Juli 2019
http://ejournal.mandalanursa.org/index.php/JISIP/index p-ISSN: 2598-9944 e-ISSN: 2656-6753
Wahdini
Guru BK SMP Negeri 2 Pujut Kabupaten lombok Tengah
Abstrak. Hasil studi pendahuluan pada siswa kelas IX-B SMP Negeri Pujut, Lombok
Tengah, NTB ditemukan sebanyak 68% siswa memiliki kemampuan diskusi sedang dan rendah.
Hasil observasi di kelas juga menunjukkan siswa cenderung pasif pada saat jam pelajaran, pendiam,
kurang adanya kerjasama dalam kelompok dan interaksi yang kurang dengan teman-temannya.
Guru BK ingin melakukan penelitian tindakan dalam bimbingan dan konseling dengan
menggunakan bimbingan kelompok teknik diskusi secara klasikal sebagai upaya dalam
meningkatkan keaktifan siswa. Penelitian ini bertujuan untuk Meningkatkan keaktifan siswa dengan
teknik diskusi dalam bimbingan klasikal di kelas IX. B SMP Negeri 2 Pujut Tahun Pelajaran
2017/2018. Desain penelitian tindakan yang digunakan adalah desain PTK Model Kemmis dan Mc
Taggrat, Kemmis menggunakan sistem spiral refleksi diri yang dimulai dengan : rencana, tindakan,
pengamatan, refleksi dan perencanaan kembali. Berdasarkan hasil penelitian tindakan dalam
bimbingan dan konseling dan pembahasan dalam dua kali siklus, dapat disimpulkan bahwa
penggunaan layanan bimbingan kelompok dengan teknik diskusi dapat Meningkatkan keaktifan
siswa kelas IX. B SMP Negeri 2 Pujut Tahun Pelajaran 2017/2018. Berdasarkan hasil olahan data
dapat diketahui peningkatan keaktifan siswa dalam mengikuti layanan bimbingan klasikal dengan
teknik diskusi. Dimana 81% siswa memperhatikan materi dengan seksama, 14 % siswa mengajukan
pertanyaan baik pada kelompok diskusi atau kepada pembimbing, 19% siswa menjawab pertanyaan
yang diajukan teman dari kelompok lain, dan 10 % siswa yang membuat simpulan dari materi yang
diberikan. Dari semua kegiatan ini, peneliti dapat menyimpulkan bahwa teknik diskusi berhasil
meningkatkan keaktifan siswa selama mengikuti kegiatan bimbingan klasikal. Ini dapat dilihat dari
hasil peningkatan keaktifan siswa yang sebelum treatment sebesar 19.25 % aktif meningkat menjadi
65.5 % siswa aktif mengikuti kegiatan bimbingan klasikal.
perilaku ke arah yang lebih baik. Dalam semua guru memberikan pembelajaran
interaksi tersebut banyak sekali faktor yang menggunakan metode ceramah saja. Siswa
mempengaruhinya. Faktor tersebut ada dua, merasa kurang tertarik karena tidak terlibat
yaitu faktor internal dan eksternal. Selain itu langsung dalam proses KBM.
menurut Mulyasa (2003:101) proses Berangkat dari permasalah di atas,
pembelajaran dikatakan berhasil dan dimana siswa yang terlibat aktif dalam
berkualitas apabila seluruh peserta didik pembelajaran dikelas hanya sebagian kecil
terlibat secara aktif, baik mental, fisik, saja, penulis mengadakan penelitian tindakan
maupun sosial dalam proses pembelajaran. dalam bimbingan dan konseling di kelas IX.
