Anda di halaman 1dari 19

PENERAPAN MODEL TALKING STICK UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR

SISWA KELAS V PADA PEMBELAJARAN TEMATIK DI MI ISLAHUL MUTA’ALLIM


KARANG GENTENG PAGUTAN TAHUN AJARAN 2022/2023

Titania Arianti

VI/F

(190106225)

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH (PGMI)

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN (FTK)

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MATARAM

TAHUN 2022

1
A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi manusia untuk


kelangsungan hidupnya. Hal ini terlihat dalam pasal 1 ayat 1 Undang-Undang No. 20 Tahun
2003 tentang sistem pendidikan nasional yang berbunyi bahwa : “Pendidikan adalah usaha
sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar
peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagaman, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan
yang diperlukan dirinya, masayarakat, bangsa, dan negara”.

Dari pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa pendidikan adalah upaya sadar yang
dilakukan seseorang melalui interaksi antara orang dewasa dan anak untuk mengembangkan
potensi dirinya. Proses pembelajaran yang baik guru harus membangun suasana belajar yang
aktif dan giat berusaha, giat bekerja, lebih banyak pengeluaran daripada pemasukan, dinamis,
dan mampu beraksi. Belajar secara aktif terjadi ketika siswa terliabat secara terus menerus,
baik mental maupun fisik. Pembelajaran aktif akan muncu ketika siswa bersemangat dan siap
secara mental mapun fisik. Siswa yang aktif dalam pembelajarannya akan memperoleh
pengetahuan yang selalu diingat oleh siswa, karena pada dasarnya pengetahuan diperoleh
dari pengalaman yang dialami langsung oleh siswa itu sendiri.

Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi keberhasilan pembelajaran. Sesuatu yang harus dipenuhi oleh setiap siswa
dalam proses pembelajaran adalah untuk memahami dan menumbuhkan keinginan siswa
mengenai pembelajaran yang akan dipelajari oleh setiap siswa. kemudian, guru dan siswa
dituntut untuk menciptakan suasana aktif berinteraksi, bertanya serta ikut berpartisipasi
dalam proses pembelajaran agar proses pembelajaran yang dilakukan tidak pasif.

Meningkatkan keaktifan dan keterlibatan siswa dalam belajar adalah mengenali dan
membantu siswa yang kurang terlibat dan menyelidiki penyebab dan usaha apa

1
2
yang dibisa dilakukan untuk meningkatkan keaktifan siswa, sesuai dengan pengajaran dan
kebutuhan-kebutuhan individual siswa tidak lupa pula memahami karakter masing-masing
peserta didik karena berbeda karakter berbeda pula tindakan yang akan diberikan atau
dilakukan oleh guru.

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti yaitu dilakukan di MI


Islahul Muta’allim Karang Genteng Pagutan, adapun tahap yang dilakukan oleh peneliti
yaitu melakukan wawancara dengan wali kelas yag mengatakan bahwa keaktifan belajar
siswa rendah pada pembelajaran tematik hal tersebut sesuai dengan hasil observasi yang
dilakukan oleh peneliti bahwa pada saat pembelajaran tematik siswa malas bertanya,
kurangnya partisipasi siswa dalm pembelajran, kurangnya keterlibatan siswa dalam proses
pembelajaran, siswa banyak yang tidak serius mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru,
dan siswa kurang dalam mengeluarkan pendapatnya.

Penyebab dari rendahnya keaktifan belajara siswa adalah siswa kurang memahami
pelajaran karena selama proses pembelajaran guru hanya menjelaskan dan meminta siswa
mencatat sehingga membuat pembelajaran masih berjalan satu arah (teacher center),
pemanfaatan model dan strategi tidak digunakan secara maksimal sehingga keterlibatan
siswa secara aktif dalam kelas tidak terlihat, serta sikap-sikap malas-malas dan selalu ingin
main dan mengganggu teman yang lain.

Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan oleh peneliti tidak sesuai dengan
pembelajaran tematik yang seharusnya dimana pembelajaran tematik seharusnya adalah
siswa aktif dalam pembelajaran atau (student center), pada pembelajaran tematik juga siswa
menemukan pembelajarannya sendiri tanpa harus selalu mendengarkan penjelasan dari guru
yang membuat pembelajaran cenderung pasif, pada pembelajaran tematik juga penggunaan
strategi yang baik akan membuat siswa semakin aktif dan ikut terlibat dalam proses
pembelajaran yang seharusnya terjadi dengan baik.

