Anda di halaman 1dari 11

Jurnal Ilmu Sosail dan Pendidikan Vol. 3. No. 2.

Juli 2019
http://ejournal.mandalanursa.org/index.php/JISIP/index p-ISSN: 2598-9944 e-ISSN: 2656-6753

Meningkatkan Keaktifan Siswa dengan Teknik Diskusi Dalam Bimbingan Klasikal


pada siswa Kelas IX. B SMP Negeri 2 Pujut Tahun Pelajaran 2017/2018

Wahdini
Guru BK SMP Negeri 2 Pujut Kabupaten lombok Tengah

Abstrak. Hasil studi pendahuluan pada siswa kelas IX-B SMP Negeri Pujut, Lombok
Tengah, NTB ditemukan sebanyak 68% siswa memiliki kemampuan diskusi sedang dan rendah.
Hasil observasi di kelas juga menunjukkan siswa cenderung pasif pada saat jam pelajaran, pendiam,
kurang adanya kerjasama dalam kelompok dan interaksi yang kurang dengan teman-temannya.
Guru BK ingin melakukan penelitian tindakan dalam bimbingan dan konseling dengan
menggunakan bimbingan kelompok teknik diskusi secara klasikal sebagai upaya dalam
meningkatkan keaktifan siswa. Penelitian ini bertujuan untuk Meningkatkan keaktifan siswa dengan
teknik diskusi dalam bimbingan klasikal di kelas IX. B SMP Negeri 2 Pujut Tahun Pelajaran
2017/2018. Desain penelitian tindakan yang digunakan adalah desain PTK Model Kemmis dan Mc
Taggrat, Kemmis menggunakan sistem spiral refleksi diri yang dimulai dengan : rencana, tindakan,
pengamatan, refleksi dan perencanaan kembali. Berdasarkan hasil penelitian tindakan dalam
bimbingan dan konseling dan pembahasan dalam dua kali siklus, dapat disimpulkan bahwa
penggunaan layanan bimbingan kelompok dengan teknik diskusi dapat Meningkatkan keaktifan
siswa kelas IX. B SMP Negeri 2 Pujut Tahun Pelajaran 2017/2018. Berdasarkan hasil olahan data
dapat diketahui peningkatan keaktifan siswa dalam mengikuti layanan bimbingan klasikal dengan
teknik diskusi. Dimana 81% siswa memperhatikan materi dengan seksama, 14 % siswa mengajukan
pertanyaan baik pada kelompok diskusi atau kepada pembimbing, 19% siswa menjawab pertanyaan
yang diajukan teman dari kelompok lain, dan 10 % siswa yang membuat simpulan dari materi yang
diberikan. Dari semua kegiatan ini, peneliti dapat menyimpulkan bahwa teknik diskusi berhasil
meningkatkan keaktifan siswa selama mengikuti kegiatan bimbingan klasikal. Ini dapat dilihat dari
hasil peningkatan keaktifan siswa yang sebelum treatment sebesar 19.25 % aktif meningkat menjadi
65.5 % siswa aktif mengikuti kegiatan bimbingan klasikal.

Kata kunci: Bimbingan Klasikal, Keaktipan Siswa

PENDAHULUAN pembelajaran, hal ini mengandung pengertian


Pendidikan sangat penting dalam bahwa belajar terjadi melalui banyak cara.
kehidupan manusia. Oleh karena itu, dari Baik itu belajar yang disengaja (pendidikan
waktu ke waktu selalu ada usaha untuk formal) maupun belajar dari pengalaman dan
meningkatkan mutu pendidikan. Peningkatan perkembangan dalam hidupnya. Belajar yang
mutu pendidikan dapat dilihat dari semakin disengaja, dalam hal ini belajar yang
banyaknya lembaga pendidikan formal dilakukan dijenjang pendidikan formal, terjadi
maupun non formal. Pendidikan tidak akan ketika siswa mendapat informasi yang
terlepas dari proses belajar mengajar. Belajar disampaikan guru di kelas atau ketika ia
kerap diartikan sebagai suatu perubahan pada membaca. Dalam proses belajar mengajar
diri individu yang diakibatkan oleh yang baik, guru berusaha agar bagaimana
pengalaman, dan itu terjadi secara terus supaya siswa mau belajar, tidak hanya belajar
menerus selama individu itu hidup. Belajar dengan mendengarkan penjelasan guru saja
merupakan proses dasar dari perkembangan namun ikut terlibat aktif dalam proses
hidup manusia. Dengan belajar manusia pembelajaran.
melakukan perubahan-perubahan kualitatif Menurut Mulyasa (2003:100)
individu sehingga tingkah lakunya pembelajaran pada hakikatnya adalah proses
berkembang (Soemanto, 2003:104). Manusia interaksi antara peserta didik dengan
sejak dilahirkan sudah banyak mengalami lingkungannya, sehingga terjadi perubahan

Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan |1


Jurnal Ilmu Sosail dan Pendidikan Vol. 3. No. 2. Juli 2019
http://ejournal.mandalanursa.org/index.php/JISIP/index p-ISSN: 2598-9944 e-ISSN: 2656-6753

