Anda di halaman 1dari 9

Laporan Akhir Perkuliahan Perkembangan Peserta Didik

OLEH :
1. Muhammad Izzul Islam Al Qorrosyai’
2. Nita Puspita Ningrum
3. Ainin Nadhiroh

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI GURU


LEMBAGA PENYELENGGARA TENAGA KEPENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
2023
BAB I

LATAR BELAKANG MASALAH

1.1 Latar Belakang Masalah

Peserta didik di Indonesia memiliki berbagai macam keunikan masing-masing.


Keunikan itu adalah kodrat yang dimiliki oleh peserta didik sejak lahir. Keunikan
itu dapat berdampak positif maupun negatif tergantung dimana peserta didik itu
tinggal disuatu lingkungan yang mempengaruhinya. Tak terkecuali yang terjadi
pada peserta didik yang berada pada lingkungan sekolah di SMA Negeri 2
Sidoarjo, Jawa Timur.

Pada saat melakukan kegiatan pembelajaran didalam kelas melalui diskusi,


banyak siswa tidak aktif dan partisipatif yang melakukan aktifitas yang
berdampak buruk dalam kegiatan pembelajaran yang dilakukan. Padahal
partisipasi merupakan elemen penting dalam proses pembelajaran (Darmawan,
Sriyono, & Egi, 2019). Beberapa diantaranya terkait penyebab siswa tidak aktif
dan partisipatif adalah penyalahgunakan Handphone untuk memainkan permainan
game, membuka instagram, whatsapp dan lain-lain. Selain itu, siswa juga
mengantuk dan cenderung tidak maksimal dalam menyimak dan memahami apa
yang diajarkan dalam kegiatan pembelajaran.

Peserta didik yang tidak aktif didominasi oleh laki-laki daripada perempuan.
Peserta didik laki-laki lebih mudah bosan, bersikap acuh dan ketika jam
pembelajaran berada di siang hari motivasinya berkurang karena lelah. Peserta
didik perempuan memiliki ciri yang sama tetapi lebih baik daripada laki-laki. Hal
ini dikarenakan para peserta didik laki-laki lebih atraktif dan berani untuk
bertindak daripada aktifitas yang dilakukan oleh peserta didik perempuan. Namun
adapula peserta didik yang aktif dan partisipatif dalam kegiatan pembelajaran
yang dilakukan didalam kelas.
Peserta didik yang aktif dan partisipatif didalam kelas tidak banyak. Terdapat
sekitar 4-6 orang. Peserta didik tersebut memiliki kemampuan yang berada diatas
rata-rata daripada teman sekelasnya baik cara komunikasinya, kemampuan
akademiknya dan sikapnya. Mengajukan pertanyaan sama dengan menunjukkan
pola pikir (Pratiwi, Wandiyah, Nuri, & Supeno, 2019). Kemampuan tersebut bisa
menjadi motivasi peserta didik tersebut agar selalu bisa fokus dalam mengikuti
kegiatan diskusi dalam kegiatan pembelajaran yang dilakukan didalam kelas.

Aktifitas yang dilakukan peserta didik sendiri terjadi karena banyak faktor
yang mempengaruhinya baik dari siswanya sendiri, lingkungan tempat belajarnya
maupun dari guru. Faktor utama adalah kondisi siswa (Izzah, 2022). Faktor
lainnya adalah karena siswa tidak termotivasi untuk belajar, gurunya tidak mampu
mengelola kelas, kondisi lingkungan sekolah yang kurang nyaman, aktifitas
pembelajaran yang monoton dan tidak ada minat untuk mempelajari materi
biologi yang disampaikan. Selain itu, adapula akibat sistem atau budaya yang ada
disekolah tidak cocok atau relevan bagi sebagian siswa yang memiliki
pemahaman, persepsi dan pola pikir yang dimilikinya. Oleh karena itu perlunya
peran guru untuk mampu meningkatkan aktifitas diskusi melalui partisipasi dan
aktif dalam kegiatan diskusi kegiatan pembelajaran.

Guru sebagai fasilitator harus mampu mengembangkan kompetensi pedagogi,


sosial, kepribadian dan profesional agar mampu menerapkan pembelajaran yang
membuat siswa mampu aktif dan partisipatif. Hal ini untuk mengurangi ciutnya
peran guru dalam pengembangan potensi peserta didik (Suarni, 2017). Guru harus
mampu membuka dan menutup pembelajaran, menjelaskan materi, mengarahkan
kegiatan siswa didalam maupun diluar kelas, menjadi pendengar yang baik, dan
memberikan atau menanamkan nilai-nilai yang bermakna sehingga apa yang telah
dilaksanakan dalam pembelajaran dapat dilakukan dalam kegiatan sehari-hari.
BAB II