Tindakan yang dilakukan oleh peneliti adalah menerapkan strategi pembelajaran yang
memiliki variasi dalam proses pembelajaran, karena strategi pembelajaran berfungsi sebagai
sarana komunikasi yang penting dalam mengajar dikelas. Terdapat berbagai macam strategi
pembelajaran yang dapat digunakan untuk proses pembelajaran yang akan dirancang dan
dilaksanakan oleh guru, namun setelah melakukan analisis terhadap berbagai aspek
seperti karakter siswa, mata pelajaran, dan berbagai aspek lain yang dapat mendukung
proses pembelajaran. Strategi yang cocok untuk masalah kurangnya keaktifan belajar siswa
aadalah strategi Talking Stick.
3

Alasan menggunakan strategi ini adalah bahwa strategi ini salah satu alternatif yang
dapat diterapkan dan mudah dilakukan oleh siswa. karena pada strategi pembelajaran Talking
Stick ini siswa lebih merasa bermain strategi pembelajaran Talking Stick juga memfokuskan
pada kemampuan siswa untuk membangun konsep-konsep pembelajaran bagi siswa. Serta
dapat mengembangkan kemampuan mengungkapkan ide-ide atau gagasan dengan kata-kata
dan membandingkan dengan ide-ide orang lain serta siswa dapat mempelajari materi dari
ide-ide orang lain melalui adanya kegiatan komunikasi efektif. Serta strategi pembelajaran
Talking Stik memiliki karakter yang menitik beratkan siswa pada proses pembelajaran
bermain sambil belajar saat proses pembelajaran sedang berlangsung, dalam kegiatan diskusi
tersebut siswa lebih dituntut untuk saling berinteraksi dan berbagi pendapat mengenai materi
yang dipelajari bersama temannya, serta saat proses pembelajaran siswa dituntut aktif dan
terlibat dalam proses pembelajaran.

Strategi Talking Stick ini sangat cocok digunakan oleh guru untuk melakukan Riview
terhadap konsep yang telah dipelajari melalui pertanyaan- petanyaan singkat yang diajukan
guru maupun teman sekelas hal itu dilakukan untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa
dalam kelas. Maka dalam penelitian yang akan dilaksanakan adalah Penelitian Tindakan
Kelas (PTK) dengan judul “Penerapan Strategi Talking Stick Untuk Meningkatkan Keaktifan
Belajar Siswa Pada Pembelajaran Tematik di MI Islahul Muta’allim Karang Genteng
Pagutan.

B. Sasaran Tindakan

Sasaran tindakan dalam penelitian adalah tentang keaktifan belajara siswa pada
pembelajaran tematik di MI Islahul Muta’allim Karang Genteng Pagutan. Untuk keaktifan
belajar siswa yang akan diteliti hanya pada keaktifan belajar siswa saat proses pembelajaran
berlangsung.
4

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan sasaran tindakan diatas yang dijabarkan adapun perumusan masalah


dalam penelitian ini adalah “Bagaimana penerapan strategi Talking Stik dapat meningkatkan
keaktifan belajar siswa pada pembelajaran tematik di MI Islahul Muta’allim Karang Genteng
Pagutan?”

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah untuk
meningkatkan keaktifan belajar siswa kelas v pada pembelajaran Tematik di MI Islahul
Muta’allim Karang Genteng Pagutan.

E. Manfaat Penelitian

1. Bagi siswa

Untuk mengetahui keaktifan belajar siswa agar dapat ditingkatkan


kembali oleh siswa saat proses pembelajaran.

2. Bagi guru

Sebagai panduan dalam usaha untuk melaksanakan proses pembelajaran.

3. Bagi sekolah

Untuk mendapatkan informasi dan mengetahui keaktifan belajar siswa


saat belajar dengan menggunakan model pembelajara Talking stick
dan demi kemajuan sekolah kedepannya

F. Kajian Pustaka
A. Pengertian Belajar

Dalam suatu proses pembelajaran ada hal yang disebut dengan belajar yang
merupakan kegitan yang dilakukan oleh guru dan siswa dalam proses pembelajaran maka
adapun beberapa pendapat para ahli yang mengemukakan tentang pengertian belajar yaitu
belajar adalah suatu aktivitas atau suatu proses untuk memperoleh pengetahuan,
meningkatkan keterampilan, memperbaki perilaku, sikap, dan mengokohkan kepribadian.
Belajar adalah sebuah proses perubahan tingkah laku yang meliputi perubahan
kecenderungan manusia, seperti sikap, minat atau nilai dan perubahan kemampuannya, yaitu
peningkatann kemampuan untuk melakukan berbagai jenis kinerja. Belajar adalah suatu
proses untuk membuat perubahan dalam diri siswa dengan cara berinteraksi dengan
lingkungan untuk mendapatkan perubahan dalam aspek kognitif, afektif, dan psikomotor”.