perilaku ke arah yang lebih baik. Dalam semua guru memberikan pembelajaran
interaksi tersebut banyak sekali faktor yang menggunakan metode ceramah saja. Siswa
mempengaruhinya. Faktor tersebut ada dua, merasa kurang tertarik karena tidak terlibat
yaitu faktor internal dan eksternal. Selain itu langsung dalam proses KBM.
menurut Mulyasa (2003:101) proses Berangkat dari permasalah di atas,
pembelajaran dikatakan berhasil dan dimana siswa yang terlibat aktif dalam
berkualitas apabila seluruh peserta didik pembelajaran dikelas hanya sebagian kecil
terlibat secara aktif, baik mental, fisik, saja, penulis mengadakan penelitian tindakan
maupun sosial dalam proses pembelajaran. dalam bimbingan dan konseling di kelas IX.
Selain itu peserta didik menunjukkan B. Dimana riset tindakan selalu muncul dari
kegairahan belajar yang tinggi, semangat keprihatinan terhadap salah satu keadaan
belajar yang besar, dan rasa percaya pada diri praktik pendidikan yang dihadapi guru, dosen,
sendiri. atau juga administrator. Melihat keadaan atau
Fakta dilapangan menunjukkan bahwa persoalan itu, para pendidik ingin
siswa yang aktif terlibat dalam kegiatan memperbaiki atau melakukan perubahan.
pembelajaran yang berlangsung di kelas, Untuk itulah mereka lalu mengadakan
hanya sebagian kecil saja. Sedangkan penelitian tindakan, mencoba mencari
sebagian besar siswa asyik sebagai pendengar penyebab persoalan itu, melakukan tindakan
setia atau pengganggu konsentrasi belajar lanjut, serta merefleksikannya untuk proses
temannya. Hal ini menimbulkan keprihatinan selanjutnya (Suparno, 2008:17). Berdasarkan
akan makna belajar sesungguhnya. Bila siswa dari uraian diatas, peneliti akan meneliti
belajar hanya melalui pendengaran saja untuk tentang ”Meningkatkan keaktifan siswa
mendapatkan pengetahuan, tanpa melakukan dengan teknik diskusi dalam bimbingan
aktifitas lain berupa keterlibatan secara fisik klasikal di kelas IX. B SMP Negeri 2 Pujut”.
maupun mental, maka ranah yang dicapai Dengan teknik diskusi kelompok siswa
hanya kognitifnya saja. Sedangkan ranah dapat saling belajar bekerjasama dan saling
psikomotorik dan afektifnya menjadi kurang berkomunikasi secara lisan, saling interaktif,
berkembang. Dari pengalaman peneliti masuk aktif, kreatif, dan efektif dalam
kelas pada pertemuan pertama dan kedua, menyelesaikan tugas kelompok. Dalam
keaktifan siswa sangat rendah pada saat diskusi kelompok memberikan kesempatan
pemberian layanan bimbingan klasikal. Saat seluas-luasnya pada siswa untuk
diberikan informasi, pada 10 menit pertama menyampaikan pendapat, menolak gagasan,
pemberian layanan berlangsung tak satupun memberi tanggapan dan saran, serta
siswa yang merespon terhadap pertanyaan. partisipasi aktif lainnya.
sebagian besar siswa diam dan Rumusan Masalah
mendengarkan. Ketika diberi kesempatan Dengan mencermati latar belakang yang
bertanya hanya ada satu siswa yang ada, rumusan masalah dalam penelitian
mengajukan pertanyaan, sebagian besar siswa tindakan ini adalah: Bagaimanakah
diam, mencatat, bahkan ada yang bergurau. Meningkatkan keaktifan siswa dengan teknik
Sebagian besar siswa kurang antusias. Setelah diskusi dalam bimbingan klasikal di kelas IX.
itu menit-menit selanjutnya, siswa terlihat B SMP Negeri 2 Pujut ? ”
semakin sulit konsentrasi dan terlihat pasif, Tujuan Penelitian
mereka hanya diam saja mendengarkan Sesuai dengan rumusan masalah di atas,
peneliti saat memberikan informasi. maka tujuan penelitian ini secara umum
Setelah berlangsung proses layanan bertujuan untuk Meningkatkan keaktifan
yang kurang efektif itu, peneliti melakukan siswa dengan teknik diskusi dalam bimbingan
wawancara dengan beberapa guru mata klasikal di kelas IX. B SMP Negeri 2 Pujut.
pelajaran dan siswa. Ternyata sebagian siswa Manfaat Penelitian
merasa bosan dengan hanya metode ceramah Hasil penelitian ini diharapkan dapat
yang diberikan oleh guru, karena hampir memberi masukan atau wawasan ilmu

Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan |2


Jurnal Ilmu Sosail dan Pendidikan Vol. 3. No. 2. Juli 2019
http://ejournal.mandalanursa.org/index.php/JISIP/index p-ISSN: 2598-9944 e-ISSN: 2656-6753

pengetahuan bagi pendidik dalam kaitannya bertanya kepada guru atau siswa, (b) Mau
dengan peningkatan kualitas pendidikan dan mengerjakan tugas yang diberikan guru, (c)
dalam meningkatkan keaktifan siswa selama Mampu menjawab pertanyaan, (d) Senang
proses kegiatan belajar mengajar khususnya diberi tugas belajar.
dalam pemberian layanan bimbingan klasikal Berdasarkan pendapat-pendapat diatas
di kelas. dapat disimpulkan ciri-ciri siswa aktif adalah :
KAJIAN PUSTAKA 1) Mampu mengajukan pertanyaan, 2)
Pengertian Keaktifan Mampu mengerjakan tugas, 3) Mampu
Menurut kamus besar Bahasa Indonesia menjawab pertanyaan, 4) Mampu
(2002:23) aktif adalah rajin berusaha/bekerja. mengemukakan pendapat, 5) Mampu
Sedangkan keaktifan adalah kegiatan, mempresentasikan hasil kerja kelompok, 6)
kesibukan. Senang diberi tugas belajar.
Menurut Zoelqarnaen (2007) belajar Faktor Penyebab Kurangnya Keaktifan
aktif adalah kegiatan dalam pembelajaran Siswa
yang melibatkan murid sebagai “gurunya Menurut Ningsih (2006) faktor-faktor
sendiri”. Mereka menggunakan otaknya untuk yang mempengaruhi keaktifan dalam
mempelajari gagasan-gagasan, memecahkan pembelajaran adalah: (a) Faktor Intern (yang
masalah, dan menerapkan apa yang mereka berasal dalam diri individu), (b) Faktor yang
pelajari. Belajar aktif berjalan dengan cepat, bersumber dari lingkungan keluarga, (c)
menyenangkan, memberikan dukungan, dan Faktor-faktor yang bersumber dari lingkungan
melibatkan diri. sekolah dan masyarakat
Sedangkan menurut Silberman (2006:9) Berdasarkan pendapat diatas dapat
belajar akktif harus gesit, menyenangkan, disimpulkan faktor penyebab siswa kurang
bersemangat, dan penuh gairah. Siswa bahkan aktif adalah: a) faktor internal, yang meliputi
sering meninggalkan tempat duduk mereka, tingkat kecerdasan rendah, tidak adanya
bergerak leluasa dan berpikir keras (moving bakat, minat yang rendah, kemauan belajar
about dan thinfking about). yang rendah, kesehatan sering terganggu,
Berdasarkan beberapa pengertian diatas gangguan alat perseptual, dan tidak
dapat disimpulkan bahwa keaktifan adalah menguasai cara belajar yang baik, b) faktor
kegiatan dalam belajar dengan menggunakan eksternal, meliputi faktor yang bersumber dari
otaknya untuk mempelajari gagasan-gagasan, keluarga dan lingkungan sekolah. Keluarga
memecahkan masalah, dan menerapkan apa meliputi kemampuan ekonomi orangtua
yang mereka pelajari. Dalam pembelajaran kurang memadai, anak kurang mendapat
aktif harus gesit, menyenangkan, perhatian dan pengawasan dari orangtuanya,
bersemangat, dan penuh gairah. Dengan harapan orangtua terlalu tinggi terhadap anak,
belajar aktif siswa diajak untuk turut serta orangtua pilih kasih terhadap anak, hubungan
dalam semua proses pembelajaran, tidak keluarga tidak harmonis. Sedangkan
hanya mental, akan tetapi juga melibatkan lingkungan sekolah meliputi adalah
fisiknya. kepribadian guru yang kurang baik,
Ciri-Ciri Siswa yang Aktif kurikulum kurang sesuai, guru kurang
Menurut Rioseptiadi (2008) ciri-ciri menguasai bahan pelajaran, metode mengajar
siswa yang aktif dalam pelajaran adalah: (a) kurang sesuai, alat-alat dan media pengajaran
Mampu mengajukan pertanyaan, (b) Mampu kurang memadai, dan lingkungan belajar yang
menjawab pertanyaan, (c) Mampu kurang memadai.
mengemukakan pendapat, (d) Mampu Cara Meningkatkan Keaktifan Siswa
menyelesaikan tugas kelompok, (e) Mampu Menurut Ilham (2009) beberapa bentuk
mempresentasikan hasil kerja kelompok upaya yang dapat dilakukan dalam
Sedangkan menurut NN (2010) siswa mengembangkan keaktifan belajar siswa
dikatakan aktif dalam pembelajaran apabila dalam mata pelajaran adalah dengan : (a)
ditemukan ciri-ciri sebagai berikut : (a) Sering Meningkatkan minat siswa, (b)

Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan |3


Jurnal Ilmu Sosail dan Pendidikan Vol. 3. No. 2. Juli 2019
http://ejournal.mandalanursa.org/index.php/JISIP/index p-ISSN: 2598-9944 e-ISSN: 2656-6753

Membangkitkan motivasi siswa, (c) Departemen Pendidikan Nasional 2007 (2007


Menerapkan prinsip individualitas, (d) : 40) mengemukakan pendapat : Layanan
Menggunakan media dalam pembelajaran bimbingan klasikal adalah salah satu
Menurut Usman (2006:26) cara pelayanan dasar bimbingan yang dirancang
memperbaiki keterlibatan atau keaktifan siswa menuntut konselor untuk melakukan kontak
dalam belajar adalah sebagai berikut: (a) langsung dengan para peserta didik dikelas
Abdikanlah waktu yang lebih banyak untuk secara terjadwal, konselor memberikan
kegiatan-kegiatan belajar mengajar, (b) pelayanan bimbingan ini kepada peserta
Tingkatkan partisipasi siswa secara aktif didik. Kegiatan bimbingan kelas ini bisa
dalam kegiatan belajar mengajar dengan berupa diskusi kelas atau curah pendapat.
menuntut respon yang aktif dari siswa. Dari pengertian diatas dapat
Guanakan berbagai teknik mengajar, motivasi disimpulkan bahwa bimbingan klasikal dapat
serta penguatan (reinforcement), (b) Masa diartikan sebagai layanan yang di berikan
transisi antara berbagai kegiatan dalam kepada semua siswa
mengajar hendaknya dilakukan secara tepat 1. Pelaksanaan Layanan Bimbingan
dan luwes, (c) Berikanlah pengajaran yang Klasikal
jelas dan tepat sesuai dengan tujuan mengajar Layanan bimbingan klasikal merupakan
yang akan dicapai, (d)Usahakanlah agar layanan dalam bimbingan dan konseling.
pengajaran dapat menarik minat murid. Untuk Layanan bimbingan klasikal berbeda dengan
itu guru harus mengetahui minat siswa dan mengajar. Layanan ini juga memiliki
mengaitkannya dengan bahan dan prosedur beberapa ketentuan dalam pelaksanannya.
pengajaran. Adapun perbedaannya antara mengajar dan
Sedangkan cara untuk meningkatkan membimbing:
keterlibatan atau keaktifan siswa dalam a. Layanan bimbingan klasikal bukanlah
belajar adalah sebagai berikut: (a) Kenalilah suatu kegiatan mengajar atau
dan bantulah anak-anak yang kurang terlibat. menyampaikan materi pelajaran
Selidikilah apa yang menyebabkan dan usaha sebagaimana mata pelajaran yang
apa yang dilakukan untuk meningkatkan dirancang dalam kurikulum pendidikan
partisipasi anak tersebut.( b) Siapkanlah siswa disekolah, melainkan menyampaikan
secara tepat. Persyaratan awal apa yang informasi yang dapat berpengaruh
diperlukan anak untuk mempelajari tugas terhadap tercapainya perkembangan yang
belajar yang baru, (c)Sesuaikan pengejaran optimal seluruh aspek perkembangan dan
dengan kebutuhan-kebutuhan individu siswa. tercapainya kemandirian peserta didik
Hal ini sangat penting untuk meningkatkan atau konseli.
usaha dan keinginan siswa untuk berperan b. Materi bimbingan klasikal berkaitan erat
secara aktif dalam kegiatan belajar. dengan domain bimbingan dan konseling
Berdasarkan pe ndapat diatas dapat yaitu bimbingan belajar, pribadi, sosial
disimpulkan upaya yang dapat dilakukan dan karir, serta aspek-aspek
untuk meningktakan keaktifan siswa adalah : perkembangan peserta didik.
a) meningkatkan minat siswa terhadap c. Guru mata pelajaran dalam melaksanakan
pelajaran; b) membangkitkan motivasi tugasnya adalah menyelenggarakan
belajar; c) menggunakan berbagai teknik pembelajaran yang mendidik, dan tugas
belajar; d)menggunakan berbagai teknik guru bimbingan dan konseling atau
belajar; e) menggunakan media dalam konselor adalah menyelenggarakan
pembelajaran; f) pemberian penguatan layanan bimbingan konseling yang
(reinforcement). memandirikan peserta didik atau konseli.
Layanan Bimbingan Klasikal 2. Langkah-Langkah Bimbingan Klasikal
Pengertian Layanan Bimbingan Klasikal Untuk dapat melaksanakan layanan
Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu bimbingan klasikal secara baik, dalam Linda
Pendidikan dan Tenaga Kependidikan D Webb, Greg A Brigman (terjemahan

Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan |4


Jurnal Ilmu Sosail dan Pendidikan Vol. 3. No. 2. Juli 2019
http://ejournal.mandalanursa.org/index.php/JISIP/index p-ISSN: 2598-9944 e-ISSN: 2656-6753

Hartanto: 2006) terdapat beberapa langkah sosial, dan karirnya.


yang perlu diperhatikan sebagai berikut : h. Tindak lanjut, perlu dilakukan sebagai
a. Melakukan pemahaman peserta didik upaya peningkatan pemberian layanan
(menentukan kelas layanan, menyiapkan bimbinagn kelas. Kegiatan tindak lanjut
instrument pemahaman peserta didik, senantiasa mendasarkan pada hasil
pengumpulan data, analisis data, dan evaluasi kegiatan yang telah dilaksanakan.
merumuskan pemahaman). 3. Media Layanan Bimbingan Klasikal
b. Menentukan kecenderungan kebutuhan Media pembelajaran dalam bimbingan
layanan bimbingan klasikal bagi peserta klasikal menurut Belawati (2003:12)
didik/konseli atas dasar hasil pemahaman dikelompokkan menjadi tiga yaitu :
peserta didik. a. Media cetak adalah sejumlah media yang
c. Memilih metode dan teknik yang sesuai disiapkan dalam kertas, yang dapat
untuk memberian layanan bimbingan berfungsi untuk keperluan pembelajaran
klasikal (ceramah-diskusi; atau ceramah- dan penyampaian informasi, contoh
simulasi-diskusi, atau ceramah-tugas- media cetak anatara lain : buku teks,
diskusi). majalah, leaflet, modul, handout, dan
d. Persiapan pemberian layanan bimbingan lembar kerja siswa.
klasikal dapat disiapkan secara tertulis b. Media non cetak adalah sejumlah media
merupakan suatu bukti administrasi yang disiapkan tidak pada kertas, yang
kegiatan, dengan demikian materi berfungsi untuk keperluan pembelajaran
layanannya disajikan secara terencana dan penyampaian informasi, contoh
dengan harapan mencapai hasil yang media non cetak antara lain : OHT (
optimal, sebab disusun atas dasar overhead transparancies ), Audio (
kebutuhan dan literature yang relevan. bersifat suara atau bunyi, minsalnya :
e. Memilih sistematika persiapan yang dapat radio, tape ), Video ( gambar dan bunyi ,
disusun oleh Guru Bimbingan dan minsalnya : film ), slide dan komputer.
Konseling atau Konselor, dengan catatan c. Media display adalah jenis media
telah mencerminkan adanya kesiapan pembelajaran yang berisi materi tulisan
layanan bimbingan klasikal dan persiapan atau gambaran yang dapat ditampilkan di
diketahui oleh Koordinator Bimbingan dalam kelas ataupun di luar kelas, di
dan Konseling dan atau Kepala Sekolah. kelompok kecil atau besar, perorangan
f. Mempersiapkan alat bantu untuk tempat menggunakan alat proyeksi,
melaksanakan pemberian layanan contoh media display antara lain :
bimbingan klasikal sesuai dengan flipchart, adhesive, chart, poster, peta,
kebutuhan layanan. foto dan relief berupa gambar yang nyata
g. Evaluasi pemberian layanan bimbingan secara anatomi.
klasikal perlu dilakukan untuk mengetahui Tujuan dan Fungsi Layanan Bimbingan
bagaimana proses, tepat tidaknya layanan Klasikal
yang diberikan atau perkembangan sikap Untuk mencapai sebuah hasil dari
dan perilaku atau tingkat ketercapaian proses bimbingan yang diharapkan maka
tugas-tugas perkembangan. Secara umum bimbingan klasikal harus memiliki tujuan dan
aspek yang dievaluasi meliputi : fungsi pendidikan.
kesesuaian program dalam pelaksanaan, a. Tujuan Layanan Bimbingan Klasikal
keterlaksanaan program, hambatan- Rumusan tentang tujuan dan
hambatan yang dijumpai, dampak manfaat bimbingan klasikal dalam kajian
terhadap kegiatan belajar mengajar, dan literatur belum banyak ditemukan, oleh
respon peserta didik personal sekolah, dan karena itu untuk merumuskan tujuan dan
orang tua serta perubahan perkembangan manfaat bimbingan klasikal
peserta didik (tugas-tugas perkembangan) mempergunakan rumusan tujuan
atau perkembangan belajar, pribadi, bimbingan dan koseling yang dikaitan

Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan |5


Jurnal Ilmu Sosail dan Pendidikan Vol. 3. No. 2. Juli 2019
http://ejournal.mandalanursa.org/index.php/JISIP/index p-ISSN: 2598-9944 e-ISSN: 2656-6753

dengan kegiatan di kelas. Tujuan yang Menurut Sukardi (1984:494), diskusi


ingin dicapai bimbingan dan konseling kelompok adalah suatu bentuk pendekatan
adalah tercapainya perkembangan yang yang keinginannya bercirikan suatu
optimal, penyesuaian diri yang baik, ketertarikan pada suatu pokok masalah atau
penyelesaian masalah yang dihadapi, pertanyaan, dimana anggota-anggotanya atau
kemandirian, kesejahteraan dan peserta diskusi secara jujur berusaha untuk
kebahagiaan serta kebermaknaan dalam memperoleh kesimpulan setelah
kehidupannya. mendengarkan dan mempelajari, serta
Menurut Downing (Soetjipto dan mempertimbangkan pendapat-pendapat yang
Kosasai 2000: 50) tujuan bimbingan di dikemukakan dalam diskusi.
sekolah adalah membantu siswa : 1) Dari pendapat diatas dapat disimpulkan
Mengatasi kesulitan dalam belajarnya, bahwa diskusi kelompok adalah suatu teknik
sehingga memperoleh prestasi belajar bimbingan kelompok yang terdiri dari tiga
yang tinggi, 2) Mengatasi terjadinya orang atau lebih, yang dilaksanakan dengan
kebiasaan-kebiasaan yang tidak baik yang maksud agar sebagai anggota kelompok dapat
dilakukan pada saat proses belajar mengumpulkan pendapat, membuat
mengajar berlangsung dan dalam kesimpulan, dan memecahkan masalah yang
hubungan sosial, 3) Mengatasi kesulitan- dihadapi dengan jalan mendiskusikan masalah
kesulitan yang berhubungan dengan tersebut secara bersama-sama dibawah
kesehatan jasmani, 4)Mengatasi pimpinan seorang pemimpin.
kesulitan-kesulitan yang berkaitan Tujuan Diskusi Kelompok
dengan kelanjutan studi, 5)Mengatasi Diskusi kelompok mempunyai beberapa
kesulitan-kesulitan yang berhubungan tujuan. Menurut Dinkmeyer dan Muro,
dengan perancanaan dan pemilihan jenis menyebutkan tiga macam diskusi kelompok,
pekerjaan setelah mereka lulus. yaitu (a) Untuk mengembangkan pengertian
b. Fungsi Bimbingan Klasikal terhadap diri sendiri; (b) Untuk
Layanan bimbingan klasikal mengembangkan kesadaran diri sendiri (self)
mempunyai berbagai fungsi, antara lain dan orang lain; (c) Untuk mengembangkan
sebagai berikut; 1) Dapat terjadinya pandangan baru mengenai hubungan antara
interaksi sehingga saling mengenal antara manusia, (Romlah, 2001:4).
Guru Bimbingan dan Konseling atau Berdasarkan beberapa pendapat diatas
konselor dengan peserta didik atau dapat disimpulkan bahwa tujuan diskusi
konseli, 2) Dapat terjalinnya hubungan kelompok adalah untuk mengembangkan
emosional antara Guru Bimbingan dan pengertian terhadap diri sendiri, untuk
Konseling dengan peserta didik sehingga mengembangkan kesadaran tentang diri
akan terciptanya hubungan - hubungan sendiri dan orang lain, mengembangkan
yang bersifat mendidik dan membimbing, pandangan baru mengenai hubungan antara
3 Dapat terciptanya keteladanan dari manusia, mengembangkan keterampilan dan
Guru Bimbingan dan Konseling bagi keberanian untuk mengemukakan pendapat,
peserta didik yang dapat berpengaruh mencari kebenaran melalui pertimbangan
terhadap perubahan-perubahan sikap dan pendapat, belajar menemukan kesepakatan,
perilaku lebih baik pada peserta didik. dan mendapat informasi.
Diskusi Kelompok Keuntungan dan Kelemahan Diskusi
Pengertian Diskusi Kelompok Kelompok
Menurut Romlah (2001:89) diskusi Keuntungan diskusi kelompok
kelompok yang sudah direncanakan antara Menurut Romlah (2001:4), keuntungan-
tiga orang atau lebih dengan tujuan untuk keuntungan diskusi kelompok antara lain : (1)
memecahkan masalah atau memperjelas suatu Membuat kelompok lebih aktif karena tiap
persoalan, dibawah pimpinan seorang anggota mendapat kesempatan untuk
pemimpin. berbicara dan memberi sumbangan kepada

Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan |6


Jurnal Ilmu Sosail dan Pendidikan Vol. 3. No. 2. Juli 2019
http://ejournal.mandalanursa.org/index.php/JISIP/index p-ISSN: 2598-9944 e-ISSN: 2656-6753

kelompok; (2) Anggota kelompok dapat pemalu sering tidak mendapatkan kesempatan
saling bertukar pengalaman, pikiran, perasaan mengemukakan pendapat, jika pemimpin
dan nilai-nilai yang akan membuat persoalan kurang bijaksana maka diskusi hanya
yang dibicarakan lebih jelas; (3) Anggota didominasi oleh orang-orang tertentu.
kelompok belajar mendengarkan dengan baik METODE PENELITIAN
apa yang dikatakan anggota kelompok yang Rancangan Penelitian
lain; (4) Dapat meningkatkan pengertian Jenis Penelitian
terhadap diri sendiri dan orang lain. Melalui Penelitian yang berjudul
balikan yang diberikan anggota lain, terutama “Meningkatkan Keaktifan Siswa dengan
di dalam diskusi kelompok kecil, masing- Teknik Diskusi dalam Bimbingan Klasikal di
masing anggota dapat melihat dirinya dengan Kelas IX B SMP Negeri 2 Pujut
lebih mendalam; (5) Memberi kesempatan menggunakan metode penelitian tindakan
pada anggota untuk belajar menjadi dalam bimbingan dan konseling.
pemimpin, baik dengan menjadi pemimpin Desain Penelitian
kelompok maupun dengan mengamati Metode yang digunakan dalam
perilaku pemimpin kelompok. penelitian ini adalah metode penelitian
Berdasarkan pada beberapa pendapat tindakan dalam bimbingan konseling (PTBK)
diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa atau dikenal juga dengan istilah action
keuntungan diskusi kelompok adalah anggota research. Pada dasarnya PTBK dilakukan
lebih aktif karena mendapat kesempatan dengan adopsi dari penelitian tindakan kelas
untuk berbicara dan mengemukakan (PTK). Seperti yang diungkapkan oleh
pendapat, para peserta dapat saling bertukar Suhardjono (2010:60) tujuan utama PTK
pengalaman dan pikiran, mendidik peserta adalah untuk memecahkan permasalahan
agar bersedia menerima pendapat orang lain nyata yang terjadi di dalam kelas. Demikian
yang tidak sama dengan pendapatnya, peserta pula dengan PTBK, maka penelitian ini
diskusi dapat memperoleh keterangan atau dilakukan untuk memecahkan permasalahan
informasi dari berbagai sudut pandang, yang terkait dengan proses layanan BK.
mengembangkan dan membina rasa tanggung Kegiatan penelitian ini tidak saja bertujuan
jawab sehubungan dengan pendapat yang untuk memecahkan masalah, tetapi sekaligus
dikemukakan atau diterima. mencari jawaban ilmiah apa hal tersebut dapat
Kelemahan diskusi kelompok dipecahkan dengan tindakan yang dilakukan.
Menurut Romlah (2001:6) kelemahan Melalui penelitian tindakan kelas guru
diskusi kelompok yaitu: (1) Ada dapat meneliti sendiri kegiatan pembelajaran
kemungkinan diskusi dikuasai individu- yang dilakukannya di dalam kelas. Dengan
individu tertentu sehingga anggota lain melihat kinerjanya sendiri, kemudian
kurang mendapat kesempatan untuk direfleksikan lalu dievaluasi, guru pada
berbicara; (2) Membutuhkan banyak waktu akhirnya mendapatkan otonomi secara
dan tempat yang agak luas. profesional. Konsep penting dalam
Kesimpulan dari pendapat diatas adalah pendidikan ialah selalu ada upaya perbaikan
kelemahan dari diskusi kelompok yaitu dari waktu ke waktu pada proses
adanya kemungkinan diskusi dikuasai pembelajaran.
individu-individu tertentu, membutuhkan Dalam penelitian ini dilakukan dengan
banyak waktu dan tempat yang agak luas, 2 siklus, dan alur penelitian tindakan dalam
tidak mudah untuk memilih dan menetapkan bimbingan konseling ini adalah :
suatu pokok untuk didiskusikan, diskusi yang
mendalam memerlukan waktu yang cukup
panjang, biasanya tidak semua peserta atau
kelompok segera berani mengemukakan
pendapat mereka mengenai problema yang
akan dibahas, anggota yang pendiam atau

Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan |7


Jurnal Ilmu Sosail dan Pendidikan Vol. 3. No. 2. Juli 2019
http://ejournal.mandalanursa.org/index.php/JISIP/index p-ISSN: 2598-9944 e-ISSN: 2656-6753

mengemukakan konsep pokok penelitian


tindakan terdiri dari empat komponen pokok
yang menunjukkan langkah-langkah sebagai
berikut : 1) Perencanaan/ planning,
2)Tindakan/Acting, 3)Pengamatan/ Observing
dan, 4) Refleksi/ Reflection
Teknik Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data adalah suatu
cara yang dilakukan peneliti untuk
memperoleh data atau informasi dalam
Bagan 3.1. Model Penelitian Tindakan Kelas penelitian. Menurut Faisal (2003:122) metode
Model Kemmis & Mc Taggart pengumpul data dibedakan menjadi lima,
Subyek dan Objek Penelitian yaitu: “(1) angket, (2) observasi, (3)
Menurut Arikunto (2010) “subjek dokumentasi, (4) interview, dan (5) tes”.
penelitian adalah subjek yang dituju untuk Metode angket adalah suatu alat data yang
diteliti oleh peneliti, pendapat tersebut berarti dilakukan dengan tanya jawab serta
bahwa orang cocok dengan karakteristik menggunakan pedoman wawancara (interview
variabel yang akan diteliti”. guide). Observasi adalah mengamati secara
Subjek dalam penelitian ini adalah langsung dengan teliti, cermat dan hati-hati
siswa kelas XI-B SMP Negeri 2 Pujut, yang terhadap fenomena di lapangan. Dokumentasi
kurang aktif dalam mengikuti bimbingan merupakan salah satu cara pengumpulan data
klasikal, dimana terdiri dari 9 siswa dan 12 dengan menggunakan dokumen. Wawancara
siswi. Sedangkan objek penelitiannya adalah adalah metode pengumpulan data untuk
teknik diskusi dalam pemberian layanan mengobservasi dan mendeskripsikan perilaku
bimbingan klasikal. seseorang dengan bantuan suatu skala
Tempat dan Waktu Penelitian numerik aatau sistem kategori. Metode tes
Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri merupakan seperangkat stimulasi yang
2 Pujut pada semester genap bulan Januari diberikan kepada seseorang dengan maksud
sampai bulan Maret 2018 dengan mendapatkan jawaban yang dijadikan dasar
menggunakan jam BK. untuk penetapan angka seseorang berkenaan
Prosedur Penelitian dengan karakteristik tertentu yang hendak
Penelitian tindakan menurut diukur dengan mengukur aspek-aspek dari
Sukmadinata (2008:140) adalah: Suatu tingkah laku.
pencarian sistematik yang dilakukan oleh para Dalam penelitian ini untuk
pelaksana program dalam kegiatannya sendiri mengumpulkan data digunakan observasi dan
(dalam pendidikan dilakukan oleh guru, wawancara.
dosen, kepala sekolah, konselor), dalam Instrumen Penelitian
pengumpulan data tentang pelaksanaan Instrumen penelitian adalah alat bantu
kegiatan, keberhasikan dan hambatan yang yang dipilh dan digunakan dalam kegiatan
dihadapi, untuk kemudian menyusun rencana mengumpulkan data agar kegiatan tersebut
dan melakukan kegiatan-kegiatan menjadi sistematis dan dipermudah (Arikunto,
penyempurnaan. 2010:134). Data yang dikumpulkan dalam
Pelaksanaan tindakan meliputi siapa penelitian ini adalah data hasil wawancara dan
yang melakukan, kapan, dimana, dan observasi. Data tersebut dianalsisis dan
bagaimana melakukannya. Skenario tindakan hasilnya digunakan untuk menggambarkan
yang telah direncanakan, dilaksanakan dalam perubahan yang terjadi, yaitu perubahan
situasi yang aktual pada saat yang bersamaan aktivitas siswa.
kegiatan ini juga disertai dengan kegiatan Teknik Analisis Data
observasi dan interpretasi serta diikuti dengan Menurut Arikunto dkk, (2010:131),
kegiatan refleksi. Arikunto (2010:131) pada penelitian tindakan kelas dapat

Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan |8


Jurnal Ilmu Sosail dan Pendidikan Vol. 3. No. 2. Juli 2019
http://ejournal.mandalanursa.org/index.php/JISIP/index p-ISSN: 2598-9944 e-ISSN: 2656-6753

digunakan dua jenis analisis data, yaitu: 1) pengalaman peneliti dan hasil diskusi dengan
Data kuantitatif, 2) Data kualitatif guru BK sejawat di SMP Negeri 2 Pujut.
Indikator Keberhasilan Dalam pengamatan serta diskusi dengan rekan
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia sejawat peneliti menemukan bahwa keaktifan
(Depdiknas, 2002:430) indikator adalah siswa kelas IX-B SMP Negeri 2 Pujut sangat
sesuatu yang dapat memberikan petunjuk atau kurang saat mengikuti bimbingan klasikal.
keterangan, atau keadaan yang diharapkan Berbeda dengan saat mereka dibentuk
terjadi diadakan treatment dalam penelitian kelompok untuk mengikuti bimbingan
sebagai alat ukur keberhasilan. kelompok, mereka terlihat aktif berdiskusi,
Pengubahan perilaku dapat dinyatakan tetapi pada saat layanan bimbingan klasikal
berhasil apabila: 1) Konseli dapat keaktifan mereka tidak muncul sama sekali,
meningkatkan keaktifannya dalam mengikuti hanya satu sampai 2 anak yang terlihat masih
bimbingan klasikal, 2) Konseli menunjukkan sedikit aktif mengikuti.
perubahan perilaku baik pada saat mengikuti Pelaksanaan Siklus. I
semua layanan bimbingan di sekolah. Tujuan dari kegiatan ini adalah
Data dalam penelitian ini terwujud untuk melatih siswa mengembangkan daya
data kualitatif oleh karena itu data yang nalar untuk menyelesaikan tugas yang
terkumpul akan dianalisa dengan presentase diberikan oleh guru yaitu siswa diminta
konstan. Rumus yang digunakan dalam mengamati gambar bintang penari yang ada
menghitung perubahan perilaku dalam teknik pada slide power point. Siswa diminta untuk
analisa presentase konstan adalah sebagai menggambarkan garis tanpa putus dan
berikut: membagi kelompok bintang dimana masing-
Σ perkembangan masing kelompok terdiri dari 3 bintang.
% perubahan (pc) = x Dari hasil analisis data pada
100 % pertemuan pertama ini, hasil yang didapat
Σ awal (Ali, yaitu siswa mulai tertarik mengikuti kegiatan
2007:79) bimbingan klasikal. Mereka termotivasi untuk
Jadwal Kegiatan memecahkan teka-teki yang ada dalam
Jadwal kegiatan dapat dilaksanakan gambar bintang penari. Dari pertemuan
pada bulan Januari sampai Maret tahun ajaran pertama ini sudah sedikit terlihat keaktifan
2017/2018. Jadwal penelitian terdiri dari 3 siswa dalam mencari jawaban dan mencoba
tahap, yaitu: tahap persiapan, tahap menjawabnya meskipun pada akhirnya semua
pelaksanaan, dan tahap pelaporan hasil kelompok tidak berhasil memecahkan teka-
penelitian. teki yang ada pada gambar power point, tetapi
HASIL DAN PEMBAHASAN yang pasti ada usaha dari mereka untuk ikut
Gambaran Umum Penelitian aktif dalam mengikuti kegiatan bimbingan
Dalam pelaksanaan penelitian ini klasikal. Ini berbeda dengan pertemuan
dilakukan sesuai dengan rencana penelitian sebelum diberikan teknik diskusi dimana
tindakan yang dilakukan, maka hipotesis siswa tidak aktif sama sekali mengikuti
tindakan yang akan dikaji dalam penelitian ini kegiatan bimbingan klasikal.
menempuh langkah tindakan dalam dua Berdasarkan hasil olahan data dapat
siklus. Kegiatan yang dilakukan sebelum diketahui peningkatan keaktifan siswa dalam
melaksanakan tindakan untuk meningkatkan mengikuti layanan bimbingan klasikal dengan
keaktifan siswa dalam mengikuti bimbingan teknik diskusi. Dimana 81% siswa
klasikal adalah melakukan pengamatan memperhatikan materi dengan seksama, 14 %
tentang keaktifan siswa saat mengikuti siswa mengajukan pertanyaan baik pada
layanan bimbingan secara langsung dan kelompok diskusi atau kepada pembimbing,
wawancara dengan anak-anak maupun rekan 19 % siswa menjawab pertanyaan yang
sejawat. diajukan teman dari kelompok lain, dan 10 %
Kegiatan ini didasarkan pada siswa yang membuat simpulan dari materi

Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan |9


Jurnal Ilmu Sosail dan Pendidikan Vol. 3. No. 2. Juli 2019
http://ejournal.mandalanursa.org/index.php/JISIP/index p-ISSN: 2598-9944 e-ISSN: 2656-6753