Selain itu peserta didik menunjukkan B. Dimana riset tindakan selalu muncul dari
kegairahan belajar yang tinggi, semangat keprihatinan terhadap salah satu keadaan
belajar yang besar, dan rasa percaya pada diri praktik pendidikan yang dihadapi guru, dosen,
sendiri. atau juga administrator. Melihat keadaan atau
Fakta dilapangan menunjukkan bahwa persoalan itu, para pendidik ingin
siswa yang aktif terlibat dalam kegiatan memperbaiki atau melakukan perubahan.
pembelajaran yang berlangsung di kelas, Untuk itulah mereka lalu mengadakan
hanya sebagian kecil saja. Sedangkan penelitian tindakan, mencoba mencari
sebagian besar siswa asyik sebagai pendengar penyebab persoalan itu, melakukan tindakan
setia atau pengganggu konsentrasi belajar lanjut, serta merefleksikannya untuk proses
temannya. Hal ini menimbulkan keprihatinan selanjutnya (Suparno, 2008:17). Berdasarkan
akan makna belajar sesungguhnya. Bila siswa dari uraian diatas, peneliti akan meneliti
belajar hanya melalui pendengaran saja untuk tentang ”Meningkatkan keaktifan siswa
mendapatkan pengetahuan, tanpa melakukan dengan teknik diskusi dalam bimbingan
aktifitas lain berupa keterlibatan secara fisik klasikal di kelas IX. B SMP Negeri 2 Pujut”.
maupun mental, maka ranah yang dicapai Dengan teknik diskusi kelompok siswa
hanya kognitifnya saja. Sedangkan ranah dapat saling belajar bekerjasama dan saling
psikomotorik dan afektifnya menjadi kurang berkomunikasi secara lisan, saling interaktif,
berkembang. Dari pengalaman peneliti masuk aktif, kreatif, dan efektif dalam
kelas pada pertemuan pertama dan kedua, menyelesaikan tugas kelompok. Dalam
keaktifan siswa sangat rendah pada saat diskusi kelompok memberikan kesempatan
pemberian layanan bimbingan klasikal. Saat seluas-luasnya pada siswa untuk
diberikan informasi, pada 10 menit pertama menyampaikan pendapat, menolak gagasan,
pemberian layanan berlangsung tak satupun memberi tanggapan dan saran, serta
siswa yang merespon terhadap pertanyaan. partisipasi aktif lainnya.
sebagian besar siswa diam dan Rumusan Masalah
mendengarkan. Ketika diberi kesempatan Dengan mencermati latar belakang yang
bertanya hanya ada satu siswa yang ada, rumusan masalah dalam penelitian
mengajukan pertanyaan, sebagian besar siswa tindakan ini adalah: Bagaimanakah
diam, mencatat, bahkan ada yang bergurau. Meningkatkan keaktifan siswa dengan teknik
Sebagian besar siswa kurang antusias. Setelah diskusi dalam bimbingan klasikal di kelas IX.
itu menit-menit selanjutnya, siswa terlihat B SMP Negeri 2 Pujut ? ”
semakin sulit konsentrasi dan terlihat pasif, Tujuan Penelitian
mereka hanya diam saja mendengarkan Sesuai dengan rumusan masalah di atas,
peneliti saat memberikan informasi. maka tujuan penelitian ini secara umum
Setelah berlangsung proses layanan bertujuan untuk Meningkatkan keaktifan
yang kurang efektif itu, peneliti melakukan siswa dengan teknik diskusi dalam bimbingan
wawancara dengan beberapa guru mata klasikal di kelas IX. B SMP Negeri 2 Pujut.
pelajaran dan siswa. Ternyata sebagian siswa Manfaat Penelitian
merasa bosan dengan hanya metode ceramah Hasil penelitian ini diharapkan dapat
yang diberikan oleh guru, karena hampir memberi masukan atau wawasan ilmu
pengetahuan bagi pendidik dalam kaitannya bertanya kepada guru atau siswa, (b) Mau
dengan peningkatan kualitas pendidikan dan mengerjakan tugas yang diberikan guru, (c)
dalam meningkatkan keaktifan siswa selama Mampu menjawab pertanyaan, (d) Senang
proses kegiatan belajar mengajar khususnya diberi tugas belajar.
dalam pemberian layanan bimbingan klasikal Berdasarkan pendapat-pendapat diatas
di kelas. dapat disimpulkan ciri-ciri siswa aktif adalah :
KAJIAN PUSTAKA 1) Mampu mengajukan pertanyaan, 2)
Pengertian Keaktifan Mampu mengerjakan tugas, 3) Mampu
Menurut kamus besar Bahasa Indonesia menjawab pertanyaan, 4) Mampu
(2002:23) aktif adalah rajin berusaha/bekerja. mengemukakan pendapat, 5) Mampu
Sedangkan keaktifan adalah kegiatan, mempresentasikan hasil kerja kelompok, 6)
kesibukan. Senang diberi tugas belajar.