Berdasarkan pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu
aktivitas atau kegiatan yang dilakukan oleh guru dan siswa dalam suatu proses pembelajaran
didalam kelas yang memiliki tujuan yang ingin dicapai serta adanya perubahan yang baik
dalam hal atau aspek yang diinginkan.
B. Pengertian Keaktifan

Menurut kamus besar Bahasa Indonesia dijelaskan bahwa “aktif adalah giat (bekerja,
berusaha), sedangkan keaktifan adalah suatu keadaan atau hal dimana siswa katif”.Keaktifan
adalah kegiatan atau aktivitas atau segala sesautu yag dilakukan atau kegiatan-kegiatan
yang terjadi secara fisik maupun non-fisik”. Keaktifan siswa dalam kegiatan belajar tidak
lain adalah untuk mengkontruksi pengetahuan mereka sendiri. Mereka aktif membengun
pemahaman atas persoalan atau segala sesuatu yang mereka hadapi dalam kegiatan
pembelajaran. Keaktifan siswa dalam belajar merupakan persoalan penting dan mendasar
yang harus dipahami, didasari dan dikembangkan oleh setiap guru dan proses pembelajaran.
6

Keaktifan siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar dapat di lihat dalam : “a) turut
serta dalam melaksanakan tugas belajarnya, b) terlibat dalam pemecahan masalah, c)
bertanya kepada siswa lain atau guru apabila tidak memahami persoalan yang dihadapinya,
d) berusahan mencari berbagai informasi yang diperoleh untuk memecahkan masalah, e)
melatih diri dalam memecahkan masalah atau soal, f) menilai kemampuan dirinya dan haisl-
hasil yang diperoleh”. Sebenarnya semua proses belajar mengajar peserta didik mengandung
unsur keaktifan, tetapi antara peserta didik yang satu dengan yang lainnya tidak sama. Oleh
karena itu, peserta didik harus berpartisipasi aktif secara fisik dan mental dalam kegiatan
belajar mengajar. Keaktifan peserta didik dalam proses belajar merupakan upaya peserta
didik dalam memperoleh pengalaman belajar, yang mana keaktifan belajar peserta didik
dapat ditempuh dengan upaya kegaiatan belajar kelompok maupun belajar secara
perseorangan.

Keaktifan belajar siswa adalah upaya peserta didik dalam memperoleh pengalaman
belajar, yang mana keaktifan belajar peserta didik dat ditempuh dengan upaya kegiaa belajar
kelompok maupun belajar secara perseorangan. Keaktifan juga merupakan keikutsertaan
siswa dalam pembelajaran yang sedang berlangsung dimana siswa berinteraksi dengan siswa
lain maupun dengan guru.

1. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keaktifan Belajar Siswa

Ada beberapa faktorfaktor yang dapat menumbuhkan timbulnya keaktifan siswa dalam

proses pembelajaran yaitu :

a) memberikan motivasi dan menarik perhatian siswa, sehingga mereka berperan aktif
dalam kegiatan pembelajaran

b) menjelaskan tujuan intruksional (kemampuan dasar kepada siswa

c) memberikan stimulus, topik, dan konsep yang akan dipelajari

d) memberi petunjuk siswa cara mempelajarinya

e) memunculkan aktifitas, partisipasi siswa dalam kegiatan pembelajaran

f) memberi umpan balik (feed back)

g) melakukan tagihan-tagihan terhadap siswa berupa tes, sehingga kemampuan siswa


selalu terpantau dan terukur

h) menyimpulkan setiap materi yang akan disampaikan diakhir pembelajaran.

2. Keaktifan siswa dapat dilihat dalam hal ini yaitu :


7
a) Turut serta dalam melaksanakan tugas belajarnya

b) terlibat dalam penyelesaian masalah

c) bertanya kepda siswa lain atau kepada guru apabila tidak memahami persoalan yang
dihadapinya

d) berusaha mencari berbagai informasi yang diperoleh untuk pemecahan masalah

e) melaksanakan diskusi kelompok

f) menilai kemampuan dirinya dan hasil yang diperolehnya

g) kesempatam menggunakan atau menerapkan apa yang diperolehnya dalam


menyelesaikan tugas atau persoalan yang dihadapinya

h) kesempatan menggunakan atau menerapkan apa yang diperolehnya dalam


menyelesaikan tugas atau persoalan yang dihadapinya.