yang diberikan. meningkatkan keaktifan siswa mengikuti


Pelaksanaan Siklus II bimbingan klasikal pada kelas IX-B SMP
Tujuan dari pemberian materi ini Negeri 2 Pujut Hasil tersebut dapat diketahui
untuk mengenalkan siswa bahwa manusia itu dengan adanya peningkatan yang lebih
tidak dapat hidup sendiri, karena manusia signifikan pada keaktifan siswa sebesar 46 %
adalah makhluk sosial dimana dalam setelah penggunaan teknik diskusi,
kehidupannya dia membutuhkan bantuan dibandingkan pemberian materi sebelum
orang lain. Oleh karena itu, topik kerjasama penggunaan teknik diskusi.
ini dapat melatih siswa untuk bisa bekerja Dengan demikian dapat dikatakan
bersama dengan orang lain demi mencapai teknik diskusi dapat meningkatkan keaktifan
satu tujuan yang telah disepakati. Dalam siswa kelas IX-B SMP Negeri 2 Pujut saat
kegiatan ini, mendorong siswa untuk mengikuti bimbingan klasikal.
memiliki kemampuan berinteraksi dengan DAFTAR PUSTAKA
orang lain. Alwi, H. 2002. Kamus Besar Bahasa
Hasil pertemuan Pada pertemuan ini Indonesia Edisi Ketiga. Jakarta : Balai
siswa sudah menunjukkan peningkatan Pustaka.
keaktifan siswa dalam mengikuti kegiatan Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian Suatu
bimbingan klasikal, ini dapat terlihat dari Pendekatan Praktik. Jakarta : PT.
hasil observasi sesuai dengan tabel diatas. Rineka Cipta.
Dimana siswa kelas IX-B sudah mulai aktif Belawati, T. 2003. Pengembangan Bahan
berbicara baik dalam diskusi kelompok kecil Ajar. Jakarta : Pusat Penerbitan
maupun diskusi dalam kelompok besar, Universitas Terbuka.
mereka sudah berani berpendapat atau Ditjen PMP dan TKDPN. 2007. Layanan
merangkum dari hasil kegiatan yang telah Bimbingan Klasikal. (online),
dilakukan. (http://spritia.or.id/stats/stascurr.pdf,
Setelah kegiatan bimbingan klasikal diakses tanggal 22 Februari 2015).
siklus II selesai dilaksanakan, peneliti Downing. 2000. Tujuan Bimbingan Klasikal.
menyimpulkan bahwa siklus II ini juga efektif (online),
karena teknik diskusi dengan permainan yang (http://akhmadsudrajat.wordpress.com,
diberikan mampu meningkatkan keaktifan diakses tanggal 25 Februari 2015).
siswa saat mengikuti layanan bimbingan Faisal, S. 2003. Metodologi Penelitian
klasikal. Bahkan ada beberapa siswa yang Pendidikan. Surabaya : Usaha
terlihat aktif disemua mata pelajaran. Dari Nasional.
hasil wawancara dengan beberapa guru, Hartanto. 2006. Program Bimbingan dan
peneliti menemukan hasil yang efektif dalam Konseling di Sekolah. Bandung : Rizqi
layanan bimbingan klasikal yang peneliti Press.
berikan. Hasibuan, J.J. 1991. Proses Belajar
Pembahasan Mengajar. Bandung : PT Remaja
Dari semua kegiatan ini, peneliti dapat Rosdakarya.
menyimpulkan bahwa teknik diskusi berhasil Ilham. 2009. Mengembangkan Keaktifan
meningkatkan keaktifan siswa selama Belajar Siswa. (online),
mengikuti kegiatan bimbingan klasikal. Ini (http://abangilham.wordpress.com/200
dapat dilihat dari hasil peningkatan keaktifan 9/03/31/pentingnya-upaya-guru-
siswa yang sebelum treatment sebesar 19.25 dalam-mengembangkan-keaktifan-
% aktif meningkat menjadi 65.5 % siswa aktif belajar-siswa, diakses tanggal 22
mengikuti kegiatan bimbingan klasikal. Februari 2015).
PENUTUP Kunandar. 2008. Langkah Mudah Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian dan Tindakan Kelas sebagai
pembahasan dapat disimpulkan bahwa Pengembangan Profesi Guru. Jakarta :
penggunaan teknik diskusi dapat Raja Grafindo Persada.

Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan |10


Jurnal Ilmu Sosail dan Pendidikan Vol. 3. No. 2. Juli 2019
http://ejournal.mandalanursa.org/index.php/JISIP/index p-ISSN: 2598-9944 e-ISSN: 2656-6753

Moleong, L.J. 2007. Metode Penelitian Pendidik. Jakarta : PT. Grasindo.


Kualitatif. Bandung : PT. Rosdakarya. Suryabrata, S. 2003. Metode Penelitian.
Mulyasa, E. 2003. Kurikulum Berbasis Jakarta : Rajawali.
Kompetensi : Konsep, Karakteristik Suryosubroto. 2002. Proses Belajar Mengajar
dan Implementasi. Bandung : PT di Sekolah. Jakarta : Rineka Cipta.
Remaja Rosda Karya. Usman. 2006. Manajemen Teori, Praktik dan
Prayitno. 1995. Layanan Bimbingan dan Riset Pendidikan, Jakarta : PT Bumi
Konseling Kelompok Dasar dan Aksara.
Profil. Jakarta : PT. Rineka Cipta. Zoelqarnaen. 2007. Belajar Aktif. (online),
Rio Septiadi. 2008. Upaya Peningkatan (http://zoelqarnaen.blogspot.com,
Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran diakses tanggal 22 Februari 2015).
Pkn dengan Menggunakan Model
Pembelajaran Kooperatif Jigsaw.
(online), (http://one.indoskripsi.com,
diakses tanggal 22 Februari 2015).
Romlah, T. 2001. Teori dan Praktek
Bimbingan Kelompok. Malang :
Universitas Negeri Malang.
Silberman, M.L. 2006. Active Learning 101
Cara Belajar Siswa Aktif. Bandung :
Nuansa.
Slamet. 1988. Belajar dan Faktor-Faktor
yang Mempengaruhinya. Jakarta :
Rineka Cipta.
Soemanto, W. 2003. Psikologi Pendidikan.
Jakarta : Rineka Cipta.
Sudirman, N. 1991. Prinsip-Prinsip
Pengelolaan Sumber Belajar. Jakarta :
PT. Rineka Cipta.
Sudjana, N. 2010. Cara Belajar Siswa Aktif
dalam Proses Belajar Mengajar.
Bandung : Sinar Baru Algensindo.
Sugiyono. 2007. Metode Penelitian
Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R & D. Bandung :
ALFABETA.
Suhardjono, dkk. 2010. Penelitian Tindakan
Kelas. Jakarta : PT Bumi Aksara.
Sukardi. 1984. Metodologi Penelitian
Pendidikan Kompetensi dan
Praktiknya. Jakarta : PT. Bumi
Aksara.
Sukmadinata, N.S. 2008. Metode Penelitian
Pendidikan. Bandung : PT. Remaja
Rosdakarya.
Sulipan. 2007. Peran Kepemimpinan Kepala
Sekolah. (online),
(http://sulipan.wordpress.com, diakses
tanggal 25 Februari 2015).
Suparno, P. 2008. Riset Tindakan untuk

Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan |11

Anda mungkin juga menyukai