Menurut Zoelqarnaen (2007) belajar Faktor Penyebab Kurangnya Keaktifan
aktif adalah kegiatan dalam pembelajaran Siswa
yang melibatkan murid sebagai “gurunya Menurut Ningsih (2006) faktor-faktor
sendiri”. Mereka menggunakan otaknya untuk yang mempengaruhi keaktifan dalam
mempelajari gagasan-gagasan, memecahkan pembelajaran adalah: (a) Faktor Intern (yang
masalah, dan menerapkan apa yang mereka berasal dalam diri individu), (b) Faktor yang
pelajari. Belajar aktif berjalan dengan cepat, bersumber dari lingkungan keluarga, (c)
menyenangkan, memberikan dukungan, dan Faktor-faktor yang bersumber dari lingkungan
melibatkan diri. sekolah dan masyarakat
Sedangkan menurut Silberman (2006:9) Berdasarkan pendapat diatas dapat
belajar akktif harus gesit, menyenangkan, disimpulkan faktor penyebab siswa kurang
bersemangat, dan penuh gairah. Siswa bahkan aktif adalah: a) faktor internal, yang meliputi
sering meninggalkan tempat duduk mereka, tingkat kecerdasan rendah, tidak adanya
bergerak leluasa dan berpikir keras (moving bakat, minat yang rendah, kemauan belajar
about dan thinfking about). yang rendah, kesehatan sering terganggu,
Berdasarkan beberapa pengertian diatas gangguan alat perseptual, dan tidak
dapat disimpulkan bahwa keaktifan adalah menguasai cara belajar yang baik, b) faktor
kegiatan dalam belajar dengan menggunakan eksternal, meliputi faktor yang bersumber dari
otaknya untuk mempelajari gagasan-gagasan, keluarga dan lingkungan sekolah. Keluarga
memecahkan masalah, dan menerapkan apa meliputi kemampuan ekonomi orangtua
yang mereka pelajari. Dalam pembelajaran kurang memadai, anak kurang mendapat
aktif harus gesit, menyenangkan, perhatian dan pengawasan dari orangtuanya,
bersemangat, dan penuh gairah. Dengan harapan orangtua terlalu tinggi terhadap anak,
belajar aktif siswa diajak untuk turut serta orangtua pilih kasih terhadap anak, hubungan
dalam semua proses pembelajaran, tidak keluarga tidak harmonis. Sedangkan
hanya mental, akan tetapi juga melibatkan lingkungan sekolah meliputi adalah
fisiknya. kepribadian guru yang kurang baik,
Ciri-Ciri Siswa yang Aktif kurikulum kurang sesuai, guru kurang
Menurut Rioseptiadi (2008) ciri-ciri menguasai bahan pelajaran, metode mengajar
siswa yang aktif dalam pelajaran adalah: (a) kurang sesuai, alat-alat dan media pengajaran
Mampu mengajukan pertanyaan, (b) Mampu kurang memadai, dan lingkungan belajar yang
menjawab pertanyaan, (c) Mampu kurang memadai.
mengemukakan pendapat, (d) Mampu Cara Meningkatkan Keaktifan Siswa
menyelesaikan tugas kelompok, (e) Mampu Menurut Ilham (2009) beberapa bentuk
mempresentasikan hasil kerja kelompok upaya yang dapat dilakukan dalam
Sedangkan menurut NN (2010) siswa mengembangkan keaktifan belajar siswa
dikatakan aktif dalam pembelajaran apabila dalam mata pelajaran adalah dengan : (a)
ditemukan ciri-ciri sebagai berikut : (a) Sering Meningkatkan minat siswa, (b)
kelompok; (2) Anggota kelompok dapat pemalu sering tidak mendapatkan kesempatan
saling bertukar pengalaman, pikiran, perasaan mengemukakan pendapat, jika pemimpin
dan nilai-nilai yang akan membuat persoalan kurang bijaksana maka diskusi hanya
yang dibicarakan lebih jelas; (3) Anggota didominasi oleh orang-orang tertentu.