2. Indikator Keaktifan Belajar Siswa

Indikator keaktifan siswa dapat dilihat dari kriteria berikut ini yaitu :

a) perhatian siswa terhadap penjelasan guru

b) kerjasama dalam kelompok

c) kemampuan siswa mengemukakan pendapat dalam kelompok

d) memberi kesempatan berpendapat kepada teman dalam kelompok

e) mendengarkan dengan baik ketika teman berpendapat

f) memberi gagasan yang cemerlang

g) membuat perencanaan dan pembagian kerja yang matang

h) keputusan berdasrkan pertimbangan anggota yang lain

i) memanfaatkan potensi anggota kelompok

j) saling membantu dan menyelesaikan masalah.

Adapun indikator keaktifan belajar siswa adalah perhatian siswa terhadap penjelasan
guru, kerjasama dalam kelompok, kemampuan siswa mengemukakan pendapat dalam
kelompok dan saling membantu menyelesaikan masalah.
8

C. Pembelajaran Tematik

Pembelajaran tematik adalah pembelajaran yang menggabungkan beberapa kemampuan


dari berbagai matapelajaran yang diajarkan dengan ikatan satu tema. Tema adalah inti atau
pikiran utama yang menjadi sebuah pokok dalam suatu pembicaraan. Pembelajaran tematik
diartikan sebagai pembelajaran yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata
pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna kepada siswa. adapun
keuntungan pembelajaran tematik : “(1) Siswa mudah memusatkan perhatian pada suatu
tema tertentu, (2) Siswa mampu mempelajari pengetahuan dan mengembangkan berbagai
kompetensi dasar antar mata pelajaran dalam tema yang sama, pemahaman terhadap materi
pelajaran lebih mendalam dan berkesan, kompetensi dasar dapat dikembangkan lebih baik
dengan meengaitkan mata pelajaran lain denga pengalaman pribadi siswa, (3) Siswa
mampu lebih merasakan manfaat dan makna belajar karena materi disajikan dalam konteks
tema yang jelas, (4) Siswa lebih bergairah belajar karena dapat berkomunikasi dalam situasi
nyata, untuk mengembangkan suatu kemampuan dalam satu mata pelajaran sekaligus
mempelajari mata pelajaran lain, (5) Guru dapat menghemat waktu karena mata pelajaran
yag disajikan dapat dipersiapkann sekaligus”.
9

Pembelajaran tematik adalah pembelajaran pembelajaran terpadu yang


menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat
memberikan pengalaman bermakna kepada siswa. kegiatan tematik lebih
menekankan pada keterlibatan siswa dalam prose pemblejaran, sehingga siswa
dapat memperoleh pengalaman langsung dan terlatih untuk dapat menemukan
sendiri berbagai pengetahuan yang dipelajari. Melalui pengalaman langsung
siswa akan memahami konsep-konsep yang mereka pelajari dan
menghubungkannya dengan konsep lainyang telah mereka pahami sebelumnya.

Pembelajaran tematik juga lebih menekankan pada penerapan konsep


belajar sambil melakukan suatu kegiatan yang masih berhubungan dengan
proses pembelajaran yang dilakukan. Oleh karena itu, guru perlu mengemas atau
merancang pengalaman belajar yang akan mempengaruhi kebermaknaan belajar
siswa atau yang sering di sebut belajar bermakna.Dalam pelaksanaan
pembelajaran tematik, guru harus melakukan tahapan yang meliputi tahap
perencanaan yaitu mencakup kegiatan pemetaan kompetensi dasar,
pengembangan jaringan tema, pengembangan silabus dan menyusun rencana
pelaksanaan pembelajaran; tahap pelaksanaan yaitu mencakup tahapan kegiatan
dan pengaturan jadwal pelajaran, dan tahap evaluasi yang mencakup pemilihan
instrumen penilaian.

