Anda di halaman 1dari 36

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Penelitian


Pendidikan sangatlah penting bagi setiap individu. Pendidikan membuat
individu menjadi lebih terdidik karena dalam pendidikan terdapat proses belajar.
Belajar merupakan suatu kegiatan yang penting dilakukan oleh individu terutama
seorang peserta didik seperti membaca, menulis, memahami suatu hal, melakukan
sesuatu, dan lain sebagainya yang dapat menambah atau memperluas pengetahuan
serta kemampuan berpikir. Belajar akan mengarahkan seorang peserta didik untuk
menjadi lebih baik lagi. Dalam proses belajar, jika individu atau peserta didik
ingin mengetahui sesuatu maka dia sendiri yang harus melakukannya, karena akan
lebih baik jika peserta didik mengalami atau dengan terlibat secara langsung
terhadap hal-hal baru yang ingin diketahui.
Terdapat prinsip-prinsip dalam belajar yang dikemukakan oleh Hidayat
(2019:17) yaitu belajar berlangsung seumur hidup, proses belajar kompleks tapi
terorganisasi, belajar berlangsung dari hal yang sederhana menuju kompleks,
belajar mulai dari faktual menuju konseptual, belajar mulai dari sesuatu yang
konkret menuju abstrak, belajar merupakan perkembangan, keberhasilan belajar
dipengaruhi oleh faktor bawaan, lingkungan, serta usaha keras peserta didik,
belajar berlangsung dengan ataupun tanpa guru, dan belajar dengan perencanaan
menuntut motivasi tinggi.
Dalam kegiatan belajar terutama pada saat proses pembelajaran di kelas,
tentunya peserta didik diharapkan dapat berperan secara aktif. Seorang guru harus
dapat menciptakan kegiatan belajar yang bervariasi, dalam proses belajar ada
keterlibatan peserta didik artinya peserta didik tidak hanya duduk diam dan
mendengarkan penjelasan dari guru, adanya umpan balik antara peserta didik dan
guru sehingga proses pembelajaran akan lebih hidup, dan guru harus

1
Universitas Sriwijaya

menggunakan strategi yang tepat sehingga dapat menciptakan kegiatan


pembelajaran yang aktif.
Proses belajar menekankan aktivitas belajar pada peserta didik seperti
belajar terjadi melalui proses mengalami, terjadi interaksi aktif antara guru dan
peserta didik, guru memberikan suatu masalah sehingga peserta didik dengan
kemampuannya akan berusaha memecahkan permasalahan tersebut, dan melalui
pemberian masalah tersebut maka akan lebih memancing minat peserta didik
dalam belajar terutama dalam hal pemecahan masalah.
Proses pembelajaran yang aktif tentunya juga disebabkan oleh keinginan
belajar dari peserta didik. Jika dari dalam diri peserta didik itu sendiri belum
terdapat dorongan atau motivasi maka proses belajar yang aktif tersebut tidak
akan tercipta. Maka dari itu, guru harus dapat menumbuhkan motivasi belajar
peserta didik agar mereka dapat berperan aktif pada setiap kegiatan pembelajaran
sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai dengan baik.
Motivasi belajar dapat muncul karena dipengaruhi oleh beberapa faktor,
yaitu faktor intrinsik dan ekstrinsik. Faktor intrinsik berupa keinginan untuk
mendapatkan hasil yang memuaskan yang berasal dari dalam diri peserta didik.
Peserta didik yang antusias untuk mendapatkan hasil belajar yang memuaskan
tentu mereka akan mengikuti proses pembelajaran dengan serius, aktif dan tidak
akan menggunakan waktu belajar untuk hal-hal yang tidak penting. Sedangkan
faktor ekstrinsik berupa penghargaan yang diberikan oleh guru, kegiatan belajar
yang menarik dan tidak membosankan. Untuk menumbuhkan motivasi tersebut,
guru dituntut untuk pandai dalam menentukan strategi apa yang akan digunakan
saat melaksanakan kegiatan pembelajaran, agar tujuan pembelajaran dapat
tercapai.
Menurut Hamdani (dalam Hidayat, 2019:25) terdapat komponen-komponen
penting dalam pembelajaran yaitu, tujuan pembelajaran, subjek belajar, materi
pelajaran, strategi pembelajaran, media pembelajaran, dan penunjang/ segala
sesuatu yang dapat mempermudah terlaksananya proses pembelajaran.
Kurikulum pendidikan sekarang ini menuntut agar peserta didik lebih aktif
dalam proses pembelajaran. Guru harus menggunakan strategi pembelajaran yang

2
Universitas Sriwijaya

berpusat pada aktivitas peserta didik. Strategi pembelajaran yang kurang tepat
tentunya akan menjadi masalah seperti kurang efektifnya proses pembelajaran dan
rendahnya motivasi belajar peserta didik. Dengan demikian, guru harus tepat
dalam memilih dan menggunakan strategi pembelajaran agar dapat menjadi
solusi dari permasalahan tersebut. Salah satu strategi pembelajaran yang dapat
memancing keaktifan peserta didik yaitu strategi pembelajaran aktif.
Pembelajaran aktif dimaksudkan untuk membuat peserta didik mengikuti
kegiatan pembelajaran secara optimal, tidak hanya mendengarkan penjelasan dari
guru tapi mereka juga akan berperan dan terlibat secara aktif. Dengan
pembelajaran aktif, akan menciptakan suasana kelas yang lebih hidup sehingga
peserta didik dapat mencapai hasil yang memuaskan.
Salah satu strategi pembelajaran aktif yaitu tipe Everyone is a Teacher Here
(setiap orang disini adalah guru) ini merupakan sebuah strategi yang membuat
semua peserta didik terlibat untuk berperan sebagai guru bagi teman-temannya.
Sehingga peserta didik yang biasanya kurang aktif didalam kelas akan lebih
berani untuk belajar menjadi pribadi yang lebih aktif.
Berdasarkan studi pendahuluan oleh peneliti melalui wawancara langsung
terhadap guru mata pelajaran ekonomi di SMA Negeri 1 Tanjung Raja yaitu ibu
Eka Kurniasari, S.E beliau mengatakan bahwa motivasi belajar peserta didik
dalam pembelajaran ekonomi masih terbilang rendah, hal ini tentu saja berdampak
pada hasil belajar peserta didik yang kurang memuaskan. Setiap diadakan ulangan
harian masih banyak peserta didik yang mendapatkan nilai dibawah Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 70 sehingga peserta didik harus remidial. Data
tersebut dilihat melalui hasil ulangan harian peserta didik kelas X pada bulan
Oktober semester ganjil tahun pelajaran 2019/2020 menunjukkan hanya 40%
peserta didik yang mendapatkan nilai di atas KKM. Oleh karena itu, perlu
ditingkatkan lagi kualitas pembelajaran di kelas yang dapat melibatkan partisipasi
setiap peserta didik sehingga mampu meningkatkan motivasi belajar peserta didik
pada saat proses pembelajaran berlangsung. Salah satunya yaitu dengan
menerapkan strategi pembelajaran aktif tipe Everyone is a Teacher Here.

3
Universitas Sriwijaya

Pentingnya menerapkan strategi pembelajaran aktif tipe Everyone is a


Teacher Here karena strategi ini merupakan strategi yang dapat melibatkan
partisipasi semua peserta didik di dalam kelas. Dengan keterlibatan peserta didik
saat proses pembelajaran diharapkan dapat lebih menumbuhkan motivasi
belajarnya pada mata pelajaran ekonomi dan dapat mencapai tujuan pembelajaran
dengan baik.
Adapun hasil penelitian terdahulu yang relevan yang dilakukan oleh Meirisa
(2019) yang berjudul “Peningkatan Minat dan Hasil Belajar Siswa dalam
Pembelajaran Bahasa dengan Model Everyone is a Teacher Here di kelas IV SDN
35 Pagambiran Padang” menyimpulkan bahwa model Everyone is a Teacher
Here dapat meningkatkan minat dan hasil belajar siswa.
Penelitian juga dilakukan oleh Ukhtiyani (2017) yang berjudul “Pengaruh
Strategi Pembelajaran Everyone is a Teacher Here dan Strategi Pembelajaran
Active Knowledge Sharing terhadap Hasil Belajar Peserta Didik”. Hasil penelitian
menyimpulkan bahwa terdapat perbedaan pengaruh yang signifikan antara strategi
pembelajaran Everyone is a Teacher Here dan strategi pembelajaran Active
Knowledge Sharing terhadap hasil belajar peserta didik.
Berbeda dari penelitian terdahulu yang fokusnya pada efektivitas belajar,
minat belajar dan hasil belajar, pada penelitian ini peneliti akan menerapkan
strategi pembelajaran aktif tipe Everyone is Teacher Here pada mata pelajaran
ekonomi dan variabel Y dalam penelitian ini adalah motivasi belajar peserta didik
di SMA Negeri 1 Tanjung Raja. Dengan menerapkan strategi ini, diharapkan
dapat meningkatkan motivasi belajar peserta didik di SMA Negeri 1 Tanjung Raja
terutama pada mata pelajaran ekonomi.
Sehubungan dengan hal yang telah dipaparkan di atas, maka peneliti tertarik
untuk melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Strategi Pembelajaran
Aktif Tipe Everyone is a Teacher Here Terhadap Motivasi Belajar Peserta
Didik Pada Mata Pelajaran Ekonomi di SMA Negeri 1 Tanjung Raja”.