kelompok belajar mendengarkan dengan baik METODE PENELITIAN
apa yang dikatakan anggota kelompok yang Rancangan Penelitian
lain; (4) Dapat meningkatkan pengertian Jenis Penelitian
terhadap diri sendiri dan orang lain. Melalui Penelitian yang berjudul
balikan yang diberikan anggota lain, terutama “Meningkatkan Keaktifan Siswa dengan
di dalam diskusi kelompok kecil, masing- Teknik Diskusi dalam Bimbingan Klasikal di
masing anggota dapat melihat dirinya dengan Kelas IX B SMP Negeri 2 Pujut
lebih mendalam; (5) Memberi kesempatan menggunakan metode penelitian tindakan
pada anggota untuk belajar menjadi dalam bimbingan dan konseling.
pemimpin, baik dengan menjadi pemimpin Desain Penelitian
kelompok maupun dengan mengamati Metode yang digunakan dalam
perilaku pemimpin kelompok. penelitian ini adalah metode penelitian
Berdasarkan pada beberapa pendapat tindakan dalam bimbingan konseling (PTBK)
diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa atau dikenal juga dengan istilah action
keuntungan diskusi kelompok adalah anggota research. Pada dasarnya PTBK dilakukan
lebih aktif karena mendapat kesempatan dengan adopsi dari penelitian tindakan kelas
untuk berbicara dan mengemukakan (PTK). Seperti yang diungkapkan oleh
pendapat, para peserta dapat saling bertukar Suhardjono (2010:60) tujuan utama PTK
pengalaman dan pikiran, mendidik peserta adalah untuk memecahkan permasalahan
agar bersedia menerima pendapat orang lain nyata yang terjadi di dalam kelas. Demikian
yang tidak sama dengan pendapatnya, peserta pula dengan PTBK, maka penelitian ini
diskusi dapat memperoleh keterangan atau dilakukan untuk memecahkan permasalahan
informasi dari berbagai sudut pandang, yang terkait dengan proses layanan BK.
mengembangkan dan membina rasa tanggung Kegiatan penelitian ini tidak saja bertujuan
jawab sehubungan dengan pendapat yang untuk memecahkan masalah, tetapi sekaligus
dikemukakan atau diterima. mencari jawaban ilmiah apa hal tersebut dapat
Kelemahan diskusi kelompok dipecahkan dengan tindakan yang dilakukan.
Menurut Romlah (2001:6) kelemahan Melalui penelitian tindakan kelas guru
diskusi kelompok yaitu: (1) Ada dapat meneliti sendiri kegiatan pembelajaran
kemungkinan diskusi dikuasai individu- yang dilakukannya di dalam kelas. Dengan
individu tertentu sehingga anggota lain melihat kinerjanya sendiri, kemudian
kurang mendapat kesempatan untuk direfleksikan lalu dievaluasi, guru pada
berbicara; (2) Membutuhkan banyak waktu akhirnya mendapatkan otonomi secara
dan tempat yang agak luas. profesional. Konsep penting dalam
Kesimpulan dari pendapat diatas adalah pendidikan ialah selalu ada upaya perbaikan
kelemahan dari diskusi kelompok yaitu dari waktu ke waktu pada proses
adanya kemungkinan diskusi dikuasai pembelajaran.
individu-individu tertentu, membutuhkan Dalam penelitian ini dilakukan dengan
banyak waktu dan tempat yang agak luas, 2 siklus, dan alur penelitian tindakan dalam
tidak mudah untuk memilih dan menetapkan bimbingan konseling ini adalah :
suatu pokok untuk didiskusikan, diskusi yang
mendalam memerlukan waktu yang cukup
panjang, biasanya tidak semua peserta atau
kelompok segera berani mengemukakan
pendapat mereka mengenai problema yang
akan dibahas, anggota yang pendiam atau
digunakan dua jenis analisis data, yaitu: 1) pengalaman peneliti dan hasil diskusi dengan
Data kuantitatif, 2) Data kualitatif guru BK sejawat di SMP Negeri 2 Pujut.