Adapuun dari berbagai hasil penelitian yang menyatakan bahwa strategi


Talking Stik dapat meningkatkan berbagai masalah yang ada dan terjadi didalam
kelas, maka mengacu pada pendapat ahli mengenai strategi talking stik dapat
mempengaruhi keaktifan belajar siswa serta dari berbagai kajian yang relevan
yang dibuktikan dengan hasil yang efektif mengenai meningkatnya keaktifan
belajar siswa, maka dari semua itu peneliti menggunakan strategi Talking Stik
untuk mengatasi masalah yang ditemukan oleh peneliti saat melakukan
observasi di MI Islahul Muta’allim karang Genteng Pagutan yang mendapatkan
masalah mengenai kurangnya keaktifan belajar siswa dan peneliti menggunakan
tindakan strategi Talking Stik guna mengatasi masalah yang didapat agar
pembelajaran yang dilaksanakan dikelas lebih kondusif dan efektif.
10

G. Metode Penelitian

1. Setting Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan dikelas V MI Islahul Muta’allim Karang


Genteng Pagutan Mataram.

2. Sasaran Penelitian

Sasaran Penelitian dalam penelitian ini adalah siswa kelas V di MI


Islahul Muta’allim Karang Genteng Pagutan Mataram dengan jumlah
siswa 10 orang yang terdiri dari 3 siswa laki-laki dan 7 siswa
perempuan.

3. Rencana Tindakan

Pada penelitian ini diawali dengan tahap perencanaan yang dimana


berisi rencana tentang bagaimana penerapan strategi talking stik dapat
meningkatkan keaktifan belajar siswa pada pembelajaran tematik.
Penelitian tindakan kelas ini di desain untuk dua siklus. Setiap siklus
dibagi dalam 3 kali pertemuan, tiap pertemuan dilaksanakan 3 jam
pelajaran (3x35 menit). Tiap siklus terdiri dari 4 kegiatan yaitu tahap
perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Jumlah siklus ini
bisa berubah dalam artian jika pada siklus ke 2 hasil belajar telah
meningkat maka penelitian ini hanya dilakukan 2 siklus, namun jika
pada siklus ke 2 hasil belajar belum meningkat maka penelitian
dilakukan dengan 3 siklus, begitupun seterusnya ampai hasil belajar
meningkat. Desain penelitian terdapat berbagai macam model-model
PTK yang sampai saat ini masih sering digunakan di dalam dunia
pendidikan, diantaranya Model Kurt Lewin, Model Kemmis dan Mc
Taggart, Model Jhon Ellot, Model Dave Ebbut. Model yang digunakan
pada penelitian ini adalah model yang dikembangkan oleh Kurt Lewin.
Konsep pokok Model PTK Kurt Lewin terdiri dari perencanaan
(planning), aksi atau tindakan.

4. Jenis Instrumen dan Cara Penggunaanya

Jenis intrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah intrumen


tes, bentuk penggunaanya dengan cara menyebarkan langsung tes atau
soal tersebut
11

Tes

Instrumen bentuk uraian yang disusun berdasarkan indikator

kemampuan peserta didik dalam memahami pembelajaran. Lembar


tes tertulis akan diberikan kepada siswa pada setiap akhir
pelaksanaan siklus. Hasil dari tes tertulis ini bertujuan untuk
mengukur peningkatan keberhasilan dari pembelajaran.

5. Pelaksanaan Tindakan

Siklus I

1) Tahap perencanaan

Dalam rangka penelitian ini, penelitian melakukan

persiapan-persiapan sebagai berikut :

(a) Menyusun rancangan yang akan dilaksanakan yaitu menyusun

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) melalui model

pembelajaran talking stick agar kesiapan peneliti lebih

maksimal peneliti juga menyusun dan mempersiapkan bahan

ajar.

(b) Membuat pedoman pengamatan (observasi), dan interview

(wawancara) serta menyiapkan kamera untuk dokumentasi

yang akan dilaksanakan pada tahap ini.

(c) Tes akhir tindakan.