4
Universitas Sriwijaya

1.2. Permasalahan Penelitian


Berdasarkan latar belakang di atas, maka permasalahan penelitian ini
adalah “Apakah terdapat pengaruh strategi pembelajaran aktif tipe Everyone is a
Teacher Here terhadap motivasi belajar peserta didik pada mata pelajaran
ekonomi di SMA Negeri 1 Tanjung Raja?”

1.3. Tujuan Penelitian


Dari permasalahan penelitian di atas maka tujuan penelitian ini untuk
membuktikan pengaruh strategi pembelajaran aktif tipe Everyone is a Teacher
Here terhadap motivasi belajar peserta didik pada mata pelajaran ekonomi di
SMA Negeri 1 Tanjung Raja.

1.4. Manfaat Hasil Penelitian


Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini antara lain adalah :
a. Bagi Peserta Didik
Penelitian ini diharapkan dapat membantu peserta didik untuk aktif dan lebih
termotivasi dalam belajar.
b. Bagi guru
Penelitian ini diharapkan dapat membantu dalam pemilihan strategi
pembelajaran dan menumbuhkan motivasi belajar peserta didik dalam
pembelajaran ekonomi.
c. Bagi sekolah
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan untuk lebih meningkatkan
kualitas pembelajaran di sekolah.
d. Bagi Peneliti
Sebagai calon guru penelitian ini sebagai bekal untuk terjun kedunia
pendidikan terutama dalam memilih strategi pembelajaran.

5
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Strategi Pembelajaran


2.1.1. Pengertian Strategi Pembelajaran
Sangat penting bagi guru untuk merencanakan dan menggunakan strategi
pembelajaran. Dalam kegiatan pembelajaran, suasana kelas yang hidup atau tidak
pasif merupakan harapan bagi setiap guru. Suasana kelas yang hidup artinya
peserta didik mengikuti pembelajaran dengan efektif. Hal tersebut berkaitan
dengan kemampuan guru dalam mengelola kelas sehingga tercipta suasana kelas
yang diharapkan. Tentu saja dibutuhkan cara yang tepat untuk mewujudkan hal
tersebut, yaitu dibutuhkannya strategi pembelajaran.

Menurut Solihatin (2012:4) strategi pembelajaran adalah pendekatan


menyeluruh dalam suatu sistem pembelajaran, yang berupa pedoman
umum dan kerangka kegiatan untuk mencapai tujuan umum pembelajaran
yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam membantu usaha belajar
peserta didik, mengorganisasikan pengalaman belajar, mengatur dan
merencanakan bahan ajar untuk pembelajaran tertentu.
Menurut Hidayat (2019:32) strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai
suatu pendekatan dalam mengorganisasikan komponen komponen pembelajaran
yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Sedangkan menurut
Sanjaya (2011:126) strategi pembelajaran merupakan perencanaan yang berisi
tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan
tertentu.

Berdasarkan uraian di atas mengenai definisi strategi pembelajaran,


terdapat pandangan yang sama antara Solihatin dan Hidayat yaitu sama-sama
mengartikan strategi pembelajaran adalah suatu pendekatan dalam kegiatan
pembelajaran yang digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Maka dapat
disimpulkan bahwa strategi pembelajaran adalah cara atau pendekatan yang akan

6
Universitas Sriwijaya

digunakan oleh guru dalam membantu proses pembelajaran sehingga mampu


mengarahkan peserta didik untuk mencapai tujuan yang hendak dicapai.

2.1.2. Jenis-jenis Strategi Pembelajaran


Strategi pembelajaran terdiri dari beberapa jenis, menurut Hidayat
(2019:39) jenis-jenis strategi pembelajaran sebagai berikut :
1. Active Learning (Pembelajaran Aktif) adalah strategi pembelajaran
yang bertujuan untuk memaksimalkan tingkat keaktifan peserta didik
saat proses pembelajaran sedang berjalan.
2. Contextual Teaching Learning (CTL) adalah konsep pembelajaran
yang mendorong guru untuk menghubungkan materi yang diajarkan
dengan situasi dunia nyata peserta didik.
3. Cooperative Learning (Pembelajaran Kooperatif) adalah rangkaian
kegiatan belajar siswa dalam kelompok tertentu untuk mencapai tujuan
pembelajaran yang dirumuskan.
4. PAIKEM merupakan strategi pembelajaran untuk mengembangkan
keterampilan dan pemahaman peserta didik dengan penekanan konsep
learning by doing (belajar sambil bekerja).
Menurut Rowntree (dalam Sanjaya, 2011:128) ada beberapa
strategi pembelajaran diantaranya strategi penyampaian penemuan, strategi
pembelajaran kelompok dan strategi pembelajaran individual atau groups
individual learning. Sedangkan Siregar dan Nara (2010:77) menyebutkan
bahwa jenis-jenis strategi pembelajaran yaitu strategi pembelajaran
ekspositori dan strategi pembelajaran discovery.

Dari pendapat para ahli di atas terdapat pandangan yang sama antara
Hidayat dan Rowntree yaitu sama-sama menyebutkan salah satu jenis strategi
pembelajaran adalah strategi pembelajaran kelompok atau Cooperative learning.
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa terdapat berbagai jenis
strategi pembelajaran yaitu pembelajaran aktif, Contextual Teaching Learning
(CTL), Cooperative Learning (Pembelajaran Kooperatif), PAIKEM, strategi
penyampaian penemuan, strategi pembelajaran kelompok, strategi pembelajaran
individual atau groups individual learning, strategi pembelajaran ekspositori dan
strategi pembelajaran discovery.

7
Universitas Sriwijaya

2.2. Strategi Pembelajaran Aktif


2.2.1. Pengertian Strategi Pembelajaran Aktif
Dalam proses pembelajaran, diharapkan peserta didik dapat berperan
secara aktif sehingga diperlukan strategi yang tepat. Ketepatan guru dalam
menentukan strategi pembelajaran yang akan digunakannya akan berdampak baik
pada saat kegiatan pembelajaran sehingga akan lebih memudahkan dalam
mengarahkan peserta didik untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Kurikulum pendidikan sekarang ini menuntut agar kegiatan pembelajaran
berpusat pada peserta didik, maka diperlukan strategi pembelajaran aktif yang
dapat memancing keaktifan peserta didik dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.
Menurut Hidayat (2019:39) strategi pembelajaran aktif (Active Learning) adalah
strategi pembelajaran yang bertujuan untuk memaksimalkan tingkat keaktifan
peserta didik saat proses pembelajaran sedang berjalan.
Menurut Cahyo (2013:137) strategi pembelajaran aktif merupakan strategi
belajar yang diartikan sebagai proses belajar mengajar yang menggunakan
berbagai metode yang menitikberatkan kepada keaktifan siswa dan
melibatkan berbagai potensi siswa baik yang bersifat fisik, mental,
emosional maupun intelektual untuk mencapai tujuan pendidikan yang
berhubungan dengan wawasan kognitif, afektif, dan psikomotorik secara
optimal.

Menurut Siregar dan Nara (2010:106) strategi pembelajaran aktif (active


learning) dimaksudkan untuk mengoptimalkan penggunaan semua potensi yang
dimiliki oleh anak didik, sehingga semua anak didik dapat mencapai hasil belajar
yang memuaskan sesuai dengan karakteristik pribadi yang mereka miliki.
Dari beberapa pandangan ahli di atas, memiliki pandangan yang sama
bahwa strategi pembelajaran aktif merupakan strategi pembelajaran yang
menitikberatkan pada keaktifan peserta didik dengan melibatkan segala potensi
yang dimiliki guna mencapai tujuan pembelajaran yang optimal. Maka dapat
disimpulkan bahwa strategi pembelajaran aktif adalah strategi pembelajaran yang
memaksimalkan tingkat keaktifan peserta didik, dimana proses pembelajaran
difokuskan pada aktivitas peserta didik sehingga lebih memudahkan dalam
mencapai hasil belajar yang memuaskan.