Indikator Keberhasilan Dalam pengamatan serta diskusi dengan rekan
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia sejawat peneliti menemukan bahwa keaktifan
(Depdiknas, 2002:430) indikator adalah siswa kelas IX-B SMP Negeri 2 Pujut sangat
sesuatu yang dapat memberikan petunjuk atau kurang saat mengikuti bimbingan klasikal.
keterangan, atau keadaan yang diharapkan Berbeda dengan saat mereka dibentuk
terjadi diadakan treatment dalam penelitian kelompok untuk mengikuti bimbingan
sebagai alat ukur keberhasilan. kelompok, mereka terlihat aktif berdiskusi,
Pengubahan perilaku dapat dinyatakan tetapi pada saat layanan bimbingan klasikal
berhasil apabila: 1) Konseli dapat keaktifan mereka tidak muncul sama sekali,
meningkatkan keaktifannya dalam mengikuti hanya satu sampai 2 anak yang terlihat masih
bimbingan klasikal, 2) Konseli menunjukkan sedikit aktif mengikuti.
perubahan perilaku baik pada saat mengikuti Pelaksanaan Siklus. I
semua layanan bimbingan di sekolah. Tujuan dari kegiatan ini adalah
Data dalam penelitian ini terwujud untuk melatih siswa mengembangkan daya
data kualitatif oleh karena itu data yang nalar untuk menyelesaikan tugas yang
terkumpul akan dianalisa dengan presentase diberikan oleh guru yaitu siswa diminta
konstan. Rumus yang digunakan dalam mengamati gambar bintang penari yang ada
menghitung perubahan perilaku dalam teknik pada slide power point. Siswa diminta untuk
analisa presentase konstan adalah sebagai menggambarkan garis tanpa putus dan
berikut: membagi kelompok bintang dimana masing-
Σ perkembangan masing kelompok terdiri dari 3 bintang.
% perubahan (pc) = x Dari hasil analisis data pada
100 % pertemuan pertama ini, hasil yang didapat
Σ awal (Ali, yaitu siswa mulai tertarik mengikuti kegiatan
2007:79) bimbingan klasikal. Mereka termotivasi untuk
Jadwal Kegiatan memecahkan teka-teki yang ada dalam
Jadwal kegiatan dapat dilaksanakan gambar bintang penari. Dari pertemuan
pada bulan Januari sampai Maret tahun ajaran pertama ini sudah sedikit terlihat keaktifan
2017/2018. Jadwal penelitian terdiri dari 3 siswa dalam mencari jawaban dan mencoba
tahap, yaitu: tahap persiapan, tahap menjawabnya meskipun pada akhirnya semua
pelaksanaan, dan tahap pelaporan hasil kelompok tidak berhasil memecahkan teka-
penelitian. teki yang ada pada gambar power point, tetapi
HASIL DAN PEMBAHASAN yang pasti ada usaha dari mereka untuk ikut
Gambaran Umum Penelitian aktif dalam mengikuti kegiatan bimbingan
Dalam pelaksanaan penelitian ini klasikal. Ini berbeda dengan pertemuan
dilakukan sesuai dengan rencana penelitian sebelum diberikan teknik diskusi dimana
tindakan yang dilakukan, maka hipotesis siswa tidak aktif sama sekali mengikuti
tindakan yang akan dikaji dalam penelitian ini kegiatan bimbingan klasikal.
menempuh langkah tindakan dalam dua Berdasarkan hasil olahan data dapat
siklus. Kegiatan yang dilakukan sebelum diketahui peningkatan keaktifan siswa dalam
melaksanakan tindakan untuk meningkatkan mengikuti layanan bimbingan klasikal dengan
keaktifan siswa dalam mengikuti bimbingan teknik diskusi. Dimana 81% siswa
klasikal adalah melakukan pengamatan memperhatikan materi dengan seksama, 14 %
tentang keaktifan siswa saat mengikuti siswa mengajukan pertanyaan baik pada
layanan bimbingan secara langsung dan kelompok diskusi atau kepada pembimbing,
wawancara dengan anak-anak maupun rekan 19 % siswa menjawab pertanyaan yang
sejawat. diajukan teman dari kelompok lain, dan 10 %
Kegiatan ini didasarkan pada siswa yang membuat simpulan dari materi