2) Tahap Pelaksanaan Tindakan

Tahap pelaksanan tindakan pada siklus I menitik beratkan

pada keaktifan belajar siswa dengan menggunakan model

pembelajaran talking stick yang mana model pembelajaran ini

menuntut siswa untuk aktif sehingga hasil pembelajaran mudah

diingat. Sebelum kegiatan pembelajaran berlangsung guru meminta

siswa memperhatikan guru setelah itu guru meminta membentuk

kelompok yang terdiri atas 5 orang, Guru menyiapkan sebuah


12

tongkat yang panjangnya 20cm, Guru menginformasikan Model

pembelajaran Talking Stick. Setelah itu, guru menyampaikan

materi pokok yang akan pelajari, kemudian memberikan

kesempatan pada kelompok untuk membaca dan mempelajari

materi pelajaran tersebut dalam waktu yang telah ditentukan, Siswa

berdiskusi membahas masalah yang terdapat didalam wacana,

setelah kelompok selesai membaca materi pelajaran dan

mempelajari isinya, guru mempersilahkan anggota kelompok untuk

menutup isi bacaan, disaat pembelajaran berlangsung tak terlepas

guru selalu mengawasi keaktifan dan keseriusan siswa dalam

pembelajaran. Guru mengambil tongkat dan memberikan kepada

siswa setelah itu guru memberi pertanyaan dan anggota siswa yang

memegang tongkat tersebut harus menjawabnya, demikan seterusnya


sampai sebagian besar siswa mendapatkan bagian untuk

menjawab setiap pertanyaan dari guru, Siswa lain boleh membantu

menjawab pertanyaan jika siswa tidak bisa menjawab, setelah

semuanya mendapat giliran, guru dan siswa membuat kesimpulan

terhadap pembelajaran yang telah dilaksanakan. kemudian guru

memberikan post tes untuk mengukur keberhasilan pembelajaran

yang tersebut sehingga dapat terukur tingkat hasil belajar siswa

telah tercapai atau belum.

3) Tahapan pengamatan (observasi)

Pengamatan dilaksanakan bersama dengan pelaksanaan

tindakan dilakukan oleh peneliti dengan menggunakan lembar

observasi guru dan siswa. Pada tahap ini peneliti mengamati

kegiatan siswa selama proses pembelajaran. Adapun aspek yang

diamati dalam tahap pengamatan (observasi) yaitu aktivitas siswa

dan guru. Kegiatan ini dilakukan selama proses pembelajaran dari


13

awal hingga akhir pembelajaran. Melalui observasi dihasilkan data

observasi. Data yang dimaksudkan berupa keterangan kegiatan

siswa dan peneliti selama proses pembelajaran berlangsung,

kemudian data yang diperoleh pada siklus I sebagai acuan dalam

perbaikan untuk siklus II dan dijadikan sebagai bahan refleksi.

4) Tahap Refleksi

Pada tahap ini yang dilakukan adalah menganalisis hasil

pengamatan yang dilakukan di kelas berupa lembar observasi, tes

hasil belajar yang diperoleh pada akhir kegiatan pembelajaran.

Seluruh data yang diperoleh dianalisis secara kuantitatif dan

kualitatif. Refleksi dilakukan pada akhir siklus pembelajaran yang

bertujuan untuk melihat, memperbaiki dan meningkatkan hasil

belajar siswa. Hal ini dilakukan untuk melihat apakah tindakan yang
telah dilakukan pada siklus I telah mencapai indikator

keberhasilan yang telah ditetapkan atau belum mencapai indikator

keberhasilan tersebut. Jika pada hasil analisis dan refleksi belum

mencapai indikator keberhasilan yang sudah ditentukan maka

dilakukan tindakan pada siklus berikutnya.

b. Pelaksanaan Siklus II

1) Tahap Perencanaan

Pada Tahap persiapan tindakan siklus II dilaksanakan sebagai

penyempurnaan pada tindakan Siklus I. Hal-hal yang perlu

diperhatikan dalam perencanaan siklus II meliputi:

a) Menyusun perbaikan rencana pelaksanaan pembelajaran

berdasarkan hasil refleksi pada siklus I.

b) Menyusun perbaikan instrumen berupa tes dan non tes.

c) Menyiapkan bahan pembelajaran beserta Talking Stick.

d) Mengadakan kolaborasi dengan guru kelas tempat peneliti


14

mengadakan penelitian.