8
Universitas Sriwijaya

2.3. Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Everyone is a Teacher Here


2.3.1. Pengertian Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Everyone is a Teacher
Here
Strategi pembelajaran aktif tipe Everyone is a Teacher Here merupakan
salah satu cabang dari strategi pembelajaran aktif yang akan membuat peserta
didik terlibat atau berperan aktif saat kegiatan pembelajaran berlangsung. Menurut
Silberman (2013:142) Strategi ini adalah strategi yang mudah untuk memancing
partisipasi peserta didik dan tanggung jawab perorangan. Strategi ini memberi
kesempatan kepada setiap peserta didik untuk bertindak sebagai guru bagi peserta
didik lainnya.
Menurut Hidayat (2019:74) Strategi pembelajaran aktif tipe Everyone is a
Teacher Here (Setiap siswa adalah seorang guru) merupakan strategi yang
memberikan pemahaman kepada peserta didik bahwa guru bukanlah satu-
satunya sumber ilmu pengetahuan. Dalam hal ini, pengetahuan dapat juga
diperoleh dari teman sebaya sehingga setiap peserta didik memiliki
kesempatan berbagi informasi dengan rekannya sesuai kemampuannya
masing-masing.

Sedangkan menurut Impianti dan Jamila (2018:13) pembelajaran aktif tipe


Everyone is a Teacher Here merupakan salah satu strategi pembelajaran yang
dalam pelaksanaannya setiap siswa bisa mengeluarkan pendapatnya dalam
berbagai perspektif dari pertanyaan atau masalah yang diajukan.
Dari beberapa definisi menurut para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa
strategi pembelajaran aktif tipe Everyone is a Teacher Here merupakan strategi
pembelajaran yang memancing partisipasi peserta didik, dimana pada strategi ini
pengetahuan tidak hanya didapat dari guru melainkan juga diperoleh dari teman-
temannya sehingga peserta didik memiliki kesempatan untuk bertanya,
mengutarakan pendapat dan menjawab pertanyaan yang dibuat oleh setiap peserta
didik di kartu yang telah diberikan guru dengan demikian proses pembelajaran
akan lebih bermakna.
2.3.2 Langkah-Langkah Strategi Pembelajaran aktif tipe Everyone is a
Teacher Here
Menurut Silberman (2013:142) langkah-langkah pelaksanaan strategi
pembelajaran aktif tipe Everyone is a Teacher Here adalah sebagai berikut :

9
Universitas Sriwijaya

1 Bagikan selembar kartu indeks kepada setiap murid. Mintalah murid-


murid untuk menuliskan satu pertanyaan tentang materi yang sedang
dipelajari di kelas (misalnya, tugas membaca) atau topik khusus yang
ingin mereka diskusikan di kelas.
2 Kumpulkan semua kartu, kocoklah dan bagikan ke setiap murid.
Mintalah murid-murid untuk membaca dalam hati pertanyaan atau
topik yang tercantum di kartunya dan memikirkan jawabannya.
3 Mintalah beberapa murid untuk secara sukarela membacakan tulisan
dikartunya dengan suara keras dan menyampaikan jawabannya.
4 Setelah jawaban diberikan, mintalah murid-murid lainnya untuk
menambahi jawaban tersebut dengan pendapat mereka sendiri.
5 Lanjutkan selama masih ada murid yang bersedia membacakan
pertanyaan dikartunya dan menyampaikan jawabannya.

Menurut Hidayat (2019:75) langkah-langkah penerapan strategi


pembelajaran aktif tipe Everyone is a Teacher Here adalah sebagai berikut :
1. Bagikan kartu indeks (dibuat dari kertas) kepada masing-masing
peserta didik. Kemudian, perintahkan mereka menuliskan pertanyaan
terkait materi yang sedang dipelajari.
2. Kumpulkan kartu tersebut, lalu kocok dan bagikan kembali kepada
peserta didik secara acak sehingga masing-masing mendapatkan
kertas yang bukan miliknya. Perintahkan peserta didik membaca
pertanyaan pada kartu yang mereka pegang dan memikirkan
jawabannya.
3. Tunjuklah beberapa peserta didik untuk membacakan pertanyaan di
kartu yang mereka pegang, kemudian berikan kesempatan
menyampaikan jawaban yang telah disipakan.
4. Perintahkan peserta didik lain untuk memberi keterangan tambahan
dan masukan atas jawaban yang telah disampaikan.

Menurut Warsono (dalam Wahyuddin dan Nurcahya, 2018:78) langkah-


langkah strategi pembelajaran aktif tipe Everyone is a Teacher Here yaitu:
1. Membagikan sebuah kartu indeks kepada setiap siswa dalam kelas
2. Meminta kepada para siswa untuk menuliskan sebuah pertanyaan
yang paling akhir dipelajari dari bidang studi yang baru saja diajarkan
3. Mengumpulkan kartu indeks, lalu acaklah kartu-kartu indeks tersebut
sedemikian rupa sebelum dibagikan kembali kepada setiap siswa,
sehingga tidak ada satu siswa pun yang menerima soal yang dibuatnya
sendiri
4. Setiap siswa diminta untuk membaca dan mencoba memikirkan
jawaban dari pertanyaan yang diajukan dalam kartu indeks
5. Memintalah para siswa secara sukarela, atau dapat ditunjuk secara
acak seseorang siswa untuk membaca dengan suara keras pertanyaan
tersebut dan mencoba menjawabnya

10
Universitas Sriwijaya

6. Setelah jawaban diberikan, mintalah siswa yang lain untuk


menanggapinya
7. Dilanjutkan dengan sukarelawan berikutnya sampai waktu yang
disediakan habis
8. Jika tidak cukup waktunya, sisa pertanyaan yang belum dijawab dapat
diterangkan secara ringkas oleh guru pada sesi pembelajaran
berikutnya

Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa langkah-


langkah strategi pembelajaran aktif tipe Everyone is a Teacher Here adalah
sebagai berikut:
1. Guru membagikan kartu indeks kepada setiap peserta didik. Kemudian
meminta peserta didik untuk membuat satu pertanyaan pada kertas yang telah
dibagikan mengenai materi yang sedang dibahas.
2. Guru meminta peserta didik untuk mengumpulkan kembali kartu yang telah
berisi pertanyaan dan membagikan kembali kepada peserta didik secara acak,
lalu peserta didik diberi waktu untuk membaca soal dan memahami.
3. Guru meminta peserta didik satu per satu membacakan soal yang didapat dan
menjawabnya.
4. Setelah salah satu peserta didik menjawab soal maka guru memberi
kesempatan peserta didik yang lain untuk menanggapi.
5. Lanjutkan selama masih ada peserta didik yang belum maju dan menjawab
pertanyaan.

2.4 Motivasi Belajar


2.4.1 Pengertian Motivasi
Motivasi berpangkal dari kata ‘motif’ yang dapat diartikan sebagai daya
penggerak yang ada didalam diri seseorang untuk melakukan aktivitas-aktivitas
tertentu demi tercapainya suatu tujuan. Menurut Fathurrohman dan Sutikno
(2010:19) motivasi merupakan kondisi psikologis yang mendorong seseorang
melakukan sesuatu.
Menurut Sardiman (2012:74) motivasi dapat juga dikatakan serangkaian
usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu, sehingga seseorang mau dan

11
Universitas Sriwijaya

ingin melakukan sesuatu, dan bila ia tidak suka maka akan meniadakan atau
mengelakkan perasaan tidak suka itu. Sedangkan menurut Uno (2011:1) motivasi
adalah dorongan dasar yang menggerakkan seseorang bertingkah laku. Dorongan
ini berada pada diri seseorang yang menggerakkan untuk melakukan sesuatu yang
sesuai dengan dorongan dalam dirinya.
Dari uraian di atas terdapat pandangan yang sama mengenai motivasi yaitu
sama-sama mengartikan bahwa motivasi adalah dorongan yang menggerakkan
seseorang untuk melakukan sesuatu. Maka dapat disimpulkan bahwa motivasi
adalah dorongan yang berasal dari dalam diri individu untuk melakukan sesuatu
yang sesuai dengan dorongan dalam dirinya.
2.4.2 Jenis-jenis Motivasi
Setiap individu yang melakukan sesuatu tentu terjadi karena adanya
motivasi sehingga dapat menggerakkannya untuk melakukan. Motivasi itu sendiri
terdiri dari beberapa jenis. Menurut Uno (2011:4) motivasi dibedakan menjadi
dua macam, yaitu motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik. Motivasi intrinsik
timbulnya tidak memerlukan rangsangan dari luar, sedangkan motivasi ekstrinsik
timbul karena adanya rangsangan dari luar individu.