ANALISIS PERMASALAHAN BERDASARKAN KAJIAN TEORI

2.1 Analisis Permasalahan Berdasarkan Kajian Teori

Permasalahan yang dihadapi di SMAN 2 Sidoarjo adalah keaktifan siswa dan


partisipasi siswa dalam kegiatan diskusi yang dilakukan dalam kegiatan
pembelajaran. Keaktifan siswa merupakan indikator keterlibatan dalam bentuk
sikap, pikiran, dan perbuatan (Suarni, 2017). Ketika pembelajaran berlangsung,
banyak siswa memiliki keraguan dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan yang
diajukan. Beberapa seperti merasa takut, kurang termotivasi, tidak minat, tidak
paham konsep materi dan tidak fokus dalam pembelajaran. Beberapa juga aktif
dan partisipatif dalam kegiatan pembelajaran yang dilakukan didalam kelas. Hal
ini merupakan ragam aktifitas dan fenomena yang terjadi di ruang lingkup
lingkungan sekolah SMAN 2 Sidoarjo, Jawa Timur.

Indikator siswa aktif mencakup :

1. Siswa aktif dalam mengajukan pertanyaan apabila ada materi yang tidak
dapat dimengerti
2. Terlibat dalam kegiatan diskusi
3. Aktif dalam bertanya
4. Aktif dalam menjawab pertanyaan (Izzah, 2022)

Mengacu pada indikator tersebut, kebanyakan peserta didik yang ada didalam
kelas tidak aktif. Hanya ada beberapa peserta didik 4-6 orang yang aktif. Peseta
didik didalam kelas cenderung tidak aktif karena berbagai macam faktor
diantaranya: menggunakan Handphone untuk keperluan selain kegiatan belajar
dan mengantuk kemudian tidur dibangku. Penggunaan Handphone untuk bermain
game, membuka instagram. Whatsapp, youtube, tiktok dan lain sebagainya.
Terdapat berbagai macam cara untuk mengatasi hal tersebut. Mendorong
untuk mendapatkan partisipasi dan keaktifan peserta didik dapat dilakukan dengan
berbagai cara antara lain:

1. Memberikan pertanyaan dan menanggapi respon peserta didik secara positif


2. Menggunakan pengalaman berstruktur
3. Menggunakan metode yang lebih melibatkan peserta didik (Darmawan,
Sriyono, & Egi, 2019)

Mengacu pada cara tersebut, cara yang tepat adalah bagaimana guru mampu
mengelola kelas yang meliputi media yang digunakan, cara penyampaian materi,
sumber belajar yang digunakan, pemilihan model, pendekatan, metode, teknik dan
taktik yang disesuaikan dengan kemampuan awal, potensi, minat, bakat dan
kondisi lingkungan serta fasilitas yang tersedia di sekolah SMAN 2 Sidoarjo.
Selain itu, pengelolaan kelas seperti tata letak tempat duduk, tata letak fasilitas
yang digunakan, pemilihan kelompok, dan berorientasi pada peserta didik juga
perlu dilakukan agar siswa dapat menjadi aktif dan partisipatif dalam kegiatan
pembelajaran yang dilakukan baik didalam kelas maupun diluar kelas.

Cara yang dilakukan lalu diimplementasikan oleh kelompok kami adalah


dengan memberikan pertanyaan konseptual dan kontekstual agar siswa
termotivasi untuk menjawab. Pertanyaan-pertanyaan tersebut telah dipilih dan
analisis terlebih dahulu. Tujuannya untuk mengukur keterampilan menjawab
siswa (Pratiwi, Wandiyah, Nuri, & Supeno, 2019). Ketika tidak ada siswa yang
berani menjawab, maka akan ditunjuk salah satu untuk mengemukakan konsep
atau pendapat. Hal ini dapat menyebabkan siswa merasa tertantang dan mau tidak
mau harus belajar dan fokus terhadap materi. Untuk siswa yang tidak
mendengarkan seperti bermain Handphone dan tidur didalam kelas akan ditunjuk
untuk menjawab pertanyaan dan diminta maju didepan kelas untuk
mengemukakakan pendapatnya. Hal ini berdampak positif agar siswa tidak
mengulangi perbuatan tersebut.
Hasil yang terjadi setelah melakukan implementasi cara yang telah kami
sepakati adalah berhasil. Peserta didik didalam kelas dapat aktif dan partisipatif
dalam kegiatan diskusi pembelajaran. Peserta didik memiliki motivasi, minat,
merasa memiliki tanggungjawab dan peran dalam proses pembelajaran, dan
pemahaman konseptual yang berkaitan dengan topik materi telah tercapai. Hal ini
terlihat dari lebih banyak siswa aktif bertanya, berpendapat, dan menjawab
pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh guru model. Lebih spesifik lagi, siswa
yang aktif bertanya, berpendapat, dan menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut
berasal dari peserta didik perempuan. Hal ini mungkin karena asumsi dan realitas
dalam kegiatan pembelajaran disekolah kebanyakan peserta didik perempuan
lebih ulet, sabar, dan rajin daripada peserta didik laki-laki.