2) Tahap Pelaksanaan Tindakan

Tahap pelaksanan tindakan pada siklus II menitik beratkan

pada keaktifan belajar siswa dengan menggunakan model

pembelajaran talking stick yang mana model pembelajaran ini

menuntut siswa untuk aktif sehingga hasil pembelajaran mudah

diingat. Sebelum kegiatan pembelajaran berlangsung guru

meminta siswa memperhatikan guru setelah itu guru meminta

membentuk kelompok yang terdiri atas 5 orang, Guru menyiapkan

sebuah tongkat yang panjangnya 20cm,Guru Menginformasikan

Model pembelajaran Talking Stick. Setelah itu, guru

menyampaikan materi pokok yang akan pelajari, kemudian

memberikan kesempatan pada kelompok untuk membaca dan

mempelajari materi pelajaran tersebut dalam waktu yang telah

ditentukan, Siswa berdiskusi membahas masalah yang terdapat


didalam wacana, setelah kelompok selesai membaca materi

pelajaran dan mempelajari isinya, guru mempersilahkan anggota

kelompok untuk menutup isi bacaan, disaat pembelajaran

berlangsung tak terlepas guru selalu mengawasi keaktifan dan

keseriusan siswa dalam pembelajaran,Guru mengambil tongkat

dan memberikan kepada siswa setelah itu guru memberi

pertanyaan dan anggota siswa yang memegang tongkat tersebut

harus menjawabnya, demikan seterusnya sampai sebagian besar

siswa mendapatkan bagian untuk menjawab setiap pertanyaan dari

guru, Siswa lain boleh membantu menjawab pertanyaan jika siswa

tidak bisa menjawab, setelah semuanya mendapat giliran, guru dan

siswa membuat kesimpulan terhadap pembelajaran yang telah

dilaksanakan. kemudian guru memberikan post tes untuk


15

mengukur keberhasilan pembelajaran yang tersebut sehingga dapat

terukur tingkat hasil belajar siswa telah tercapai atau belum.

3) Tahap pengamatan (observasi)

Pada tahap ini dilakukan bersama dengan dilakukannya

tindakan. Peneliti mempersiapkan lembar pedoman observasi.

Aspek yang diamati pada Siklus II sama dengan aspek yang

diamati pada Siklus I. Dalam kegiatan observasi ini peneliti

mengamati siswa selama proses pembelajaran berlangsung.

4) Tahap Refleksi

Refleksi pada siklus II dilakukan untuk mengetahui

keefektifan model pembelajaran Talking Stick dalam

meningkatkan keaktifan belajar siswa dan keberhasilan model

pembelajaran Talking Stick. Refleksi dilakukan untuk

menganalisis hasil pengamatan yang dilakukan yang dilakukan

peneliti dan umpan balik terhadap Model pembelajaran Talking

Stick yang diterapkan.

6. Cara Pengamatan (Monitoring)


Setelah melakukan tindakan, peneliti melakukan pengamatan
secara langsung, yaitu dengan datang ke madrasah tersebut dan
mengamati proses belajar mengajar yang sedang berlangsung dengan
menggunakan instrumen yang sudah disediakan berupa pedoman teks
dan lembar observasi, sehigga diperoleh data empiris dalam
pelaksanaan pembelajaran observasi digunakan untuk mengumpulkan
informasi yang dilakukan dengan guru kelas V MI Islahaul
Muta’allim, sedangkan observasi bertujuan untuk mengetahui kondisi
pembelajaran di kelas V MI ISLAHUL MUTA’ALLIM khususnya
observasi pada keterampilan kolaborasi siswa dalam mengikuti
kegiatan pembelajaran.
16

7. Analisis Data dan Refleksi


Tahap analisis data dilakukan setelah semua data terkumpul, data
tersebut berupa hasil observasi aktivitas belajar siswa, hasil observasi
aktivitas mengajar guru, dan tes akhir. Hasil data yang diperoleh dari
pengumpulan data dengan teknik observasi adalah sebagai berikut :
a. Hasil observasi aktivitas belajar siswa pada siklus I diperoleh rata-
rata persentase sebesar 69%, sedangkan pada siklus II diperoleh rata-
rata persentase sebesar 92%. Hal ini menunjukan adanya peningkatan
aktivitas belajar siswa dalam proses pembelajaran Tematik dengan
menggunakan model pembelajaran Talking Stick.
b. Hasil observasi aktivitas mengajar guru pada siklus I diperoleh rata-
rata persentase sebesar 73,85%, sedangkan pada siklus II diperoleh
rata-rata persentase sebesar 92,3%. Hal ini pun menunjukan adanya
peningkatan kemampuan guru dalam mengelola kelas sehingga
mampu meningkatkan
keaktifan belajar siswa.
Refleksi
Refleksi siklus 1
Berdasarkan hasil belajar siklus I hasil belajar siswa masih perlu
ditingkatkan lagi dan pada lembar observasi siswa pelaksanaan siklus I
dapat dikatakan belum berhasil dan perlu ditingkatkan pada siklus II.
Hal ini dapat dilihat dari rendahnya aktivitas siswa dan hasil belajar
siswa dalam proses pembelajaran yang mana siswa masih mengalami
beberapa kendala yaitu kendala yang disebabkan oleh guru, adapun
kendala yang dihadapi siswa yang disebabkan oleh guru pada
pelaksanaan proses
pembelajaran pada siklus I diantaranya :
1. Guru kurang optimal menkondisikan siswa agar siap mengikuti
pelajaran, sehingga siswa kurang fokus dalam pembelajaran.
2. Guru kurang optimal memberikan motivasi, sehingga siswa kurang
memperhatikan penjelasan guru.
3. Guru kurang optimal dalam menyampaikan materi pokok, sehingga
siswa kurang memahami materi pokok.
17