Menurut Siregar dan Nara (2010:50) motivasi dapat dibedakan menjadi


motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik. Motivasi intrinsik adalah
motivasi yang berasal dari dalam diri individu tanpa adanya rangsangan
dari luar, sedangkan motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang berasal dari
luar misalnya pemberian pujian, pemberian nilai sampai pada pemberian
hadiah dan faktor-faktor eksternal lainnya yang memiliki daya dorong
motivasional.
Fathurrohman dan Sutikno (2010:19) motivasi ada dua, yaitu motivasi
intrinsik dan ekstrinsik. Motivasi intrinsik adalah motivasi yang timbul dari dalam
diri individu sendiri. Sedangkan motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang timbul
sebagai akibat pengaruh dari luar individu.
Dari beberapa pendapat para ahli di atas mengenai jenis-jenis motivasi,
dapat disimpulkan bahwa motivasi ada dua jenis yaitu motivasi instrinsik dan
motivasi ekstrinsik. Dimana motivasi intrinsik adalah dorongan yang muncul dari
dalam diri individu itu sendiri dan atas dasar kemauan sendiri, sedangkan motivasi

12
Universitas Sriwijaya

ekstrinsik adalah dorongan yang timbul karena adanya faktor-faktor dari luar
individu.
2.4.3 Pengertian Belajar
Setiap saat dalam kehidupan terjadi suatu proses belajar, baik secara
sengaja ataupun tidak sengaja. Dari proses belajar itulah akan didapat suatu hasil
atau sering disebut hasil belajar. Menurut Sardiman (2012:20) belajar merupakan
perubahan tingkah laku atau penampilan, dengan serangkaian kegiatan misalnya
dengan membaca, mengamati mendengarkan meniru dan lain sebagainya.
Menurut Siregar dan Nara (2010:3) belajar merupakan sebuah proses yang
kompleks yang terjadi pada semua orang dan berlangsung seumur hidup, sejak
masih bayi (bahkan dalam kandungan) hingga liang lahat.
Menurut Uno (2011:15) belajar adalah pemerolehan pengalaman baru oleh
seseorang dalam bentuk perubahan perilaku yang relatif menetap, sebagai
akibat adanya proses dalam bentuk interaksi belajar terhadap suatu objek
(pengetahuan), atau melalui suatu penguatan (reinforcement) dalam bentuk
pengamatan dalam suatu objek yang ada dalam lingkungan belajar.

Dari beberapa pendapat para ahli di atas, terdapat pandangan yang


sama yaitu menyebutkan belajar adalah proses perubahan tingkah laku. Maka
dapat disimpulkan bahwa belajar adalah proses perubahan tingkah laku yang
berlangsung seumur hidup sebagai akibat dari adanya interaksi belajar atau
pengamatan terhadap suatu objek di lingkungan belajar.
2.4.4 Pengertian Motivasi Belajar
Motivasi dan belajar merupakan dua hal yang saling memengaruhi.
Motivasi belajar dapat timbul karena dua faktor yaitu intrinsik dan ekstrinsik.
Faktor intrinsik, berupa hasrat dan keinginan berhasil dan dorongan kebutuhan
belajar, harapan dan cita-cita. Sedangkan faktor ekstrinsiknya adalah adanya
penghargaan dari guru, lingkungan belajar yang kondusif, dan kegiatan belajar
yang menarik.
Menurut Uno (2011:23) motivasi belajar adalah dorongan internal dan
eksternal pada siswa-siswa yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan
tingkah laku, pada umumnya dengan beberapa indikator atau unsur yang
mendukung.

13
Universitas Sriwijaya

Menurut Sardiman (2012:75) motivasi belajar dapat dikatakan sebagai


keseluruhan daya penggerak didalam diri siswa yang menimbulkan
kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan
yang memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang
dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai.

Menurut Fathurrohman & Sutikno (2010:19) dalam kegiatan belajar,


motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa
yang menimbulkan, menjamin kelangsungan dan memberikan arah kegiatan
belajar sehingga diharapkan tujuan yang ada dapat tercapai.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas, terdapat pandangan yang sama
antara Sardiman dan Fathurrohman & Sutikno yaitu sama-sama menyebutkan
bahwa motivasi keseluruhan daya penggerak dari dalam diri siswa yang
menimbulkan kegiatan belajar. Maka dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar
adalah dorongan internal dan eksternal pada peserta didik yang menimbulkan
kegiatan belajar, menjamin kelangsungan belajar dan memberikan arah kegiatan
belajar sehingga tujuan yang dikehendaki dapat tercapai.
2.4.5 Fungsi Motivasi Belajar
Pada hakikatnya motivasi belajar memang sangatlah penting untuk
dimiliki oleh setiap peserta didik. Seorang peserta didik yang tidak termotivasi
dalam belajar tentu akan mendapat hasil yang tidak memuaskan.
Menurut Fathurrohman & Sutikno (2010:20) motivasi belajar berfungsi
sebagai pendorong, pengarah dan sekaligus sebagai penggerak prilaku seseorang
untuk mencapai suatu tujuan, guru merupakan faktor yang penting untuk
mengusahakan terlaksananya fungsi-fungsi tersebut dengan cara memenuhi
kebutuhan siswa.
Menurut Uno (2011:27) ada beberapa peranan penting motivasi dalam
belajar. Pertama, menentukan hal-hal yang dapat dijadikan penguat belajar.
Kedua, memperjelas tujuan yang hendak dicapai. Sedangkan menurut Siregar &
Nara (2010:51) peranan penting motivasi dalam belajar yaitu motivasi merupakan
daya penggerak psikis dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar dan
motivasi memberikan gairah, semangat dan rasa senang dalam belajar.

14
Universitas Sriwijaya

Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa fungsi


motivasi belajar adalah sebagai pendorong peserta didik untuk melakukan
kegiatan belajar yang disertai dengan semangat dan ketekunan belajar demi
mencapai tujuan yang diinginkan.
2.4.6 Indikator Motivasi Belajar
Indikator digunakan sebagai standar atau acuan dalam mengukur adanya
perubahan terhadap sesuatu, dalam hal ini adalah motivasi belajar. Terdapat
beberapa indikator untuk mengukur seberapa besar motivasi belajar peserta didik.
Menurut Uno (2011:23) indikator motivasi belajar dapat diklasifikasikan sebagai
berikut:
1. Adanya hasrat dan keinginan berhasil
2. Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar
3. Adanya harapan dan cita-cita masa depan
4. Adanya penghargaan dalam belajar
5. Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar
6. Adanya lingkungan belajar yang kondusif, sehingga memungkinkan
seseorang siswa dapat belajar dengan baik

Sedangkan menurut Iskandar (2009:184) ada beberapa indikator motivasi


belajar peserta didik yaitu:
1. Adanya hasrat dan keinginan untuk berhasil dalam belajar
2. Adanya keinginan, semangat dan kebutuhan dalam belajar
3. Memiliki harapan dan cita-cita masa depan
4. Adanya pemberian penghargaan dalam proses belajar
5. Adanya lingkungan yang kondusif untuk belajar dengan baik

Menurut Sardiman (2012:83) motivasi yang ada pada setiap diri seseorang
memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1. Tekun menghadapi tugas (dapat bekerja terus menerus dalam waktu
yang lama, tidak pernah berhenti sebelum selesai)
2. Ulet menghadapi kesulitan (tidak lekas putus asa). Tidak memerlukan
dorongan dari luar untuk berprestasi sebaik mungkin (tidak cepat puas
dengan motivasi yang dicapainya)
3. Menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah
4. Lebih senang bekerja mandiri
5. Cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin (hal yang bersifat mekanis,
berulang-ulang begitu saja, sehingga kurang kreatif)
6. Dapat mempertahankan pendapatnya (kalau sudah yakin akan sesuatu)
7. Tidak mudah melepaskan hal yang diyakini itu

15
Universitas Sriwijaya

8. Senang mencari dan memecahkan soal-soal

Apabila seseorang memiliki ciri-ciri seperti di atas, berarti orang itu selalu
memiliki motivasi yang cukup kuat.
Dari beberapa pendapat para ahli di atas mengenai indikator motivasi
belajar, dapat disimpulkan bahwa indikator motivasi belajar peserta didik antara
lain memiliki hasrat dan keinginan untuk berhasil, adanya kebutuhan dan
dorongan dalam belajar, adanya harapan dan cita-cita, adanya penghargaan,
adanya suasana belajar yang menarik, senang bekerja mandiri, senang
memecahkan persoalan, dan mampu mempertahankan pendapat.

2.5 Mata Pelajaran Ekonomi


Ilmu Ekonomi merupakan salah satu cabang dari ilmu pengetahuan sosial.
Ekonomi menjadi salah satu mata pelajaran yang ada pada jenjang pendidikan
Sekolah Menengah Atas.
Menurut Apridar (2010:5) Ilmu Ekonomi merupakan ilmu yang
mempelajari prilaku manusia dalam memilih dan menciptakan
kemakmuran karena inti permasalahan ekonomi adalah adanya
ketidakseimbangan antara keinginan (wants) manusia yang tidak terbatas
dengan alat pemuas kebutuhan yang jumlahnya terbatas.

