tahun Pelajaran 2020/2021
berjalan dengan baik hingga sekarang karena adanya faktor pendukung.
Peneliti juga berasumsi bahwa terdapat korelasi antara penerapan strategi
pembelajaran aktif terhadap hasil belajar siswa. Hal ini didukung oleh
penelitian skripsi Sriwahyuni dengan judul “Pengaruh Model Active Learning
Terhadap Hasil Belajar Keterampilan Membaca Pantun Siswa Kelas IV SDN
No.167 Inpres Malewang Kabupaten Takalar Tahun Pelajaran 2016/2017“
yang menyatakan bahwa Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh
model Active Learning Terhadap Hasil Bealajar Siswa Kelas IV SDN No.167
Inpres Malewang Tahun Pelajaran 2016/2017. Penelitian ini melibatkan
populasi sebanyak 180 siswa, sampel terdiri dari 22 siswa. Penelitian ini
menggunakan metode eksperimen yaitu jenis praeksperimen dengan desain one
grup pretest-posttest. Selanjutnya data yang diperoleh dianalisis dengan
menggunakan rumus t-tes. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat
perbedaan nilai rata-rata siswa. Nilai rata-rata hasil belajar siswa sebelum
menggunakan model Active Learning memperoleh nilai rata-rata 4,54% dan
terhitung masih jauh dari standar KKM yang sudah di tentukan, sedangkan
hasil belajar siswa setelah di terapkan model active Learning memporoleh
27,27% yang telah memenuhi syarat lulus. Diketahui bahwa nilai tHitung
sebesar 8,41.Dengan frekuensi (dk) sebesar 22–1=21, pada taraf signifikan 5%
diperoleh tTabel = 1,70. Oleh karena tHitung > tTabel pada taraf signifikan
0,05, maka hipotesis nol (H0) ditolak dan hipotesis alternatif (H1)
diterima.Berdasarkan temuan di atas, maka dapat di simpulkan bahwa terdapat
pengaruh model pembelajaran Active Learning terhadap hasil belajar pada
keterampilan membaca pantun kelas IV SDN No. 167 Malewang Kabupaten
Takalar. Model pembelajaran ini mampu membuat siswa aktif dalam proses
pembelajaran.
Berdasarkan hasil observasi, peneliti menyatakan bahwa Awal mulanya,
dalam pelaksanaan pembelajaran Madin Tahfidh Alfurqon Karang
menggunakan srtrategi pembelajaran konvensional. Sejak tahun ajaran
2019/2020 Bapak Kepala Madin mengalihkan pelaksanaan pembelajaran
menggunakan strategi pembelajaran aktif. Dalam pelaksanaannya, tidak semua
Asatidz/ah bisa menerapkan strategi tersebut dikarenakan kendala beberapa
hal, seperti di tingkat kelas awal ibtida’ yang memang latar belakangnya kelas
tersebut dihuni oleh santri baru, sehingga masih sulit untuk menerapkan
pembelajaran aktif. Namun juga sudah ada beberapa kelas yang telah beralih
menggunakan strategi pembelajaran aktif, diantaranya seperti kelas aliyah pada
mata pelajaran alfiyah dan ushul fiqih, kelas tsalist tsanawiyah pada mata
pelajaran imrithi, kelas tsani tsanawiyah pada mata pelajaran qowaidus
shorfiyah, dan kelas tsalist ibtida’ pada mata pelajaran risalatul mahid.
Kemudian berdasarkan wawancara dengan ustadzah yang mengajar
risalatul mahid, menghasilkan bahwa beliau telah mengunakan strategi
pembelajaran aktif. Berdasarkan wawancara dengan salah satu santriwati kelas
tersebut menghasilkan bahwa benar santriwati telah belajar menggunakan
strategi pembelajaran aktif dengan prosedur, pertama asatidzah menunjuk salah
satu santriwati untuk membaca materi risalatul mahid fersi pegon, kemudian
santriwati diminta untuk murodi (mengartikan kedalam bahasa indonesia),
kemudian asatidzah menjelaskan materi yang sedang dipelajari bersama,
setelah itu asatidzah membuat contoh permasalahan darah haid dan istihadhoh
dan santriwati diminta untuk menjawab masalah tersebut. Kemudian ada sesi
tanya jawab, santriwati bertanya tentang materi yang belum difahami, dan
asatidzah juga memberikan pertanyaan pada santriwati untuk mengukur
seberapa pemahaman mereka terkait materi.
Dari latar belakang di atas, maka penulis ingin mengetahui apakah terdapat
keterkaitan antara penerapan strategi pembelajaran aktif terhadap hasil belajar
santriwati sehingga penulis mengambil judul “Pengaruh Penerapan Active
Learning Dalam Pembelajaran Risalatul Mahid Versi Jawa Terhadap Hasil
Belajar Tingkat Tsalist Ibtida’ Madin Tahfidh Al-Furqon Karang Sekaran
Lamongan Tahun Pelajaran 2022/2023“.

Anda mungkin juga menyukai