Alasan menggunakan cara tersebut karena beberapa faktor. Faktor-faktor itu


antara lain:

1. Efisiensi waktu yang dibutuhkan mengingat PPL 1 PPG Prajab gelombang


2 hanya berlangsung selama kurang lebih 3 minggu disekolah dan
menyesuaikan kondisi dilapangan
2. Efektifitas yang kami lakukan dirasa yang paling baik karena apabila
menggunakan cara dengan memperbaiki pengelolaan kelas secara optimal
butuh waktu yang lebih. Bisa jadi kurang efektif
3. Kesepakatan dengan guru pamong
4. Padatnya kegiatan PPL 1 yang mengharuskan melakukan refleksi padahal
ada beberapa siklus yang belum dilakukan dalam tahap praktik
pembelajaran terbimbing
5. Adanya penguatan/kontruktif yang meningkatkan motivasi dan minat
peserta didik
BAB III

PRODUK YANG TELAH DIBUAT

3.1 Produk yang telah dibuat

Produk yang telah dibuat oleh kelompok kami untuk peserta didik di kelas 12
SMAN 2 Sidoarjo berupa pembelajaran yang lebih melibatkan siswa. Produk
tersebut berupa pembelajaran yang berorientasi pada peserta didik dengan
memberikan media berupa PPT yang menarik, memberikan pertanyaan konseptual
dan kontekstual, memberikan kesempatan peserta didik untuk bertanya dan
menyampaikan pendapat namun apabila siswa tidak ada yang menjawab maka
akan ditunjuk salah satu siswa untuk menjawab dan menyampaikan pendapatnya.
Langkah-langkahnya sebagai berikut:

1. Guru menjelaskan materi


2. Guru memberikan pertanyaan konseptual dan kontekstual
3. Guru memberikan ruang untuk diskusi dan tanya jawab
4. Guru melakukan refleksi bersama para peserta didik

Produk yang telah kami buat untuk masyarakat umum adalah berupa vidio
yang kami upload di channel tiktok agar dapat dilihat oleh banyak orang. Vidio
tersebut berisi tampilan vidio pembelajaran didalam kelas disertai teks dan suara
agar terlihat menarik dan mudah untuk dipahami. Selain itu, kami juga
mengunggah dalam bentuk infografis melalui aplikasi Canva agar produk yang
kami buat dapat mudah dipahami oleh pembaca yang bertipe visual.
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Permasalahan yang terjadi pada peserta didik di SMAN 2 Sidoarjo tentang


rendahnya keaktifan dan partisipasi peserta didik dapat diatasi dengan berbagai
macam cara. Diantaranya bagaimana guru mampu mengelola kelas yang meliputi
media yang digunakan, cara penyampaian materi, sumber belajar yang digunakan,
pemilihan model, pendekatan, metode, teknik dan taktik yang disesuaikan dengan
kemampuan awal, potensi, minat, bakat dan kondisi lingkungan serta fasilitas
yang tersedia di sekolah SMAN 2 Sidoarjo. Selain itu, pengelolaan kelas seperti
tata letak tempat duduk, tata letak fasilitas yang digunakan, pemilihan kelompok,
dan berorientasi pada peserta didik juga perlu dilakukan agar siswa dapat menjadi
aktif dan partisipatif dalam kegiatan pembelajaran yang dilakukan baik didalam
kelas maupun diluar kelas. Namun cara yang benar-benar di implementasikan oleh
kami adalah dengan cara memberikan pertanyaan yang konseptual dan
kontekstual karena tampilan media PPT yang menarikpun tidak bisa untuk
meningkatkan keaktifan dan partisipasi peserta didik. Selain itu, diberikan pula
pertanyaan kepada peserta didik, apabila tidak ada siswa yang menjawab maka
akan dipilih salah satu siswa untuk menjawab.

4.2 Saran

Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi penulis untuk


mengimplementasikan pembelajaran yang lebih baik kedepannya agar merdeka
belajar dan pendidikan abad 21 dapat terealisasi secara optimal dan berorientasi
pada peserta didik.
DAFTAR PUSTAKA

Darmawan, B., Sriyono, & Egi, G. (2019). Faktor-faktor yang mempengaruhi rendahnya
partisipasi belajar peserta didik SMK. Journal of Mechanical Engineering
Education, 206-219.

Izzah, F. N. (2022). Analisis faktor-faktor pemicu turunnya keaktifan siswa dalam proses
pembelajaran. Pensa E-Jurnal, 150-154.

Pratiwi, Wandiyah, N., Nuri, D., & Supeno. (2019). Analisis keterampilan bertanya siswa
pada pembelajaran IPA materi suhu dan kalor dengan model pembelajaran
Problem Based Learning. Jurnal Pembelajaran Fisika, 269-274.

Suarni. (2017). Meningkatkan keaktifan belajar siswa pada kompetensi dasar organisasi
pelajaran PKN . Journal of Physics and Science Learning, 129-140.

Anda mungkin juga menyukai