Menurut Putong (2010:1) ekonomi adalah semua yang menyangkut hal-hal


yang berhubungan dengan perikehidupan rumah tangga. Sedangkan menurut
Laily & Pristyadi (2013:1) ekonomi adalah semua yang menyangkut hal-hal yang
berkaitan atau berhubungan dengan perikehidupan dalam rumah tangga.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa ilmu
ekonomi adalah suatu ilmu yang mempelajari tentang bagaimana individu atau
masyarakat memenuhi kebutuhannya yang tidak terbatas dengan sumber daya
yang terbatas. Mata pelajaran ekonomi merupakan salah satu mata pelajaran
peminatan dan juga mata pelajaran wajib kelas IPS di Sekolah Menengah Atas
yang mempelajari tentang bagaimana individu atau masyarakat memenuhi
kebutuhan hidupnya yang tidak terbatas sedangkan sumber daya alam yang
terbatas.

16
Universitas Sriwijaya

Tujuan dari mata pelajaran ekonomi agar peserta didik dapat memahami
tentang konsep-konsep ekonomi, permasalahan dalam ekonomi baik itu dalam
lingkup kehidupan sehari-hari maupun lingkup yang luas. Materi-materi pelajaran
yang terdapat pada kelas X semester ganjil mata pelajaran ekonomi yaitu
mengenal ilmu ekonomi, masalah pokok ekonomi dan sistem ekonomi, peran
pelaku ekonomi dalam kegiatan ekonomi, terbentuknya keseimbangan pasar dan
struktur pasar. Sedangkan untuk materi semester genap yaitu bank sentral dan alat
pembayaran, otoritas jasa keuangan dan lembaga jasa keuangan, mengenal konsep
manajemen, badan usaha dalam perekonomian indonesia, dan koperasi dalam
perekonomian indonesia.
Dalam penelitian ini materi/ pokok bahasan yang digunakan adalah materi
konsep manajemen.

2.6 Hasil Penelitian yang Relevan


Hasil penelitian terdahulu digunakan sebagai referensi bagi peneliti untuk
melihat perbedaan dari penelitian yang akan dilakukan. Berikut adalah beberapa
hasil penelitian terdahulu terkait dengan variabel yang diteliti :
1. Penelitian yang dilakukan oleh Asmaidah (2017) dengan judul “Pengaruh
Strategi Pembelajaran Everyone is a Teacher Here terhadap Hasil Belajar
Fisika Dasar I Mahasiswa STKIP Tapanuli Selatan”. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa terdapat peningkatan hasil belajar mahasiswa STKIP
Tapanuli Selatan hal ini dilihat dari gambaran peningkatan hasil belajar
Mahasiswa materi Besaran dan Satuan STKIP Tapsel Padangsidimpuan
Berdasarkan hasil deternormalisasi Gain nilai hasil pre-test dan post-test
diperoleh 0,3 yang berada pada kategori “Sedang”. Dapat disimpulkan
dengan menerapkan strategi pembelajaran Everyone is a Teacher Here dapat
meningkatkan hasil belajar mahasiswa khususnya pada materi Besaran dan
Satuan STKIP Tapsel Padangsidimpuan.
2. Penelitian yang dilakukan oleh Lutfiah dan Sa’diyah (2019) dengan judul
“Peningkatan Motivasi Belajar dengan Menerapkan Strategi Pembelajaran

17
Universitas Sriwijaya

Everyone is a Teacher Here Pada Mata Pelajaran Pai di SMAN 2 Bogor”.


Hasil penelitian menunjukkan bahwa Penerapan strategi pembelajaran aktif
tipe Everyone is a Teacher Here pada mata pelajaran PAI dapat
meningkatkan motivasi belajar peserta didik di SMA Negeri 2 Kota Bogor
berdasarkan pada tingkat motivasi yang meningkat dari tiap siklus. Pada pra
siklus mencapai 40% - 52%. Siklus I motivasi belajar peserta didik mencapai
56% - 68%, siklus II mencapai 72% - 84%, dan pada siklus III mencapai 88%
- 96%. Dari penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa strategi
pembelajaran Everyone is a Teacher Here memberikan dampak positif karena
dapat meningkatkan motivasi belajar peserta didik pada tiap siklus.
3. Penelitian yang dilakukan oleh Impianti dan Jamila (2018) dengan judul
“Pengaruh Strategi Everyone is a Teacher Here terhadap Motivasi Belajar
Siswa”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat peningkatan motivasi
belajar siswa dengan menggunakan strategi Everyone is a Teacher Here. Dari
hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa dengan menerapkan
strategi Everyone is a Teacher Here motivasi belajar peserta didik mengalami
peningkatan.
4. Penelitian yang dilakukan oleh Lubis, dkk (2019) dengan judul “Pengaruh
Metode Everyone is a Teacher Here Terhadap Motivasi dan Hasil Belajar IPS
Peserta Didik di Sekolah Dasar”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
terdapat pengaruh metode pembelajaran Everyone is a Teacher Here terhadap
motivasi dan hasil belajar IPS siswa kelas IV SD Negeri 20 Kurao Pagang
Kota Padang. Keunggulan dari penelitian ini yaitu metode Everyone is a
Teacher Here dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar peserta didik.
5. Penelitian yang dilakukan oleh Wahyudin dan Nurcahya (2018) dengan judul
“Efektivitas Pembelajaran Matematika melalui metode Pembelajaran Aktif
Tipe Everyone is a Teacher Here pada Siswa Kelas X SMA Negeri 18
Takalar”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran aktif tipe
Everyone is a Teacher Here efektif diterapkan. Keunggulan dari penelitian ini
yaitu metode pembelajaran aktif tipe Everyone is a Teacher Here sangat
efektif untuk diterapkan dalam proses pembelajaran matematika.

18
Universitas Sriwijaya

6. Penelitian yang dilakukan oleh Ambarwati, dkk (2019) dengan judul “Relasi
Antara Kemampuan Pemahaman Matematik Siswa SMP dengan Metode
Pembelajaran Aktif Tipe Everyone is a Teacher Here. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa model pembelajaran tipe aktif Everyone is a Teacher
dapat meningkatkan kemampuan pemahaman matematik siswa dalam
pembelajaran matematika. Keunggulan dari penelitian ini yaitu dengan
menerapkan metode pembelajaran aktif tipe Everyone is a Teacher Here
kemampuan pemahaman matematik peserta didik lebih meningkat.
7. Penelitian yang dilakukan oleh Soleh dan Isnaini (2019) dengan judul
“Peningkatan Prestasi Belajar Siswa dalam Pembelajaran Fiqih melalui
Kombinasi Metode Everyone is a Teacher Here dan Team Quiz”. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa kombinasi kedua metode dapat mendorong
siswa lebih mampu memahami hakikat, makna, dan manfaat dari proses
belajar dalam pembelajaran fiqih dan dapat menjadi stimulus dan pada
gilirannya dapat merangsang siswa untuk lebih aktif belajar sehingga prestasi
belajar siswa dapat meningkat pada pembelajaran fikih. Keunggulan dari
penellitian ini yaitu dengan kombinasi metode Everyone is a Teacher Here
dan Team Quiz peserta didik lebih aktif dan terdorong sehingga prestasi
belajarnya meningkat.
8. Penelitian yang dilakukan oleh Meirisa (2019) dengan judul “Peningkatan
Minat dan Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran Bahasa dengan Model
Everyone is a Teacher Here di kelas IV SDN 35 Pagambiran Padang”. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa model Everyone is a Teacher Here dapat
meningkatkan minat dan hasil belajar siswa. Keunggulan penelitian ini yaitu
minat dan hasil belajar peserta didik mengalami peningkatan setelah
menerapkan model Everyone is a Teacher Here dalam pembelajaran bahasa.
9. Penelitian yang dilakukan oleh Ukir (2018) dengan judul “Efektivitas
Penerapan Strategi Everyone is a Teacher Here untuk Peningkatan Prestasi
Siswa Kelas VIII.A SMPN 1 Gunung Sari pada Mata Pelajaran IPA”. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa penerapan strategi belajar Everyone is a
Teacher Here efektif meningkatkan aktifitas belajar siswa dan efektif untuk

19
Universitas Sriwijaya

meningkatkan prestasi belajar IPA siswa SMPN 1 Gunungsari kelas VIII.A


dari siklus I ke siklus II dengan nilai rata-rata 70,48 pada siklus I menjadi
77,27 pada siklus II, dan ketuntasan klasikal dari siklus I ke siklus II
mengalami peningkatan yang signifikan yaitu 59,38 menjadi 87,5 . Keunggulan
penelitian ini yaitu strategi Everyone is a Teacher Here sangat efektif untuk
diterapkan karena dapat meningkatkan prestasi belajar peserta didik.
10. Penelitian yang dilakukan oleh Anita (2018) dengan judul “Upaya
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa dalam Mata Pelajaran IPA Melalui Model
Pembelajaran Everyone is a Teacher Here pada Siswa Kelas III SDN 25
Carocok Anau”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran
Everyone is a Teacher Here dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam
mata pelajaran IPA di SDN 25 Carocok Anau. Hasil belajar siswa dari siklus
I ke siklus II. Hasil belajar siswa pada siklus I adalah 51.10(Cukup)
meningkat menjadi 85.13 (baik) dengan peningkatan sebesar 34.03%.
keunggulan dari penelitian ini yaitu hasil belajar peserta didik kelas III SDN
25 Carocok Anau mengalami peningkatan setelah menerapkan model
Everyone is a Teacher Here.