4. Guru kurang jelas dalam menyampaikan sintak model pembelajaran


talking stick, sehingga siswa kurang memahami cara penerapannya.
5. Guru kurang optimal dalam mengadakan tanya jawab dan
membimbing siswa dalam menyimpulkan pembelajaran kepada
siswa, sehingga siswa kurang menanggapi Untuk memperbaiki
kekurangan-kekurangan yang ada pada siklus I dan untuk
meningkatkan hasil belajar siswa, maka perlu dilanjutkan pada
siklus II dengan melakukan perbaikan-perbaikan sebagai berikut :
a) Tetap mempertahankan tahap kegiatan yang baik pada siklus I.
b) Guru lebih mengkondisikan siswa agar siap mengikuti
pembelajaran dengan baik.
c) Guru mengoptimalkan memberikan motivasi.
d) Guru lebih optimal memberikan materi pokok.
e) Guru lebih optimal dalam membimbing siswa untuk lebih aktif
dalam pembelajaran.
f) Guru lebih memotivasi siswa dalam membuat kesimpulan pada
materi yang dipelajari.
Refleksi Siklus II
Tahapan refleksi dilakukan setelah melewati tahap pelaksanaan
tindakan dan tahap observasi. Kegiatan refleksi dimaksudkan untuk
mengetahui apakah tindakan yang dilakukan pada siklus II sudah
mengalami peningkatan dari siklus I. Hal ini terlihat dari keaktifan
siswa telah memenuhi indikator yang telah ditetapkan, setelah peneliti
dan guru berkolaborasi berdiskusi dengan menggunakan data-data
yang diperoleh dari kegiatan pelaksanaan tindakan dan observasi,
diketahui hasil keaktifan siswa pada siklus II dalam kategori sudah
sangat aktif , yaitu mencapai rata-rata persentase 83,5%. Berdasarkan
hasil refleksi tersebut penelitian pada siklus II dikatakan sudah
berhasil karena sudah memenuhi indikator keberhasilan tindakan yang
telah ditetapkan, yaitu adanya peningkatan aktivitas belajar
siswa ke dalam kategori sangat aktif. Maka pemberian tindakan pada
penelitian diakhiri pada siklus II.
18

H. Rencana Jadwal Kegiatan Penelitian

Untuk memudahkan dalam melaksanakan kegiatan penelitian maka penulis


menggunakan kegiatan yang terjadwal, penelitian ini disusun bertujuan untuk menjadi
pedoman dalam melakukan langkah-langkah penelitian nantinya. Penelitian ini
dilakukan pada siswa kelas V MI ISLAHUL MUTA’ALLIM KARANG GENTENG
MATARAM dilakukan sejak tanggal 28 Maret-15 April 2022.

I. DAFTAR PUSTAKA

Ardhana. 2009. Indikator Keaktifan Belajar Sisw. (Online) (http://makalahmu.


Aries, Erna Febru & Haryono, Ari Dwi. 2012. Penelitian Tindakan Kelas Teori Dan
Aplikasinya. Malang: Aditya Media Publishing.
Aunurrahman.2009. Keaktifan Belajar. (Online) Daryanto. 2014. Pembelajaran
Tematik, Terpadu, Terintegrasi (Kurikulum 2013). Yogyakarta: Gava Media.
Buatskripsi.com/2011/01/pengertian-keaktifan-belajar-siswa.html/. Diakses tanggal 5
Februari.
Ema. 2009. Indikator Keaktifan Belajar Siswa (Online)
Gagne & Briggs. 2007. Faktor-Faktor Yang Memperngaruhi Keaktifan Belajar.
Huda, Miftahul. 2014. Model-Model Pengajaran Dan Pembelajaran: Siu-Isu Metodis
Dan Paradigmatis. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Purwanto. 2009. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Sudjana. 2010. Keaktifan Belajar. (Online)
Sudjana. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Suyono & Hariyanto. 2017. Belajar Dan Pembelajaran. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya Offset.

Anda mungkin juga menyukai