2.7 Hipotesis Penelitian


Adapun yang menjadi hipotesis dalam penelitian ini adalah : “Terdapat
pengaruh strategi pembelajaran aktif tipe Everyone is a Teacher Here terhadap
motivasi belajar peserta didik pada mata pelajaran ekonomi di SMA Negeri 1
Tanjung Raja.”

20
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Variabel Penelitian


Penelitian ini memiliki dua variabel yaitu :
Variabel bebas (X) : Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Everyone is a Teacher
Here
Variabel terikat (Y): Motivasi Belajar.

3.2. Definisi Operasional Variabel


3.2.1. Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Everyone is a Teacher Here
Strategi Pembelajaran aktif tipe Everyone is a Teacher Here yang dimaksud
dalam penelitian ini adalah strategi pembelajaran yang memancing partisipasi
peserta didik, dimana pada strategi ini pengetahuan tidak hanya didapat dari guru
melainkan juga diperoleh dari teman-temannya sehingga peserta didik memiliki
kesempatan untuk bertanya, mengutarakan pendapat dan menjawab pertanyaan
yang dibuat oleh setiap peserta didik di kartu yang telah diberikan guru dengan
demikian proses pembelajaran akan lebih bermakna.
Strategi pembelajaran aktif tipe Everyone is a Teacher Here di awali dengan
guru membagikan kartu indeks kepada setiap peserta didik. Kemudian meminta
peserta didik untuk membuat satu pertanyaan pada kertas yang telah dibagikan
mengenai materi yang sedang dibahas. Kemudian kartu yang telah berisi
pertanyaan dikumpulkan dan dibagikan kembali kepada peserta didik secara acak,
lalu beri waktu peserta didik untuk membaca soal dan memahami. Guru meminta
peserta didik satu per satu membacakan soal yang didapat dan menjawabnya.
Setelah menjawab soal maka peserta didik yang lain dipersilahkan untuk
menanggapi dan lakukan selama masih ada peserta didik yang belum maju dan
menjawab pertanyaan.

21
Universitas Sriwijaya

Strategi pembelajaran aktif tipe Everyone is a Teacher Here ini akan


diterapkan di kelas X IPS 2 pada mata pelajaran ekonomi di SMA Negeri 1
Tanjung Raja dengan materi konsep manajemen.
3.2.2. Motivasi Belajar
Motivasi belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah dorongan
internal dan eksternal pada peserta didik kelas X IPS 2 di SMA Negeri 1 Tanjung
Raja yang menimbulkan kegiatan belajar, menjamin kelangsungan belajar dan
memberikan arah kegiatan belajar sehingga keinginan untuk mencapai tujuan
dapat tercapai. Indikator motivasi belajar dalam penelitian ini adalah adanya
hasrat dan keinginan untuk berhasil, adanya kebutuhan dan dorongan dalam
belajar, adanya harapan dan cita-cita, adanya penghargaan, adanya suasana belajar
yang menarik, senang bekerja mandiri, senang memecahkan persoalan, dan
mampu mempertahankan pendapat.
Dalam penelitian ini, akan menggunakan angket untuk mendapatkan data
mengenai motivasi belajar peserta didik kelas X IPS 2 di SMA Negeri 1 Tanjung
Raja pada mata pelajaran Ekonomi dengan materi peran pelaku ekonomi dalam
kegiatan ekonomi. Angket akan disebar setelah kegiatan pembelajaran berakhir
setelah menerapkan strategi pembelajaran aktif tipe Everyone is a Teacher Here.

3.3. Populasi dan Sampel


3.3.1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas X IPS
SMA Negeri 1 Tanjung Raja. Untuk lebih jelas akan disajikan pada tabel berikut:
Tabel 3.1 Populasi

No Kelas Jumlah Total


1 X IPS 1 28
2 X IPS 2 30
3 X IPS 3 28
4 X IPS 4 28 114

22
Universitas Sriwijaya

3.3.2. Sampel
Sampel dalam penelitian ini diambil dengan menggunakan teknik Cluster
Random Sampling dimana populasi tidak terdiri dari individu-individu tapi terdiri
dari kelompok-kelompok. prosedur pengambilan kelompok sampel dilakukan
dengan cara undian. Berikut prosedur dalam pengambilan sampel menggunakan
teknik Cluster Random Sampling :
1. Menuliskan nama-nama kelas pada setiap guntingan kertas lalu digulung
2. Masukkan kertas-kertas yang telah digulung ke dalam kotak lalu kocok dan
keluarkan kertas
3. Setelah di undi didapat kelas X IPS 1 dan X IPS 2 kemudian undi kembali
dua kertas itu untuk menentukan kelas eksperimen dan kelas kontrol
4. Setelah di undi didapatlah kelas X IPS 2 sebagai kelas eksperimen dan kelas
X IPS 1 sebagai kelas kontrol
Untuk lebih jelas mengenai sampel yang digunakan dalam penelitian ini
dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 3.2 Sampel

Kelas Jumlah Sampel Keterangan


X IPS 2 30 Kelas Eksperimen
X IPS 1 28 Kelas Kontrol
Jumlah 58

3.4. Desain Penelitian


Desain eksperimen yang digunakan adalah kuasi eksperimen dengan
bentuk non-equivalent control group design, dimana dalam penelitian ini terdapat
dua kelompok yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol yang akan diberi
perlakuan (Treatment) dan pengukuran dilakukan sebelum dan setelah perlakuan
atau pre-test dan post-test.
Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan pengaruh strategi
pembelajaran aktif tipe Everyone is a Teacher here terhadap motivasi belajar

23
Universitas Sriwijaya

peserta didik, hal ini dapat dilihat dari ada atau tidak perbedaan motivasi belajar
peserta didik antara kelas yang menggunakan strategi pembelajaran aktif tipe
Everyone is a Teacher Here dan kelas yang tidak menggunakan strategi
pembelajaran tersebut tetapi menggunakan strategi pembelajaran ekspositori
dimana guru menjelaskan materi secara verbal dan peserta didik tidak ditutut
untuk menemukan materi. Hal tersebut dapat dilihat dari jawaban peserta didik
pada angket motivasi belajar yang telah diberikan oleh peneliti.

3.5. Rancangan Eksperimen


Beberapa rancangan eksperimen yang akan dilakukan dalam penelitian ini
sebagai beikut:
1. Menentukan sampel terlebih dahulu dengan teknik Cluster Random Sampling
sehingga didapat kelas X IPS 2 sebagai kelas eksperimen dan kelas X IPS 1
sebagai kelas kontrol.
2. Menentukan materi pelajaran yaitu materi konsep manajemen.
3. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
4. Menyebar angket motivasi belajar kepada peserta didik sebelum menerapkan
strategi pembelajaran aktif tipe Everyone is a Teacher Here di kelas
eksperimen dan strategi pembelajaran ekspositori di kelas kontrol.
5. Melakukan kegiatan pembelajaran dengan menerapkan strategi pembelajaran
aktif tipe Everyone is a Teacher Here di kelas eksperimen dan strategi
pembelajaran ekspositori di kelas kontrol.
6. Peneliti akan diobservasi oleh guru mata pelajaran ekonomi saat kegiatan
pembelajaran berlangsung dan menerapkan strategi pembelajaran aktif tipe
Everyone is a Teacher Here.
7. Setelah menerapkan strategi pembelajaran aktif tipe Everyone is a Teacher
Here dan strategi pembelajaran ekspositori di kelas kontrol peneliti akan
menyebar angket motivasi belajar kepada peserta didik.

24
Universitas Sriwijaya

8. Setelah kegiatan penelitian telah selesai maka akan dilanjutkan dengan


pengujian statistik untuk membuktikan pengaruh strategi Everyone is a
Teacher Here terhadap motivasi belajar peserta didik.

3.6. Teknik Pengumpulan Data


3.6.1 Angket
Angket adalah alat pengumpul data yang memuat pernyataan yang
berhubungan dengan hal-hal yang ingin diteliti kemudian disebar kepada seluruh
responden. Angket digunakan untuk memperoleh data mengenai motivasi belajar
peserta didik pada mata pelajaran ekonomi kelas X IPS 2 sebagai kelas
eksperimen dan kelas X IPS 1 sebagai kelas kontrol. Angket yang digunakan
adalah angket tertutup, dimana telah disediakan alternatif jawaban.
Teknik angket yang digunakan adalah skala sikap, yaitu skala yang
digunakan untuk mengukur aspek-aspek nonintelektual seperti sikap, motivasi,
kesiapan, dan minat. Skala yang digunakan adalah Skala Likert. Menurut Basir
dan Amrina (2016:126) untuk menskor skala kategori Likert, jawaban diberi
bobot kuantitatif 4,3,2,1, untuk empat pilihan pernyataan positif dan 1,2,3,4 untuk
pernyataan negatif.
Tabel 3.3 Daftar Kisi-kisi Instrumen Angket

Variabel Sub Jumlah Item


Indikator (+) (-)
Penelitian Indikator Item
Motivasi 1. Adanya hasrat - Ketekunan dalam 9 1,2,7 4,8,20
,10,1
Belajar dan keinginan belajar
5, 19
untuk berhasil - Mengikuti
3,13,
pembelajaran
16,
6
dikelas 37 6,17

2. Adanya - Mengulangi
12
dorongan dan materi pelajaran 3 11,14

25
Universitas Sriwijaya

kebutuhan - Menjadikan
22
dalam belajar belajar sebagai 1
prioritas

3. Adanya harapan - Keinginan untuk 9,23, 21,26,


8 24,
dan cita-cita berprestasi 27
25,
28
- Semangat belajar
4. Adanya 29,3 31
5 0,32,
penghargaan
33
dalam belajar - Kegiatan belajar
yang bervariasi
5. Adanya suasana 34,
6 36,
belajar yang 35
38,
menarik dan 39,
40
kondusif - Tidak
bergantung
6. Senang bekerja dengan teman
41,
mandiri - tidak mudah 42,
3
43
menyerah
7. Senang
memecahkan
2 5,18
persoalan - Percaya dengan
kemampuan
8. Mampu
yang dimiliki
mempertahanka
44,
n pendapat 2
45

26
Universitas Sriwijaya

3.6.1.1 Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Angket


Pengujian validitas dan reliabilitas sangat penting dilakukan karena untuk
membuktikan apakah alat ukur yang akan digunakan telah teruji kelayakan dan
tingkat kepercayaannya.
3.6.1.2 Validitas Instrumen Angket
Pengujian validitas instrumen digunakan untuk membuktikan apakah alat
ukur yang akan digunakan dapat mengukur apa yang seharusnya diukur. Langkah-
langkahnya yaitu mengkorelasikan antara skor item instrumen dengan rumus
Pearson Product Moment.
N Σ XY −( Σ X ) ( ΣY )
r h itung=
√ {n Σ X −( Σ X ) } {N Σ Y −( Σ Y )}
2 2 2 2

(1)
Dimana :
r h itung = koefisien korelasi
∑X = jumlah skor item
∑Y = jumlah skor total
n = jumlah responden
Distribusi (tabel r) untuk α = 0,05 dan derajat kebebasan (dk= n-2).
Kaidah keputusan:
jika r h itung ≥r tabel artinya instrumen valid
Jika r h itung <r tabel artinya instrumen tidak valid
(Riduwan, 2012: 98)

3.6.1.3 Reliabilitas Instrumen Angket


Instrumen yang reliabel akan memberikan data yang sesuai dengan
kenyataan dilapangan. Untuk menguji reliabilitas instrumen dalam penelitian ini
menggunakan teknik belah dua dengan rumus Spearman-Brown sebagai berikut:
2. r b
r 11 = (2)
1+r b
(Riduwan, 2012: 103)

27
Universitas Sriwijaya

Dimana :
r 11 = Koefisien reliabilitas internal seluruh item
rb =Korelasi Product Moment antara belahan (ganjil-genap) atau awal akhir
Berikut langkah-langkah dalam mencari nilai reliabilitas dengan rumus
Spearman Brown:
1 Memilah dan menghitung item ganjil dan item genap
2 Menghitung reliabilitas seluruh tes dengan rumus Spearman Brown
3 Membuat keputusan dengan membandingkan r 11 dengan r tabel dan taraf
signifikansi 5% dan dk=n-2.
Kaidah keputusan : jika r 11 ≥ r tabel artinya instrumen reliabel
Jika r 11 < r tabel artinya instrumen tidak reliabel

3.6.2. Observasi
Dalam penelitian ini observasi digunakan untuk mengamati penerapan
strategi pembelajaran aktif tipe Everyone is a Teacher Here yang akan diterapkan
pada kelas eksperimen dan pada kelas kontrol akan diterapkan strategi
pembelajaran Ekspositori. Hal-hal yang akan diobservasi disesuaikan dengan
sintaks strategi pembelajaran aktif tipe Everyone is a Teacher Here. Observer
akan memberi tanda check list (√) untuk aspek yang tampak dan memberikan skor
yang disesuaikan dengan aktivitas yang dilakukan peneliti. pemberian skor
menggunakan skala Likert yaitu dengan bobot 4,3,2,1.
Tabel 3.4 Kisi-kisi Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Everyone is a Teacher
Here

No Aspek Yang Dinilai

1 Guru membagikan kartu indeks kepada setiap peserta didik. Kemudian


meminta peserta didik untuk membuat satu pertanyaan pada kertas yang
telah dibagikan mengenai materi yang sedang dibahas.
2 Guru meminta peserta didik untuk mengumpulkan kembali kartu yang

28
Universitas Sriwijaya

telah berisi pertanyaan dan membagikan kembali kepada peserta didik


secara acak, lalu peserta didik diberi waktu untuk membaca soal dan
memahami.
3 Guru meminta peserta didik satu per satu membacakan soal yang didapat
dan menjawabnya.
4 Setelah salah satu peserta didik menjawab soal maka guru memberi
kesempatan peserta didik yang lain untuk menanggapi.
5 Lakukan selama masih ada peserta didik yang belum maju dan menjawab
pertanyaan.

Tabel 3.5 Kisi-kisi Strategi Pembelajaran Ekspositori

No Aspek Yang Dinilai

1 Guru memberikan sugesti yang positif dan hindari sugesti yang negatif,
mengemukakan tujuan yang harus dicapai, dan membuka file dalam otak
peserta didik).
2 Guru menyampaikan materi pelajaran sesuai dengan persiapan yang telah
dilakukan. Langkah-langkah dalam penyajian terdiri dari penggunaan
bahasa, intonasi suara, menjaga kontak mata dengan peserta didik.
3 Guru menghubungkan materi pelajaran dengan pengalaman peserta didik.
4 Menyimpulkan agar peserta didik memahami inti materi pelajaran yang
telah disampaikan.
5 Mengaplikasikan adalah langkah untuk melihat kemampuan peserta didik
setelah menyimak penjelasan guru, dimana guru akan membuat tugas dan
memberikan tes sesuai dengan materi yang telah dibahas.

Menghitung rerata yang diperoleh dari rerata indikator yang diobservasi


dengan rumus:

s
NA = x 100 % (4)
SM

Keterangan:
NA : Nilai akhir
S : Skor rerata

29
Universitas Sriwijaya

SM : Skor minimum
100% : Bilangan tetap (konstan)
3.6.3 Dokumentasi
Dokumentasi dalam penelitian ini sebagai alat pendukung dalam
pengumpulan data. Dokumentasi meliputi data-data tentang sekolah, data
mengenai aktivitas peserta didik di kelas, dan data mengenai hasil ulangan harian
peserta didik.

3.7 Teknik Analisis Data


3.7.1 Analisis Data Motivasi Belajar
Analisis data motivasi belajar diperoleh dari angket yang telah diberikan
kepada peserta didik. Angket disebar sebelum dan sesudah penerapan strategi
pembelajaran aktif tipe Everyone is a Teacher Here dan strategi pembelajaran
Ekspositori.
Skala yang digunakan adalah Skala Likert, dimana jawaban diberi bobot
kuantitatif 4,3,2,1, untuk empat pilihan pernyataan positif dan 1,2,3,4 untuk
pernyataan negatif. Dalam menyusun instrumen motivasi belajar, perlu dilakukan
hal-hal berikut agar instrumen menjadi alat ukur yang tepat.
1. Membuat kisi-kisi instrumen motivasi sesuai dengan indikator motivasi
belajar
2. Membuat instrumen motivasi belajar sesuai dengan kisi-kisi yang telah dibuat
3. Instrumen motivasi belajar diujicobakan di kelas yang bukan merupakan
sampel dalam penelitian namun termasuk dalam populasi.

Tabel 3.6 Pedoman Penskoran Motivasi Belajar

Sangat Tidak Sangat


Pernyataan Setuju
Setuju Setuju Tidak Setuju
Positif 4 3 2 1
Negatif 1 2 3 4
(Maolani, 2016:132)

30
Universitas Sriwijaya

Dapat menggunakan rumus persentase sebagai berikut:


F
P= x 100 % (5)
N
Keterangan:
P = angka persentase motivasi belajar siswa
F = frekuensi yang sedang dicari persentasenya
N = jumlah skor maksimum

Tabel 3.7 Kategori Motivasi Belajar

Skala Kategori
86-100 Sangat Baik
76-85 Baik
60-75 Cukup
55-59 Kurang
(Maolani, 2016:132)
3.7.2 Analisis Data Observasi
Dalam penelitian ini, observasi dilakukan untuk melihat dan mengamati
aktivitas peneliti dalam menerapkan strategi pembelajaran aktif tipe Everyone is a
Teacher Here pada kelas eksperimen dan strategi pembelajaran ekspositori pada
kelas kontrol. Untuk melakukan analisis data observasi maka dilakukan langkah-
langkah sebagai berikut:
1. Menghitung skor masing-masing indikator, skor 1 jika deskriptor tersebut
tampak dan skor 0 jika deskriptor tersebut tidak tampak dalam pembelajaran.
2. Menghitung hasil yang diperoleh dari hasil observasi dengan rumus:

jumla h deskriptor tampak x 100 %


Nilai=
jumla h deskriptor tidak tampak
(6)
3. Setelah diberi skor, maka akan diberikan kriteria sebagai berikut:
Tabel 3.8 Kategori Hasil Observasi

Skor (%) Interpretasi


85-100 Sangat Baik
69-84 Baik

31
Universitas Sriwijaya

53-68 Cukup
37-52 Kurang
<36 Sangat Kurang
(Purwanto, 2017: 103)

3.8 Uji Prasyarat


Untuk mengetahui apakah data telah terdistribusi normal dan terbukti
homogenitasnya, maka perlu dilakukan uji prasyarat yang terdiri dari uji
normalitas dan homogenitas.
3.8.1 Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk membuktikan apakah data telah
terdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas dalam penelitian ini menggunakan
metode Chi-Kuadrat. Langkah-langkah pengujian normalitas dengan Chi-Kuadrat
sebagai berikut :
Langkah-langkah menguji data normalitas dengan Chi Kuadrat:
1. Mencari skor terbesar dan skor terkecil
2. Mencari nilai Rentangan (R)
R = Skor terbesar – Skor terkecil (7)
Mencari banyaknya kelas (BK)
BK = 1 + 3,3 Log n (8)
3. Mencari nilai panjang kelas (i)
R
i= (9)
BK
4. Membuat tabulasi dengan tabel penolong
5. Mencari rata-rata (mean)
Σ f X1
x=
n
(10)
6. Mencari simpangan baku (standard deviasi)

n . Σ f X 21−( Σ f X 21)2

7.
s=
√ n .(n−1)
Membuat daftar frekuensi yang diharapkan
(11)

32
Universitas Sriwijaya

8. Mencari Chi-Kuadrat hitung (x 2h itung)


k
2 (fo−fe)2
X =∑ (12)
i=1 fe
9. Membandingkan x 2h itung dengan x 2tabel
Dengan kriteria pengujian:
jika x 2h i tung ≥ x 2tabel artinya distribusi data tidak normal

Jika x 2h itung ≤ f x 2tabel artinya data berdistribusi normal

(Riduwan, 2012: 121)


3.8.2 Uji Homogenitas
Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui keseimbangan dua varians
data yaitu dari kelas eksperimen dan kelas kontrol. Uji homogenitas menggunakan
metode Bartlet dengan menggunakan tabel F. Langkah-langkahnya sebagai
berikut:
1. Masukkan angka-angka statistik untuk pengujian homogenitas pada tabel
penolong
2. Menghitung varians gabungan
( n 1 . S 1 ) + ( n2 . S 2 )
S= (13)
n1 +n2
3. Menghitung Log S
4. Menghitung nilai B
B = (Log S) x Σ(ni −1) (14)
5. Menghitung x 2h itung
x 2h itung=¿(Ion 10) x (B−∑(dk) Log S) (15)

6. Bandingkan x 2h itung dengan x 2tabel untuk α =0,05 dan dk= k-1


Dengan kriteria pengujian:
Jika x 2h itung ≥ x 2tabel berarti data tidak homogen
Jika x 2h itung< x2tabel berarti data homogen
(Riduwan, 2012: 119)

33
Universitas Sriwijaya

3.9 Uji Hipotesis


Uji hipotesis dalam penelitian ini digunakan untuk membuktikan pengaruh
strategi pembelajaran aktif tipe Everyone is a Teacher Here terhadap motivasi
belajar peserta didik pada mata pelajaran Ekonomi di SMA Negeri 1 Tanjung
Raja. Uji hipotesis dalam penelitian menggunakan rumus sebagai berikut:
3.9.1 Korelasi Product Moment
Korelasi product moment merupakan alat uji statistik yang bertujuan untuk
menguji hubungan dua variabel bila datanya berskala interval dan rasio. Dalam
mencari korelasi product moment dapat menggunakan rumus sebagai berikut:
N Σ XY − ( Σ X ) (Σ Y )
r xy = ....................................................................
√ {n Σ X −( Σ X ) } { N Σ Y −( Σ Y )}
2 2 2 2

.....(15)
(Riduwan, 2012: 138)
korelasi Pearson Product Moment dilambangkan (r) dengan ketentuan
nilai r tidak lebih dari harga (−1 ≤r ≤+1). Apabila nilai r = -1 artinya korelasinya
negatif sempurna; r = 0 artinya tidak ada korelasi; dan r = 1 berarti korelasinya
sangat kuat. Sedangkan arti harga r akan dikonsultasikan dengan Tabel
interpretasi Nilai r sebagai berikut.
Tabel 3.7 Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai r

Interval Koefisien Tingkat Hubungan


0,80 – 1,000 Sangat Kuat
0,60 – 0,799 Kuat
0,40 – 0,599 Cukup Kuat
0,20 – 0,399 Rendah
0,00 – 0,199 Sangat Rendah

3.9.2 Koefisien Determinan


Selanjutnya menyatakan besar kecilnya sumbangan variabel X terhadap Y
dapat ditentukan dengan rumus koefisien diterminan sebagai berikut.

34
Universitas Sriwijaya

KP = r 2 x 100 % .................................................................................................(16)
Dimana:
KP = Nilai Koefisien Diterminan
r = Nilai Koefisien Korelasi
(Riduwan, 2012: 139)

3.9.1 Uji-t
Uji-t digunakan untuk membuktikan pengaruh strategi pembelajaran aktif
tipe Everyone is a Teacher Here terhadap motivasi belajar peserta didik.
Pengujian hipotesis menggunakan uji-t dengan rumus, sebagai berikut:
Separated Varians
x 1−x 2
t=
s 21 s22 ............................................................................................................
√ +
n1 n2
(17)
Polled Varians
x 1−x 2
t= ...................................................................................(18)
√ ¿¿ ¿ ¿
(Sugiyono, 2015: 138)
Petunjuk untuk memilih rumus t-test, sebagai berikut:
1. Bila jumlah anggota sampel n1=n2 dan varians homogen (σ12 =σ22) maka
dapat digunakan rumus t-test, baik untuk separated varians maupun
polled varians. Untuk mengetahui ttabel digunakan dk=n1+n2-2.
2. Bila n1≠n2, varians homogen (σ12=σ22) t-test dapat menggunakan rumus
Polled Varians dk=n1+n2-2.
3. Bila n1=n2, varians tidak homogen (σ12≠σ22) dapat menggunakan rumus
separated varians maupun polled varians dengan besarnya dk=n1-1atau
dk=n2-1.

35
Universitas Sriwijaya

4. Bila n1≠n2, dan varians tidak homogen σ1≠σ2 dapat menggunakan rumus
separated varians harga t sebagai pengganti harga ttabel dihitung dari
selisih harga tabel dengan dk= n1-1 dan dk=n2-1, dibagi dua dan kemudian
ditambah dengan harga t yang terkecil.
Selanjutnya membandingkan nilai thitung dengan ttabel dengan dk=n1+n2-2 dan
taraf signifikan α=0,05. Kriteria pengujian, sebagai berikut:
Jika thitung ≤ttabel maka Ho diterima dan Ha ditolak
Jika thitung ¿ttabel maka Ho ditolak dan Ha diterima
Berikut kategori hasil pengujian:
Ha : Terdapat pengaruh strategi pembelajaran aktif tipe Everyone is a
Teacher Here terhadap motivasi belajar peserta didik.
Ho : Tidak terdapat pengaruh strategi pembelajaran aktif tipe Everyone is a
Teacher Here terhadap motivasi belajar peserta didik.

36

Anda mungkin juga menyukai